Kaila sedang memeluk Mamah juga Papahnya saat ini. Tadi Papahnya izin untuk pulang cepat karena anak dan menantunya akan pergi ke luar negeri. Ayah Melviano pun, Haidar ikut ke rumah Hendrik. Tadi mereka berdua pulang bersama.
“Mah, jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan, minum, mandi,” ucap Kaila masih dengan buliran air matanya yang mengalir di pipi.
“Iya Kai, kamu ini lagi nangis tapi ngomongnya lucu,” jawab Rania sambil mengusap air mata Kaila.
“Lucu apanya sih Mah? Lagi sedih banget ini.” Kaila menatap Papahnya saat ini.
Kaila memeluk Papahnya dan meminta maaf.
“Maafin Kaila, Pah, maaf sudah sering bikin Papah kesal. Jagain Mamah ya,” ujar Kaila memberikan pesan agar papahnya menjaga mamah tercinta.
“Pasti itu Kai, kamu juga harus berubah jadi dewasa. Jangan absurd, hormati suami, nurut sama suami.” Hendrik selalu memberikan nasihatnya agar Kaila bisa hormat dengan Melviano.
Saat ini Kaila sudah duduk di samping Melviano. Mereka sedang mendengarkan segala arahan yang diucapkan oleh pramugari. Melviano justru sibuk memasang headphone ke telinganya. Ia akan mendengarkan lagu dari Liam Payne.Kaila menatap jendela pesawat, ini pertama kali Kaila akan melakukan perjalanan jauh. Apalagi akan memakan waktu 20jam 30 menit baru akan sampai ke bandara California lebih tepatnya kota Los Angeles.Semua penumpang diminta untuk memakai sabuk pengaman terlebih dulu. Karena pesawat akan melakukan landing. Setelah posisi pesawat sudah stabil mereka diperbolehkan melepaskan sabuk pengaman.“Mel,” panggil Kaila.Melviano masih sibuk mendengarkan musik dari tadi sambil memejamkan matanya.“Meli ...,” panggil Kaila sambil memandang suaminya itu. Kalau dipikir-pikir Melviano ganteng banget sumpah. Tapi ... entahlah, kalau dekat dia bawaan emosi mulu.“Apa?” jawab Melviano mas
Setelah selesai makan disalah satu restoran. Melviano mengajak jalan ke daerah yang dekat-dekat area bandara saja. Mengingat mereka hanya transit selama 2 jam lebih.Setelah merasa waktu sudah dekat mereka kembali menuju bandara. Melviano memperlihatkan formulir yang tadi diisi saat ia keluar bandara. Kaila hanya ikut saja, ia nggak tahu apa-apa soal beginian.Setelah petugas mengecek semua dokumen yang diperlihatkan Melviano. Petugas mengizinkan mereka masuk dan menunggu pengumuman untuk menaiki pesawat kembali.Mendapat pengumuman dengan tujuan Los Angeles-California. Melviano menggandeng Kaila dengan erat. Gimanapun Kaila ini istrinya meski suka bikin darah tinggi.Mereka duduk kembali di kursi sesuai dengan nomor tiketnya. Tak banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Kaila. Ia hanya merasa badannya sakit semua seperti akan patah.“Lebih baik istirahat saja, perjalanan masih lama.” Melviano menyuruh Kaila agar istirahat.
Kaila merasa risih juga canggung melihat mertuanya sedang minum-minuman. Terkadang mereka saling bercumbu depan Kaila sambil cekikikan. Melihat itu semua membuat Kaila langsung pamit menuju kamarnya.Gila sumpah! Benar-benar gila! Sinting! Apakah mereka nggak malu berciuman depan Kaila begitu? Apakah mereka menganggap Kaila patung? Nggak habis pikir.Kaila juga memikirkan kemana perginya Melviano saat ini. Kaila melihat jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Kenapa ini mata nggak mau merem sih!Kaila langsung menghitung jam, di sini jam sebelas malam berarti indonesia jam satu siang. Kaila akan telepon Mamahnya. Dengan cepat Kaila langsung melongo saat hapenya mati. Bego! Kalau begini harus ganti kartu dulu. Bisa sih pakai kartu indonesia, tapi harus pakai jaringan wifi. Kaila yakin rumah ini ada wifinya tapi mana mungkin tanya password sama Mom. Malu lah.Tak inging pusing, Kaila mulai menghitung domba sampai ia merasa ngantuk dan tertidur.
Setelah mengatakan sesuatu lewat tulisan di telapak tangan. Cris langsung pamit pergi. Kaila hanya diam menyelesaikan makanannya.Kaila berjalan ke luar rumah menuju ke halaman rumah yang lumayan jauh. Di sana sudah ada Cris yang sedang berdiri.“Apa di sini ada kamera cctv juga?”“Tidak ada, ini yang jauh dari jangkauan kamera cctv.”“Kenapa rumah ini penuh kamera cctv, Cris?” tanya Kaila penasaran.“Karena tuan John pengusaha terkenal di kota ini, sudah pasti akan banyak musuh. Jadi rumahnya dijaga ketat seperti ini.” Cris menjelaskan tentang majikannya itu.“Maksudnya gimana, Cris?” tanya Kaila tidak paham.“Maksudnya, tuan John orang kaya dan pengusaha terkenal di kota Los Angeles, jadi sudah banyak musuh-musuh untuk menjatuhkan dia. Karena mereka akan melakukan apapun demi tuan John hancur, termasuk mencelakai orang-orang terdekat tuan John.”“Te
Setelah mandi, badan melviano merasa lebih segar juga rileks. Ia menatap istrinya yang masih saja tertidur.“Dasar kebo, suami pulang bukannya disambut malahan molor,” gerutu Melviano sambil mencari celana boxer yang akan ia pakai. Setelah ketemu Melviano langsung memakainya di sini saja. Lagian Kaila juga sudah tidur.Melviano dengan enaknya membuang handuk ke lantai. Ia langsung memasuki kakinya satu.“AAAAAAAARRRRRRGGGGG, APA ITU?!” teriak Kaila saat dirinya terbangun akibat pengin pipis.Sialan. Dengan cepat Melviano menaikan boxernya.“ITU APA?! APA ITU?! Kenapa gondal-gandil begitu?!” teriak Kaila langsung menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Napasnya langsung memburu sangat cepat. Kaila takut mau buka selimut nanti lihat itu, pokoknya itu! Nggak usah dijelasin.“Ngapain sih teriak-teriak, kaya kena kebakaran aja!” kesal Melviano melihat tingkah lebay istrinya. Lagian lihat begini sa
Pagi-pagi Melviano sudah duduk manis di ruang makan. Ia menantikan kedatangan Kaila. Ia sengaja hari ini datang ke kantor siang. Ia akan mengurusi istri kecilnya yang nakal dan bandel ini.Waktu sudah jam delapan pagi, sosok Kaila baru saja muncul dengan rasa tidak bersalahnya. Enak banget hidupnya, bangun siang begitu. Tidak bisa! Melviano harus bisa mengubah kelakuan kanak-kanak Kaila.“Ehem,” deham Melviano saat Kaila duduk di depannya.Kaila tetap tak peduli dengan apapun yang dilakukan oleh Melviano. Ia tetap sibuk membalik piring mengambil nasi juga lauk pauk dengan porsi banyak. Habis marah-marah semalam membuat energi terkuras banyak jadi harus isi energi.“Hari ini kita pindah,” ucap Melviano memperhatikan Kaila yang akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.Kaila langsung meletakan sendok yang akan masuk ke dalam mulutnya.“Pindah kemana?” tanya Kaila heran.“Apartemen.”&
Saat ini Melviano tertawa terpingkal-pingkal melihat Kaila menangis lebay seperti itu. Melviano sangat bahagia jika melihat Kaila menderita seperti itu. Rasanya puas, sangat puas.Rasakan kamu bocah kecil, enak tidak sendirian seperti itu? Hahahah, makanya jangan dekat-dekat sama Cris. Tidak menurut sih. Tawa Melviano kembali pecah setelah melihat aktifitas Kaila dari layar tabletnya. Ia sedang memantau kegiatan istri kecilnya itu. Alasannya sih sibuk kerja saat bilang sama Kaila, aslinya Melviano hanya duduk-duduk saja sambil mengawasi Kaila.Telepon Melviano berdering, Damian meneleponnya lagi. Ada apa sih.“Iya Dam.” Melviano masih memantau kegiatan Kaila dalam apartemennya dengan tablet yang dipegangnya.“Anabelle tadi meneleponku, meminta nomormu,” adu Damian teman dekat Melviano.“Untuk apa dia meneleponku?” tanya Melviano heran.“Sepertinya dia ingin mengajak kamu bersenang-senang malam ini.&r
Beverly Center Mal.Melviano langsung memasukan mobilnya ke parkiran VVIP. Mobil mahal jadi parkiran pun harus memilih yang mahal.Melviano mengajak Kaila menuju konter hape. Ia memilih hape dengan tipe terbaru. Kaila kali ini hanya diam saja tanpa protes sedikit pun. Mau protes gimana, kalau penjualnya ngomongnya bahasa inggris.Melviano selesai membelikan hape, ia langsung pergi ke salah satu toko terkenal di belahan dunia.“Sekarang kamu pilih.” Melviano memerintah Kaila agar memilih apa yang Kaila suka.Kaila melongo, ia nggak percaya bisa masuk toko branded seperti ini. Namun yang jadi pertanyaan Kaila saat ini. Harus banget belanja dalaman wanita begini? Lagian underware milik Kaila juga masih layak pakai.“Harus banget belanja underware?” tanya Kaila memastikan. Ya gila aja, malu belanja underware ditemani laki-laki begini. Meski hal seperti wajar di kota ini.“Ya.”“Tapi punyaku