Setelah mandi, badan melviano merasa lebih segar juga rileks. Ia menatap istrinya yang masih saja tertidur.
“Dasar kebo, suami pulang bukannya disambut malahan molor,” gerutu Melviano sambil mencari celana boxer yang akan ia pakai. Setelah ketemu Melviano langsung memakainya di sini saja. Lagian Kaila juga sudah tidur.
Melviano dengan enaknya membuang handuk ke lantai. Ia langsung memasuki kakinya satu.
“AAAAAAAARRRRRRGGGGG, APA ITU?!” teriak Kaila saat dirinya terbangun akibat pengin pipis.
Sialan. Dengan cepat Melviano menaikan boxernya.
“ITU APA?! APA ITU?! Kenapa gondal-gandil begitu?!” teriak Kaila langsung menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Napasnya langsung memburu sangat cepat. Kaila takut mau buka selimut nanti lihat itu, pokoknya itu! Nggak usah dijelasin.
“Ngapain sih teriak-teriak, kaya kena kebakaran aja!” kesal Melviano melihat tingkah lebay istrinya. Lagian lihat begini sa
Pagi-pagi Melviano sudah duduk manis di ruang makan. Ia menantikan kedatangan Kaila. Ia sengaja hari ini datang ke kantor siang. Ia akan mengurusi istri kecilnya yang nakal dan bandel ini.Waktu sudah jam delapan pagi, sosok Kaila baru saja muncul dengan rasa tidak bersalahnya. Enak banget hidupnya, bangun siang begitu. Tidak bisa! Melviano harus bisa mengubah kelakuan kanak-kanak Kaila.“Ehem,” deham Melviano saat Kaila duduk di depannya.Kaila tetap tak peduli dengan apapun yang dilakukan oleh Melviano. Ia tetap sibuk membalik piring mengambil nasi juga lauk pauk dengan porsi banyak. Habis marah-marah semalam membuat energi terkuras banyak jadi harus isi energi.“Hari ini kita pindah,” ucap Melviano memperhatikan Kaila yang akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.Kaila langsung meletakan sendok yang akan masuk ke dalam mulutnya.“Pindah kemana?” tanya Kaila heran.“Apartemen.”&
Saat ini Melviano tertawa terpingkal-pingkal melihat Kaila menangis lebay seperti itu. Melviano sangat bahagia jika melihat Kaila menderita seperti itu. Rasanya puas, sangat puas.Rasakan kamu bocah kecil, enak tidak sendirian seperti itu? Hahahah, makanya jangan dekat-dekat sama Cris. Tidak menurut sih. Tawa Melviano kembali pecah setelah melihat aktifitas Kaila dari layar tabletnya. Ia sedang memantau kegiatan istri kecilnya itu. Alasannya sih sibuk kerja saat bilang sama Kaila, aslinya Melviano hanya duduk-duduk saja sambil mengawasi Kaila.Telepon Melviano berdering, Damian meneleponnya lagi. Ada apa sih.“Iya Dam.” Melviano masih memantau kegiatan Kaila dalam apartemennya dengan tablet yang dipegangnya.“Anabelle tadi meneleponku, meminta nomormu,” adu Damian teman dekat Melviano.“Untuk apa dia meneleponku?” tanya Melviano heran.“Sepertinya dia ingin mengajak kamu bersenang-senang malam ini.&r
Beverly Center Mal.Melviano langsung memasukan mobilnya ke parkiran VVIP. Mobil mahal jadi parkiran pun harus memilih yang mahal.Melviano mengajak Kaila menuju konter hape. Ia memilih hape dengan tipe terbaru. Kaila kali ini hanya diam saja tanpa protes sedikit pun. Mau protes gimana, kalau penjualnya ngomongnya bahasa inggris.Melviano selesai membelikan hape, ia langsung pergi ke salah satu toko terkenal di belahan dunia.“Sekarang kamu pilih.” Melviano memerintah Kaila agar memilih apa yang Kaila suka.Kaila melongo, ia nggak percaya bisa masuk toko branded seperti ini. Namun yang jadi pertanyaan Kaila saat ini. Harus banget belanja dalaman wanita begini? Lagian underware milik Kaila juga masih layak pakai.“Harus banget belanja underware?” tanya Kaila memastikan. Ya gila aja, malu belanja underware ditemani laki-laki begini. Meski hal seperti wajar di kota ini.“Ya.”“Tapi punyaku
Melviano sampai apartemen dengan dada yang begitu bergemuruh. Ia nggak terima kalau nanti Kaila dijamah sama dua bangsat. Nggak pokoknya, nggak akan!Tujuan utama Melviano saat ini adalah wanita di kamarnya. Siapa lagi kalau bukan istri kecilnya yang hobi bikin darah naik. Melviano membuka pintu kamar, ia mendesah lega kalau Kaila sudah tertidur pulas.Dengan langkah lebar Melviano langsung menunduk di mana istrinya sedang tertidur.“Mel,” ucap Kaila yang merasa ada seseorang di hadapannya.“Iya,” jawab Melviano dengan suara berat.“Baru pulang?” Kaila langsung bangkit dan terduduk. Ia mencoba mencari kesadarannya.“Maaf,” ucap Melviano yang duduk di pinggiran ranjang. Matanya menatap Kaila dengan sangat intens.“Gapapa.”“Kamu mau tidur lagi?” tanya Melviano menatap sayu ke arah Kaila.“Iya.”“Kaila, boleh aku minta sesuatu
Melviano saat ini emosi tingkat kabupaten. Maksud Kaila apaan sih mengucapkan nama Cris sama nomor segala. Memangnya Melviano bodoh? Hellow tidak bisa! Lulusan S2 masa mau dibohongin sama anak bawang macam Kaila. Yang benar saja ferguso.Melviano menyuruh sekertarisnya untuk menghandle semua pekerjaannya hari ini. Melviano menelepon Sawyer agar langsung menuju ke apartemennya saat ini.“Halo Sawyer, tolong ke apartemen sekarang juga,” perintah Melviano terhadap orang kepercayaannya.“Baik Tuan.”Melviano kembali menyetir mobilnya dengan kecepatan penuh. Istri kecilnya mau macam-macam ternyata.Dua puluh menit sudah Melviano menghabiskan waktunya di jalan. Sepanjang perjalanan pun ia selalu mengumpat dari huruf A sampai Z.Dengan langkah yang begitu lebar, Melviano menempelkan kartu acces lift menuju unitnya.Ting.“Mel, jadi pulang?” tanya Kaila saat sedang mengepel lantai. Tadi sehabis
Suatu hal yang sangat Melviano takutkan saat ini terjadi. Sesuatu yang membuat jantung Melviano berdetak lebih cepat dari biasanya. Gimana nggak degdegan kalau ia bertemu dengan Addison. Orang yang sangat Melviano hindari. Apalagi saat ini ia bersama Kaila, tambah pusing sekaligus stres sudah saat ini.“Tumbenan kau sudah pulang kantor,” sapa Addison yang sedang mengantar adiknya.“Lagi nggak ada kerjaan saja,” jawab Melviano datar.Kaila hanya diam memperhatikan dua orang yang sedang berbicara yang nggak Kaila tahu apa artinya.“Dia istri kamu?” tanya Addison sambil melirik ke arah Kaila.“Bukan, dia hanya saudaraku yang dari Indonesia.”“Seriusan? Kalau begitu boleh dong, buat senang-senang aku malam ini,” ucap Addison sambil tersenyum miring.“Tidak bisa! Dia anak baik-baik. Kau cari wanita lain saja lah, apa perlu aku carikan untukmu?” Melviano langsung terlih
Melviano kali ini akan mencoba bersikap sabar menghadapi Kaila. Apalagi istri kecilnya lagi sakit jadi dia akan mode manja seperti ini. Kalau tidak sakit sudah Melviano banting juga saat ini. Kaila merengek minta gendong. Dengan terpaksa Melviano menggendong Kaila yang ingin melihat mansionnya saat ini. Padahal lagi sakit tapi jiwa ngeselinnya tetap ada, apalagi sehat lebih-lebih pengin lempar ke atas genteng.“Kok mansion kamu jelek, Mel,” ucap Kaila melihat mansion Melviano.“Enak saja, mahal ini.”“Temboknya acak-acakan begitu, ih.”“Bodoh, itu namanya shabby chic, jadi dekoran begitu.” Melviano geram dengan Kaila. Ini anak tahu desain interior nggak sih!“Kenapa nggak satu warna saja sih, Mel?”“Aku suka warna-warna cerah, makanya aku belikan underware warna cerah.”Glek ... Kaila langsung menelan ludahnya sendiri susah payah.“K
Setelah puas mengamuk di ruang tamu. Melviano langsung berlari menuju ke arah kamarnya yang terdapat Kaila. Dengan cepat ia membuka pintu yang sengaja Melviano kunci.Ceklek.“Mel,” sapa Kaila yang langsung mendapat serangan pelukan tiba-tiba oleh Melviano.Melviano justru langsung memeluk Kaila dengan sangat erat. Ia membekap tubuh mungil Kaila. Rasanya tidak ingin melepaskan tubuh kecil ini, Melviano nggak ikhlas jika ada yang menyentuh miliknya meski hanya seujung kuku pun. Tidak rela pokoknya!“Kaila, please jangan tinggalin aku,” ucap Melviano begitu sendu. Ia masih memeluk Kaila erat.“Kamu kenapa sih? Kesambet setan beneran ya? Aneh banget sih hari ini. Peluk-peluk aku dua kali.”“Jangan tinggalin aku, lupakan laki-laki yang kamu cintai, siapa pun itu,” gumam Melviano yang merasa sangat takut, entah kenapa ia sangat takut jika Kaila benar-benar pergi dari hidupnya. Meski ngeselin setidak