Semua Bab Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta: Bab 91 - Bab 100

301 Bab

Bab 91 - Shopping Part Two

Kaila saat ini hanya bisa gulang-guling saja di atas kasur. Ia bingung mau melakukan apa! Permen kapas yang dibeli pun hampir habis. Tenggorokan Kaila sudah mulai merasa sakit kebanyakan makanan manis.Petugas servis room datang membawa makanan yang dipesan suaminya tadi. Kaila memperhatikan petugas itu yang sedikit salah tingkah. Tidak ada obrolan sama sekali. Kaila hanya memperhatikan petugas itu sampai selesai menyajikan makanan di atas meja.“Excuse moi,” ucap petugas itu di depan pintu sambil menunduk.“Merci,” balas Kaila. Lagian Kaila hanya tahu bahasa Perancis hanya itu saja. Lainnya nanti saja belajar, menyusul.Kaila menghela napasnya, ia akan makan sendirian. Lagian suaminya masih di luar. Enggak mungkin banget dalam waktu dekat akan cepat kembali. Apalagi pergi bersama teman, bisa lupa waktu.Terpaksa Kaila menyantap makan pagi yang kesiangan. Kata orang namanya brunch. Selesai Brunch, Kaila bingung akan ngapain
Baca selengkapnya

Bab 92 - Shopping Part Three

Kaila dan Melviano turun dari taksi, mereka bergandengan tangan menyusuri jalan trotoar  untuk menuju ke pusat oleh-oleh kota Paris.“Bakalan kangen deh sama Paris nanti,” gumam Kaila pelan yang masih bisa didengar oleh MelMel.“Mau menetap di sini, hmm?” tanya Melviano menggoda.“Boleh juga, tapi aku juga pengin ke Turkey,” rengek Kaila manja.Melviano tersenyum jahil. “Udah enggak sabar honeymoon, ya?” bisik Melviano yang membuat Kaila menatap garang.“Apaan sih, orang pengin lihat balon udara yang banyak di sana, pemandangan Cappodocia bagus kalau aku lihat di instagram,” seru Kaila.“Kirain nggak sabar karena pengin honeymoon.”“Isssh, pikiran kamu tuh, ya.”Melviano terkekeh geli menatap Kaila yang misuh-misuh jika digoda seperti itu.Mereka berdua melanjutkan perjalanan ke toko pernak-pernik kota Paris. Kaila menatap bangunan y
Baca selengkapnya

Bab 93 - Malam Terakhir Di Paris

Setelah selesai makan malam, saat ini Kaila sedang bersender manja di dada bidang suaminya sambil mengusap perut kotak-kotak  yang saat ini menjadi candunya. Perut yang kalau dicubit rasanya susah sekali, tapi bikin orang yang melihat langsung berkhayal ke mana-mana. Perut idaman semua wanita, perut yang bikin Kaila tersenyum sendiri jika memegangnya.“Besok udah kembali ke Los Angeles, kamu bakalan sibuk kerja dan aku akan kesepian di mansion,” keluh Kaila sendu, ia tidak bisa membayangkan akan mati kebosanan jika menunggu MelMel pulang kantor.“Kan kamu banyak teman, banyak maid yang bisa diajak kamu ngobrol,” balas Melviano sambil mengusapi kepala Kaila dengan lembut.“Iya, tapikan beda saja rasanya. Mereka semua itu nggak asyik, semuanya kaku kayak kanebo kering, Mel,” tutur Kaila langsung membetulkan posisinya. Ia langsung duduk tegap menatap suaminya. Melviano hanya mengangkat alisnya sebelah ditatap Kaila begitu in
Baca selengkapnya

Bab 94 - Kembali Ke Los Angeles

Kaila mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Ia mengusap ranjang di sampingnya yang kosong. Kemana perginya MelMel? Mandi? Tapi Kaila tidak mendengar suara air. Kaila dengan cepat bangun, ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Kaila masih merasa ngantuk, tubuhnya terasa pegal-pegal seperti habis lari maraton. Semalam MelMel selalu minta coba lagi, coba lagi terus sampai Kaila  melambaikan tangan.Ceklek.Kaila menatap orang yang masuk, ternyata suaminya bersama seorang bellboy. “Pagi, sayang. Sudah puas tidurnya?” tanya Melviano sambil diikuti seorang bellboy di belakangnya.Bellboy itu menaruh berbagai menu makanan di meja dan menatanya begitu rapi. Kaila semakin menaikan selimutnya ke atas. Bellboy itu langsung pamit pergi setelah selesai. Kaila sedikit takut gara-gara waktu itu, di saat Melviano pergi dan hanya dirinya sendirian di kamar.“Kamu habis dari mana?” tanya Kaila tanpa menjawab
Baca selengkapnya

Bab 95 - Kaila Pingsan

Saat ini, mereka telah sampai di bandar udara Los Angeles. Kaila merasa penglihatannya kunang-kunang saat akan menuju mobil yang sudah menjemputnya.Bruukk."Kailaaaa!" teriak Addison yang berjalan di belakang Kaila.Melviano langsung menengok ke belakang saat mendengar nama istrinya dipanggil dengan sangat kencang. Ternyata Kaila pingsan di tangkap oleh Addison.Dengan sangat cepat, Melviano menggotong Kaila berlari menuju pusat kesehatan yang terdapat di bandar udara ini."Kaila ... please, ku mohon sayang, please bangun," gumam Melviano yang berlari cepat.Wajah pucat pasi Kaila membuat hati Melviano khawatir. Sejujurnya tadi Melviano selalu menanyakan kondisi Kaila yang pucat, namun Kaila selalu bilang tidak apa-apa.Setelah sampai, Kaila langsung dibaringkan di atas brangkar, Dokter jaga pun langsung segera memeriksanya.Dokter itu mengecek perut Kaila yang sedikit mengeras."Apa dia baik-baik saja, Dok
Baca selengkapnya

Bab 96 - Istirahat

Kaila langsung meninju perut suaminya itu dengan gemas. Lagian MelMel ada-ada saja. Masa Mom-nya dikatain sinting sih! Kan enggak boleh begitu, emangnya mau jadi anak durhaka yang nanti dikutuk jadi kodok."Kamu enggak sopan ngatain Mom begitu," tegur Kaila."Hehehe, bercanda doang sayang.""Tetap enggak boleh, emang mau dikatain anak durhaka?""Enggak mau.""Ya udah jangan begitu lagi.""Iya-iya, sayang. Tumben nih kamu dewasa," ledek Melviano sambil mengangkat tubuh kecil Kaila ala bridal style.Kaila terkejut kalau MelMel suka angkat tubuh tiba-tiba begini. Untung saja Kaila tidak punya riwayat sakit jantung."Mentang-mentang aku enteng, kamu suka seenaknya begini," gerutu Kaila sambil mengalungkan lengannya di leher MelMel."Siapa suruh punya tubuh enteng.""Terus aku harus gemuk?""Jangan, begini saja. Aku suka," bisik Melviano serak.Melviano membuka pintu kamarnya menggunakan kakinya. Ia langs
Baca selengkapnya

Bab 97 - Kesepian

Kaila masih terbengong saat ini. Ia masih anteng di atas kasur. Gerakan semangat akan mandi pun jadi menguap begitu saja.Kaila kembali merebahkan dirinya di atas kasur. Ia berguling-guling ke kanan dan kiri.Kaila langsung kembali duduk dan menatap pintu kamar yang sudah tertutup.Tak ingin berlama-lama seperti ini. Kaila langsung menuju kamar mandi, selesai dengan mandi dan mengenakan pakaian santai. Kaila langsung menuju ke ruang makan yang lebarnya seperti untuk orang hajatan saja.Kaila menyendok makanan dengan lesu, tak ada semangat untuk makan meski perutnya sudah meronta.Kaila meninggalkan makanan yang hanya diacak-acak itu. Ia menuju ke depan mencari Sawyer."Pagi, Sawyer," sapa Kaila ramah. Gimanapun Kaila harus ramah dengan Sawyer biar kalau pergi ke mana-mana gampang."Pagi, Nyonya.""Oh, iya. Hari ini tolong antarkan aku ke Apotek, bisa?""Ada sesuatu yang Nyonya butuhkan?" "Ada.""Biar
Baca selengkapnya

Bab 98 - Bumbu Rumah Tangga

Kaila merasa sangat sakit hati dengan sikap dingin suaminya itu. Entah apa yang merasukinya sampai-sampai pulang dari Paris membuat Melviano berubah.Perubahan yang ditunjukan Melviano begitu ketara sekali bahkan sangat signifikan.Kaila menduga kalau Melviano ini kesambet setan sungai Seine di Paris. Ceklek.Melviano keluar dari kamar mandi langsung menuju ke ruang wardrobe. Melviano memilih salah satu piyama yang dimilikinya.Tak ada tegur sapa di antara keduanya. Dan itu sangat-sangat membuat Kaila jengkel di tengah malam seperti ini."Mel," panggil Kaila berdiri menuju Melviano."Apa?""Kamu kenapa sih?!" tanya Kaila menatap sebal."Kenapa apanya?" Melviano bertanya balik."Kamu tuh ditanya bukannya jawab malahan balik nanya!" Kaila berbicara dengan nada tinggi."Lagian kamu tanya ada-ada aja" balas Melviano langsung berjalan menuju ranjang dan siap untuk tidur."Aku lagi bicara, Mel. Kenap
Baca selengkapnya

Bab 99 - Teman Baru Part One

Kaila mulai mengerjapkan matanya perlahan. Ia menepuk-nepuk sampingnya yang sudah kosong. Mata Kaila sudah terbuka sangat sempurna. Hape di atas nakas pun dengan rewelnya bergetar terus menerus.Kaila langsung mengambil hapenya. Keningnya mengeryit saat melihat id caller dari Riki."Halo," jawab Kaila sambil menahan selimut agar tidak melorot. Bahaya nanti bisa pada liat."Kemana aja sih, gue telepon dari subuh baru diangkat magrib," cerocos Riki kesal "Lebay banget lo, ini tuh masih pagi," sela Kaila langsung."Masih pagi gundulmu. Ini tuh udah jam sepuluh Kaila! Jam sepuluh!" teriak Riki kencang."Anjir, seriusan lo?" tanya Kaila sedikit kurang percaya."Kalau enggak percaya, lihat aja jam di hape lo," kata Riki kesal saat ini. Masalahnya Riki udah nunggu Kaila di kafe dari jam delapan pagi. Hitung sendiri ia menunggu berapa jam.Kaila langsung melihat jam di hapenya dan ternyata benar saja, sudah jam sepul
Baca selengkapnya

Bab 100 - Teman Baru Part Two

Kaila langsung menaruh hapenya di dalam tas. Ia menatap Riki dengan pandangan tidak enak."Rik, gue balik duluan, ya. Sopir saudara gue udah jemput di depan soalnya," ujar Kaila tidak enak."Hah, seriusan?"Kaila mengangguk."Yaudah kita balik bareng aja, gue nebeng lo, ya. Mayan irit ongkos.""Eh jangan, lo udah tau kalau saudara gue itu gak izinin kenal sama orang asing.""Tapi gue bukan orang asing, Kai. Gue ini teman lo lho." Riki terus mendesak ingin ikut. Kaila diam saja. Ia bingung mau jawab apaan. Kaila enggak mau ambil resiko dengan MelMel ngamuk nanti pulang kerja."Gue ongkosin deh," ujar Kaila."Tapikan enggak ada duit cash.""Gue ambil dulu, tadi ada atm kayaknya di sana," ujar Kaila mengingat melihat mesin atm di sekitaran kampus.Mereka berdua berjalan menuju ke mesin atm. Kaila mengambil beberapa lembar dollar dan diberikan ke Riki secara cuma-cuma."Makasih banyak ya, Kai." Rik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
31
DMCA.com Protection Status