Semua Bab CINTA yang TERSAKITI: Bab 11 - Bab 20

28 Bab

DUKA MENDALAM NATASYA

Ryan menulikan pendengaran dan mengunci mulutnya. Ia memejamkan mata mengabaikan tuduhan dari istrinya. Ia tidak peduli kalau Marsya akan menjadi semakin marah.Marsya menarik napas dalam-dalam, ia berhitung sampai 10 dalam hatinya. Namun, ia tidak berhasil mengendalikan kemarahannya atas sikap diam Raffael.Ditariknya lengan suaminya itu yang ia gunakan sebagai bantal. “Kenapa kamu selalu saja mengacuhkanku? Aku ini istrimu dan bukan patung!”Raffael dengan terpaksa membuka mata, ia menatap tepat mata Marsya dengan sorot dingin. “Aku sudah lelah dan ingin beristirahat! Pernyataan darimu tidak memerlukan jawaban yang mendesak karena itu hanyalah khayalanmu saja akibat dari rasa takutmu yang berlebihan.”Raffael kembali memejamkan mata, ia tidak peduli dengan suara tarikan napas Marsya yang berat. Ia hanya ingin melupakan kalau dirinya telah menikah dengan wanita yang bukanlah tunangannya.Marsya menjadi kalah sendiri karena dirinya diabaikan Raffael. Dibalikannya badan berjalan menuj
Baca selengkapnya

BAB 12 PEMAKAMAN

Natasya membuka mulut tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh Marsya. Bisa-bisanya wanita itu memberikan peringatan. ‘Dengar ya, Marsya! Jangan samakan diriku denganmu yang tega mengambil apa yang menjadi milik orang lain. Apa yang sudah terlepas tidak akan kupungut kembali,’Di ujung sambungan telepon terdengar bunyi suara gemerisik. Marsya menggeram marah mendapat sindiran menohok dari Natasya. Akan tetapi, ia tidak akan membiarkan direndahkan oleh Natasya.‘Dengar, Ca! Kamu memang pantas dibuang Raffa. Kamu itu hanyalah wanita yang lemah dan tidak berguna sama sekali,’ ejek Marsya di ujung sambungan telepon.Natasya mengeratkan pegangan pada ponsel. Ia sedang dalam kondisi emosi yang tidak stabil setelah tekanan emosi begitu besar. Ditambah kematian maminya yang mendadak.Ditariknya napas dalam-dalam kemudian ia hembuskan kembali dengan kasar. Ia tidak pernah menduga sahabat yang ia anggap bagai saudara kandung akan berkata seperti itu setelah pengkhianatan yang ia lakukan.
Baca selengkapnya

KEKACAUAN di PEMAKAMAN

Raffael merasa bersalah dalam hatinya dan ia ikut merasakan kesedihan Natasya. Disentaknya pelan lengan Marsya yang menggenggam dengan erat. Ia berjalan mendekati wanita yang masih ia cintai itu dan ikut berlutut di sampingnya. “Berhenti menyalahkan dirimu. Ca! Kamu sama sekali tidak bersalah.”Natasya mengusap air matanya dengan kasar, ia melepas kacamata yang dipakainya kemudian membalikan badan menatap Raffael tajam. “Mamiku meninggal karena menonton berita yang menayangkan pernikahanmu! Kamu sudah membuat mamiku meninggal! Kalian semua sangat jahat dan kuharap kau tidak akan pernah mendapatkan bahagia di atas penderitaan keluargaku.”Raffael tertegun di temptnya berdiri, ia tidak dapat mempercayai pendengarannya kalau ia salah seorang yang membuat mami Natasya meninggal dunia.“Maaf, Ca! Namun, aku sama sekali tidak pernah mengharapkan kematian Mami. Semua sudah menjadi garis hidup yang harus kita semua jalani, Ca! Kamu harus tahu tidak hanya kau saja yang bersedih atas meninggaln
Baca selengkapnya

BAB 14 TAK MUDAH UNTUK MEREKA SEMUA

Perlahan Marsya membuka matanya ia melihat ke arah Raffael dengan tatapan tidak suka. “Kaiau aku tidak berpura-pura pingsan kau pasti akan tetap di sana menemani Natasya! Kau tidak menghargaiku sebagai seorang istri dengan sengaja kau juga mempermalukanku!”Raffael mendengus dengan keras, ia memutar bola mata. Diabaikannya ucapan Marsya dengan keras ditutupnya pintu mobil, lalu masuk ke bagian depan dan duduk di balik kemudi. Diliriknya kaca spion untuk melihat apa yang dilakukan oleh Marsya.Setelah memastikan istrinya itu sudah memasang sabuk pengaman, ia pun menyalakan mesin mobil lalu menjalankannya meninggalkan areal pemakaman itu. Ia mengemudi dalam diam. Akan tetapi, tidak dengan hatinya yang sibuk memikirkan bagaimana keadaan Natasya setelah ia tinggalkan.“Kenapa kau hanya diam saja? Kau masih mencintai ia, bukan? Tidakah kau bersedia melupakannya demi anak kita yang sedang kukandung?” Tanya Marsya dengan suara lirih dan mata berembun.Raffael hanya diam saja, ia lebih memili
Baca selengkapnya

BAB 15 Ujian Kehidupan

Sontak saja Raffael menjadi terkejut mendengar berita itu, begitu pula dengan Marsya. Wajahnya terlihat pucat dan tegang. “Saya akan tetap mempertahankan kehamilan ini, sekalipun nyawa saya yang menjadi taruhan.”Ia tidak akan menggugurkan kandungannya demi apa pun juga. Seandainya ia tidak hamil, Raffael pasti akan mengajukan gugatan cerai, agar ia bisa kembali bersama dengan Natasya. Dan hal itu tidak boleh terjadi.Raffael melirik Marsya tajam, ia tidak ingin wanita itu membahayakan keselamatan nyawanya karena ia bisa saja hamil kembali suatu hari nanti.“Kau harus lebih mengutamakan dirimu sendiri! Bayi itu juga baru beberapa minggu usianya dan kau belum terikat batin dengan kuat.” Raffael memandangi wajah istrinya itu dengan dingin.Marsya balas menatap Raffael dengan marah. “Tentu saja kamu mengharap aku memilih diriku daripada janin dalam perutku. Biar kamu bisa kembali kepada mantan tunanganmu itu, bukan? Kamu memang tidak punya hati di saat istri sedang hamil dan bertaruh nya
Baca selengkapnya

BAB 15 Mimpi Buruk untuk Natasya

“Bapak tidak bisa melakukan hal seperti ini kepada saya!” sahut Natasya lemah.Sayangnya penjelasan Natasya tidak diterima karena memang pada laporan keuangan itu terdapat tanda tangannya sebagai pembuat.Dengan tubuh lunglai ia bangkit dari duduk. “Bapak sudah membuat keputusan yang terburu-buru tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang saya katakan. Semoga saja orang yang sudah mengubah laporan itu segera terbuka hatinya untuk mengaku dan menyesal.”Ia berjalan keluar dari ruangan bosnya dengan langkah gontai kembali ke ruang kerja. Natasya membereskan semua barang-barang lalu memasukan ke sebuah kardus. Tidak ingin berlama-lama begitu sudah selesai ia langsung pergi.“Natasya, kenapa kamu membawa barang-barangmu?” tegur salah seorang rekan kerjanya.“Saya dipecat,” sahut Natasya pelan.Sontak saja rekan kerjanya menjadi terkejut mendengar hal itu. Ia tidak percaya karena selama mengenal Natasya wanita itu tidak pernah membuat hal yang buruk.Tidak mau menambah masalah Natasya menjela
Baca selengkapnya

Kejahatan Marsya Terbongkar

Tenggorokan Natasya terasa kering denyut nadi di lehernya bergerak naik turun dengan cepat. “Baik, Bu!” Dibukanya pintu rumah ia mempersilakan kepada wanita pemilik kontrakan itu untuk menunggu di dalam.“Saya duduk di sini saja,” sahut wanita itu ketus.Natasya mengangguk, ia masuk rumah dan membiarkan pintunya terbuka lebar. Sesampai di dalam kamar, Natasya merosotkan badan duduk di lantai dengan air mata yang sedari tadi ditahannya tumpah.‘Ya, Tuhan! Mengapa begitu berat ujian yang kau berikan kepada kami?’ gumam Natasya pelan.Selama beberapa menit Natasya hanya duduk di lantai sambil menangis, tetapi ia kemudian tersadar ada papinya yang berada di rumah sakit. Dan juga pemilik rumah ini yang sudah tidak sabar mengusir keluar.Diusapnya dengan kasar air mata yang mengalir dengan punggung tangan. Ia bangkit berdiri mengambil koper besar di sudut kamar. Dirinya memasukan pakaian yang ada dalam lemari berikut barang-barang pribadi lainnya.Setelahnya, Natasya berjalan ke kamar papin
Baca selengkapnya

BAB 18 Jurang Pemisah

Marsya sontak saja menjadi terkejut mendengarnya. Ia tidak tahu bagaimana dan dari mana Raffael mengetahuinya. “Aku memang melakukan hal itu karena kau dengan diam-diam masih mencari keberadaan Ica! Kalau kau begitu membenciku kenapa setiap malam di tempat tidur kau selalu merayu dan menyentuhku?”Dengan mata menyala karena amarah, Marsya mendorong menjauh tubuh Raffael. Ia benci dirinya diperlakukan dengan begitu rendah. Dirinya manusia yang punya hati, walaupun ia sadar diri kalau sudah melakukan kesalahan dan mendapatkan Raffael dengan cara yang jahat.Raffael menatap Marsya dengan suara mendesis karena emosi, ia berkata, “Karena kau yang menawarkan dirimu! Mengapa aku harus menolaknya apa yang tersedia di depan mata?”Air mata Marsya langsung saja tumpah dengan suara tersendat karena isak tangis ia mengatakan kalau dirinya bukanlah wanita murahan. Ia pantas mendapatkan perlakuan sebagai seorang istri dari Raffael.Raffael membalikan badan dipukulkannya kepalan tangan pada dinding
Baca selengkapnya

BAB 19 Drama

Natasya langsung berlari memeluk papinya yang terbaring di atas ranjang. “Jangan pernah Papi berkaata seperti itu lagi! Papi akan masih lama hidup di dunia ini.”Papi Natasya mengusap lembut rambut hitam putrinya itu yang tergerai sampai punggung. Sebagai orang tua, ia merasa bersalah karena hanya bisa merepotkan saja.“Kalau kamu sudah lelah merawat Papi, kamu boleh pergi. Papi akan menemukan jalan untuk menghidupi diri sendiri.” Papi Natasya menatap putrinya dengan mata yang berkabut menahan air mata.Natasya menggelengkan kepala suaranya terdengar serak. “Papi bukanlah beban untukku dan aku tidak akan meninggalkan Papi sendirian demi apa pun juga! Kita pasti bisa mengatasi semua ini bersama-sama.”Terdengar suara kursi roda bergerak mendekat ke arah keduanya. “Aku tahu diriku ini sudah tua dan duduk di kursi roda, tetapi bukan berarti kalian harus mengabaikan posisiku sebagai suami dan menantu.”Natasya tertunduk merasa bersalah, ia sadar sudah membuat suaminya sakit hati. Pria itu
Baca selengkapnya

Bab 20 Pertemuan yang Mengejutkan

“Ra-Raffael! Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Natasya dengan suara tergagap dan mata membulat menatap tidak percaya kalau pria yang ia cintai berdiri di hadapannya.Sebersit rasa bahagia karena melihat kehadiran pria itu yang ternyata masih peduli kepadanya hinggap di hati Natasya.“Tuan, Raffael! Nyonya Marsya sudah sadar dan ia terus memanggil nama Anda,” seru wanita yang merupakan pelayan di rumahnya dan Marsya.Raffael melirik wanita itu dengan tajam ia mengatakan kalau dirinya akan segera ke ruang rawat Marsya.Tatapan Raffael kembali beralih kepada Natasya, ia dapat melihat cincin polos berwarna keemasan yang melingkar di jari manis mantan tunangannya itu.Melihat arah tatapan Raffael, Natasya mencoba untuk menutupi jarinya. Namun, Pratama justru menangkup tangan wanita itu hingga memperlihatkan cincin yang sama melingkar di jari pria itu.“Perkenalkan, saya Pratama, suami dari Natasya.” Pratama mengulurkan tangan ke arah Raffael.Raffael menatap secara bergantian Pratama d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status