Semua Bab Pembalasan Dendam Nona Dingin: Bab 51 - Bab 60

80 Bab

Aneh

Setelah mengantar Ziva pulang, Raka kembali ke rumah dengan hati yang berdebar. Di kamarnya, dia mondar-mandir, memikirkan cara untuk membujuk ayahnya, Brok, agar mengizinkan Ziva kembali ke kampus. Namun, dia tahu betapa ayahnya sangat membenci Ziva karena berita viral yang memalukan itu.Raka akhirnya mendapatkan ide. Dia memutuskan untuk meminta bantuan asisten pribadi ayahnya yang paling setia, Pak Ahmad. Dengan cepat, Raka menghubungi Pak Ahmad."Halo, Pak Ahmad," sapa Raka ketika telepon diangkat. "Saya butuh bantuan besar dari Anda."Pak Ahmad, yang sangat menghormati Raka, menjawab dengan sopan, "Apa yang bisa saya bantu, Tuan Raka?"Raka menarik napas dalam-dalam. "Saya ingin Anda menggunakan nama perusahaan diam-diam atas nama ayah untuk mencabut hukuman Ziva dari kampus. Jika Anda bisa melakukan ini, saya akan memastikan Anda mendapatkan kenaikan gaji dan saya akan selalu memuji Anda di depan ayah.""Ziva? Siapa itu Tuan?""Anda pasti kenal! Apakah anda tidak melihat video
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

Elang Timur

Setelah kelas selesai, Raka mengantar Ziva kembali ke toko roti. Di sana, Ziva segera melanjutkan pekerjaannya, melayani pelanggan dengan senyuman palsu dan sikap ramah. Raka membantu semampunya, menikmati setiap momen yang bisa dia habiskan bersama Ziva.Malam itu, Raka mengajak Ziva keluar. Mereka berjalan-jalan di kota, mengunjungi sebuah tempat yang teduh dan romantis. Hanya ada pejalan kaki di sekitar mereka, menambah suasana tenang dan damai. Mereka tiba di sebuah jembatan dengan kolam air kecil yang indah, penuh bunga dan lampu-lampu yang berkelap-kelip, menciptakan suasana magis.Raka menggenggam tangan Ziva dengan lembut. "Indah sekali, ya? Tempat ini selalu membuatku merasa tenang."Ziva memandang sekeliling, mencoba menampilkan senyum yang tulus. "Ya, tempat ini memang cantik. Terima kasih sudah membawaku ke sini, Raka."Raka mendekat, memandang mata Ziva dengan penuh cinta. "Ziva, aku benar-benar bahagia bisa bersamamu. Aku ingin kita selalu seperti ini."Ziva, meskipun ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

Ancaman Madam

Saat pulang, hati Raka selalu senang. Meskipun ibunya, Madam Maroon, selalu menunjukkan kecurigaan, ia berusaha menutupinya. Madam Maroon menyapa putranya dengan nada hangat namun tajam, "Bagaimana harimu, Raka?"Namun, sebelum Raka bisa menjawab, pintu rumah terbuka dengan keras. Ayahnya, Rob Echo, bersama anak buahnya, masuk ke dalam rumah dengan tubuh bersimbah darah. Madam Maroon panik namun tetap menjaga keanggunannya. Ia segera mengikuti suaminya ke kamar, meninggalkan Raka yang terbiasa melihat kekerasan ini tidak peduli. Pikirannya hanya terpusat pada hubungannya dengan Ziva.Di kamar, Rob diobati oleh dokter spesialis yang selalu siaga di rumah mereka. Madam Maroon berdiri di samping suaminya, wajahnya dipenuhi amarah yang tertahan."Aku akan membuat Eleanor membayar untuk ini," geram Madam Maroon.Rob mengangguk dengan marah. "Dia dan semua orang yang berani mengusik kita akan merasakan balas dendam kita."Sementara itu, di kamarnya, Raka memegang foto Ziva sambil menciumi-c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

Keinginan Maroon

Madam Maroon sedang memilih baju mahal di sebuah butik mewah. Sambil memeriksa kain sutra dan renda, auranya yang anggun dan berwibawa memancarkan kharisma yang membuat pelayan butik enggan mendekat. Saat ia sibuk dengan pilihannya, seorang wanita elegan dengan topeng hitam masuk ke butik tersebut. Itu adalah Eleanor.Dengan langkah yang penuh percaya diri, Eleanor mendekati Madam Maroon. Ia mengambil sebuah gaun dan mengamatinya dengan teliti, lalu berkata dengan nada halus namun penuh ancaman, "Perlahan-lahan, suamimu akan kehilangan kekuasaannya. Jangan bermain-main dengan elang."Madam Maroon mendengar ancaman itu dan berbalik menghadap Eleanor dengan tatapan tajam. "Kamu pikir kamu bisa menakut-nakuti aku dengan kata-katamu, Eleanor? Aku tidak gentar sedikit pun."Eleanor tersenyum tipis di balik topeng hitamnya, matanya bersinar dengan kejahatan. "Kita lihat saja siapa yang bertahan lebih lama, Madam Maroon."Kedua wanita itu saling berhadapan, aura dingin dan kuat masing-masing
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Demi Ziva

Madam Maroon dan Raka sedang duduk di ruang keluarga yang megah, dipenuhi dengan furnitur antik dan lukisan-lukisan mahal. Madam Maroon membuka percakapan dengan nada tenang namun tegas.Raka mengernyitkan dahi, menolak dengan tegas. "Ibu, aku tidak tertarik dengan perjodohan ini. Aku sudah punya seseorang yang kucintai."Madam Maroon menatap putranya dengan tajam. "Raka, ini demi kebaikanmu. Nanda berasal dari keluarga terhormat, dan ini akan memperkuat posisi kita."Raka berdiri, memperlihatkan penolakannya secara jelas. "Ibu, aku tidak peduli tentang posisi atau kekuasaan. Aku mencintai Ziva dan tidak ada yang bisa mengubah itu."Ketegangan di ruangan semakin meningkat. Pada saat itu, ayah Raka, Rob Echo, masuk ke ruang keluarga. Melihat situasi yang tegang, ia mencoba menenangkan keadaan."Raka, dengarkan Ibumu. Ayah kenal baik dengan keluarga Nanda. Ini akan menjadi aliansi yang kuat," bujuk Rob dengan nada yang lebih lembut.Raka menggelengkan kepala, semakin menunjukkan ketegas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Nanda

Ziva berjalan menuju kampus dengan langkah ringan. Namun, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya, dan beberapa pria bertopeng keluar, menyekapnya dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Ziva berusaha melawan, namun kekuatan mereka terlalu besar. Mereka menutup mulutnya dengan kain, membuatnya tidak bisa berteriak.Ziva terbangun di sebuah ruangan kosong dengan tangan terikat di belakang kursi. Ruangan itu dingin dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya lampu yang redup dari langit-langit. Pintu terbuka, dan Madam Maroon masuk dengan langkah elegan, diikuti oleh anak buahnya."Oh, kamu yang namanya Ziva, perempuan yang berani tidur dengan anak miliarder itu?" suara Madam Maroon terdengar penuh penghinaan.Ziva menatapnya dengan tatapan marah. "Siapa kamu?"Madam Maroon tersenyum sinis. "Aku adalah ibu Raka. Aku tidak akan membiarkan anakku terjebak oleh perempuan murahan sepertimu."Madam Maroon mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, mendekati Ziva dengan perlahan. "Kamu tahu, Ziva, Ec
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

Ketahuan

Di kantor besar dan megah, Rob Echo duduk di ruang meetingnya yang luas, siap untuk bertemu dengan klien baru. Pintu terbuka, dan Rob terkejut melihat siapa yang masuk—Nanda, calon menantunya. Dengan pakaian bisnis yang elegan, Nanda terlihat percaya diri dan berwibawa. Rob baru saja menyadari bahwa Nanda adalah CEO dari perusahaan besar yang baru saja bekerja sama dengannya."Pak Echo, senang bisa bekerja sama dengan Anda," sapa Nanda sambil mengulurkan tangan."Senang bertemu denganmu juga, Nanda. Saya baru tahu bahwa calon menantu saya adalah seorang CEO yang luar biasa," jawab Rob dengan senyum lebar.Pertemuan berlangsung lancar, dan mereka membicarakan berbagai peluang bisnis yang bisa mereka kembangkan bersama. Rob semakin yakin bahwa menjodohkan Raka dengan Nanda adalah keputusan yang tepat. Setelah pertemuan selesai, suasana menjadi lebih pribadi."Raka adalah anak yang baik dan pintar," kata Rob dengan bangga. "Dia memiliki masa depan yang cerah, dan saya yakin kalian berdua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

Terpaksa

Raka dan Nanda berjalan di dalam mall yang mewah, dikelilingi oleh etalase toko-toko mahal. Nanda tampak bersemangat, sesekali menarik perhatian Raka ke sebuah toko atau item tertentu."Raka, lihat gaun ini. Menurutmu bagaimana?" tanya Nanda sambil memegang sebuah gaun elegan.Raka hanya melirik sekilas dari ponselnya, "Iya, bagus," jawabnya tanpa antusias.Nanda mencoba untuk tetap positif. "Aku dengar ada restoran baru di sini. Mungkin kita bisa makan siang di sana?"Raka mengangguk sambil mengetik pesan di ponselnya, "Terserah kamu."Nanda menghela napas, merasa frustasi tapi berusaha tetap tersenyum. Mereka melanjutkan belanja, dengan Raka yang terus fokus pada ponselnya.Di rumah Raka, Nanda pamit pulang. "Terima kasih sudah menemaniku, Raka. Sampai jumpa," katanya dengan senyum."Ya, sampai jumpa," jawab Raka singkat.Begitu Nanda pergi, Madam Maroon langsung mendekati Raka dengan wajah marah. "Aku tahu dari anak buahku, kamu hanya fokus pada ponselmu tadi. Apa-apaan ini, Raka?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Berbohong

Setelah pulang meninggalkan Nanda di pesta, Raka segera berganti pakaian dan menuju toko Ziva. Mereka sudah berjanji untuk belanja bulanan kebutuhan kue dan roti. Ziva menyambutnya dengan senyum hangat ketika Raka tiba.Mereka berdua menuju toko perlengkapan kue dan roti, memilih berbagai bahan seperti tepung, gula, mentega, dan cokelat. Raka membantu Ziva mendorong troli dan sesekali mencandainya tentang pilihan bahan yang diambil."Jadi, kita akan mencoba resep baru hari ini?" tanya Raka dengan antusias.Ziva tersenyum, "Iya, aku punya ide untuk kue cokelat dengan isian stroberi. Kamu siap membantu?""Tentu saja, aku selalu siap!" jawab Raka dengan semangat.Setelah belanja, mereka kembali ke toko. Ziva berterima kasih pada Raka atas bantuannya. "Terima kasih sudah menemani belanja, Raka. Kamu selalu bisa diandalkan.""Sama-sama, Ziva. Aku senang bisa membantu," jawab Raka dengan tulus.Malam hari, mereka berdua mulai membuat adonan kue di dapur. Raka membantu Ziva mencetak adonan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Kapadokia

Madam Maroon berdiri dengan anggun di ruang tamu, menyerahkan tiket jalan-jalan ke Kapadokia kepada Raka dan Nanda. "Ini hadiah untuk kalian. Pergilah ke Kapadokia, nikmati waktumu di sana," katanya dengan senyum penuh makna. Raka terpaksa menerima tiket tersebut, sementara Nanda bersorak gembira, memeluk Madam Maroon dan berterima kasih.Raka kemudian menemui Ziva di toko sebelum keberangkatan. "Aku harus pergi keluar negeri untuk seminggu, ada tugas dari ayah," bohong Raka. Ia berjanji akan mengirim kabar. Ziva berpura-pura mengerti, meski hatinya penuh kecurigaan.Di bandara, Nanda tampak sangat bersemangat. "Aku tak sabar untuk melihat balon udara di Kapadokia! Ini akan menjadi liburan yang indah, Raka!" katanya, menggenggam tangan Raka dengan erat. Namun, Raka hanya memberikan senyum tipis, pikirannya tetap melayang ke Ziva.Ziva, dengan tekad kuat, membeli tiket ekonomi di penerbangan yang sama. Dia mengikuti dari kejauhan, memastikan tidak ada yang mengenalinya.Di pesawat, Nan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status