Share

Keinginan Maroon

Penulis: NaLaTu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-18 23:04:34

Madam Maroon sedang memilih baju mahal di sebuah butik mewah. Sambil memeriksa kain sutra dan renda, auranya yang anggun dan berwibawa memancarkan kharisma yang membuat pelayan butik enggan mendekat. Saat ia sibuk dengan pilihannya, seorang wanita elegan dengan topeng hitam masuk ke butik tersebut. Itu adalah Eleanor.

Dengan langkah yang penuh percaya diri, Eleanor mendekati Madam Maroon. Ia mengambil sebuah gaun dan mengamatinya dengan teliti, lalu berkata dengan nada halus namun penuh ancaman, "Perlahan-lahan, suamimu akan kehilangan kekuasaannya. Jangan bermain-main dengan elang."

Madam Maroon mendengar ancaman itu dan berbalik menghadap Eleanor dengan tatapan tajam. "Kamu pikir kamu bisa menakut-nakuti aku dengan kata-katamu, Eleanor? Aku tidak gentar sedikit pun."

Eleanor tersenyum tipis di balik topeng hitamnya, matanya bersinar dengan kejahatan. "Kita lihat saja siapa yang bertahan lebih lama, Madam Maroon."

Kedua wanita itu saling berhadapan, aura dingin dan kuat masing-masing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Demi Ziva

    Madam Maroon dan Raka sedang duduk di ruang keluarga yang megah, dipenuhi dengan furnitur antik dan lukisan-lukisan mahal. Madam Maroon membuka percakapan dengan nada tenang namun tegas.Raka mengernyitkan dahi, menolak dengan tegas. "Ibu, aku tidak tertarik dengan perjodohan ini. Aku sudah punya seseorang yang kucintai."Madam Maroon menatap putranya dengan tajam. "Raka, ini demi kebaikanmu. Nanda berasal dari keluarga terhormat, dan ini akan memperkuat posisi kita."Raka berdiri, memperlihatkan penolakannya secara jelas. "Ibu, aku tidak peduli tentang posisi atau kekuasaan. Aku mencintai Ziva dan tidak ada yang bisa mengubah itu."Ketegangan di ruangan semakin meningkat. Pada saat itu, ayah Raka, Rob Echo, masuk ke ruang keluarga. Melihat situasi yang tegang, ia mencoba menenangkan keadaan."Raka, dengarkan Ibumu. Ayah kenal baik dengan keluarga Nanda. Ini akan menjadi aliansi yang kuat," bujuk Rob dengan nada yang lebih lembut.Raka menggelengkan kepala, semakin menunjukkan ketegas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Nanda

    Ziva berjalan menuju kampus dengan langkah ringan. Namun, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya, dan beberapa pria bertopeng keluar, menyekapnya dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Ziva berusaha melawan, namun kekuatan mereka terlalu besar. Mereka menutup mulutnya dengan kain, membuatnya tidak bisa berteriak.Ziva terbangun di sebuah ruangan kosong dengan tangan terikat di belakang kursi. Ruangan itu dingin dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya lampu yang redup dari langit-langit. Pintu terbuka, dan Madam Maroon masuk dengan langkah elegan, diikuti oleh anak buahnya."Oh, kamu yang namanya Ziva, perempuan yang berani tidur dengan anak miliarder itu?" suara Madam Maroon terdengar penuh penghinaan.Ziva menatapnya dengan tatapan marah. "Siapa kamu?"Madam Maroon tersenyum sinis. "Aku adalah ibu Raka. Aku tidak akan membiarkan anakku terjebak oleh perempuan murahan sepertimu."Madam Maroon mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, mendekati Ziva dengan perlahan. "Kamu tahu, Ziva, Ec

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Ketahuan

    Di kantor besar dan megah, Rob Echo duduk di ruang meetingnya yang luas, siap untuk bertemu dengan klien baru. Pintu terbuka, dan Rob terkejut melihat siapa yang masuk—Nanda, calon menantunya. Dengan pakaian bisnis yang elegan, Nanda terlihat percaya diri dan berwibawa. Rob baru saja menyadari bahwa Nanda adalah CEO dari perusahaan besar yang baru saja bekerja sama dengannya."Pak Echo, senang bisa bekerja sama dengan Anda," sapa Nanda sambil mengulurkan tangan."Senang bertemu denganmu juga, Nanda. Saya baru tahu bahwa calon menantu saya adalah seorang CEO yang luar biasa," jawab Rob dengan senyum lebar.Pertemuan berlangsung lancar, dan mereka membicarakan berbagai peluang bisnis yang bisa mereka kembangkan bersama. Rob semakin yakin bahwa menjodohkan Raka dengan Nanda adalah keputusan yang tepat. Setelah pertemuan selesai, suasana menjadi lebih pribadi."Raka adalah anak yang baik dan pintar," kata Rob dengan bangga. "Dia memiliki masa depan yang cerah, dan saya yakin kalian berdua

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Terpaksa

    Raka dan Nanda berjalan di dalam mall yang mewah, dikelilingi oleh etalase toko-toko mahal. Nanda tampak bersemangat, sesekali menarik perhatian Raka ke sebuah toko atau item tertentu."Raka, lihat gaun ini. Menurutmu bagaimana?" tanya Nanda sambil memegang sebuah gaun elegan.Raka hanya melirik sekilas dari ponselnya, "Iya, bagus," jawabnya tanpa antusias.Nanda mencoba untuk tetap positif. "Aku dengar ada restoran baru di sini. Mungkin kita bisa makan siang di sana?"Raka mengangguk sambil mengetik pesan di ponselnya, "Terserah kamu."Nanda menghela napas, merasa frustasi tapi berusaha tetap tersenyum. Mereka melanjutkan belanja, dengan Raka yang terus fokus pada ponselnya.Di rumah Raka, Nanda pamit pulang. "Terima kasih sudah menemaniku, Raka. Sampai jumpa," katanya dengan senyum."Ya, sampai jumpa," jawab Raka singkat.Begitu Nanda pergi, Madam Maroon langsung mendekati Raka dengan wajah marah. "Aku tahu dari anak buahku, kamu hanya fokus pada ponselmu tadi. Apa-apaan ini, Raka?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Berbohong

    Setelah pulang meninggalkan Nanda di pesta, Raka segera berganti pakaian dan menuju toko Ziva. Mereka sudah berjanji untuk belanja bulanan kebutuhan kue dan roti. Ziva menyambutnya dengan senyum hangat ketika Raka tiba.Mereka berdua menuju toko perlengkapan kue dan roti, memilih berbagai bahan seperti tepung, gula, mentega, dan cokelat. Raka membantu Ziva mendorong troli dan sesekali mencandainya tentang pilihan bahan yang diambil."Jadi, kita akan mencoba resep baru hari ini?" tanya Raka dengan antusias.Ziva tersenyum, "Iya, aku punya ide untuk kue cokelat dengan isian stroberi. Kamu siap membantu?""Tentu saja, aku selalu siap!" jawab Raka dengan semangat.Setelah belanja, mereka kembali ke toko. Ziva berterima kasih pada Raka atas bantuannya. "Terima kasih sudah menemani belanja, Raka. Kamu selalu bisa diandalkan.""Sama-sama, Ziva. Aku senang bisa membantu," jawab Raka dengan tulus.Malam hari, mereka berdua mulai membuat adonan kue di dapur. Raka membantu Ziva mencetak adonan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Kapadokia

    Madam Maroon berdiri dengan anggun di ruang tamu, menyerahkan tiket jalan-jalan ke Kapadokia kepada Raka dan Nanda. "Ini hadiah untuk kalian. Pergilah ke Kapadokia, nikmati waktumu di sana," katanya dengan senyum penuh makna. Raka terpaksa menerima tiket tersebut, sementara Nanda bersorak gembira, memeluk Madam Maroon dan berterima kasih.Raka kemudian menemui Ziva di toko sebelum keberangkatan. "Aku harus pergi keluar negeri untuk seminggu, ada tugas dari ayah," bohong Raka. Ia berjanji akan mengirim kabar. Ziva berpura-pura mengerti, meski hatinya penuh kecurigaan.Di bandara, Nanda tampak sangat bersemangat. "Aku tak sabar untuk melihat balon udara di Kapadokia! Ini akan menjadi liburan yang indah, Raka!" katanya, menggenggam tangan Raka dengan erat. Namun, Raka hanya memberikan senyum tipis, pikirannya tetap melayang ke Ziva.Ziva, dengan tekad kuat, membeli tiket ekonomi di penerbangan yang sama. Dia mengikuti dari kejauhan, memastikan tidak ada yang mengenalinya.Di pesawat, Nan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Sandiwara Lagi

    **Di Pesawat:**Ziva duduk di kursinya di kelas ekonomi, matanya sembab dan perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Air mata terus mengalir di pipinya meski ia mencoba menahannya. "Kenapa hatiku jadi seperti ini?" pikirnya. Ia mencoba meyakinkan diri bahwa perasaannya pada Raka hanyalah pura-pura, namun kenyataannya, perasaan itu ternyata lebih dalam dari yang ia kira.Pesawat mulai lepas landas, meninggalkan Kapadokia dan semua kenangan pahit yang baru saja dialami Ziva. Ia menatap keluar jendela, melihat pemandangan yang semakin kecil di bawahnya, dan menangis lebih keras. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan perasaannya, meski awalnya ia hanya berniat memanfaatkan Raka.**Di Hotel:**Sementara itu, di kamar hotel mewah yang diterangi oleh cahaya lilin lembut, Nanda berdiri di depan cermin, mengenakan gaun tidur seksi yang sengaja ia pilih untuk malam ini. Ia bertekad untuk membuat malam ini menjadi malam yang tak terlupakan bagi Raka.Raka duduk di tepi te

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Kesalahan Kecil

    Hari pernikahan Raka dan Nanda tiba. Sebuah pesta pernikahan megah diadakan di sebuah gedung besar, dipenuhi dengan tamu undangan, dekorasi bunga yang indah, dan lampu-lampu yang gemerlapan. Raka berdiri di depan altar bersama Nanda, yang tampak anggun dalam gaun pengantin putihnya. Penatua mulai memimpin upacara pernikahan, dan suasana menjadi khidmat.Namun, tiba-tiba, pintu gedung terbuka dengan keras. Semua mata tertuju pada Ziva yang masuk dengan langkah tergesa-gesa, bersimbah darah dan memegang pistol. Bajunya koyak, dan wajahnya penuh luka."Kamu pilih dia atau aku?" teriak Ziva sambil menangis, matanya penuh dengan kemarahan dan kesedihan yang mendalam.Semua orang panik. Tamu-tamu berteriak dan berusaha menjauh. Nanda berdiri kaku di tempatnya, sementara Raka terlihat shock, air matanya mulai mengalir."Ziva, tolong hentikan! Apa yang kamu lakukan?" teriak Raka dengan suara yang serak dan putus asa.Ziva mengangkat pistolnya, mengarahkannya ke kepalanya sendiri. "Kalau kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Cintanya Raka

    Pagi itu, Ziva berolahraga di taman dekat rumahnya, mencoba untuk menghilangkan stres yang membelenggu pikirannya. Dengan napas teratur dan tubuh bergerak mengikuti irama, ia mencoba menenangkan diri. Namun, tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan pesan masuk. Ziva berhenti sejenak dan membuka ponselnya, melihat pesan dari Raka. Isi pesannya singkat tapi jelas: "Ziva, aku minta tolong, bisa kita bertemu?"Ziva ragu, namun entah mengapa, dorongan untuk menyelesaikan masalah membuatnya setuju. Mereka sepakat untuk bertemu di taman kota, tempat yang cukup ramai sehingga Ziva merasa aman. Ketika tiba, Ziva melihat Raka sudah menunggunya di bangku taman, wajahnya kusut dan penuh penyesalan."Maaf, Ziva," ucap Raka, suaranya serak. "Aku benar-benar minta maaf atas kejadian semalam. Aku… aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaanku. Kamu tahu betapa aku mencintaimu. Itu menghancurkanku melihatmu bersama orang lain…"Ziva menatap Raka dengan sorot mata yang penuh ketegasan. “Raka, kita suda

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Godaan

    Pagi hari, kota itu dipenuhi dengan suasana yang meriah dan glamor. Di sebuah gedung megah yang sering digunakan untuk acara-acara besar, sebuah pesta diadakan untuk merayakan kehamilan anak seorang pengusaha kaya. Pesta ini merupakan acara besar, yang menandai pengumuman jenis kelamin anak tersebut. Ruang pesta dihiasi dengan lampu kristal berkilauan dan bunga-bunga eksotis. Tenda putih yang elegan menutupi area luar, sementara di dalam, meja-meja panjang dipenuhi dengan berbagai hidangan mewah. Musik orkestra lembut mengalun, menambah suasana yang berkelas dan penuh kehangatan. Para tamu berpakaian formal, mengenakan gaun-gaun mewah dan jas-jas elegan, menikmati hidangan dan bersosialisasi.Brok, Leon, dan Ziva diundang ke acara tersebut. Namun, hanya Ziva dan Leon yang hadir. Raka dan Nanda juga hadir, meski suasana antara mereka terasa canggung. Raka, yang tidak bisa menahan emosinya, terus memandang Ziva dari kejauhan. Pesta semakin meriah saat pengumuman tentang jenis kelamin

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Leona

    Pagi itu, Ziva bangun lebih awal dari Leon, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela kamar mereka yang besar. Perasaan gelisah yang selalu ada sejak pernikahannya dengan Leon kembali menghantuinya. Dengan hati-hati, dia keluar dari tempat tidur, berusaha untuk tidak membangunkan Leon, lalu berjalan menuju kamar mandi.Sesampainya di sana, Ziva membuka seluruh pakaiannya, membiarkan air hangat dari shower mengalir di atas tubuhnya. Dia mencoba menenangkan pikirannya, merenungkan langkah-langkah yang harus dia ambil selanjutnya. Namun, ketika dia mendengar pintu kamar mandi terbuka, jantungnya langsung berdegup kencang.Leon masuk, matanya masih sedikit mengantuk, namun senyum kecil terlihat di wajahnya. "Pagi, sayang," katanya dengan suara lembut. Dia mendekati Ziva, niatnya jelas untuk bergabung dengannya di kamar mandi. Namun, ekspresi Ziva berubah seketika, tubuhnya menegang dan refleks menutupi dirinya dengan tangan.Leon berhenti di tempat, terkejut dengan reaksi Ziva. "Ad

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Dua Sisi

    Malam itu, setelah makan malam yang hangat namun sarat dengan keheningan penuh makna, Brok memanggil Ziva dan Leon untuk ikut dengannya ke sebuah tempat yang tak pernah mereka duga. Ziva, yang sudah mulai terbiasa dengan kejutan-kejutan dari Brok, mengikuti Leon dengan tenang namun penuh antisipasi. Mereka berjalan menuju perpustakaan pribadi Brok, sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan artefak antik. Di sini, suasana terasa tenang, hampir mistis, dengan cahaya lampu gantung yang memancarkan sinar lembut di ruangan. Brok berhenti di depan salah satu rak buku yang tampak biasa saja. Namun, saat dia menyentuh sebuah buku tua dengan sampul kulit, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Rak buku itu bergeser perlahan, memperlihatkan sebuah pintu rahasia di baliknya. Ziva menatap dengan takjub, sementara Leon tersenyum tipis, seolah sudah terbiasa dengan rahasia-rahasia ayahnya."Masuklah," kata Brok dengan nada tegas, mengisyaratkan mereka untuk mengikuti.Mereka melangk

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Menantu

    Seiring berjalannya waktu, Ziva semakin mengukuhkan posisinya sebagai istri Leon yang perhatian dan penuh dedikasi. Setiap pagi, Ziva bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, mengurus keperluan rumah, dan memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar. Brok semakin menyukai menantunya, merasa yakin bahwa Ziva adalah pilihan yang tepat untuk putranya.Leon dan Ziva sering menghabiskan waktu bersama, baik di rumah maupun di luar. Leon mengajak Ziva untuk berkenalan dengan para pengusaha dan rekan-rekannya, memperluas jaringan sosial mereka. Ziva selalu tampil anggun dan cerdas, memenangkan hati banyak orang dengan kepribadiannya yang menawan.Suatu hari, Leon mengajak Ziva untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis penting di sebuah hotel mewah. Di sana, mereka bertemu dengan banyak orang berpengaruh, termasuk beberapa mitra bisnis Brok. Leon merasa bangga memiliki Ziva di sisinya, melihat betapa mudahnya Ziva bergaul dengan semua orang."Ziva, kau benar-benar luar biasa. Kau membu

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Awal Rencana

    Acara pernikahan yang meriah telah usai, dan para tamu sudah mulai pulang. Leon dan Ziva akhirnya berada di kamar pengantin mereka. Ruangan itu dihias dengan indah, dengan lilin-lilin yang menyala lembut dan kelopak bunga mawar tersebar di seluruh tempat tidur.Leon masuk ke dalam kamar, sedikit gugup namun penuh harapan. Ia menutup pintu perlahan, membiarkan Ziva masuk terlebih dahulu. Ziva tampak cantik dalam gaun tidurnya yang sederhana namun elegan. Mereka berdua berdiri canggung di tengah ruangan, merasakan ketegangan yang manis namun aneh."Ziva, ini... adalah malam yang sangat spesial bagi kita," kata Leon dengan suara lembut.Ziva tersenyum, namun ada kelelahan yang jelas terlihat di matanya. "Leon, aku benar-benar lelah. Hari ini sangat melelahkan, dan aku butuh istirahat."Leon mengangguk, mencoba menyembunyikan kekecewaannya. "Tentu, aku mengerti. Kita bisa beristirahat malam ini."Mereka berdua naik ke tempat tidur, berbaring berdampingan namun dengan jarak yang terasa. Le

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Pernikahan Sah

    Pagi yang cerah di hari pernikahan Ziva dan Leon. Di rumah Ziva, suasana sibuk dan penuh kegembiraan. Ziva duduk di depan cermin besar di kamarnya. Seorang makeup artist profesional sedang merias wajahnya dengan teliti. Di sekitar Ziva, beberapa asisten membantu mengenakan gaun pengantin putih yang indah, lengkap dengan detail renda dan kristal. Bu Kiki dan beberapa teman dekat Ziva memberikan dukungan moral, membuat Ziva merasa lebih tenang."Ini adalah hari yang luar biasa, Ziva. Kau terlihat sangat cantik," kata Bu Kiki dengan senyum penuh kasih.Ziva tersenyum, meski ada sedikit kegugupan di matanya. "Terima kasih, Bu Kiki. Aku tidak bisa melakukan ini tanpa dukunganmu."Setelah selesai berdandan, Ziva berdiri dan melihat dirinya di cermin. Ia hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Gaun pengantin itu memeluk tubuhnya dengan sempurna, dan riasan wajahnya menonjolkan kecantikannya yang alami.Di sisi lain, Leon sedang bersiap di rumahnya. Ayahnya, Brok Bearpo, yang biasanya tampak

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Ancaman Serius

    Di sebuah ruangan yang penuh dengan kemewahan dan aura kekuasaan, Brok Bearpo, dengan tongkat emasnya, berdiri di depan Eleanor. Eleanor, seorang mafia kakap dengan aura yang tak kalah menakutkan, berdiri dengan anggun di hadapannya. Mereka saling menatap dengan mata penuh kewaspadaan.Brok membuka pembicaraan dengan nada sedikit meninggi, “Eleanor, meskipun kita memiliki perbedaan, aku ingin tetap profesional. Ini undangan pernikahan Leon dan Ziva.” Ia menyerahkan kartu undangan mewah itu dengan tangan kokohnya.Eleanor, yang sudah mengetahui rencana pernikahan ini melalui mata-matanya, menerima undangan itu dengan elegan. Ia membaca sekilas undangan tersebut sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke Brok. “Terima kasih, Brok. Aku sudah mendengar tentang rencana ini. Kau tahu, dunia kita memang kecil, ya?” ucap Eleanor dengan senyum tipis yang penuh arti.Brok mengangguk, walau matanya tetap tajam. “Memang, Eleanor. Aku harap kau bisa hadir dan melihat bahwa kita bisa menjalin hub

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Persiapan Pernikahan

    Hari itu dimulai dengan sinar matahari yang cerah menerangi kota. Leon dan Ziva memulai persiapan pernikahan mereka dengan penuh semangat. Mereka berdua pergi ke berbagai tempat untuk memastikan semua kebutuhan pernikahan terpenuhi. Leon, yang tampak sangat antusias, memastikan bahwa Ziva mendapatkan semua yang diinginkannya.Leon membawa Ziva ke sebuah butik gaun pengantin terkenal di kota. Di sana, Ziva mencoba beberapa gaun, dengan Leon yang memberikan pendapatnya dengan tulus.“Aku suka yang ini,” kata Leon, sambil menunjuk pada gaun putih sederhana dengan hiasan renda yang elegan. “Kau terlihat sangat cantik.”Ziva tersenyum malu-malu. “Terima kasih, Leon. Aku juga suka gaun ini.”Setelah memilih gaun, mereka juga memilih pakaian untuk Leon, memastikan semuanya serasi. Leon memilih setelan hitam klasik dengan dasi perak, yang membuatnya tampak gagah dan elegan.Selanjutnya, mereka pergi ke sebuah kafe untuk mendiskusikan tema pernikahan. Ziva menginginkan pernikahan yang sederhan

DMCA.com Protection Status