หน้าหลัก / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Big Boss / บทที่ 171 - บทที่ 180

บททั้งหมดของ Suami Bayaranku Ternyata Big Boss: บทที่ 171 - บทที่ 180

252

171. Saya Lelah dengan Masa Lajang Ini

“Velos, jangan pernah menyinggung wanita itu di hadapan Dan Theo. Kau tau sendiri, Dan Theo bisa marah bahkan terhadap kita!” ujar Kaelus memberi peringatan. Sang adik mengembuskan napas panjang. Sesaat dia lupa bahwa Dan Theo monster yang kejam. “Aku mengerti. Aku hanya khawatir padanya,” tutur Velos kemudian. Saat itulah, pria yang mereka bicarakan datang. Dia menyodorkan tumpukan dokumen ke meja, lalu duduk di kursi ujung. “Ini semua data mereka,” katanya.“Sebanyak ini?” Velos menyambar dengan seringai miring.Dan Theo menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. “Hanya data yang transparan dari luar. Tugas kalian mengumpulkan data taktis dari perusahaan cangkang tempat mereka mencuci dana. Mungkin di antara perusahaan itu, kita bisa menemukan sesuatu!”Kaelus meraih satu dokumen yang dibawa Dan Theo. Dia tersenyum miring begitu melihat isinya.“Hah! Masyarakat awam mungkin mengira mereka orang suci karena saking bersihnya. Tapi siapa sangka, orang seperti Logan Langford t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-30
อ่านเพิ่มเติม

172. Semua Orang Tau Kecuali Dirinya

“A-apa? Itu konyol!” Kaelus berkata sambil merapatkan alisnya.Rambut gondrongnya yang terikat ke atas, menunjukan telinganya yang merah. Semua orang bisa menerka bahwa saat ini Kaelus bohong. Hal itu pun memicu Annelies untuk terus menggodanya.“Ah … jadi kalian tidak ada hubungan apapun?” Wanita itu menaikkan sebelah alisnya.Kaelus berdehem, lalu menyambar tegas. “Memang kau pikir hubungan apa? Aku hanya tau wanita itu karena dia Sekretarismu!”“Baiklah, kalau begitu tidak masalah jika aku mengenalkan Nona Cloe pada Velos ‘kan?” sahut Annelies sengaja memancing.Dia beralih menatap lelaki berlesung pipi itu, lalu melanjutkan. “Nona Cloe juga akan hadir di acara lelang Yayasan Narrow. Kalau kau jadi datang, itu akan menjadi kesempatan bagus untuk bertemu dengannya. Tenang saja, aku akan mengatur pertemuan kalian secara alami.”“Kedengarannya menarik!” sambar Velos kemudian.Namun, bagi Kaelus yang sejak tadi berlagak cuek pada Cloe, langsung panik. Sifatnya dan Velos berbanding terb
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-30
อ่านเพิ่มเติม

173. Jangan Mengusik Wanitaku

“Tuan Kaelus? Ba-bagaimana Anda bisa ke sini?” Cloe tertegun melihat pria rambut gondrong itu.Bukannya menimpali, Kaelus malah meraih tangan Cloe dan menarik wanita itu ke sisinya yang lebih aman.“Kau baik-baik saja?” Pria itu bertanya.Namun belum sampai Cloe menjawab, Leon malah mencibir kesal. “Hah! Apa ini? Ternyata bajingan ini lagi?!”Ya, dia ingat jelas rupa Kaelus yang pernah bersitegang dengannya saat di restoran. Melihat pria itu melindungi Cloe lagi, sungguh membuat amarah Leon bertumpuk.“Cloe, kau pikir aku akan menyerah begitu saja dan membiarkanmu bersama lelaki berandalan kasar ini?!” decak Leon tak sadar diri.Dia melangkah dan berniat menghajar Kaelus dengan tinjunya.Kaelus bergegas menaik Cloe menjauh, lalu mendepak Leon sebelum lelaki itu mendekat. Leon yang mendapat serangan cukup keras, langsung terhuyung dan menatap mobilnya. Tapi dia dengan cepat berlari ke arah Kaelus seraya melayangkan pukulan tangannya. Kaelus yang tak sempat menghindar, membuat pipinya j
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

174. Lebih Baik Kau Mati Agar Semuanya Bisa Tenang!

‘A-apa yang terjadi padanya? Dengan siapa dia bicara?’ batin Kaelus menatap tegang. ‘Dia tidak bilang akan membunuhnya, tapi dia yang akan bunuh diri?’Pria itu tak berkedip menatap ekspresi Cloe yang kacau. Padahal selama ini dia selalu melihat wanita itu sebagai sekretaris yang ideal di sebelah Annelies. Wanita itu juga handal dalam pekerjaannya. Bahkan dari foto-foto di ruang tengah, sepertinya hidup Cloe selalu bahagia.Namun, Kaelus tak menyangka melihat sisi rapuh Cloe yang seperti ini.‘Apa yang sudah kau lalui sampai kau mengatakan itu? Apa orang yang menelepon adalah si brengsek tadi? Dia mengancammu?’ Kaelus bergeming penasaran.Dia ingin sekali menghampiri Cloe dan menanyakan itu langsung. Jika dugaannya benar, Kaelus bisa bertindak membereskan bajingan tadi. Saat kaki Kaelus hendak melangkah, tiba-tiba langsung urung karena melihat Cloe menyibak rambutnya frustasi. Bahkan wanita itu merosot ke bawah dan memegangi kepala seperti orang depresi.Kaelus tak tau dia sedang mena
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

175. Memangnya Kau Menganggap Pernikahan Ini Serius?

“Kenapa kau takut? Padahal kau tidak pernah memikirkan akibat tindakan bodohmu terhadap orang lain. Kau tau? Karena skandal busukmu, Daddy menyiksa Mommy sampai hampir mati seperti ini!” ujar Lewis mendengus murka.“Ti-tidak, Kak. Tidak … tolong ampuni aku. A-aku bersalah!” Samantha berkata dengan ekspresi buncahnya.Kedua tangannya memegang erat lengan Lewis, bahkan kukunya yang panjang sampai mencakar pemuda itu karena saking takutnya sang kakak mendorongnya ke bawah. Terlebih kakinya sudah tidak kuat menahan, Samantha berpikir dia akan jatuh.“Kak Lewis!” Gadis itu memberang hebat saat sang kakak semakin menekan tubuhnya ke depan.Namun, tanpa disangka seorang bodyguard malah mendatangi tangga darurat itu. Dia tertegun melihat Lewis yang mencekik Samantha dalam posisi yang bahaya.Dengan cepat, Bodyguard itu pun berkata, “Tu-Tuan Muda. Apa yang Anda lakukan pada Nona Samantha?”“Ma-maaf, saya menyusul ke sini karena Tuan Casper mencari Anda,” sambung Bodyguard tadi terbata.Fokus L
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

176. Maaf, Aku Tidak Bicara Pada Orang Gila!

“Kenapa jalang ini ada di sini?!” cibir Samantha sambil memicing sinis.“Kau sengaja membuntutiku? Kau pasti senang ‘kan karena Ayah memaksaku menikah dengan Paman Alexei. Aku tahu ini semua rencana licik Bibi!” sambung gadis itu pada Annelies.Ya, wanita yang datang memanglah Annelies Langford. Dia sengaja memesan dress baru untuk acara lelang di Yayasan Narrow. Tapi siapa sangka dia malah bertemu Samantha di sini? Bahkan gadis itu menginginkan gaunnya?!Alih-alih meladeni Samantha berdebat, Annelies justru berpaling pada pegawai butik. “Tolong siapkan dressnya. Saya akan membawanya sekarang,” tutur Annelies disertai senyum tipis.“Baik, Nona,” sambar pegawai tadi mengangguk hormat.Namun, Samantha yang merasa diabaikan semakin bertambah kesal. Dia menatap tajam dress yang diraih pegawai itu.Dengan nada ejekan, Samantha pun mendecak, “ck! Lagi pula apa bagusnya dress itu? Warna dan modelnya sangat tidak cocok untuk Bibi!”Annelies hanya merespon dengan seringai miring. Dia sudah me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

177. Aku Tidak Keberatan Menggendongmu

“Siapa yang menelepon, istriku?” Dan Theo bertanya. “Nona Cloe,” balas Annelies yang lantas menerima panggilan. Raut wajahnya berubah cemas usai mendengar ucapan Cloe dari seberang. Hal itu membuat Dan Theo jadi penasaran. “Tunggu sebentar, Nona Cloe. Saya akan meminta seseorang untuk menjemput Anda,” tutur Annelies kemudian. Usai panggilan berakhir, wanita itu kembali berpaling pada suaminya. “Apa Kaleus dan Velos sudah berangkat?” tanyanya. “Mungkin sekarang mereka sudah berangkat dari Ratz. Kenapa? Ada masalah?” sahut Dan Theo penasaran. “Tadi Nona Cloe bilang akan terlambat ke Yayasan. Mobilnya mogok di area pembangunan ulang De Forte. Aku khawatir, meski daerah itu sepi, tapi sangat rawan dengan kejahatan. Banyak anggota geng yang sering membuat keributan juga,” tukas Annelies menarik napas cekatnya. “Baiklah, aku akan menghubungi Kaelus untuk menghampiri Nona Cloe. Kebetulan daerah itu tidak jauh dengan jalur mereka,” balas Dan Theo membuat Annelies lega.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

178. Mengapa Dia Ingin Membunuhku?

Mengapa Dia Ingin Membunuhku? “Aish, sialan!” umpat Dan Theo dengan manik selebar cakram. Wajahnya amat tegang melihat mobil misterius tadi. Tanpa membuang waktu, Dan Theo bergegas lari menuju sang istri yang fokus pada ponselnya. Mungkin Annelies sedang menunggu kabar Cloe, sampai-sampai tak menyadari suara mesin mobil yang mengarah kencang padanya. Dari arah berlawanan, Dan Theo semakin mempercepat lajunya. Pria itu tak peduli apapun. Matanya hanya tertuju pada Annelies seiring kakinya yang berlari sangat cepat. ‘Brengsek!’ Dia kembali memaki dalam batin saat mobil tadi lebih dekat. ‘Aku mohon, aku mohon!’ Pria itu terus mengulangi kata-katanya seolah merapal mantra. Namun, dari sana pengemudi mobil gila itu bisa melihat Dan Theo yang berniat menyelamatkan istrinya. Orang itu merapatkan alisnya seraya mendecak geram. “Bajingan itu mau apa?! Dia ingin mati bersama wanita itu, hah?!” Kakinya menekan pedal gas semakin dalam seraya melanjutkan. “Baiklah, aku akan mengantar kalian
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

179. Lebih Dari Teman

“Katakan!” ujar Eugen saat menoleh pada anak buahnya. “Mobil itu baru saja melewati persimpangan Patung Wellness!” Mendengar itu, Eugen pun bangkit dan melihat monitor anak buahnya. Rekaman CCTV tadi diputar lagi. Raut wajah Eugen berubah tegas saat mendapati nomor plat mobilnya memang sama. “Jika melewati patung Wellness, mungkin dia menuju De Forte. Kita bisa menghadangnya jika dari Ratz!” tukas Eugen masuk akal. Dia berpaling pada anak buahnya yang lain. Dengan sorot tajam, Eugen pun memberi perintah, “kau tetap di sini dan cari tahu orang yang mengemudi mobil itu. Aku dan tim Q1 akan langsung ke lokasi. Tetaplah siaga karena aku bisa menghubungimu kapan saja.” “Siap, Tuan!” sahut anak buahnya tersebut. Eugen dan anteknya yang memiliki tindik di bibirnya segera keluar ruangan tersebut. Eugen menyiapkan senjata, sedangkan bawahannya memanggil anggota tim Q1 untuk bersiap. Mereka akhirnya pergi memburu orang misterius tadi dengan dua mobil. Eugen duduk di kursi samping pengemu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม

180. Aku Tidak Bisa Kehilangan Barang Ayah Lagi

Aku Tidak Bisa Kehilangan Barang Ayah Lagi “Velos!” Kaelus sengaja memanggil nama adiknya sebelum Cloe menjawab. Pria yang menguncir rambut gondrongnya itu tiba-tiba berjalan ke tengah Velos dan Cloe, hingga kaitan tangan mereka terlepas. Cloe hanya mengerjap, tapi Velos malah tersenyum karena tahu maksud kakaknya. Namun, bagi Kaelus senyum adiknya malam ini terlihat menyebalkan. Dengan tatapan tegas, Kaelus pun bertanya, “apa kau sudah bertemu Dan Theo? Aku tidak melihat mobilnya di tempat parkir.” “Oh … mereka parkir di luar, Kak. Tadi aku melihatnya,” sahut Velos kemudian. “Benarkah? Kalau begitu mari cepat masuk. Acara pasti segera dimulai ‘kan?” ujar Kaelus yang lantas memandu mereka masuk ke dalam. Cloe mengikuti dari belakang. Kaelus sengaja berjalan lebih maju karena ingin bicara dengan adiknya. Saat itulah dia bertanya, “kau mendapat kabar dari markas?” “Maksud Kakak markas Ratz?” sahut Velos yang lantas mendapat anggukan Kaelus. “Ya, saat perjalanan ke sini, aku me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
1617181920
...
26
DMCA.com Protection Status