Home / Romansa / Benih Haram Sahabatku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Benih Haram Sahabatku: Chapter 41 - Chapter 50

108 Chapters

Positif

Dua orang duduk dengan canggung. Cukup lama mereka terdiam hingga salah satu memulai pembicaraan. "Suami lu jam berapa pulangnya?" tanya Dimas gugup."Biasanya sore tapi kayaknya hari ini agak malam," jawab Reisa."Oh.""Kamu sendiri kapan pulangnya?"Nada suara Reisa terdengar ketus. Sudah sejak tadi papanya dan Nita pulang, tetapi Dimas masih saja betah berada di sini.Dimas hanya tersenyum saat disindir. Matanya lekat menatap wajah cantik di sampingnya."Enak ya nikah sama Andra. Gue liat lu bahagia.""Memang dia baik dari dulu," jawab Reisa jujur. Dimas mengangguk, padahal dalam hatinya sesak. Lelaki itu masih berat menerima kenyataan bahwa mereka tak akan pernah bersama. "Kalau gitu gue balik. Ntar Andra pulang bisa kena amuk."Dimas akhirnya mengalah dan berpamitan. Reisa mengantarnya keluar rumah."Baiknya gak usah datang ke sini lagi, Mas.""Terus, gimana kita mau ketemuan?"Dimas menatap Reisa dengan harap-harap cemas. Lelaki itu masih berpikir bahwa mereka akan menjalin s
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Romansa

"Masak apa, Rei?"Andra melingkarkan lengannya di pinggang istrinya dan memeluk erat dari belakang. Harum aroma tubuh Reisa membuatnya mabuk kepayang. Andra mengelus perut istrinya yang mulai membuncit. Ini memasuki bulan ke empat. Tubuh Reisa sendiri sudah sangat melar, padahal kehamilannya belum terlalu besar. "Biasa kesukaan kamu, nasi goreng sosis," jawab Reisa. Tangannya masih mengaduk nasi yang mengebul panas di dalam wajan. "Sosisnya dimasukkan sekalian aja disitu. Enak," bisik Andra di telinga Reisa. Hidungnya mulai menjelajah. Dari menghirup aroma rambut, sekarang beralih ke leher."Ndra! Jangan begini nanti gosong." Reisa menolehkan kepala, lalu mendapati suaminya sedang tersenyum nakal sembari mengedipkan mata."Biarin, mumpung cuma berdua," rayu Andra. Memang pagi ini rumah sepi. Inah pergi ke pasar bersama Susi diantar Tarno. Rendra sudah dua hari ini menginap di rumah kakeknya.Nita ingin sekali merasakan memomong bayi, karena sampai sekarang rahimnya masih kosong.
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Peluang

Bandara Soekarno Hatta pukul sepuluh pagi. "Hati-hati."Begitulah kata yang terucap di bibir Reisa saat mengantar Andra ke bandara. Setitik air matanya menetes. Rasa haru berkecamuk di dada. Sekalipun hanya sebentar, sebenarnya wanita itu belum benar ikhlas melepas kepergian suaminya. Andra memeluk dua orang yang paling dia sayangi saat ini dengan erat. Dia mencium lembut kening Reisa sembari menggendong Rendra. Bayi itu malah senang karena digelitik papanya. "Ndra," lirih Reisa. Dia tak rela melepaskan sang suami pergi. Tak perduli banyak mata memandang.Wisnu dan Nita hanya bisa memperhatikan perpisahan yang cukup mengaharukan ini."Lu di rumah papa aja dulu sementara waktu. Biar ada temannya." Andra berbisik di telinga Reisa."Gue gak tega lu sendirian."Reisa mengangguk. Sudah menjadi kesepakatan selama satu bulan ini mereka akan pindah ke rumah papa. Andra tidak bisa membiarkan istri dan anaknya tinggal berdua tanpa ada keluarga yang menemani. "Dah, Ma!" Andra berjalan menja
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Dekat Kembali

Bel pintu berbunyi. Terburu-buru Inah segera membukakan pintu. "Cari siapa?"Inah bertanya penuh selidik saat mendapati seorang lelaki di balik pintu. Rasanya dia kenal. Lalu wanita paruh baya itu teringat bahwa itu sepupunya Nita yang waktu itu datang ke sini bersama Wisnu."Reisa ada?""Keperluan?" tanya Inah lagi. "Bilang saja ada Mas datang.""Apa sudah janji?"Dimas mengumpat dalam hati. Ini pembantu tidak sopan sekali. Ada tamu datang bukannya disuruh masuk, malah ditanya macam-macam. Inah sendiri sudah diberikan mandat dari Andra supaya tidak menerima tamu sembarangan. Tuannya tidak mau terjadi hal buruk kepada selama dia tidak ada."Silakan masuk. Sebentar saya panggilkan Non Reisa."Inah membuka pintu lebar-lebar, lalu ke dapur menyuruh Susi membuatkan minuman. Setelah itu dia mengetuk pintu kamar Reisa, yang sedang tertidur bersama putranya."Apa, Bik?" Wajah Reisa tampak kusut saat membuka pintu. Rambutnya acak-acakan dan terlihat masih lemas."Anu, Non. Ada tamu di depa
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Kecewa

"Sorry. Gue gak bisa pulang." Reisa melempar ponselnya di sofa. Dia sudah menunggu sejak tadi pagi. Weekend ini harusnya mereka berkumpul di rumah. Reisa sudah berbelanja di pasar. Dia bahkan memilih langsung ikan segar, yang akan dimasak untuk menyambut kedatangan Andra. Semua kacau saat Reisa mendapatkan telepon itu tadi pagi. Andra tidak bisa pulang. Ada meeting internal dengan beberapa investor di sana.Tadinya Reisa dan Rendra ingin menyusul, tetapi dilarang. Kata Andra jadwal cukup padat. Bahkan hari libur pun mereka lembur. Suaminya berjanji kalau hotel baru sudah launching, mereka akan dibawa serta.Ini minggu pertama Andra ditugaskan di sana. Harusnya Reisa mengerti bahwa di awal-awal tugas, suaminya pasti sibuk sekali.Hanya saja Andra sendiri yang mengatakan akan pulang. Betapa dia sangat merindukan mereka berdua, begitulah yang selalu Andra katakan setiap menelepon di waktu senggang."Dek, papa gak bisa pulang."Reisa berbisik di telinga Rendra yang sedang tertidur. Ras
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bertemu Bimo

Dimas menunjuk sebuah pakaian bayi yang dipajang di sebuah etalase toko."Ini bagus ya, Rei. Lucu."Hari ini mereka keluar berjalan-jalan. Berempat, tetapi Nita memilih untuk membawa Rendra ke arena bermain khusus anak-anak. Sehingga Reisa dan Dimas akhirnya memutuskan untuk berjalan mengitari mall."Iya, kekinian. Sekarang baju bayi sama anak-anak banyak model terbaru."Mereka masuk ke toko dan melihat-lihat . Keduanya bertukar pendapat mengenai baju mana yang pantas dipakai bayi Reisa jika nanti hari lahir tiba. "Beli satu, deh. Ini lucu banget."Dimas mengambil sebuah baju model princess dengan motif bunga-bunga."Ih, engga boleh. Nanti aja kalau udah tujuh bulanan," larang Reisa saat lelaki itu hendak membawanya ke kasir."Kenapa?" Dahi Dimas berkerut. Baginya tak masalah membeli baju apa pun asalkan cocok dan budget-nya ada."Kata orang-orang pamali. Nanti tunggu tujuh bulan." Reisa menjelaskan.Dimas mengangguk. Selama ini dia tidak tahu, belum pernah merasakan. Istri saja belu
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Papa Datang

"Andra!"Reisa terbelalak saat mendapati suaminya muncul di depan pintu. Ini Selasa dan hari kerja. Namun, Andra memilih untuk pulang ke rumah sebagai ganti hari liburnya yang dipakai untuk meeting bersama klien. "Rei...."Mereka berpelukan lama sampai lupa masuk. Inah yang tergesa-gesa keluar hendak membuka pintu, menjadi speachless saat melihat tuan dan nonanya saling melepas rindu. Diam-diam dia kembali ke belakang tanpa sepengetahuan mereka. "Kok gak bilang mau pulang?""Sengaja, biar lu kaget.""Ih.""Cium, dong."Andra menyodorkan bibir yang dibalas Reisa dengan tepukan di pipi. Andra langsung cemberut saat ditolak. Reisa mengambil tas suaminya dan meletakkan benda itu di kursi.Setelah itu Reisa menarik tangan Andra, dan membawanya menuju kamar putra mereka. Rendra pasti senang kalau melihat papanya datang. "Sttttt."Reisa meletakkan telunjuk di bibir. Rendra sedang tertidur setelah tadi puas bermain. Setelah jalan-jalan bersama minggu lalu, dia tidak menginap di rumah papa
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Cemburu

Brak!Reisa terkejut saat mendengar sebuah benda diletakkan di meja dengan kasar. Dia sedang menuang sayur di mangkuk. Wanita itu menoleh dan mendapati suaminya tampak kesal. "Kenapa, Ndra?" Reisa bertanya dengan wajah kebingungan. "Ada telepon buat lu."Andra menunjuk ponsel itu dengan hati yang panas. Dia cemburu. "Oh, biarin aja. Masih masak."Reisa kembali fokus ke kompor untuk menyelesaikan pekerjaannya. "Kayaknya penting, sampai sepuluh panggilan tak terjawab." Reisa mendelik. Dia meletakkan mangkuk berisi sayur di meja dan mengambil ponselnya. Wajah wanita itu memucat saat melihat di riwayat panggilan.Kenapa Dimas harus menghubungi di saat seperti ini, batinnya. "Oh, mungkin ini agen asuransi," kata Reisa tenang. Andra baru saja pulang dan dia tak ingin ada pertengkaran. Mendengar itu, kini Andra yang memucat. Dia tahu persis si penelepon itu. Lelaki merasa itu kecewa kenapa istrinya harus berbohong."Emang kamu ada ikutan asuransi kayak gitu?"Andra berpura-pura tidak
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Kenangan

[Rei, kok gak datang Nak. Papa kangen cucu]Andra tersenyum saat membacanya. Ternyata Wisnu yang mengirimkan pesan.Reisa sudah pucat pasi saat melihat Andra membuka ponsel. Wanita itu menarik napas lega saat melhat ekspresi wajah suaminya yang sembringah. "Kenapa, Ndra?" tanya Reisa. Dalam hati berdebar-debar takut Dimas yang mengirimkan pesan lagi."Ini papa nanyain. Kok kamu gak dateng ke sana? Kamu gak ngabarin, ya?"Andra mengerling wajah istrinya. Sekilas Reisa tampak terkejut. Namun, wanita itu cepat-cepat mengendalikan diri."Udah sama Nita. Mungkin maksud papa suruh nginap di sana lagi," jawabnya.Reisa meletakkan piring-piring kotor di wastafel dan membersihkan meja makan. Nanti Susi yang akan mencucinya."Jadi?""Besok saja kali. Kan kamu baru dateng. Lagian repot, harus banyak bawa barang adek.""Gak boleh gitu. Kan ngeliat orang tua.""Minggu lalu kan udah juga. Papa sih gak mau diajak jalan, coba kalau mau, kan seru.""Kalau kalian shopping kita memang males nemenin. La
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Permohonan Maaf

Andra sudah bersiap-siap untuk berangkat pagi. Sekalipun off selama tiga hari, dia tetap akan mendatangi hotel dan bertegur sapa dengan para karyawan. Ada juga beberapa barang yang akan dia ambil di ruangan."Jadi berangkat?"Reisa bertanya saat mengantar Andra di depan. Wanita itu sedikit kecewa saat tadi malam sebelum tidur, suaminya berkata akan pergi kerja sebentar."Iya. Siang aku pulang." Andra mengecup kening Reisa. Setelah menghabiskan dua mangkok bubur ayam buatan istrinya, lelaki itu merasa lebih bersemangat saat akan berangkat.Sebenarnya Andra menginginkan asupan nutrisi yang lain. Namun melihat kondisi fisik Reisa yang gampang kelelahan, niatnya urung. Mobil Andra melaju kencang meninggalkan rumah. Memakan waktu sekitar satu jam jika di jalanan tidak terjebak macet. "Loh, Pak Andra."Para karyawan menatapnya heran ketika melihat langkah kakinya memasuki kantor. Andra menyapa satu per satu dengan ramah, lalu memencet tombol lift menuju ruangannya."Bapak?"Andra terseny
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status