Home / Romansa / Benih Haram Sahabatku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Benih Haram Sahabatku: Chapter 61 - Chapter 70

108 Chapters

Keyakinan

Pukul 00.30 WibGuyuran air terdengar dari kamar mandi. Andra membasuh seluruh tubuhnya dengan sabun. Lelaki itu benar-benar membersihkan diri sehingga cukup lama berada di kamar mandi. Sebelum mandi, Andra sempat membalut selimut ke tubuh istrinya. Reisa langsung tertidur setelah di gempurnya habis-habisan. Reisa sudah tak dapat bergerak. Begitu Andra selesai, wanita itu langsung memejamkan mata. Suara dengkur halusnya terdengar indah.Andra mematikan shower, lalu memakai handuk. Lelaki itu keluar dari kamar mandi dan memilih baju di dalam lemari.Andra melirik ke arah boks bayi. Rendra tertidur lelap. Paling sebentar lagi anak itu terbangun dan minta susu. Untunglah Inah sudah menyiapkan semua keperluan itu di dalam kamar. Sepertinya malam ini Andra yang akan membuatkan susu botol. Dia tak tega harus membangunkan istrinya yang sudah terlelap.Pantas saja wajah Reisa memucat. Bangun di tengah malam dan menyusui ternyata cukup melelahkan. Kasihan istrinya.Selama ini Andra sibuk be
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Keputusan Andra

Andra melirik jam tangan. Sudah hampir setengah jam dia duduk di sini. Namun, orang yang ditunggu belum muncul juga."Sorry, Pak Andra."Andra menoleh saat orang yang dinantikannya datang. Dia mempersilakan duduk dan menyodorkan menu. Mungkin mereka akan berbicara santai dulu, sebelum memulai ke pokok pembicaraan. Andra tidak mau terburu-buru. Dia masih melihat peluang sebelum nantinya akan memilih pembeli. Ada banyak telepon yang masuk. Namun, lelaki itu harus memastikan rumah itu jatuh ke tangan orang yang tepat."Makan aja dulu. Saya juga gak buru-buru. Santai."Andra meneguk minumannya sambil melihat si notaris memilih menu. Dia mengambil ponsel dan membaca beberapa pesan masuk. Lelaki itu juga mengintip email yang menumpuk karena sebagian belum dibacanya."Gimana hotel, Pak? Lancar?"Seorang pelayan datang menghampiri meja mereka dan mencatat pesanan. Andra ikut menambah menu untuk dirinya sendiri. Hanya cemilan ringan karena tadi sudah makan di rumah. Sementara si Notaris memil
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Final

Beberapa orang di ruangan itu tampak terkejut, saat Andra membuka pintu dan mengambil tempat duduk di kursi kebesarannya. Lelaki itu bersikap santai sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman.Andra mengeluarkan laptop dan mulai mengerjakan sesuatu. Morning session adalah rutinitas yang dilakukan oleh para petinggi hotel, sebelum memulai aktivitas di setiap harinya. "Kapan datang, Ndra?" tanya salah seorang di antara mereka. Andra mendongak untuk melihat siapa yang berbicara. Om itu adalah salah satu sepupu dari papanya.'Kemaren sore, Om. Sekalian ngeliat rumah," jawabnya jujur. "Ada yang mau beli?" Wajah itu bertanya, padahal dalam hati berdebar, takut kecurangannya terbongkar. "Ada beberapa calon pembeli, tapi belum diputuskan." "Kok pulang gak ngabarin kita? Kan bisa ngadain kumpul-kumpul di rumah," tanya Om yang lain. Andra tersenyum pahit. Dalam keadaan seperti ini, sebagian dari mereka masih saja berpura-pura. Seolah-olah tidak tahu, padahal semua kecurangan sudah terciu
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Deal

"Saya tawar tiga milyar, Pak Andra."Pembeli itu menyebutkan sebuah angka yang membuat Andra terbelalak. Dia tak menyangka jika rumah peninggalan orang tua bernilai tinggi.Tanpa berpikir panjang, Andra menyetujuinya. Hasil penjualannya bisa memulihkan keuangan hotel yang baru, jika ditambah dengan sahamnya di hotel lama. Sebelum mengiyakan tawaran itu, Andra sudah meminta kepada notaris yang ditunjuk untuk mengecek semua riwayat pembeli. Dia tidak ingin kecolongan lagi. Rumah ini harus berada di tangan orang yang tepat."Deal." Begitulah akhir dari pertemuan kali ini. Mereka sepakat akan bertemu kembali untuk melakukan transaksi jual beli di kota tempat tinggal Andra, minggu depan. Biaya perjalanan akan ditanggung oleh pihaknya.Setelah selesai, Andra memilih kembali ke rumah tempat tinggal mereka dulu. Kosong, karena Tarno dan Inah mereka bawa pindah. Dia membayar dua orang security untuk menjaga rumah itu secara bergantian. Begitu pintu dibuka, udara pengap langsung merasuk inde
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Pejantan Tangguh

Andra memasuki rumah itu dengan hati berdebar-debar. Pasalnya sosok yang paling dia benci, sedang di teras depan rumah Wisnu, sambil bercengkrama dengan Nita. "Hei, Ndra!"Nita terkejut saat melihat kedatangan Andra. Wajahnya pucat pasi. Apalagi saat berhadapan dengan Dimas, dua orang ini seperti hendak berperang."Papa mana?" Andra bertanya saat tak melihat Wisnu bersama mereka."Di kamar lagi rebahan. Masuk dulu, aku panggilkan." Nita memberi kode kepada Dimas untuk menunggu.Andra sendiri langsung masuk tanpa menyapa Dimas. Dia lewat begitu saja dan menganggap lelaki itu tidak ada.Betapa muaknya Andra saat melihat wajah itu. Apalagi ketika diam-diam melihat mereka berdua di bandara. Dimas masih nekat juga berusaha mendekati istrinya.Andra memang memberitahu keberangkatan mereka. Namun, dia tidak menyangka Dimas akan berbuat seperti itu. "Pa."Andra berbisik di telinga Wisnu yang masih terpejam. Wajah itu tampak lelah dan semakin tua. Padahal sewaktu pernikahannya dengan Nita, l
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Mesra

"Itu Papa!"Rendra tertawa senang saat melihat Andra keluar dari mobil. Tarno menjemputnya di bandara. Setelah beberapa bulan ini menyesuaikan diri dengan aturan jalanan di kota ini.Andra meraih keduanya dalam pelukan, tapi lelaki itu tidak berani menggendong putranya. Tangannya kotor entah memegang apa seharian dalam perjalanan. Bajunya juga berkeringat karena kota ini lebih panas dari tempat mereka tinggal sebelumnya. "Gue ganti baju dulu!"Andra masuk ke rumah setelah meletakkan tasnya begitu saja di ruang tamu. Lelaki itu masuk ke kamar dan berganti pakaian.Reisa meletakkan Rendra di kasur dan mengambilkan handuk serta baju ganti untuk suaminya. "Adek jangan gerak-gerak nanti jatuh."Reisa memberi perintah saat Rendra hendak merangkak. Namanya bayi, dia tidak betah berdiam diri. Pasti ingin bermain di lantai.Si mungil itu mengerjapkan matanya berkali-kali karena ingin meraih ibunya. Dia tidak mau ditinggal sendiri. Padahal jarak dari kasur ke lemari itu dekat. Bersebelahan, s
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Marah

"Om?"Reisa tak menyangka saat membuka pintu dan mendapati bahwa salah keluarga mereka datang ke rumah. Om Danu, adalah paman Andra dari sebelah mamanya.Om yang selama ini selalu mensupport Andra di hotel lama. Om yang suaranya teduh dan tak mau terlibat dalam kecurangan apa pun. "Masuk, Om."Reisa mempersilakan. Kebetulan Inah sedang di dapur, jadi dia yang membukakan pintu."Andra mana?" tanya Danu."Keluar, ada yang dicari."Danu mengambil tempat duduk di tengah sofa."Kok nggak ngasih tahu mau ke sini?" tanya Reisa berbasa-basi. "Om baru survei, belum pindahan," jawab Danu santai. Dahi Reisa berkerut. Apa maksudnya pindahan? Namun, wanita itu masih menyimpan rasa penasaran. Dia memilih untuk menjamu tamunya."Bentar, Om. Rei bikin minum dulu."Reisa berjalan ke dapur dan membuatkan minuman. Sejak pindah, beberapa pekerjaan rumah dia yang meng-handle. Tak mungkin membiarkan Inah yang sudah lanjut usia mengerjakan semuanya.Untuk mencuci dan menggosok pakaian, Reisa memilih ja
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Peluang Baru

Andra menelan sarapannya dengan terpaksa. Rasanya tidak enak kalau makan, tapi orang yang menemani sikapnya dingin seperti itu. Biasanya mereka akan berceloteh ringan sambil menghabiskan semua hidangan yang tersaji di meja. "Enak banget mie gorengnya. Lu yang bikin?"Andra memulai pembicaraan. Ini sudah hari kedua Reisa mendiamkannya. Jangan sampai hari ketiga, lelaki itu tidak bakal kuat."Bik Nah," jawab Reisa pendek. "Tumben, biasanya lu yang masak." "Capek."Andra menelan ludah. Kata capek yang baru saja istrinya ucapkan itu membuat selera makannya hilang. Padahal, dia berencana akan pulang cepat hari ini supaya bisa berduaan setelah Rendra tidur.Andra ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun, melihat raut wajah istrinya yang menekuk, niatnya urung. Bahaya ini, Reisa marah besar. "Gue pulang cepat hari ini.""Terserah." Reisa meletakkan sendok dengan sedikit kasar, hingga membuat Andra terkejut. Wanita itu berjalan kembali ke kamar, meninggalkan suaminya begitu saj
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bahagia

"Rei."Andra mencoba membujuk isyrinya. Namun, wanita itu masih diam."Rei ...."Masih terdiam."Sayang."Hingga panggilan ke tujuh, Andra yang sudah tak sabar akhirnya menarik tubuh Reisa ke dalam dekapannya. Ini sudah hari ketiga dan wanita itu masih diam. Bagaimana dia bisa menceritakan semua, jika diacuhkan seperti ini. "Lepasin. Sakit ini."Reisa meronta saat merasakan pelukan Andra semakin erat. Hingga membuatnya sulit bernapas."Lu jangan kayak gin, Rei. Gue nggak tahan. Mending lu marah sekalian jadi gue tahu."Tatapan Andra tajam dan menusuk, membuat Reisa sedikit takut. Suaminya jarang sekali marah, tapi nada suaranya kali ini berbeda. Reisa masih membuang pandangan, tak mau melihat wajah suaminya. Tubuhnya gemetaran, ngeri jika Andra nekat berbuat sesuatu."Lu kenapa, Rei? Gue salah apa?""Enggak.""Enggak, tapi lu diemin gue. Tiap malam lu kasih punggung." Reisa menundukkan kepala. Sementara itu bibirnya gemetaran dengan jantung yang memompa lebih cepat."Sakit, Ndra,"
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Semangat

Pagi ini, Andra tampak bahagia saat berangkat kerja. Setelah perbincangannya dengan Reisa kemarin malam, semangatnya hidup lagi. "Pagi, Pak."Beberapa orang karyawan menyapa. Andra menjawabnya dengan senyuman dan anggukan kepala. Seperti biasa dia menunggu antrean di lift dan masuk bersama karyawan yang lain. Hilir mudik aktivitas para penghuni hotel menghiasi pagi ini. Salah satunya para tamu yang sedang asyik menikmati sarapan pagi. Sudah hampir satu minggu tamu hotel membludak.Andra membuat program khusus potongan harga menginap di hari kerja. Ada juga promo menu sarapan yang spesial untuk tamu yang menginap di akhir minggu.Awalnya Andra hanya mencoba dan ternyata idenya berhasil. Namun tetap saja, untuk menutupi biaya operasional yang terlanjur minus dia harus melelang aset.Saham yang Andra lepas sedang dalam proses yang entah akan memakan waktu berapa lama. Sehingga hasil penjualan rumah peninggalan orang tuanya yang menjadi back-up untuk kelangsungan hidup hotel dan karyawa
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status