Home / Romansa / Benih Haram Sahabatku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Benih Haram Sahabatku: Chapter 81 - Chapter 90

108 Chapters

Perhatian

"Ini gedung belakang. Sudah lapuk, tapi belum di renovasi. Jadi kami biarkan saja."Perawat itu menjelaskan sambil mendorong kursi roda mengelilingi sebagian kawasan rumah sakit. Kebetulan bagian gedung ini berdekatan dengan kamar sang pasien sehingga mereka bebas berjalan-jalan.Helena meminta diajak keluar karena merasa bosan berada di kamar seharian. Sudah hampir satu bulan dia berada di rumah sakit dan Christian belum mengizinkannya pulang. Setiap pekan, sepupunya itu akan pulang dan datang kembali di hari senin. Entah bagaimana pekerjaannya. Yang pasti Christian sendiri yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjaga Helena."Andra belum datang, ya?"Helena bertanya. Sejak tadi pagi dia menunggu hingga petang ini. Namun sosok sang pujaan hati belum nampak batang hidungnya. "Belum ada, Mbak. Kenapa? Kangen, ya?" goda si perawat. Melihat binar indah di mata Helena setiap kali Andra datang, membuat si perawat tahu bahwa ada hati yang menyimpan sekuntum rindu. Hanya saja, sepertin
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Ungkapan Cinta

Helena memandang wajah tampan yang sedari tadi menyuapkannya makan. Matanya menatap mesra dengan penuh kerinduan. Dia ingin tangan itu merengkuhnya dalam dekapan.Setelah berjalan-jalan melihat gedung lama rumah sakit ini, mereka kembali ke kamar. Andreas segera berpamitan pulang, ketika melihat Andra dengan sigap membantu Helena duduk di pinggir ranjang.Ada yang berdenyut dalam hati Andreas ketika melihat itu. Helena bergelanyut manja dengan melingkarkan kedua lengannya di bahu Andra.Andreas membuang pandangan, saat Andra malah membalas tatapan Helena dengan senyuman. Dia tahu, rasanya bertepuk sebelah tangan.Hanya saja Andreas tahu bahwa status Andra sudah menikah. Jadi kemungkinan untuk mendekati Helena masih ada.Andreas bahkan tak mengerti tentang perasaannya sendiri. Dengan langkah gontai, dia berjalan keluar dan menutup pintu kamar tempat Helena dirawat. Lalu bersenandung kecil saat berjalan menuju parkiran, menghibur luka hatinya sendirian.Sementara itu, suapan terakhir ma
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Permintaan Gila

"Ndra, ke rumah sakit. Sekarang!"Secepat kilat Andra mengambil kunci mobil dan meninggalkan pekerjaannya. "Mau ke mana, Pak?" Sekretarisnya bertanya ketika melihat Andra keluar ruangannya dengan tergesa-gesa. Jarum jam dinding menunjukkan pukul lima sore lewat dua puluh tujuh menit. Jamnya pulang bagi semua karyawan. Namun, biasanya mereka akan keluar kantor pukul tujuh malam untuk menghindari macet. "Saya harus ke rumah sakit sekarang. Tolong cancel makan malam saya nanti sama vendor. Alihkan besok atau lusa."Andra menitipkan pesan sebelum pergi. Dia berjalan begitu saja tanpa memberikan penjelasan lebih rinci.Si sekretaris tercengang melihatnya. Tak biasanya Andra begitu. Sebagai atasan, lelaki ini selalu bersikap professional. Jika sampai ini terjadi, itu berarti keadaan sudah mendesak. Feeling-nya mengatakan bahwa ini pasti urusan keluarga. Semua karyawan di hotel ini juga tahu, Andra sangat mengutamakan keluarganya. Si sekretaris menelepon dua pemilik vendor itu dan memi
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Empati

Andreas mematung saat mendengarkan perbincangan dua orang tadi. Dari arah yang berlawanan dia datang hendak mengunjungi Helena.Dua orang tadi itu mungkin tidak menyadari kehadirannya karena sedang serius membicarakan sesuatu. Namun, Andreas cukup jelas mendengar semua ucapan mereka hingga bagian yang terakhir."Ndra! Ini cuma status. Siapa yang mau nikahin perempuan cacat. Gue juga nggak bisa ngelindungin dia terus-terusan."Ada yang menusuk di hati Andreas saat mendengar kata-kata itu. Seakan cinta yang baru tumbuh di hati harus layu sebelum bunganya mekar. Kalau diizinkan, biarlah dia yang menjadi penyelamat agar Helena bisa terus bertahan hidup dengan kondisinya yang cacat. Sayang, sekalipun Helena tak melirik ke arahnya. Sekalipun Andreas sudah berusaha mati-matian menunjukkan kepedulian.Mungkin, bagi Helena perhatian yang Andreas berikan hanya sebatas tanggung jawab profesi. Padahal dia tak pernah bersikap seperti itu kepada pasiennya yang lain."Dokter Andreas?" tanya Christi
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Kesetiaan

Reisa menatap wanita itu dari kejauhan. Ini sudah gelap. Harusnya semua pasien di rumah sakit kembali ke kamar, bukannya berjalan-jalan di lorong yang mulai sepi.Reisa beralih posisi, melihat dari tempat yang agak tertutup. Sehingga orang yang sedang dia intip sekarang tidak menyadari keberadaannya. Wanita itu sedang mencoba berdiri dengan kakinya yang lemah, dibantu seorang perawat dan seorang lelaki. Dia tampak kesulitan dan meringis kesakitan, terjatuh lalu dipapah untuk berdiri kembali.Setitik air mata Reisa menetes melihatnya. Tak dapat dibayangkan jika berada di posisi seperti itu. Mungkin dia akan mengalami depresi berkepanjangan.Apalagi wanita itu seorang dulunya cantik juga seksi menggoda. Pastilah berat baginya mendapati kondisi yang cacat. Wajahnya yang mulus itu berbalut perban, dengan luka yang sepenuhnya belum sembuh. Walaupun begitu, aura kecantikannya tetap terpancar.Reisa membalik badan, tak sanggup melihat itu lebih lama. Andra belum mengatakan sepatah kata seja
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bertindak

Beberapa orang di ruangan itu tampak sibuk membereskan barang-barang. Sementara wanita yang duduk di kursi roda hanya terdiam menatap kegiatan yang terjadi di depan matanya. Dia ingin membantu, hanya kondisi tidak memungkinkan. "Ini mau dibawa, Mbak?" tanya si perawat sambil menunjukkan sebuah handuk kecil yang tergeletak di nakas."Yang kecil-kecil tinggalin aja, Suster."Helena tak mau mobil nantinya penuh dengan barang yang tidak akan dipakai saat pulang ke rumah. Bahkan, sebagian barang pemberian rumah sakit yang merupakan hadiah dan fasilitas selama dirawat di sana.Si perawat dengan cekatan memasukkan dan menyusun rapi semua barang ke dalam tas. Hari ini Helena diizinkan pulang ke rumah karena kondisi fisiknya sudah pulih. Dokter Andreas sejak pagi sudah memberikan surat pengantar kepulangannya. Andreas tampak berat hati saat akan menanda-tanganinya. Namun dia sudah merencanakan akan mengunjungi Helena di hari libur sebagai bentuk tanggung-jawab terhadap pasien. Lebih tepatnya
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

De Javu

"Rei, tunggu!"Sekuat tenaga Andra berusaha mengejar istrinya. Lalu berjalan beriringan saat langkah mereka sudah sejajar. Reisa memilih diam. Selama ini dia sudah cukup sabar, mengalah dan menahan emosi. Bahkan membiarkan suaminya lebih mementingkan orang lain dibanding keluarga. Namun, saat melihat Andra menggendong Helena, hatinya panas. Wanita itu tampak bergelayut manja di pelukan suaminya.Andra mungkin tak menyadari bahwa Reisa berdiri di sana. Namun dia tahu bahwa Helena melihat kedatangannya.Helena dengan sengaja merapatkan tubuh ke Andra dan tersenyum mengejek Reisa. Seolah-olah dia menang karena berhasil merayu suaminya. Air mata Reisa hendak tumpah, kalau saja dia tidak ingat sedang berada di mana saat ini. Baginya, pemandangan tadi sungguh keterlaluan. "Rei." Andra menahan lengannya."Sorry gue tadi--" Entah harus bicara apa lagi. Semoga istrinya tidak salah paham. "Aku mau ke toilet."Sebisa mungkin Reisa harus menghindari suaminya untuk saat ini. Jika tidak, emosi
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Misi

"Mbak, Makan dulu ya." Si perawat menyodorkan sesuap nasi ke mulut Helena. Wanita itu menolak karena tak berselera sama sekali. Sudah tiga hari di pulang ke rumah, tapi tak sekalipun Andra datang menjenguk.Helena mencoba menelepon tapi lambat di respons. Pesan yang dia kirim juga hanya dibaca. Andra sepertinya tak berniat membalas."Nanti mbak sakit." Helena membuka mulut dengan terpaksa. Jika tidak makan maka tubuhnya lemas. Namun semua makanan terasa hambar. "Len."Alina menghampiri mereka yang sedang makan di taman belakang. Si perawat berinisiatif untuk membawa Helena keluar setelah setelah dua hari wanita itu terkurung di kamar dan tak mau keluar.Melihat hal itu, seisi rumah menjadi bingung dibuatnya. Setelah tak ada Andra, Helena seperti kehilangan semangat hidup."Kok nggak abis makannya?" Alina duduk di sebelah Helena. Melihat piring nasi yang masih banyak, bahkan setengahnya pun belum habis, membuatnya pusing tujuh keliling."Gue lagi males makan," jawab Helena lirih.
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Jatuh Cinta

Andreas menutup panggilan dengan hati riang. Ketika salah satu perawat mengirim pesan mengenai kondisi Helena yang semakin menurun setelah kepulangan dari rumah sakit, dia segera bertindak.Jadwal operasi masih setengah jam lagi. Andreas sendiri sedang berada di ruang ganti, memakai pakaian kebesaran mereka, seragam hijau.Pikirnya, mungkin dengan menelepon, Helena mau menuruti perintah. Selain itu, mendengar suara sang pujaan hati juga dapat mengobati rindunya yang terpendam selama tiga hari ini."Lagi jatuh cinta ya, Dokter?" tanya salah seorang perawat anastesi yang akan mendampinginya nanti di ruang bedah. "Sok tahu kamu." Andreas memalingkan wajah, malu dengan kelakuannya yang sedari tadi tersenyum melihat layar ponsel. Di kontaknya juga beberapa akun media sosial, Helena sengaja memasang foto profile yang sangat cantik sebelum kecelakaan itu terjadi. Helena terlihat sedang berdiri di belakang sebuah bangunan megah ciri khas salah satu kota di sebuah negara di luar negeri. Tan
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Inah dan Sebuah Rahasia

"Pagi, Sayang."Sebuah kecupan bersarang di pipi Reisa. Hari ini minggu, jadi Andra punya banyak waktu di rumah seharian. Reisa menggeliat karena merasa geli, lalu secara perlahan matanya terbuka. Andra tampak segar dengan balutan kaos putih dan celana jeans. Harum tubuhnya merasuk indera penciuman. Tiba-tiba saja Reisa menjadi mual. Harum tubuh Andra yang selalu disukainya, kini menjadi tak sedap baunya. Wanita itu menutup hidung dan membuang wajah ke samping. "Kenapa, gue bau asem?" Andra melirik ke arah lipatan lengannya sambil mengendus aromanya beberapa kali. "Emang gini kalau lagi hamil, Ndra. Kayak waktu Rendra dulu." Reisa duduk bersandar di ranjang sambil mengipas hidung. "Eh, kita belum periksa lagi, ya?"Tiba-tiba saja Andra teringat sesuatu. Semenjak dia sibuk mengurus Helena di rumah sakit, otomatis waktunya terbatas untuk keluarga.Saat ini, tanggung-jawab Andra sudah berkurang. Sehingga dia berjanji akan menghabiskan banyak waktu bersama mereka. "Nanti saja, Ndra
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status