Semua Bab Benih Haram Sahabatku: Bab 51 - Bab 60

108 Bab

Sayang Papa

"Assalamualaikum."Nita bergegas keluar saat pelayan memanggilnya ke depan. Wanita itu bersorak riang saat melihat siapa tamu yang datang."Rendra." Nita langsung mengambil bayi mungil itu dari gendongan Andra."Sudah bisa apa, Sayang?" Nita bertanya gemas. Beberapa hari tidak bertemu cucu membuatnya rindu."Merangkak, Nek," jawab Andra dan membuat seisi orang di ruangan itu tertawa. "Apaan coba."Reisa mengamit lengan suaminya. Namun, Andra malah tertawa geli. "Biarin, udah ngerti, kok."Mereka duduk di sofa. Nita memanggil pelayan dan memintanya menyediakan snack yang banyak untuk Reisa.Nita paham bahwa putri sambungnya pasti kelaparan setelah perjalanan jauh menuju rumah mereka."Papa mana, Nit?' tanya Reisa karena tak melihat sosok tua itu muncul sejak tadi.Padahal ini hari libur. Mereka datang ke sini karena Andra akan berangkat besok dan ingin berpamitan. Lelaki itu sekalian mengantar anak istrinya untuk menginap lagi di sini. "Tidur. Kecapean dia," jawab Nita sambil meni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Di Pesawat

Andra berangkat subuh hari menuju bandara. Di antar Tarno, tapi tanpa Reisa dan Rendra. Sudah menjadi kesepakatan mereka sepeti itu, sehingga dia tidak mempermasalahkan.Tidak mungkin juga Andra membangunkan dua orang itu. Tadi malam Rendra sedikit rewel. Mungkin karena tidak tidur di kamarnya, sehingga semalaman mereka bergadang. Tadinya Andra ingin pulang setelah mengantar Reisa. Namun, karena Wisnu sakit, jadinya ikut menginap juga. Dia hanya menyuruh Tarno untuk mengambilkan koper yang sudah dipersiapkan. Andra merasakan kepalanya berat. Oleh karena itu sepanjang perjalanan dia memilih tidur di mobil. Biasanya dia akan berbincang sebentar dengan Tarno. "Den."Suara lembut Tarno membangunkan tuannya. Dia tak sampai hati, karena melihat Andra begitu kelelahan. Andra menggeliat. Badannya terasa remuk dan pegal di beberapa bagian."Udah sampai, Pak?""Iya, Den." Tarno membukakan pintu mobil, lalu mengeluarkan koper dari bagasi belakang. Dia menyerahkan barang-barang itu kepada An
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Nasihat Papa Untuk Anaknya

Landing.Andra berdiri mengambil kopernya di kabin, begitu pesawat mendarat dengan sempurna. Dia ingin segera keluar dan menjauh dari wanita yang sejak tadi bersandar mesra di bahunya. "Kita bareng kan, Ndra?""Eh?"Sejak kapan mereka berjanji akan bersama setelah ini. Bukannya sudah punya tujuan masing-masing. Lagi pula bertemu juga tak sengaja. Kalau boleh memilih, Andra lebih baik tidak usah pulang dari pada harus bertemu Helena. "Gue udah ada yang jemput. Sorry.""Tapi gue sendirian. Gak ada temennya.""Lu kan bisa pesen taksi."Andra berjalan melewati lorong menuju bandara. Untunglah tidak ada bagasi jadi bisa segera pergi. Helena pastilah membawa banyak barang. Jangan berharap Andra akan menjadi dewa penolong dengan mengambilkan atau membawakan barang-barangnya. Mimpi kamu, Len."Tapi gue banyak bawaan. Berat ini. Gimana, dong?"Nah, sesuai dengan dugaan. "Lu pakai jasa Porter. Tuh, banyak seliweran. Pilih aja salah satu.""Ndra!"Andra sudah berjalan cepat meninggalkan Hele
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya

Pertolongan

Rendra menangis meraung-raung. Anak itu rewel. Badannya panas, demam, dan tidak mau minum susu sama sekali. "Bawa ke dokternya sekarang aja, Non," saran Inah. "Panggil Pak Nok, Bik." Reisa menggendong Rendra ke depan sembari menunggu Tarno datang. Tadi dia disuruh ke apotek karena obat penurun panasnya habis."Kenapa, Non?" Tarno menyerahkan kresek berisi obat dengan terburu-buru. "Ke dokter aja sekarang, Pak," titah Reisa. Dia sudah panik sejak tadi."Ayo, Non."Mereka segara masuk mobil dan berangkat menuju rumah sakit terdekat. Sampainya di instalasi gawat darurat, Rendra langsung diberikan pertolongan oleh dokter yang berjaga. "Demam biasa, Bu. Gak apa-apa. Ibu jangan khawatir," kata dokter itu menenangkan. Reisa menarik napas lega. Sebelumnya Rendra tidak pernah begini. Bayi mungilnya itu selalu sehat. "Dia gak mau minum susu. Makan bubur juga," curhat Reisa. Sebagai ibu baru yang belum berpengalaman, ada hal-hal yang dia kurang mengerti. "Ini giginya mau tumbuh satu."D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya

Pertolongan Kedua

Ponsel berbunyi sejak tadi. Benda pipih itu bergetar terus sejak meminta si pemilik menjawab panggilannya. "Ya?" jawab Reisa. "Rendra sakit?"Reisa langsung paham siapa yang menelepon. Orang sama sekalipun nomor teleponnya berbeda."Udah ke dokter, kok," jawabnya."Lu kok gak bilang gue?"Memangnya kamu siapa? Ingin rasanya Reisa berkata seperti itu kepada lelaki ini."Aku gak inget. Lagian kita gak punya kepentingan apa-apa.""Rei, gue--"Tut!Reisa memutuskan panggilan dan melirik bayinya yang tertidur pulas di dalam boks. Untungnya Rendra tak rewel saat diberi obat. Reisa melirik ke arah jarum jam yang menunjukkan jam delapan malam. Sejak Andra tidak ada, rumah serasa sepi.Berada di rumah papanya Reisa juga merasa tak nyaman. Hanya dua malam dia menginap di sana, setelah diantar Andra sebelum berangkat. Setelah papa pulih, mereka memilih untuk pulang. Ketika sampai di rumah, Rendra malah sakit. Untung dia sigap dam langsung ke rumah sakit tadi pagi. Reisa berjalan ke dapur, e
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya

Hilang

Reisa membuka mata. Kepalanya terasa berat. Entah dimana dia berada. Matanya nanar menatap sekeliling dengan ruangan serba putih."Gak usah gerak dulu." Suara seorang lelaki berbisik di telinganya.Reisa menoleh, pandangannya masih samar-samar. Andra? Bukan!"Sini gue bantu."Dimas membantu Reisa duduk bersandar di ranjang pasien. Wanita itu menurut. Dalam kondisi begini, dia memang belum bisa banyak bergerak. "Mana yang sakit?" Dimas bertanya."Gak ada.""Lu mau makan, atau minum?" tawar Dimas. "Boleh."Dimas dengan sigap mengambilkan air dan membantu Reisa meminumnya. Dia juga mengambilkan tissue dan mengelap bekas air."Makasih.""It's okay.""Mana Nita?" tanya Reisa."Pulang ke rumah lu. Jemput Rendra. Katanya nangis. Sekalian jalan ke sini sama Om Wisnu," jelas Dimas.Reisa mengangguk dan rasa pusing langsung mendera. Rasanya dia ingin tidur lagi, tetapi perutnya lapar."Mau makan?"Reisa mengangguk. Dimas segera mengambilkan semangkok bubur yang tadi diberikan dari rumah sakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

Kasih Sayang

"Jangan banyak gerak. Kamu masih pemulihan."Andra mendorong tubuh Reisa dengan lembut ke tempat tidur. Wanita itu tidak bisa diam, mengkhawatirkan ini dan itu. Sementara fisiknya belum sembuh total.Reisa tidak boleh terlambat minum obat. Jika tidak, maka bekas kuret akan terasa ngilu dan dia tidak tahan."Rendra nanti gimana?" "Biar aja sama Nita dulu. Kamu istirahat. Nanti kalau udah pulih kita ambil, ya.""Tapi aku kangen," rengek Reisa. "Kan ada gue. Kangen sama gue aja," bujuk Andra. "Ndra!""Sini gue kekepin. Biar anget," bisiknya nakal. Reisa mendorong suaminya saat mulai merapat. Namun, Andra malah menariknya lebih kuat sehingga tubuh mereka menempel erat. Reisa meringis kesakitan saat perutnya terasa ngilu. "Lu enggak apa-apa?" tanya Andra khawatir. "Jangan gitu, Ndra," keluh Reisa. "Sorry gue gemes sama lu.""Aku masih nifas ini." Andra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Harus menunggu empat puluh hari rasanya dia tak sanggup. Leleki itu ingin bermesraan seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

Ketegasan Hati

Satu minggu kemudian."Pa, Rei pamit." Reisa memeluk papanya dengan mata berkaca-kaca. Wisnu mengangguk sambil mengusap rambut putrinya. Walaupun terasa berat, tetapi dia harus ikhlas melepaskan. "Rendra ... " Air mata Nita menggenang di pelupuk mata. Dia memeluk erat tubuh mungil itu. Rasanya tak rela melepaskan cucu. "Jaga mereka baik-baik." Wisnu berpesan kepada menantunya.Andra mengangguk dan menyanggupi. Selama ini pun dia berusaha menjaga amanah yang telah dititipkan kepadanya. Istri dan anak-anak. Dua lelaki itu berpelukan. Kali ini saling menguatkan satu dengan yang lain. Perempuan tak mengerti bahwa, kaum lelaki juga memiliki banyak kepedihan dalam hatinya. Hanya mereka untuk menyimpannya sendiri dan tidak mengumbar ke mana pun. Bukan karena takut dinilai lemah. Namun, karena mereka yakin kalau mampu menyelesaikannya."Nanti aku ke sana ya, Rei. Kalau mas udah baikan. Ini masih harus check-up lagi."Nita memeluk erat tubuh anak sambungnya. Reisa seperti sahabat, tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

Hidup Baru

"Ayo masuk." Andra membuka pintu rumah tempat tinggal mereka. Tadinya dia tinggal di apartemen selama berada di kota ini. Namun sejak kejadian itu, akhirnya dari pihak hotel memberikan rumah sewa untuk ditempati. Andra belum sempat memindahkan barang-barang. Baginya yang penting sudah ada tempat tinggal yang layak untuk keluarga. "Assalamualaikum."Reisa mengucap salam saat masuk ke dalam rumah itu. Ini tak sebagus rumah mereka sebelumnya, tetapi cukup nyaman. Tak apalah untuk sementara waktu, yang penting mereka berkumpul lagi. Andra menunjukkan semua ruangan, yang mana kamar Tarno dan Inah. Tidak ada kamar bayi karena ruangan di rumah itu tidak cukup.Bagi Reisa, semua perabotan tertata rapi saja dia sudah senang. Alat-alat elektronik lengkap semua. Jadi pekerjaan mereka lebih ringan. Kepindahan mereka ini termasuk mendadak dan tidak direncanakan sebelumnya. Andra sendiri berniat membawa mereka setelah istrinya melahirkan. Namun karena musibah itu terjadi, maka dia mempercepat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Kecurangan

"Pagi Pak Andra."Begitulah sapaan para karyawan setiap harinya jika berpapasan dengan atasan mereka di kantor."Pagi."Andra membalasnya dengan senyuman atau anggukan. Sesekali jika ada waktu, meladeni mereka berbincang. Kadang-kadang, secara diam diam Andra melakukan survey dengan mendekati para karyawan untuk bertanya beberapa hal. Ada yang tidak beres sejak awal Andra pindah ke cabang ini. Entah ini jebakan atau apa, dia tak mengerti. Sebenarnya agak aneh jika tiba-tiba saja, hotel harus membuka cabang baru di saat kondisi ekonomi sulit.Memang benar keuangan hotel sudah stabil. Namun belum terlalu kuat untuk mengelola yang baru. Namun, hasil rapat direksi memutuskan seperti itu sehingga dia menaati kesepakatan bersama. Begitu tiba di tempat ini, Andra terkejut mendapatkan keadaan yang di luar perkiraan. Dana bantuan yang kabarnya akan dikucurkan lancar, mulai tersendat di detik terakhir peresmian. Hingga, Andra harus berusaha mati-matian mencari cara supaya tetap bertahan. Ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status