Share

Peluang Baru

Andra menelan sarapannya dengan terpaksa. Rasanya tidak enak kalau makan, tapi orang yang menemani sikapnya dingin seperti itu. Biasanya mereka akan berceloteh ringan sambil menghabiskan semua hidangan yang tersaji di meja.

"Enak banget mie gorengnya. Lu yang bikin?"

Andra memulai pembicaraan. Ini sudah hari kedua Reisa mendiamkannya. Jangan sampai hari ketiga, lelaki itu tidak bakal kuat.

"Bik Nah," jawab Reisa pendek.

"Tumben, biasanya lu yang masak."

"Capek."

Andra menelan ludah. Kata capek yang baru saja istrinya ucapkan itu membuat selera makannya hilang. Padahal, dia berencana akan pulang cepat hari ini supaya bisa berduaan setelah Rendra tidur.

Andra ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun, melihat raut wajah istrinya yang menekuk, niatnya urung. Bahaya ini, Reisa marah besar.

"Gue pulang cepat hari ini."

"Terserah."

Reisa meletakkan sendok dengan sedikit kasar, hingga membuat Andra terkejut. Wanita itu berjalan kembali ke kamar, meninggalkan suaminya begitu saj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status