Share

Marah

Author: Queeny
last update Last Updated: 2024-08-01 16:17:21

"Om?"

Reisa tak menyangka saat membuka pintu dan mendapati bahwa salah keluarga mereka datang ke rumah. Om Danu, adalah paman Andra dari sebelah mamanya.

Om yang selama ini selalu mensupport Andra di hotel lama. Om yang suaranya teduh dan tak mau terlibat dalam kecurangan apa pun.

"Masuk, Om."

Reisa mempersilakan. Kebetulan Inah sedang di dapur, jadi dia yang membukakan pintu.

"Andra mana?" tanya Danu.

"Keluar, ada yang dicari."

Danu mengambil tempat duduk di tengah sofa.

"Kok nggak ngasih tahu mau ke sini?" tanya Reisa berbasa-basi.

"Om baru survei, belum pindahan," jawab Danu santai.

Dahi Reisa berkerut. Apa maksudnya pindahan? Namun, wanita itu masih menyimpan rasa penasaran. Dia memilih untuk menjamu tamunya.

"Bentar, Om. Rei bikin minum dulu."

Reisa berjalan ke dapur dan membuatkan minuman. Sejak pindah, beberapa pekerjaan rumah dia yang meng-handle. Tak mungkin membiarkan Inah yang sudah lanjut usia mengerjakan semuanya.

Untuk mencuci dan menggosok pakaian, Reisa memilih ja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Haram Sahabatku   Peluang Baru

    Andra menelan sarapannya dengan terpaksa. Rasanya tidak enak kalau makan, tapi orang yang menemani sikapnya dingin seperti itu. Biasanya mereka akan berceloteh ringan sambil menghabiskan semua hidangan yang tersaji di meja. "Enak banget mie gorengnya. Lu yang bikin?"Andra memulai pembicaraan. Ini sudah hari kedua Reisa mendiamkannya. Jangan sampai hari ketiga, lelaki itu tidak bakal kuat."Bik Nah," jawab Reisa pendek. "Tumben, biasanya lu yang masak." "Capek."Andra menelan ludah. Kata capek yang baru saja istrinya ucapkan itu membuat selera makannya hilang. Padahal, dia berencana akan pulang cepat hari ini supaya bisa berduaan setelah Rendra tidur.Andra ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun, melihat raut wajah istrinya yang menekuk, niatnya urung. Bahaya ini, Reisa marah besar. "Gue pulang cepat hari ini.""Terserah." Reisa meletakkan sendok dengan sedikit kasar, hingga membuat Andra terkejut. Wanita itu berjalan kembali ke kamar, meninggalkan suaminya begitu saj

    Last Updated : 2024-08-02
  • Benih Haram Sahabatku   Bahagia

    "Rei."Andra mencoba membujuk isyrinya. Namun, wanita itu masih diam."Rei ...."Masih terdiam."Sayang."Hingga panggilan ke tujuh, Andra yang sudah tak sabar akhirnya menarik tubuh Reisa ke dalam dekapannya. Ini sudah hari ketiga dan wanita itu masih diam. Bagaimana dia bisa menceritakan semua, jika diacuhkan seperti ini. "Lepasin. Sakit ini."Reisa meronta saat merasakan pelukan Andra semakin erat. Hingga membuatnya sulit bernapas."Lu jangan kayak gin, Rei. Gue nggak tahan. Mending lu marah sekalian jadi gue tahu."Tatapan Andra tajam dan menusuk, membuat Reisa sedikit takut. Suaminya jarang sekali marah, tapi nada suaranya kali ini berbeda. Reisa masih membuang pandangan, tak mau melihat wajah suaminya. Tubuhnya gemetaran, ngeri jika Andra nekat berbuat sesuatu."Lu kenapa, Rei? Gue salah apa?""Enggak.""Enggak, tapi lu diemin gue. Tiap malam lu kasih punggung." Reisa menundukkan kepala. Sementara itu bibirnya gemetaran dengan jantung yang memompa lebih cepat."Sakit, Ndra,"

    Last Updated : 2024-08-02
  • Benih Haram Sahabatku   Semangat

    Pagi ini, Andra tampak bahagia saat berangkat kerja. Setelah perbincangannya dengan Reisa kemarin malam, semangatnya hidup lagi. "Pagi, Pak."Beberapa orang karyawan menyapa. Andra menjawabnya dengan senyuman dan anggukan kepala. Seperti biasa dia menunggu antrean di lift dan masuk bersama karyawan yang lain. Hilir mudik aktivitas para penghuni hotel menghiasi pagi ini. Salah satunya para tamu yang sedang asyik menikmati sarapan pagi. Sudah hampir satu minggu tamu hotel membludak.Andra membuat program khusus potongan harga menginap di hari kerja. Ada juga promo menu sarapan yang spesial untuk tamu yang menginap di akhir minggu.Awalnya Andra hanya mencoba dan ternyata idenya berhasil. Namun tetap saja, untuk menutupi biaya operasional yang terlanjur minus dia harus melelang aset.Saham yang Andra lepas sedang dalam proses yang entah akan memakan waktu berapa lama. Sehingga hasil penjualan rumah peninggalan orang tuanya yang menjadi back-up untuk kelangsungan hidup hotel dan karyawa

    Last Updated : 2024-08-03
  • Benih Haram Sahabatku   Janji

    Hari kedua Andra melakukan survey di laundry. Suara bising mesin yang berputar menggema di ruangan itu. Entah ada berapa jumlahnya. Semua aroma bercampur satu, antara pewangi pakaian dan sprei atau selimut yang belum dicuci.Andra memeriksa satu per satu alat dan kelengkapannya. Dari merek sabun cuci yang dipakai, merek pewangi hingga kebersihan hasil cucian.Sebelum masuk ke ruangan ini, Andra memakai pakaian khusus dan masker, untuk mencegah terjadinya sesuatu hal.Sebenarnya beberapa karyawan sudah melarang Andra untuk masuk. Lelaki itu bahkan disarankan untuk menunggu laporan hasil survei saja. Namun, dia bersikeras.Andra ingin menyapa langsung semua karyawan. Dia juga menanyakan keluhan mereka. Walaupun hasil yang dia dapat memang hanya satu. Gaji yang ter-pending berbulan-bulan. Juga bonus yang tak pernah cair.Dari segi kualitas perlengkapan mencuci yang digunakan masih standar. Ada beberapa alat yang akan Andra tambah. Sehingga memudahkan para pekerja di ruangan ini. "Saya m

    Last Updated : 2024-08-04
  • Benih Haram Sahabatku   Musibah

    Andra membubuhkan tanda-tangannya di kertas itu. Hari ini, rumah orang tuanya beralih tangan.Reisa duduk mendampinginya saat akad jual beli itu berlangsung. Tiga milyar, begitulah salah satu isi dari surat perjanjian jual beli. Selain beberapa poin penting lainnya. "Terima kasih."Mereka saling berjabat tangan, setelah ponsel Andra berbunyi dan ada pemberitahuan kalau dana sudah ditransfer. Ternyata si pembeli sudah bekerja sama dengan bank untuk proses transaksi ini, sehingga prosesnya cepat. Si pembeli langsung pulang setelah prosesnya selesa. Dia menolak ajakan makan siang yang Andra tawarkan.Sibuk, begitulah alasannya. Memang benar, si pembeli seorang pengusaha besar sehingga waktunya terbatas. Tenyata semua transaksi usahanya dikelola oleh pihak bank. Andra bahkan sampai kaget. "Sudah, ya."Kali ini Andra yang gantian mentransfer jasa notaris sesuai dengan kesepakatan. Di awal dia sudah membayar setengah harga sebagai tanda jadi. "Kok lebih, Pak?" tanya sang notaris. Dia ti

    Last Updated : 2024-08-05
  • Benih Haram Sahabatku   Tabrakan

    Tanpa di komando, Andra langsung mengangkat tubuh korban itu ke mobil dan melaju menuju rumah sakit terdekat.Andra siap bertanggung jawab jika memang nanti aparat datang dan menangkapnya. Dia lalai dalam berkendara, sehingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Begitu tiba di rumah sakit, sang korban langsung di tangani. Dalam hati mereka berdoa supaya tidak terjadi apa-apa. "Ya Allah."Andra meremas rambut berulang kali. Mengapa musibah datang beruntun dalam kehidupan rumah tangganya. Baru selesai yang satu, kini muncul yang lainnya. Bagaimana kalau si korban tak bisa diselamatkan? Andra tak bisa membayangkan jika harus mendekam di balik jeruji besi meninggalkan keluarganya.Andra benar-benar berpasrah diri. Bersama Reisa, dia menunggu hingga pintu operasi terbuka dua jam kemudian."Keluarga Ibu Helena?" Dokter itu bertanya."Kami, Dokter," jawab Reisa."Kritis. Masuk ruang instensif sampai pulih."Mereka menarik napas lega. Mengucap syukur bahwa nyawa Helena bisa diselamatkan

    Last Updated : 2024-08-05
  • Benih Haram Sahabatku   Tanggung Jawab

    "Gue masih di kantor, Chris."Begitulah jawaban Andra saat lelaki itu meneleponnya. Christian memintanya segera datang ke rumah sakit.Sementara itu, Andra masih menyelesaikan janjinya kepada para karyawan. Dia meminta sang sekretaris dan beberapa divisi mengurus semua surat yang diperlukan untuk pencairan dana. Hari ini perintah diberikan. Andra berharap semua dapat selesai dalam beberapa hari ke depan. Dana yang dia gunakan adalah milik pribadi sehingga jatuhnya harus menjadi saham. Setelah selesai memberikan arahan kepada semua tim, Andra akan langsung menuju rumah sakit melihat keadaan Helen."Saya cuma bisa sampai di sini. Saya mohon bantuan rekan kerja semua. Para manager dan staff untuk meng-hande ini sementara waktu. Saya percaya kepada kalian."Begitulah yang Andra sampaikan sebelum menutup morning session hari ini.'"Bapak mau ke mana? Kami dengar ada tabrakan," tanya salah seorang manager. Dia mendapat berita itu dari supir yang tadi pagi menjemput Andra. "Benar. Kemare

    Last Updated : 2024-08-07
  • Benih Haram Sahabatku   Khilaf

    Lima hari sudah berlalu. Belum ada tanda-tanda perkembangan dari Helena. Wanita itu masih tak sadarkan diri di ruang intensif. Berbagai selang menempel di tubuhnya. Andra dan Christian bergantian menjenguknya. Reisa ingin ikut, tapi dilarang. Jadi, dia hanya mendengarkan apa yang diceritakan suaminya setiap pulang dari sana."Mau ke rumah sakit lagi?" Reisa merapikan kerah baju suaminya yang tampak berantakan. Sejak kejadian itu, Andra jarang ada di rumah. Sepulang dari hotel, Andrw akan mandi dan mengganti pakaian. Lelaki itu akan jika lapar dan langsung pergi lagi ke rumah sakit.Christian akan meneleponnya jika belum memberikan kabar. Andra akan buru-buru datang tanpa menghiraukan anak istrinya. Perasaan bersalah semakin hari semakin menghantui. Melihat Andra yang seperti ini, Reisa menjadi sedikit kecewa. Ada rasa sedih yang menyusup dalam hatinya, perlahan menjalar bahkan mulai berakar. Reisa tahu bahwa ada beban yang Andra tanggung atas kejadian ini. Tapi, apakah harus meng

    Last Updated : 2024-08-07

Latest chapter

  • Benih Haram Sahabatku   Ending Extra Part

    Andra benar-benar gelisah. Sejak kamarin perasaan lelaki itu tak menentu. Dia bahkan tak berselera makan. Semakin dekat hari pernikahan Reisa, mereka bahkan tak bertemu sama sekali. Sahabatnya itu sempat mengangkat teleponnya. Namun tak lama, katanya masih sibuk mempersiapkan acara.Andra meminta untuk video call dan Reisa mengabulkannya. Namun, saat berbincang, raut wajah gadis itu tak seperti biasa. Sebelum ada Bimo, Reisa masih sama seperti dulu. Bersikap hangat dan bersahabat. Namun, semua berubah ketika sang pujaan hati memiliki pengawal sendiri. Andra bahkan tak dilibatkan apa pun dalam persiapan pernikahan Reisa. Padahal lelaki itu bersedia jika direpotkan. Lelaki itu bagai tak dianggap sama sekali. Dan itu membuat Andra kecewa. "Den Andra gak makan? Inah masak enak, loh."Inah menegur tuannya. Sejak pulang tadi Andra tak menyentuh hidangan yang dimasaknya sama sekali. Hal itu membuatnya heran.Biasanya Andra akan lahap setiap melihat sajian di meja makan. Maklum, sejak ke

  • Benih Haram Sahabatku   Merasa Indah

    Reisa turun dari tangga dengan langkah anggun. Hal itu membuat Dimas terpana. Lelaki itu menelan ludah akan hasratnya yang muncul saat melihat sang kekasih.Sudah beberapa kali Dimas mengajak Reisa bermesraan. Namun, gadis itu menolak secara halus. Reisa yang lahir dan besar di kota kecil, memang selalu dituntut untuk menjaga diri.Hal itulah yang membuat Dimas kesal, lalu melampiaskannya kepada wanita lain. Hanya untuk bersenang-senang dan bukan cinta. Namun, kebiasaannya ini sudah terjadi sejak lama, dari mereka sama-sama kuliah. "Sudah siap?"Suara Wisnu memecah keheningan. Reisa menoleh ke arah papanya, lalu mengangguk. Gaun yang dia pakai kali ini berwarna silver dengan model sederhana. Gadis itu tak memakai perhiasan berlebihan. Hanya sepasang anting mutiara yang menambah keanggunannya. "Siap, Papa," jawab gadis itu senang.Wisnu menatap putrinya dengan bangga. Reisa tak hanya berprestasi di sekolah, tetapi bekerja dengan baik di kantornya. Apalagi setelah bertunangan dengan

  • Benih Haram Sahabatku   Mencuri Kesempatan

    Bimo memarkir mobilnya di sebuah gedung bertingkat. Dimana Reisa berkantor di perusahaan milik papanya. Siang ini Bimo akan mengantar Reisa makan siang, karena gadis itu ingin mencoba menu baru di sebuah restoran. "Hai, Bim."Reisa menyapa Bimo dengan ramah. Walau di hatinya ada rasa risih jika harus berdekatan dengan orang baru. Apalagi lelaki itu anak menemaninya sepanjang waktu hingga hari pernikahan tiba."Siang, Mbak Rei.""Kamu udah makan?" "Sudah, Mbak," jawabnya pendek. Tadi sebelum ke sini, Bimo mampir di sebuah tempat makan untuk mengisi perut. Selama Reisa bekerja, lelaki itu tak boleh mengikuti. Sehingga job desknya sekarang lebih ke supir pribadi. "Kalau gitu jalan."Setelah menutup pintu mobil Reisa menarik napas panjang dan meletakkan tasnya di samping. Dia mengambil ponsel dan mengabari Dimas bahwa akan makan siang.Reisa merasa hidupnya sekarang dikekang. Namun, dia hanya menuruti apa maunya Dimas demi kebaikan bersama. "Mau ke mana kita ini?" Bimo bertanya. Me

  • Benih Haram Sahabatku   Bimo

    Hari itu, Dimas membawa Reisa bertemu dengan seorang lelaki, saat menjemputnya sepulang dari bekerja. Dia mempunyai rencana untuk melindungi sang kekasih. Dari orang-orang yang berniat jahat dan dari Andra tentunya.Ini tak bisa dibiarkan. Pembicaraannya kemarin dengan Andra membuat Dimas cemas. Dia khawatir jika lelaki itu nekat dan benar-benar akan menggagalkan pernikahan nereka. "Rei, kenalin. Ini Bimo." Reisa menjabat tangan Bimo. Jika diperhatikan dengan jeli, tampilan fisik Bimo mirip seperti orang yang pernah mendapat pendidikan militer. "Siapa ini?"Mata Reisa penuh tanya, tapi tak berani menduga. Entah apa maksud Dimas memperkenalkan lelaki ini kepadanya. "Bimo ini tadinya kerja di kantor papa. Tapi mulai sekarang dia bakal jadi supir pribadi sekaligus ngejagain lu." Dimas menjelaskan dengan pelan agar Reisa mau menerima. Dia tahu jika bicara dengan kekasihnya ini harus penuh dengan kelembutan.Reisa selalu diperlakukan baik oleh orang tuanya. Namun, hal itu menjadikanny

  • Benih Haram Sahabatku   Dimas

    Pintu ruangan Andra terbuka. Sesosok lelaki gagah masuk dengan santainya tanpa permisi."Sibuk?"Dimas tampak santai saat bertamu, menganggap Andra tidak akan berani melawannya."Gak juga. Jadi masih punya waktu buat Reisa," sindir Andra.Suasana menjadi tegang. Andra bahkan enggan meninggalkan kursinya. Lelaki itu bahkan tak mempersilakan Dimas duduk. Sehingga tunangan Reisa itu masih berdiri di hadapannya. "Gak usah nyindir gue," ucap Dimas sembari tersenyum mengejek."Gue cuma bicara fakta."Dimas terkekeh, lalu menatap Andra dengan sinis. Pandangan matanya begitu tajam. Namun, justru menambah ketampanannya. Wajar jika Reisa jatuh dan cinta setengah mati kepada lelaki itu. "Lu tadi makan siang sama Reisa?" Andra berhenti mengerjakan laporan, lalu meletakkan mouse yang sedari tadi setia menemani."Iya. Kenapa?" jawab Andra singkat. "Sering banget kayaknya.""Soalnya cuma gue yang bisa nemenin. Lu gak ada gunanya jadi tunangan," ucap Andra sarkas.Dimas mengepalkan jari. Amarah b

  • Benih Haram Sahabatku   Bujuk Rayu

    Panggilan telepon masuk, Andra segera mengambil ponselnya. Reisa is calling."Ya, Rei? Apaan?" Andra menutup laptopnya dan menjawab telepon. Laporan sedang banyak yang harus dikerjakan hari ini. Dia sedang fokus menyelesaikannya sedari pagi, saat tiba di kantor. "Ndra. Temenin aku makan siang, dong. Aku sendirian nih." Terdengar suara syahdu wanita di seberang sana. Si pemilik suara adalah seorang wanita cantik, mungil dengan rambut panjang tergerai. Bulu matanya lentik dengan suara manja. "Dimas mana?" Nada suara Andra terdengar malas. Selalu begini, hampir setiap hari terjadi dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Sekalipun status Reisa adalah tunangan dari orang lain. Namun, Andra lah yang selalu menemani. "Lagi meeting sama klien. Dia gak sempet nemenin aku katanya. Tadi barusan aku telepon. Kamu mau kan, Ndra?"Suara manja Reisa kembali terdengar. Wanita itu berusaha membujuk dan merayu sahabatnya. Andra menarik napas panjang. Entah sudah untuk yang ke berapa kalinya i

  • Benih Haram Sahabatku   Persahabatan

    "Andra! Balikin buku aku." Reisa berlari mengejar seorang anak lelaki seusianya. Napasnya gadis itu terengah-engah. Sedari tadi dia berusaha, tetapi si target malah makin menjauh. Sedangkan sosok yang dikejar itu malah bersorak senang karena berhasil menggodanya. "Ambil kalau bisa!" Andra mengangkat tangan ke atas dan melambaikan buku itu. Tentu saja Reisa tidak bisa menjangkau karena tubuhnya mungil dan tak sampai sebahu lelaki itu."Kamu usil banget sih, Ndra." Tangan mungil Reisa berusaha menggapai tetapi tak sampai. Gadis itu mencoba lagi hingga akhirnya menyerah."Lu bantet sih, Rei. Makanya makan yang banyak. Tumbuh itu ke atas, bukan ke samping."Sudah menjadi kebiasaan Andra mengolok-olok Reisa. Gadis itu juga tidak pernah marah. Bukankah jika bersama sahabat, kamu bisa lepas menjadi diri sendiri. Bahkan semua kekuranganmu dia bisa memakluminya. "Kamu kalau mau nyontek bilang aja napa? Gak usah pake' ngambil buku aku."Reisa berhenti berlari dan duduk lemas sembari menyek

  • Benih Haram Sahabatku   Cinta Dalam Hati

    Sudah satu jam Andra menunggu, tapi Reisa belum turun juga.Melihat Andra yang sedari tadi gelisah, akhirnya Wisnu mengizinkan lelaki itu menyusul ke atas. Andra bergerak cepat, nenyusul Reisa di kamarnya. Lelaki itu hanya menunggu di luar pintu dan tak berani masuk. Sedekat apapun mereka, dia masih tahu batas."Cepetan, Rei! Rempong amat nih cewek." Andra mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis itu."Berisik banget. Apaan?"Pintu terbuka.Mata Andra terbelalak mendapati sosok yang sedang berdiri dihadapannya. Reisa terlihat sangat anggun dengan dress kasual serta dandanan yang natural. Rambut panjangnya di gelung ke atas. Andra menelan ludah. Dalam hatinya berkata, bidadari ternyata di bumi juga ada. "Kenapa kamu, Ndra?" Gadis yang ditatap mesra itu begong, tak mengerti sinyal cinta di mata Andra rupanya. "Eh, gak apa-apa."Andra membuang muka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajah lelaki itu bersemu merah. Kenapa dia jadi nervous begini.Reisa memang jarang berdandan. Gadi

  • Benih Haram Sahabatku   Extra Part: Pertemuan Pertama

    Brugh!"Auw!"Seorang gadis berteriak saat tubuh mungilnya terbentur sesuatu yang keras, sehingga membuatnya terjatuh. Darah mengucur dari lutut yang mulus itu. Sementara itu, sang lawan masih tetap berdiri kokoh bahkan tak bergoyang sedikit pun. "Kamu gak apa-apa?""Perih ...."Gadis itu meringis kesakitan. Lututnya menghantam tembok sekolah. Keras dan masih terasa denyutnya. Tak lama lagi sepertinya akan menimbulkan luka lebam yang kebiru-biruan."Sini, gue bantuin."Gadis itu menyambut uluran tangan yang diarahkan kepadanya."Maaf ya, gue ga sengaja." Anak lelaki itu tersenyum. Ada rasa bersalah di dalam hatinya. "Iya, engga apa-apa, kok." Senyumnya terukir, membalas senyuman anak lelaki itu. "Wah berdarah gitu. Ayo kita ke UKS. Minta diobatin lukanya. Kasian lu."Anak lelaki itu menarik tangannya, tetapi ditepiskan. Gadis itu tidak mau bersentuhan karena masih malu. "Gak usah. Biarin aja, cuma luka kecil kok. Nanti aku bersihin di toilet juga bisa."Gadis itu tidak mau merepot

DMCA.com Protection Status