All Chapters of Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder: Chapter 31 - Chapter 40

58 Chapters

Meledak

"Sekali lagi terima kasih, Buk. Kami sangat menghargai niat baik Anda." Aku menyalami wanita paruh baya di depanku. Dialah donatur baru kami, seorang istri pejabat yang sangat perhatian dengan nasib-nasib anak terlantar. Dia berjanji akan mengirimkan dana setiap bulan untuk menunjang kegiatan sosial kami. Selain itu aku meminta agar beliau bisa merekomendasikan anak-anak hasil didikan rumah biru untuk dipekerjakan di tempat yang baik. Sangat mungkin, kan, istri pejabat memiliki banyak relasi?"Saya yang harusnya mengucapkan terima kasih sudah diberi wadah memanen pahala. Semoga sedikit dana yang saya sisihkan bisa bermanfaat."Aku dan teman-teman yang hadir di rumah singgah mengaminkan. Setelah berbasa-basi sejenak wanita itu pamit undur diri."Wah, kamu hebat. Ibuk tadi terlihat takjub mendengar presentasimu." Riana mencolek lenganku. Aku menoleh dan melihat gadis tersebut menatapku kagum."Ck, bukan aku yang hebat, tapi kita semua.""Hem, membumi banget, ya." Riana memanyunkan bibi
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Sakit yang Menetap

"Bangkai apa yang kau sembunyikan di belakangku?!"Suaraku menggelegar, sorot mataku berkobar seakan hendak membakar Bastian dengan amarah yang mengamuk di dada. Baru dua bulan saja begitu banyak yang lelaki itu sembunyikan, bagaimana kalau bertahun-tahun?"Bangkai apa?" Bastian mendekat ke arahku. Matanya melihat ponsel yang ada di tanganku."Apa hubunganmu dengan Nina? Kenapa kau tega berbohong padaku agar bisa menemani dia?" Tak ada lagi kelembutan di nada suaraku. Semua tergerus rasa sakit yang digores Bastian."Aku tidak--""Tidak apa?!" Aku menyela Bastian. Aku tahu dia pasti akan membantah tuduhanku. "Aku akan tanya karyawanmu apa kau ke sana tadi atau tidak, bagaimana?""Najwa, tidak usah berlebihan seperti itu.""Berlebihan katamu?" Aku semakin meradang mendengar jawaban Bastian. "Kau membohongiku demi wanita lain kau bilang berlebihan? Hebat!"Aku tertawa getir. Bastian sama saja! Aku seperti terlempar ke masa lalu di mana pernah berada di posisi yang sama. Aku berstatus ist
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Mari Kita Berpisah

Bastian memutar kunci hingga mesin mobil berhenti menggerung. Dia menatap lamat-lamat bangunan di depannya. Rumah bercat putih yang pernah menjadi tempat paling nyaman dan satu-satu yang ingin dia datangi setelah bertarung dengan carut-marut pekerjaan seharian. Rasa lelahnya hilang begitu saja ketika melihat senyum Najwa menyambut di depan pintu rumah. Najwa yang cantik, wanita menggemaskan dengan tingkah manjanya juga malu-malunya.Namun, itu dulu di awal-awal pernikahan. Semua terasa manis laksana madu. Canda dan tawa kerap menghiasi istana kecil mereka. Najwa, nama yang berhasil membuat Bastian mabuk kepayang. Dia bahkan rela diabaikan selama berminggu-minggu menunggu wanita itu membuka hatinya. Dia akan melakukan apa saja agar bisa melihat senyum bahagia di bibir wanita pujaannya, tetapi lambat-laun semua terasa membosankan. Perasaan Bastian tak lagi menggebu-gebu seperti dulu, karena dia merasa Najwa terlalu posesif. Apa pun yang dia lakukan selalu dicurigai, padahal rumah tangg
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Tak Perlu Kembali

"Cerai, kenapa selalu itu yang kamu minta? Kamu tidak mau lagi melanjutkan rumah tangga kita?""Apa?" Aku tertawa sumbang. "Kamu yang membuat aku begini. Sekarang aku tanya sama kamu, aku siapamu? Istrimu bukan?""Kamu ngomong apa, sih? Ya, jelas kamu istriku.""Kalau aku istrimu, kenapa kamu selalu membela Nina? Apa dia lebih penting dari aku?" Tangisku pecah. Aku tak mampu mengendalikan nyeri yang terus-menerus menggerus dada, yang aku minta dari Bastian hanya pengertian kalau aku tak nyaman interaksinya dengan Nina."Berapa kali aku katakan tidak ada hubungan dengan Mbak Nina. Kalau aku suka sama dia sudah sejak dulu menikahinya. Bukan sifatku berselingkuh." Nada suara Bastian melemah, rautnya terlihat frustrasi. "Cobalah percaya padaku sekali ini saja." Tangisku berubah menjadi tawa kering. Lucu sekali, Bastian meminta kepercayaan, tetapi sikapnya menunjukkan hal sebaliknya. "Kepercayaan katamu?" Aku mengusap dengan kasar air mata di pipi sembari membujuk hati agar tak merint
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Nasehat Menenangkan Hati

"Mbak, ini tidak apa-apa?"Pertanyaan dari Hanif membuat gerakan tanganku terhenti sejenak. Aku menatap baju koko yang baru saja kumasukkan ke dalam koper milik Bastian. Jantungku seperti tercubit menghadirkan nyeri yang merambati sekujur tubuh. Aku tak pernah mengira pernikahan ini hanya seumur jagung. Salahku gegabah menerima pinangan Bastian dengan niat yang salah. Andai mendiang Ayah tahu mungkin beliau sangat kecewa padaku."Mbak, masalah dalam rumah tangga itu wajar. Coba dibicarakan baik-baik, aku yakin ada jalan keluar selain perceraian."Aku tertawa lirih mendengar pemuda yang belum genap delapan belas tahun itu menasehatiku. "Tahu apa kamu soal pernikahan? Tahu apa kamu masalah perasaan?" tanyaku melirik Hanif sekilas sambil kembali memasukkan pakaian Bastian ke dalam koper.Kudengar helaan napas dalam dari bibir Hanif. Pemuda itu duduk bersila di depanku. "Aku memang belum pernah menikah. Boro-boro, Mbak, aku tidak mau pacaran, kata mendiang Wak Haji haram hukumnya."Aku te
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Hutang Budi dan Obsesi

"Bisa, ya? Mbak canggung berangkat sendiri ke resepsi pernikahan itu. Lagipula Mbak yang bikin baju akad sama gaun untuk resepsi. Nanti rencananya mau ambil foto, lumayan untuk promosi rancangan Mbak ke teman-teman."Aku masih diam mendengarkan permintaan Mbak Nina. Beberapa hari ini kepalaku penuh dengan bayangan Najwa. Kenapa wanita itu begitu keras kepala? Sulitkah baginya menerima tindakanku yang ingin membalas budi? Mbak Nina janda satu anak yang membutuhkan bantuan materi dariku. Sejak bercerai semua aset disita oleh mantan suaminya dengan alasan Mbak Nina berselingkuh denganku. Tentu saja aku menolak mentah-mentah tuduhan itu. Aku bahkan sudah menawarkan diri untuk menjelaskan kesalahpahaman itu, tetapi Mbak Nina mengatakan mantan suaminya sudah pindah ke luar negeri dan tidak berkomunikasi lagi.Perasaan bersalah menderaku melihat Mbak Nina tinggal di rumah kontrakan dan harus bekerja keras bekerja demi membiayai hidup dan sekolah putrinya. Aku merasa bertanggung jawab atas ap
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Nyaris Ternoda

Aku tidak mengira bertemu Bastian di sini. Apa dia datang sebagai tamu bersama Nina? Bagus, dia bersedia menemani wanita itu ke mana saja, padahal aku jauh-jauh hari sudah memberitahunya tentang pernikahan Riana, tetapi dia acuh tak acuh. Sepertinya lelaki itu benar-benar telah larut dalam drama yang didalangi Nina. Seperti apa hubungan kedua orang itu aku tak peduli. Walau dadaku nyeri mengetahui Bastian masih peduli pada Nina di tengah kecamuk rumah tangga kami, aku lega dia mengetahui seperti apa wanita yang dibela mati-matian selama ini. Aku menahan senyum melihat Nina memainkan lakon wanita baik, tetapi sepertinya tidak mempan lagi, sebab aku melihat Bastian sangat marah. Lelaki itu mengeluarkan kata-kata yang membuat Nina tidak bisa lagi berkutik.Aku jengah mendengar berbagai alibi Nina. Kurasa bukan tempatku berada di antara dua orang yang bersiteru. Aku tak mau tahu bagaimana Bastian menangani wanita tersebut. Namun, langkahku dihadang lelaki itu. Tampak penyesalan di sorot
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Tak Ingin Usai

"Maaf, Mas, Mbak bilang belum mau ketemu siapa-siapa.""Bagaimana keadaannya, apa sudah baikan?""Aku buatkan susu atau teh setiap pagi, sore, dan malam. Mbak tidak mau makan, aku takut kondisinya semakin drop.""Biar Mas yang bicara, Mas tidak mau terjadi sesuatu sama Mbakmu."Aku menjauh dari pintu kamar setelah mendengar Hanif menolak permintaan Bastian. Pemuda itu sangat menjaga amanahku untuk tidak membiarkan siapa pun masuk kamar menemuiku. Larangan itu bukan untuk Bastian saja, tetapi berlaku pada semua orang. Aku tidak peduli Riana yang terus-menerus mengetuk pintu kamar atau suara memohon Ibu Rafa yang meminta agar aku memaafkan putranya. Aku tak habis pikir, apakah wanita itu tak punya hati mengatakan Rafa khilaf? Andai Bastian tidak datang tepat waktu mungkin aku tak punya muka lagi menghadapi orang-orang.Dari Hanif aku tahu kalau Bastian melaporkan Rafa atas kasus percobaan rudapaksa dan UU ITE. Aku baru tahu kalau kematian Ayah ada hubungan dengannya. Hanif tidak sengaja
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Tak Ada Gading yang Tak Retak

"Aku mencintaimu."Aku memejamkan mata berharap bayangan Bastian tak lagi mengganggu hari-hariku. Namun, semakin mencoba abai justru raut lelaki itu semakin enggan hengkang. Cinta ... dadaku bergetar saat Bastian mengucapkannya, ingin percaya, tetapi ragu masih mengekang hati ini. Aku memilih diam, tidak menerima tak juga menolak. Untuk saat ini aku tak peduli apa dia bersungguh-sungguh atau tidak, menyembuhkan hati prioritasku."Kita sampai." Suara Bastian melerai lamunanku menyadarkan kalau kami sudah sampai ditujuan."Kamu mau di mobil atau ikut masuk?" Lagi Bastian bertanya sembari menatapku dari kaca spion."Aku ikut," balasku singkat dan lebih dahulu memutus tatapan Bastian, tanganku bergerak membuka pintu mobil lalu keluar untuk menghindari interaksi terlalu banyak dengan lelaki itu. Bukan apa-apa, sorot Bastian seakan mampu melihat apa yang tersembunyi di dadaku.Aku membiarkan Bastian dan Hanif berjalan di depan. Bangunan pesantren tempat yang dipilih Hanif untuk mondok terli
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Mencair

Kalau wanita normal merasakan sakit saat menstruasi mungkin hanya dua sampai tiga hari. Berbeda denganku yang harus bergelung selama satu minggu di atas tempat tidur, pinggang dan bagian bawah pusar terasa sangat nyeri. Selama itu pula Bastian rutin mengantarkan teh hangat dan makanan ke kamarku. Dia juga memanaskan bantal perut ketika aku sudah tertidur, sebab di pagi hari benda itu sudah dicas di atas meja rias. Cara Bastian menunjukkan kesungguhannya memperbaiki hubungan mampu mencairkan beku di dadaku, tetapi sampai hari ini aku tak pernah menunjukkan perasaanku. Aku ingin lihat usahanya lebih keras lagi agar dia ingat tak mudah mengobati hati yang tersakiti."Hai, aku sudah siapkan makan siang. Kupikir kamu mau makan di kamar lagi." Bastian tampak terkejut melihatku di ruang makan. Dia gegas meletakkan mangkok yang dibawa dari dapur ke atas meja."Aku sudah baikan." Aku menjawab singkat seraya melirik sop daging yang dimasak Bastian."Yah, udah, kita makan bersama. " Bastian siga
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status