"Mbak, baik-baik di rumah, ya. Kalau ada orang asing bertamu tidak usah dibukain pintu. Saya takut Mbak kenapa-kenapa." Aku sengaja berpesan seperti agar Marni ketar-ketir. "Maksudnya, Buk?" tanya Marni dengan dahi berkerut. "Memangnya kamu tidak pernah dengar kasus perampokan saat majikannya tidak ada di rumah? Semua harta habis dikuras sama orang. Kalau dipikir-pikir aneh, ya, merampok, tapi pintu rumah tidak ada yang rusak. Saya yakin ulah orang dalam." Aku membalas sambil memasukkan ponsel ke dalam tas, berpura-pura tidak melihat raut Marni yang berubah pucat. "O, orang dalam?" Dia terlihat gugup. Aku mengangkat pandanganku agar Marni merasa terintimidasi. "Dengar-dengar asisten rumah tangganya. Eh, kamu tidak begitu, kan?" "Ti, tidak, Buk. Mana mungkin saya sejahat itu." Marni menggerakkan kedua tangannya di depan dada. Aku tersenyum tipis melihat Marni semakin salah tingkah. "Baiklah, saya berangkat dulu. Ingat pesan saya." Setelah Marni mengangguk, aku berjalan ke luar
Last Updated : 2024-07-12 Read more