Share

Sikap Tegas Bastian

Aku baru selesai mencuci piring bekas makan siang ketika bel berbunyi. Bastian yang sedang berbaring di sofa berkata kalau dia saja yang akan membuka pintu. Setelah membersihkan wastafel, menyusun sabun, lalu mengeringkan tangan aku menyusulnya ke luar. Langkahku memelan melihat Sani berdiri di depan pintu dengan wajah kusut dan mata sembab.

"Mas, tolong mengerti perasaanku. Aku sudah terlanjur cinta sama kamu. Aku tidak bisa hidup tanpa kamu." Gadis itu merengek sambil berusaha memegang tangan Bastian, tetapi lelaki itu terus menepis tangan Sani.

"Sani, apa yang kamu rasakan bukan tanggung jawabku. Apa aku pernah memberi harapan padamu? Apa aku pernah meladeni chat-chat yang kau kirimkan?" Bastian menjawab dengan nada lembut membuat aku gemas. Calon pelakor, kok, dilembutin. Ya, ngelunjak!

"Tapi kamu tidak pernah bilang ke aku statusmu, kamu juga selalu baik sama aku." Sani terus menghiba memohon agar Bastian membalas cintanya.

Bastian menggeleng. "Kamu salah paham. Sebagai pen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status