Share

Tak Ada Gading yang Tak Retak

"Aku mencintaimu."

Aku memejamkan mata berharap bayangan Bastian tak lagi mengganggu hari-hariku. Namun, semakin mencoba abai justru raut lelaki itu semakin enggan hengkang. Cinta ... dadaku bergetar saat Bastian mengucapkannya, ingin percaya, tetapi ragu masih mengekang hati ini. Aku memilih diam, tidak menerima tak juga menolak. Untuk saat ini aku tak peduli apa dia bersungguh-sungguh atau tidak, menyembuhkan hati prioritasku.

"Kita sampai." Suara Bastian melerai lamunanku menyadarkan kalau kami sudah sampai ditujuan.

"Kamu mau di mobil atau ikut masuk?" Lagi Bastian bertanya sembari menatapku dari kaca spion.

"Aku ikut," balasku singkat dan lebih dahulu memutus tatapan Bastian, tanganku bergerak membuka pintu mobil lalu keluar untuk menghindari interaksi terlalu banyak dengan lelaki itu. Bukan apa-apa, sorot Bastian seakan mampu melihat apa yang tersembunyi di dadaku.

Aku membiarkan Bastian dan Hanif berjalan di depan. Bangunan pesantren tempat yang dipilih Hanif untuk mondok terli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status