Tubuh Hendrik gemetar parah. Bukan karena ancaman Ansel, tapi karena kejahatannya diketahui oleh Ansel."D-darimana kamu t-tahu?" Hendrik terbata-bata, dia melirik ke arah Lidia dan Mona yang sepertinya tidak mendengar pembicaraan mereka.Ansel tertawa, ia memperkuat cekikannya pada Hendrik, membuat pria paruh baya itu semakin kesulitan bernapas. Saat Hendrik sudah hampir pingsan, Ansel melepaskan cekikannya.Hendrik mengambil napas dengan rakus, ia menghirup udara seperti akan menghabiskan untuk dirinya sendiri."Bagaimana rasanya berada diantara hidup dan mati?" Ansel bertanya dengan sorot mata tajam. Jika saja dirinya kini berada di medan perang, mungkin saat ini Hendrik hanya tinggal mayatnya saja.Hendrik tak dapat berkata-kata. Ia benar-benar ketakutan. Bahkan dia seperti ingin buang air kecil di celananya.Ansel menarik tubuh Hendrik dengan kasar, lalu membawanya ke depan Mona dan Lidia."Ka-kalian! B-bantu aku dari dia!" Lidia menatap takut ke arah Ansel, lalu beralih ke arah
Last Updated : 2024-10-29 Read more