Esok paginya, Nibras duduk di kursi kantor kebesarannya dengan tatapan kosong ke arah layar laptop yang menyala di depannya, tetapi tak melakukan apapun. Kata-kata Gary terus terngiang di kepalanya, mengusik setiap sudut pikirannya. "Jadi, sebelum kau melanjutkan hidupmu atau apapun yang menjadi rencanamu, sembuhkanlah dirimu terlebih dahulu.” Kalimat itu terasa seperti tamparan yang tidak hanya menyadarkannya, tetapi juga mengguncang dunianya yang sudah rapuh. Ia tahu, ada kebenaran di balik ucapan sepupunya itu. Namun, bagaimana mungkin pria itu bisa memulai proses penyembuhan ketika luka yang ditinggalkan Agnia masih menganga? Bagaimana bisa ia move on jika setiap kenangan bersama Agnia seperti bayangan hantu yang selalu mengikutinya? Nibras menyugar rambutnya sedikit kasar diikuti helaan napas berat bersamaan dengan sebuah ketukan terdengar di pintu. “Masuk,” ucapnya dan tak lama, Gunawan pun sudah berjalan mendekat dan berhenti di depan meja kerjanya. “Lima belas men
Last Updated : 2024-08-08 Read more