Abian Pov.Kembali ke Jakarta, pagi harinya aku langsung datang ke sebuah kantor agensi model, untuk menemui seseorang."Abian? Hei! Tumben kemari, ada apa?" suara manja nan ceria serta lengkungan senyum menawan dari seorang perempuan yang sebenarnya sangat aku hindari.Amel.Entah mengapa aku pun menaruh curiga padanya, sebelum Tyas pergi ke Semarang, ia ada terlibat konflik dengan Amel. Tak menutup kemungkinan Amel bisa saja mencelakai sahabatnya sendiri karena aku lebih memilih Tyas daripada dirinya.Terkadang soal cinta seseorang bisa saja gelap mata, tak pandang siapa orang itu."Iya Mel, aku ... Ada perlu sedikit denganmu Mel," sahutku sesantai mungkin, meski sebenarnya aku malas sekali menemuinya."Ya, ya, duduk yuk, sini."Aku melangkah mengikutinya untuk duduk di sofa panjang berada tak jauh dari meja resepsionis, kantor agensi tempatnya bernaung.Tak kupungkiri, Amel itu cantik. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih bersih, dengan rambut sepanjang bahu, berwarna kecokelat
Read more