"Kamu?!""Hei, Ya, ini aku Yas." Laki-laki itu menatapku sambil tersenyum."Yusuf, kamu, kok biasa –""Duduklah dulu, Nek Imas, duduklah." Aku dan dan Imas mendaratkan bobot di kursi yang ada di hadapan Yusuf."Kenapa bisa? Ya hanya Allah yang tahu," jawabnya santai. ""Jadi, kamulah pemuda yang menolongku saat aku sudah pingsan di tepi jurang itu?" tanyaku memastikan lagi.Lagi Yusuf hanya tersenyum."Nek Imas, terimakasih banyak, sudah merawat calon istri saya dengan baik, sampai dia benar-benar sembuh."Aku kembali terkejut mendengar kata terakhir yang di ucapkan Yusuf."Ehm, Yusuf, maksud kamu apa ya? Ehm, sebelumnya aku ucapkan banyak terimakasih karena berkat pertolongan dari kamu, aku bisa selamat, dan terlepas dari para penculik itu. Tapi kamu ...."Yusuf terdiam kemudian tersenyum. "Yas, kamu percaya dengan takdir Tuhan?"Aku mengangguk, meski belum sepenuhnya paham apa maksudnya Yusuf."Mungkin ini cara Tuhan untuk menyatukan kita. Sebenarnya hari itu, hari dimana kamu pa
Read more