All Chapters of Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri : Chapter 121 - Chapter 130

158 Chapters

Bab 121. mencari.

Malam ini sama seperti malam kemarin, aku tak bisa tidur. Hati dan pikiranku terus saja tertuju pada Tyas. Bagaimana keadaan dia saat ini Tuhan!Aku tak ingin kehilangan dia. Apalagi jika harus kehilangan hati dan juga raganya. Sudah cukup aku menderita kehilangan hatinya saat ia memilih hidup bersama dengan Iqbal dulu. Tentu kali ini akan lebih menyakitkan lagi.Aku tak sanggup ya Allah. Aku mohon, jaga dia, lindungi Dia, dimana pun dia berada.Sore tadi aku menemui Pak Aditama, dan beliau bilang di desa tempat tantenya Tyas dia juga tak bertemu dengan laki-laki yang kala itu sempat mengutarakan cinta pada Tyas.Ini menambah daftar orang yang patut dicurigai. Kenapa dia pergi di saat yang sama dengan hilangnya Tyas?Aku pun telah menyuruh orang untuk memata-matai beberapa orang yang memang sejak dulu menjadi rival bisnis perusahaan Aditama. Tak menutup kemungkinan mereka juga patut dicurigai, mengingat dulu Tyas pernah hampir menjadi korban perampokan oleh salah satu saingan bisnis k
Read more

Bab 122. Stefy yang baik.

Ucapan Stefy terdengar tulus. Semoga benar dia tulus mendoakan kebaikan untuk Tyas.Aku melanjutkan langkah keluar rumah. Aku ingin menemui Amel lagi hari ini.Ehm, tapi setelah aku pikir-pikir, sebaiknya aku diam-diam mengikuti Amel. Aku yakin dia tak akan buka mulut mengatakan dimana Tyas.Baru saja aku masuk mobil, ponsel di saku celanaku berdering. Panggilan masuk dari Pak Aditama."Hallo Pak.""Hallo Bi, laki-laki bernama Edo itu sudah di tangkap, dan dia mengaku di suruh sama seseorang yang mengancamnya akan menutup rest area itu jika tidak mengikuti perintah orang itu. Karena ternyata orang yang menyuruh Edo itu adalah seorang pengusaha besar. Mudah saja baginya untuk mematikan usaha Pak Edo."Aku menghela napas, lega sekaligus penasaran siapa dalang di balik ini semua."Siapa Dia Pak?""Polisi masih menyelidiki, karena dari keterangan Pak Edo, dia laki-laki yang cukup berpengaruh. Pak Edo sendiri tidak begitu mengenal laki-laki itu, tapi ancaman dari orang itu, sukses membuat
Read more

Bab 123. Tyas pov

Tyas Pov. Aku terkejut ketika membuka mata ternyata aku sudah dalam keadaan terikat di bangku, mulutku juga di ikat dengan kain merah, aku tak bisa berteriak, untuk meminta tolong. Aku mengedarkan pandangan sekeliling. Aku berada di sebuah gudang tua. Banyak kayu-kayu balok teronggok, tempatnya pengap dan kotor. Astaghfirullah, aku dimana? Suasana remang-remang karena minim pencahayaan, pilar-pilar beton menjulang tinggi, menandakan gedung ini dulunya megah, sebelum akhirnya terbengkalai. Suasana di sini juga berbeda, auranya berbeda. Aku menitikkan air mata, takut, sekaligus juga bingung, siapa sebenarnya mereka yang membawaku kesini? Apa maunya? Aku mencoba menggerakkan tanganku, berusaha untuk bisa lepas dari jerat tali yang mengikatku. Tapi semakin aku banyak bergerak, semakin sakit pergelangan tanganku. Kaki juga dalam keadaan terikat. Ya Allah, aku dimana? Lindung aku ya Allah. Siapa yang tega berbuat seperti ini? Dalam kegalauan yang sedang aku rasakan. Tiba
Read more

Bab 124. Berhasil kabur

Hap! Entah kekuatan dari mana, aku yang dilanda ketakutan luar biasa, tiba-tiba saja memiliki keberanian untuk mencoba sekali lagi, berpegangan kuat-kuat pada ventilasi yang kini terbuka karena kacanya telah jatuh dan pecah.Aku berusaha menahan berat tubuhku, hingga siku tanganku berhasil naik ke atas ventilasi.Gebrakan di pintu makin terdengar keras, membuatku semakin takut.Terkadang kekuatan dari dalam tubuh manusia bisa meningkat berkali-kali lipat, ketika dia sedang dilanda ketakutan ya luar biasa. Dan itulah yang aku rasakan sekarang ini.Aku terus berusaha sekuat yang aku bisa. Hanya ini kesempatan satu-satunya untuk bisa kabur.Bismillah.Akhirnya separuh tubuhku sudah keluar dari ventilasi.Brakk! Bersamaan dengan terbukanya pintu kamar mandi."Heh! Sialan, kabur Lu ya!"Hap!Aku menjatuhkan tubuhku keluar gedung yang lumayan tinggi, dibawahnya tanah lapang rerumputan dan daun-daun kering.Jangan di tanya bagaimana rasanya. Sakit bukan main, tubuhku serasa seperti di bant
Read more

Bab 125. Laki-laki Misterius.

Aku kembali melakukan aktifitas di dalam rumah, meski Nek Imas selalu melarangku melakukan pekerjaan rumah, tapi aku tetap tak ingin berdiam diri saja. Bagaimana pun aku di sini menumpang. "Nek kemana anak dan suami Nek Imas?" Aku memberanikan diri bertanya sambil mengupas bawang merah untuk memasak tumis kangkung.Nek Imas terdiam, tangannya masih asyik mengupas bawang putih di tangannya.Aku lihat Nenek di sini hanya tinggal sendirian di rumah ini. Hanya ada satu figura foto yang terpajang di dinding kamar Nek Imas, di mana difoto itu, terlihat Nek Imas berdiri bersama seorang laki-laki dan satu anak laki-laki di tengah-tengah mereka. Tapi kemana mereka, kenapa Nek Imas tinggal sendirian?"Nek, Nenek keberatan ya dengan pertanyaan saya ya, maafkan Tyas ya Nek," sambungku lagi, merasa tak enak melihat ekspresi Nek Imas."Suami Nenek, sudah meninggal sepuluh tahun lalu, karena penyakit diabetes yang di deritanya. Sementara anak semata wayang Nenek, dia pamit untuk bekerja ke kota, l
Read more

Bab 126. Bertemu Yusuf.

"Kamu?!""Hei, Ya, ini aku Yas." Laki-laki itu menatapku sambil tersenyum."Yusuf, kamu, kok biasa –""Duduklah dulu, Nek Imas, duduklah." Aku dan dan Imas mendaratkan bobot di kursi yang ada di hadapan Yusuf."Kenapa bisa? Ya hanya Allah yang tahu," jawabnya santai. ""Jadi, kamulah pemuda yang menolongku saat aku sudah pingsan di tepi jurang itu?" tanyaku memastikan lagi.Lagi Yusuf hanya tersenyum."Nek Imas, terimakasih banyak, sudah merawat calon istri saya dengan baik, sampai dia benar-benar sembuh."Aku kembali terkejut mendengar kata terakhir yang di ucapkan Yusuf."Ehm, Yusuf, maksud kamu apa ya? Ehm, sebelumnya aku ucapkan banyak terimakasih karena berkat pertolongan dari kamu, aku bisa selamat, dan terlepas dari para penculik itu. Tapi kamu ...."Yusuf terdiam kemudian tersenyum. "Yas, kamu percaya dengan takdir Tuhan?"Aku mengangguk, meski belum sepenuhnya paham apa maksudnya Yusuf."Mungkin ini cara Tuhan untuk menyatukan kita. Sebenarnya hari itu, hari dimana kamu pa
Read more

Bab 127. Cemburu.

"Hallo Papa.""Hallo." Papa menyahut di seberang sana."Tyas! Ini benar kamu Nak?!" "Iya Pa, ini Tyas Pa.""Alhamdulillah, ya Allah, Sayang kamu dimana Nak? Gimana keadaan kamu? Apa kamu baik-baik saja? Apa para penculik itu menyakitimu?"Papa langsung memberondong dengan pertanyaan yang bertubi-tubi."Alhamdulillah Pa, Tyas baik-baik saja Pa. Tyas nggak apa-apa. Tyas memang di culik dan di sekap di sebuah gedung tua Pa, tapi Alhamdulillah, Tyas bisa kabur Pa, dan bisa selamat karena di selamatkan oleh Yusuf.""Apa? Yusuf? Bagaimana bisa dia berada sama di tempat kamu di culik?""Panjang ceritanya Pa. Yang jelas sekarang Tyas baik-baik saja, Papa tak perlu khawatir ya.""Alhamdulillah, wa syukurillah, ya Allah terimakasih. Jadi sekarang kamu ada di mana? Biar Papa jemput kamu.""Aku ada di salah satu desa terpencil di sebuah kabupaten di Jawa barat Pa.""Papa akan jemput kamu sekarang yg Sayang.""Nggak usah Pa, sore ini juga Tyas akan diantar Yusuf ke rumah. Jadi Papa tunggu Tyas di
Read more

Bab 128. pulang di rumah.

Setelah berbasa-basi dengan Papa akhirnya Yusuf pamit, karena dia juga akan pergi ke tempat dimana Imam anaknya Nek Imas berada.Aku bisa bernapas lega sekarang, sejak tadi aku sudah merasa resah takut kalau Yusuf benar-benar mengutarakan keinginannya melamarku di depan Papa.Apalagi ada Abian di sini bisa makin runyam urusannya.Yusuf pamit, aku dan Papa mengantarkannya sampai di halaman rumah. Abian berdiri santai di ambang pintu.Masih bisa kulihat bagaimana Yusuf menatapku, dan sebisa mungkin aku menghindar tatapannya itu.Bukan aku tak berterimakasih atau apa, tapi aku hanya ingin hubungan kami bisa tetap berjalan selayaknya teman saja. Tak lebih.Setelah memastikan mobil Yusuf keluar halaman rumah, aku masuk kembali ke dalam rumah bersama Papa."Duduk dulu sini Sayang," ajak Papa."Bagaimana keadaan kamu selama mereka menyekap kamu? Apa mereka menyakitimu?""Tyas nggak apa-apa Pa. Alhamdulillah Tyas berhasil kabur, jadi tidak begitu lama di sekap di dalam gudang itu."Papa meng
Read more

Bab 129. Maaf.

"Mel." Dua hari setelah aku pulang ke rumah, aku menemui Amel."Tyas!" Amel yang sedang break dari acara pemotretan, tampak sangat terkejut melihatku datang."Tyas! Bagaimana bisa kamu kesini?" tanyanya masih tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya, dia terlihat gugup."Ya bisa lah! Memang kenapa, kalau aku datang kemari? Apa ada yang salah?""Ehm, ya nggak ada sih, cuma kaget aja, bukannya kata Abian kamu ....""Aku di culik? Ya, tapi Alhamdulillah aku selamat, dan bisa sampai di sini sekarang ini."Amel menatapku lekat."Oh, syukurlah kalau gitu. Ada apa kemari?"Jika dulu saat berjumpa kita bisa begitu hangat, kini suasananya sangat berkebalikan. Jangankan berpelukan, sekedar tersenyum saja sangat kaku.Percakapan macam apa ini? Semenjak terjerat cinta segitiga diantara kami, sikap Amel pun berubah, kami tak lagi sedekat dulu, untuk sekedar ngobrol saja, harus kaku seperti ini.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan."Aku pengin ngobrol aja sama kamu. Mel
Read more

Bab 130. Will you Marry me?

"Assalamualaikum, Ma!"Aku dan Abian memasuki rumah Abian."Wa'alaikumussalam! Tyas, kamu datang Sayang, Alhamdulillah, kamu kemana aja Sayang, nomer kamu nggak aktif belakangan ini. Kamu sehat?"Sambutan hangat langsung aku rasakan begitu Bertemu dengan Tante Suryani. Beliau langsung memelukku, mencium pipi kanan dan kiriku."Alhamdulillah Tyas baik Mah, Sehat. Mama gimana? Sehat?""Alhamdulillah Mama juga sehat, kamu lagi nggak marahan sama Abi kan?" tanya Tante Suryani kemudian melirikku dan Abian secara bergantian.Aku langsung. Aku langsung menoleh pada Abian, ia tersenyum."Enggak lah Ma! Tyas memang sedang sibuk aja Ma. Jadi nggak bisa di ganggu. Ya kan Sayang?""Hem, oh, iya Ma. Betul sekali kata Abian, akhir-akhir ini memang Tyas sibuk Ma. Maafkan Tyas ya Ma.""Iya sudah nggak apa-apa. Jangan terlalu diforsir, jaga kesehatan kamu ya."Aku mengangguk tersenyum."Iya Ma. Makasih ya.""Ya sudah yuk, jadi jalan sekarang?" tanya Abian."Jadi dong! Yuk jalan sekarang! Sebentar Mama
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status