“Kenapa kamu menuduhku seperti itu?” tanya Gaby. Gaby menunjuk dadanya sendiri. “Aku dan Firly itu berteman di kampus. Aku hanya bertemu dengannya untuk membahas tugas. Aku bahkan tidak tahu dia bekerja di perusahaanmu.” Damian mengusap wajahnya kasar. “Yasudah kalau tidak percaya. Kamu pergi sekarang.” Gaby mengibaskan tangannya. Ia berbalik dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Mengambil air dan meminumya perlahan. “Sayang..” lirih Damian. “Aku tidak mau kamu berteman dengan sembarangan orang,” ucap Damian. “Dia bukan sembarangan orang, Damian. She is my friend.” Gaby memutar balikkan tubuhnya. Damian menghela nafas. “Jangan dekat-dekat dengannya.” “Kenapa?” “Aku tidak mau kamu berteman dengan bawahanku.” “Kenapa?” tanya Gaby lagi. “Aku butuh alasan.” Damian mengambil tangan Gaby. “Kamu itu calon istriku, sebentar lagi kita menikah. status kamu akan segera berubah menjadi istriku. Status kamu jauh lebih tinggi daripada staff biasa di kantor. Aku tidak mau or
Baca selengkapnya