Home / Romansa / PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU: Chapter 1 - Chapter 10

54 Chapters

Bab 1. Kepergian Suamiku

Bab 1. Kepergian Suamiku"Bi, kenapa Mas Daniel belum juga pulang ya? Biasanya kalo jam segini dia sudah pulang?" tanyaku pada Bi Nani, salah satu asisten rumah tangga yang sudah mengabdi di keluarga ini belasan tahun lamanya."Oh, saya nggak tahu Nyah. Memang sih biasanya Tuan pulang jam empat sore tapi kok hari ini lain ya. Ehm ... Mungkin masih ada rapat di kantor Nyah," ucap Bi Nani dengan segala keramahtamahannya.Wajahku langsung masam, duduk di kursi sofa dengan segala pemikiran yang ada. Hari ini adalah ulang tahun Daniel yang ketiga puluh lima, mana mungkin ia lupa akan tanggal kelahirannya sendiri bukan?!"Coba Nyah ditelepon, mungkin Tuan Daniel lupa kalo hari ini ulangtahunnya," hibur Bi Nani sambil tersenyum.Aku mendongak, memandang asisten paruh baya itu dengan tatapan penuh arti."Nggak usah Bi, mungkin benar kalo Mas Daniel masih sibuk di kantor. Sembari nunggu, biar saya hias rumah ini seadanya saja untuk menyambut kepulangannya nanti," jawabku sambil mengukir senyum
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 2. Bertemu Cinta Pertama

Bab 2. Bertemu Cinta Pertama"Iya Sayang, aku akan segera terbang kesana. Tunggu aku ya," ucap Daniel sambil menatap keindahan langit dari lantai sepuluh di kantornya.Pria dewasa itu tersenyum lebar, mematikan ponselnya sejenak lalu duduk di kursi putar. Hatinya berbunga-bunga, perasaan yang sama yang ia rasakan sejak empat tahun yang lalu.Meraih gagang telepon yang tersedia di kantor, Daniel segera menelpon Angela untuk memanggil Riko—asisten pribadi sekaligus kawan lamanya untuk hadir di ruangan pribadinya."Halo Angela, tolong panggil Riko sekarang ya." Pria itu menginstruksi lalu menutup telepon kembali.Beberapa saat kemudian, pria berwajah manis dengan kemeja hitam datang memasuki ruangan pribadi tersebut.Riko menatap Daniel, ia membungkukkan badan lalu duduk di hadapan Daniel."Kamu tahu, untuk apa aku memanggilmu ke sini?" Daniel melempar pertanyaan pada Riko. Pria itu mengulas senyum sambil menyandarkan punggungnya di kursi putar."Tidak tahu Tuan," ucap Riko sambil membun
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 3. Pura-pura Tak Peduli

Bab 3. Pura-pura Tak PeduliDikecewakan Daniel bukanlah yang pertama kali bagiku. Selama ini aku hidup bersama Daniel, banyak kekecewaan yang harus kutelan mentah-mentah termasuk tidak pernah disentuh di setiap malam-malam panjang.Demi cintaku pada Daniel, aku rela menelan semuanya dan pura-pura tak peduli. Entah sampai kapan, aku sendiri tidak tahu.Semalam aku lagi-lagi harus merasakan ranjang dingin tanpa pangeranku tersebut. Entah karena urusan apa, aku sendiri tidak tahu kenapa Daniel begitu buru-buru meninggalkan diriku tanpa memberitahu.Demi menjaga pikiran tetap waras, aku memilih untuk pergi mencari kopi bersama para sahabatku. Duh, sudah lama sekali aku tidak merasakan kumpul bersama teman-teman.Maka siang itu rencana yang sudah lama terpendam akhirnya terwujudkan. Kukumpulkan semua teman yang kupunya agar suasana semakin meriah.Jam satu siang tepatnya di cafe Horizon, cafe langganan kami selama ini jika ingin berkumpul bersama-sama. Dengan tawa cekikikan mereka, aku bis
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 4. Mencari Informasi

Bab 4. Mencari InformasiKenapa aku mengatakan bahwa aku sedang mabuk? Ya karena aku tahu Riko tidak akan mungkin mau menemuiku dalam keadaan sehat atau apalah itu.Riko adalah orang terdekat suamiku, sudah pasti ia akan lebih condong pada Daniel ketimbang diriku.Setelah menelponnya dan pura-pura sedang mabuk, entah terpaksa atau tidak aku yakin Riko pasti akan segera menghampiriku di kafe Horizon.Benar saja, tidak sampai tiga puluh menit pria itu datang membawa motor matiknya dan menghampiri mobilku. Memang kejahatan tapi apa boleh buat, aku terpaksa membohonginya.Pria itu berjalan cepat, wajahnya tampak cemas dan khawatir. Menuju ke pintu mobil, dengan sigap ia mengetuk-ngetuk kaca mobil."Nyonya, Nyonya Devi, buka pintu mobilnya." Riko berkata di luar sana sambil terus mengetuk pintu mobil.Aku menghela napas, membuka pintu lalu memandangnya cukup lama. Seperti dugaanku, Riko tercengang dengan apa yang ia lihat. Tidak mabuk dan ia melihatku dalam keadaan sehat wal Afiat."Nyonya
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 5. Menyambut Daniel Pulang

Bab 5. Menyambut Daniel Pulang"Nyonya, kamu baik-baik saja?" Riko melambaikan tangannya di depanku, membuatku sedikit tersentak dan sadar akan lamunan yang entah sudah berapa lama."Ah, tidak. Sampai mana percakapan kita tadi?" balasku pura-pura kembali ke topik bahasan. Riko tak menjawab, ia merasa tidak enak hati terlebih melihat wajahku yang nampak tertekan karena informasi itu."Maafkan aku Nyonya, meskipun aku teman baik Tuan Daniel tapi aku tidak mampu menasehatinya untuk menjadi pasangan yang baik," ujar Riko dengan perasaan resah.Untuk menyamarkan ketidaknyamanan itu, Riko meraih cangkir kopi dan menyeruputnya pelan.Aku tersenyum tipis, mengusap dahiku yang berdenyut sakit akibat kenyataan di luar nalar ini. "Tidak apa-apa, aku justru berterima kasih sekali karena kamu sudah terbuka dengan hubungan gelap mereka."Riko manggut-manggut, ia menatap keluar cafe dimana senja perlahan mulai membayang di langit. "Jadi kau hanya pura-pura mabuk untuk menjebakku kemari?"Aku menatap
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 6 Tamu Tak Tahu Diri

Bab 6. Tamu Tak Tahu DiriUntuk menutupi rasa terkejutku, aku hanya bisa diam dan terus mengamati mereka terlebih dua anak kembarnya yang menatapku dengan penuh rasa takut. Tidak, dia tidak boleh tahu bahwa aku terkejut apalagi terluka oleh perbuatannya tersebut.Menarik napas lalu manggut-manggut, aku menanggapinya dengan biasa. Tidak Devi, kamu harus kuat dan tidak boleh terlihat lemah.Tersenyum lebar, aku menatap Daniel dengan tatapan biasa sambil bersedekap."Oh jadi ini kejutan yang kamu katakan kemarin Mas?" tanyaku dengan nada sedikit guyon. "Tidak apa-apa, aku juga menyukai anak-anak."Untuk mengurangi ketegangan dalam batinku, aku mencoba tersenyum pada anak-anak itu dan menjawil pipinya yang gempil. "Aku harap aku juga bisa dipanggil mama oleh mereka."Daniel dan Anggun saling tatap, sepertiya mereka keheranan atas reaksi yang kutunjukkan. Tidak, tidak semudah itu kalian membuatku lemah dan menangis."Mari masuk, Bi Nani sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu Mas." Berbalik
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 7. Rencana Selanjutnya

Bab 7. Rencana Selanjutnya"Kamu tak seharusnya bilang begitu Devi," dengkus Daniel lirih. Wajahnya menunjukkan kekecewaan yang dalam, bahkan untuk membela kekasih hatinya ia rela menghentikan makan dan melotot ke arahku.Aku mengendikkan bahu lalu tersenyum tipis, "kamu lupa Mas siapa aku di rumah ini. Boleh saja kamu menampung selingkuhanmu di sini, anggap saja aku kasihan pada bocah-bocah manis ini.""Dev!""Satu lagi Mas, tamu harusnya menghargai pemilik rumah ini. Meskipun ia sudah diberi jantung, aku harap ia cukup tahu diri dan mengerti untuk tidak lagi meminta hati." Aku tersenyum lalu menyeruput sisa susuku yang tinggal separuh.Meraih serbet di atas meja dan membersihkan noda di atas mulutku, sejenak kulirik dua bocah kembar itu yang tampak makan dengan belepotan. Duh, ibu mereka saja sibuk bermesraan hingga lupa seperti apa rupa anak mereka saat ini."Karena aku sudah selesai, aku akan istirahat dulu di kamar." Aku berpamitan sambil mengulas senyum, sebelum itu aku sempat m
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 8. Pembalasan Pertama

Bab 8. Pembalasan PertamaSebagai istri sekaligus penguasa rumah, keputusanku paling mutlak untuk didengarkan oleh seluruh penghuni rumah termasuk Bi Nani. Setelah tahu Daniel hendak pulang dari Bali, firasatku sama sekali tidak enak. Ditambah lagi cerita dari Riko dan juga kejutan yang bakal diberikan suamiku, membuatku harus menyiapkan antisipasi pada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.Maka malam itu setelah pertemuanku dengan Riko sekaligus datangnya pesan berbau aneh dari Daniel, aku meminta Bi Nani untuk menyiapkan serangkaian rencana yang tentunya hanya kami yang tahu."Bi, Tuan sepertinya mau pulang besok. Hanya saja saya merasa ganjil dengan pesan yang dikirim tadi sore," curhatku pada Bi Nani. Ya, Bi Nani sudah kuanggap seperti bibi sendiri. Jika aku ada keluhan, wanita paruh baya itulah yang pertama kali akan menolongku."Pesan apa Nyonya? Kenapa ganjil?" Bi Nani tak paham, ia yang duduk di lantai menatapku dengan tatapan polos.Aku menarik napas, mencoba menceritakan apa
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Bab 9. Bagai Kutukan

Bab 9. Bagai KutukanMengabaikan pesan singkat Daniel yang menyatakan aku tidak boleh mengusik kekasih hatinya, pulang dari restoran mahal aku pun bergegas membersihkan diri. Karena saat itu sudah sore, aku meminta Bi Nani untuk menghidupkan saluran air yang tempatnya bersifat rahasia dan tentunya hanya kami yang tahu.Setelah mandi dan keramas tubuhku terasa sangat segar. Aroma sabun greentea dan juga aroma sampo yang serupa cukup menenangkan pikiranku yang stres akibat Anggun dan juga anak-anaknya.Duduk di ruang tengah, aku membawa segelas air putih dingin dan juga majalah baru. Tak harus bekerja, saham-saham ayahku cukup membuatku bisa jajan dan foya-foya setiap hari.Mataku melebar saat mendapati ruang tengah itu penuh dengan benda mainan dari kedua bocah yang katanya anaknya Anggun, aku duduk tak berkutik untuk beberapa saat. Jujur emosiku langsung naik, aku tak biasa melihat rumah ini berantakan barang sejenak. Entah apa yang dilakukan ibun
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bab 10. Surat Pembuktian

Bab 10. Surat PembuktianAku memang polos tapi kepolosanku tidak separah yang dibayangkan Daniel selama ini. Dia kira dengan membawa Anggun ke rumah maka aku bisa bungkam dan menyerah begitu saja, oh tidak. Tentu saja aku akan mempertahankan buku nikah kita dan tidak akan pernah menukarnya dengan surat perceraian dalam bentuk apa pun.Aku sendiri juga tidak pernah menduga jika kedatangan Anggun ada manfaatnya juga. Ya, selain menyaksikan drama gratis setiap hari, ternyata aku cukup terhibur dengan pertengkaran mereka yang sayup-sayup selalu kudengar setiap waktu.Ah, emang enak. Siapa suruh menyepelekan istri sah, Anggun sendiri seolah mendekati bara api setiap kali berpapasan denganku.Malam itu aku pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Sebuah botol kemasan berisi air mineral menjadi favoritku setiap hari. Melewati ruang tengah, dapat kulihat Daniel dan kekasih hatinya tengah menonton film romantis dari masa ke masa.Tertegun sejenak
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status