Bab 25. PerjanjianAku tak ingat apa pun. Yang kurasakan saat ini adalah kepala yang terasa berat dan mata yang sulit terbuka, bahkan aku seperti mengarungi lautan mimpi yang panjang dan melelahkan. Sialnya, bahkan dalam mimpiku itu aku harus berteman dengan anak-anak Anggun dan mengasuhnya kesana-kemari.Mencoba untuk meninggalkan bayang-bayang anak Anggun yang menghantui, aku berlari secepat mungkin. Napasku naik turun, kakiku gemetaran menahan lelah dan remuk. Keringatku bercucuran, aku berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk berlari bahkan sampai ke sisa-sisanya."Kembalikan papaku, Tante. Kembalikan!" Dua bocah itu mengejarku, dengan kakinya yang mungil mereka sama sekali tidak merasa kelelahan. Ya Allah, selamatkan aku. Selamatkan aku.Aku tersentak, bersamaan dengan itu mataku terbuka lebar-lebar. Pikiranku kosong, yang ada hanyalah plafon putih di atas kepalaku. Ini dimana, dengan siapa, aku sama sekali kosong dan tidak mengerti.
Last Updated : 2024-06-16 Read more