Home / Romansa / PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of PEREMPUAN LAIN DI HATI SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 40

54 Chapters

Bab 31. Apakah Ini Cemburu?

Bab 31. Apakah Ini Cemburu?POV Daniel[Dev, kamu sedang apa? Kamu baik-baik saja kan? Aku ... Aku memikirkanmu. ]Aku merasa risau hingga tanpa sadar menulis pesan itu dan mengirimnya pada Devi. Ah, sedetik kemudian aku sadar, aku tak seharusnya mengungkapkan perasaan langka seperti itu pada Devi. Maka secepat kilat aku menghapusnya, berharap Devi tidak membaca pesan memalukan tersebut."Papa, ayo main lagi." Denna, anak kembarku menarik-narik tanganku dan memintaku untuk menemaninya bermain bola. Dengan kompres yang masih tertempel di dahi, bocah itu begitu ceria ketika mendapatiku kembali ke penginapan.Tak ingin mengecewakannya, aku pun meletakkan ponsel dan bermain dengan Dena dan Della. Mereka buah hatiku, sudah sepantasnya aku menyenangkan mereka bukan?!"Mas, makan dulu. Aku pesan pizza tadi," ucap Anggun sambil membawa nampan berisi pizza dengan topping jamur dan sosis daging sapi yang terlihat begitu lezat dan menggiurkan. "
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 32. Persiapan

Bab 32. PersiapanPOV DeviAku terkejut saat Riko datang bersama Daniel senja ini. Keduanya berjalan bersamaan menuju ke arahku yang terbengong sejak beberapa detik yang lalu. Apa? Aku tidak sedang berhalusinasi bukan?! Tadi siang aku memintanya pergi ke rumah Anggun dan menghibur anak-anak tapi ... kenapa pria ini ada di sini lagi?"Karena Tuan Daniel sudah ada di sini, saya balik dulu Nyonya," ucap Riko berpamitan padaku. Aku terbelalak, hei ... bukan ini maksudku, kenapa sih Riko langsung buru-buru pergi toh bisa saja kan Daniel hanya sekedar lewat atau ada barang apa gitu yang tertinggal."Mas Riko, kenapa buru-buru?" tanyaku sambil menatap Riko seolah merasa kehilangan. Pria berwajah manis itu tersenyum, ia meraih bungkusan sampah sisa martabak tadi untuk dibuang diluar area rumah sakit."Tuan sudah datang, dia yang akan menemanimu malam ini. Permisi," ucap Riko sambil membungkuk ke arahku, begitu pun pada Daniel yang tampak canggung dan sedikit terlihat resah.Aku diam, memperha
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 33. Pesta Pertunangan

Bab 33. Pesta PertunanganPesta Dania digelar begitu mewah, sebagai seseorang yang bekerja di BUMN dan memiliki orangtua yang memiliki pengaruh, tentu saja pesta pertunangan itu terasa seperti pesta sang konglomerat pada umumnya.Aku dan Daniel turun dari mobil, beruntung tadi sempat mampir ke toko merchandise untuk membeli kado yang pas untuk Dania. Terasa sekali suasana pesta tersebut, kebahagiaan si wanita dan laki-laki benar-benar menyatu, menjadikan acara begitu semarak layaknya pesta seorang putri raja."Hai Devi, akhirnya kamu datang juga." Dania berlari ke arahku dengan girang, ia memelukku seperti memeluk saudari perempuannya sendiri. "Aku sudah khawatir, takut kalau-kalau kau tidak boleh keluar dari rumah sakit."Aku tersenyum, melepas pelukannya yang erat lalu menepuk kedua lengannya. "Jangan khawatir, buktinya aku sudah ada di sini bukan?! Semua ini berkat Mas Daniel yang bersedia membantuku keluar dari rumah sakit."Dania tam
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 34. Pindah Rumah

Bab 34. Pindah RumahApa yang terjadi padaku di pesta Dania tentu saja membuat keluarga besarku menjadi berang. Hal itu wajar terjadi karena Daniel tiba-tiba meninggalkanku dan pergi tanpa bertanggungjawab sedikitpun terhadap diriku. Jangankan menemaniku untuk pulang, ia bahkan menyuruhku kembali dengan menaiki taksi seorang diri.Beruntung saat itu Dania tanggap, alih-alih telepon ke orangtuaku, ia lebih memilih telepon ke Riko —asisten Daniel yang kala itu tengah bekerja di kantor untuk menjemputku di kediaman Dania.Hatiku hancur dan itu tidak bisa diragukan lagi rasa sakitnya seperti apa. Aku hanya diam dan termenung, sekian banyak hari yang kulalui bersama Daniel, rupanya tidak ada satupun kebahagiaan yang membekas di hatinya. Aku tetap kalah dengan wanita yang sudah memiliki dua anak dari benih Daniel sendiri.Aku terus saja memilih diam semenjak peristiwa itu terjadi. Renungan demi renungan telah aku lalui secara perlahan, bagaimana pun kis
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 35. Rela Melepaskan

Bab 35. Rela MelepaskanAku bukanlah orang yang gampang mengatakan selamat tinggal pada seseorang, terlebih pada orang-orang yang selama ini tinggal di dalam hatiku. Aku terpaksa mengatakan selamat tinggal pada Daniel, bukan karena tanpa alasan, aku sengaja karena aku ingin memberinya efek jera.Memangnya siapa dia, berani-beraninya mempermainkan hatiku seperti ini. Dia datang dan pergi sesuka hatinya sendiri sedangkan aku, aku harus menderita siang dan malam hanya untuk memikirkannya. Oh Allah, ini benar-benar tidak adil bagiku.Masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Daniel sendirian di rumahnya, kurasa adalah langkah yang tepat. Jika bukan begitu, ia akan terus meremehkanku dan mempermainkanku."Sudahlah Devi, keputusanmu itu sudah benar. Jangan bermuka sedih seperti itu, kamu masih cantik dan muda, Ayah yakin masih ada pemuda yang mau menikahimu dan balas mencintaimu," komentar Ayah setelah mobil berjalan kurang lebih dua kilometer jauhnya.
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 36. Mari Berlibur

Bab 36. Mari Berlibur"Tidak, aku tidak apa-apa." Aku menepis tangan Daniel yang sedari tadi terus memegangi lenganku. Perlahan duduk di kursi, aku mencoba menstabilkan tubuhku yang terasa tidak enak sama sekali."Kamu pucat, ayo kubantu pergi ke rumah sakit terdekat." Daniel terus saja membujuk, wajahnya terlihat khawatir dengan keadaanku.Aku menggeleng cepat, "tidak, mungkin aku hanya sedikit masuk angin saja.""Tapi ...""Sudahlah Mas, jangan terlalu khawatir. Aku baik-baik saja," tepisku sedikit marah. Aku melotot ke arahnya karena tidak suka, "pergilah. Anak-anakmu jauh lebih membutuhkan dirimu."Daniel terdiam, ia memundurkan langkah beberapa saat. "Apakah itu artinya kau sudah tidak membutuhkan aku lagi?""Cukup Mas, aku nggak bisa meladeni sandiwara yang kau ciptakan. Aku nggak ada waktu, silakan kamu pergi. Aku baik-baik saja di sini."Daniel mengalah, walau wajahnya terlihat kecewa ia tak punya kuasa
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 37. Salah Pesan

Bab 37. Salah PesanJam menunjuk pukul sepuluh siang, aku bergegas untuk pergi bersama teman-temanku untuk mencoba wahana baru. Meskipun aku tidak terlalu tertarik dengan wahana-wahana seperti itu, demi teman aku rela menyisihkan waktuku bahkan menutup tokoku hanya untuk menghargai mereka.Sama seperti ketiga temanku, demi keakraban dan jalinan pertemanan tetap menyatu, kami rela menyisihkan waktu kami untuk kumpul-kumpul bersama walau sekadar hanya membahas gosip artis yang lagi viral."Bi, saya pergi dulu ya. Ada acara dengan teman-teman, misal Ayah ibu pulang dan menanyakan, tolong bilang sama beliau ya," kataku sambil turun dari anak tangga dan memakai tas selempang warna kuning andalanku."Iya Nyah, nanti saya bilang sama Tuan besar dan Nyonya besar." Bi Nani menganggukkan kepala, menatap diriku dengan pandangan khidmat.Aku tersenyum lalu mengangguk, "ya sudah. Hati-hati di rumah ya Bi."Seperti biasa, setiap kali aku pergi
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 38. Pesan Alam

Bab 38. Pesan AlamAku tidak bisa menolak keinginan Daniel, terlebih teman-teman kini berpihak kepadanya. Entah khawatir atau apa, ketiga temanku mendadak setuju dengan keputusan Daniel tersebut."Yang dikatakan Mas Daniel ada benarnya Dev, jika kamu beberapa kali muntah itu tandanya memang ada yang tidak beres dengan tubuhmu," ujar Dania begitu perhatian. Ia menyentuh tanganku dengan lembut, "kamu pergi ke dokter ya. Tapi maaf, kami tidak bisa mengantarmu. Kami hanya berharap semoga sakitmu segera sembuh seperti sedia kala.""Betul Dev, kali ini nurut sama Mas Daniel aja ya. Nggak ada salahnya untuk periksa, toh itu untuk kesehatanmu juga." Ratih ikut membujuk.Aku diam untuk mencerna bujukan mereka. Yang membuatku tidak nyaman adalah kenapa aku harus pergi dengan Daniel hari ini. Tahu sendiri kan, Daniel jika mulai posesif, maka posesifnya melebihi siapa pun."Mas, tolong bawa Devi ke rumah sakit ya. Kami nitip Devi sama kamu, semoga le
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 39. Takut Melangkah

Bab 39. Takut Melangkah"Iya Pak, selamat ya. Mungkin untuk kondisi jelasnya bisa langsung periksa ke dokter kandungan yang ahli," ucap Dokter Chris dengan wajah berseri-seri.Berbeda dengan sang dokter, kami justru mendapatkan dilema masing-masing. Daniel mungkin juga syok dengan apa yang terjadi sementara aku, jangan ditanya perasaanku seperti apa. Disaat aku berusaha untuk merelakan Daniel untuk perempuan lain, Allah menganugerahkan hal tak terhingga seperti ini."Karena saya hanya dokter umum, saya hanya bisa meresepkan beberapa vitamin dosis rendah saja untuk Ibu Devi. Selebihnya silakan periksakan pada dokter kandungan yang ahli ya Bu," ucap Dokter Chris sambil meraih kertas dan mulai meresepkan obat yang nantinya bisa ditebus di apotik terdekat.Setelah menerima kertas resep tersebut, kami beranjak berdiri dan mohon pamit."Terima kasih ya Dok, saya akan segera menebus obatnya di apotik terdekat. Permisi," ucap Daniel sambil menyal
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 40.Sebuah Permintaan

Bab 40. Sebuah PermintaanAkhirnya setelah melalui banyak pertimbangan, aku memutuskan untuk ikut menjenguk Dena. Karena dia bocah, aku mengesampingkan rasa kesalku pada Anggun—selingkuhan suamiku.Mobil yang kami tumpangi berbelok dari arah semula, siang menjelang sore itu kami berencana untuk menjenguk Dena dulu baru pulang ke rumah. Perjalanan menuju ke rumah sakit anak tempat Dena dirawat cukup lama. Kami butuh sekitar tiga puluh menit untuk sampai kesana. Di kotaku rumah sakit khusus anak bisa dihitung dengan jari, itu pun jaraknya lumayan jauh dari pusat perkotaan.Mampir dulu memberi parcel buah, aku berharap oleh-olehku kali ini bisa menghibur Dena. Ya, seperti naluri ibu lainnya, tidak mungkin mampu membenci seorang anak hanya karena ibunya telah melukai hati kita.Setelah melakukan perjalanan panjang, aku dan Daniel sampai juga di rumah sakit anak. Rumah itu penuh dengan pasien anak kisaran usia satu tahun hingga belasan tahun. Beberapa diantaranya tampak bermain di taman ru
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status