Home / CEO / Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Chapter 91 - Chapter 100

220 Chapters

Aku, Suamimu!

Duduk berhadapan langsung dengan Kaisar terasa mencekam. Padahal, sebelumnya Almeera menunggu balasan pesan dari pria itu. Namun, saat berhadapan langsung rasanya ada yang janggal dan berbeda dari Kaisar.“Kenapa kamu kelihatan seperti orang ketakutan, Almeera? Apakah kamu sudah melakukan kesalahan?” tanya Kaisar, suaranya terdengar dingin dan serasa menusuk hingga ke tulang. Almeera hanya bisa menggeleng pelan. Kaisar membuka laporan tersebut sejenak, matanya meneliti setiap halaman dengan teliti. Lalu dirinya meletakkan kertas-kertas itu ke atas meja sambil menyandarkan tubuh di kursi. Kedua matanya menatap Almeera yang tidak berani mengangkat wajahnya.“Kapan kamu mengerjakan laporan ini? Apakah sebelum atau sesudah kamu berdansa mesra dengan Reval?” sindir Kaisar.‘Jadi ini alasannya dia memanggilku? Dari mana dia tahu mengenai kepergianku ke pesta itu?’ batin Almeera ketakutan. Mau tak mau, Almeera memberanikan diri dan mengangkat wajahnya. Mata gadis itu berkaca-kaca ketika be
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Kekasih Gelap

Almeera menatap cermin di toilet, menyeka air mata yang tersisa dan merapikan kemejanya yang kusut. Dengan tangan gemetar, dia menyisir rambutnya yang berantakan dan berusaha menenangkan diri. Meski hatinya masih terasa sakit, dia harus kembali ke ruang kerja dan bersikap biasa agar tidak menarik perhatian rekan kerjanya.Ketika Almeera keluar dari toilet, dia menekan tombol lift dan menunggu dengan cemas. Pintu lift terbuka, dan dia masuk, menekan tombol lantai tiga. Perasaan gugup dan kesedihan masih menyelimuti, tetapi dia berusaha menutupi semuanya dengan wajah tenang. Sehancur apa pun perasaannya saat ini, ia masih punya tanggung jawab untuk bekerja. Ia memang tak ahli dalam menyembunyikan perasaan, tapi kali ini Almeera berkamuflase dengan baik. Ia berlagak semuanya baik-baik saja, walau matanya masih berair dan bibirnya bengkak.Setibanya di ruang kerjanya, Almeera duduk di mejanya dan membuka laptop, berpura-pura sibuk. Dia merasakan tatapan rekan-rekannya, tetapi berusaha te
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Penculikan

“Kenyang sekali rasanya,” gumam Almeera memegangi perutnya.Kepala Almeera menoleh ke kiri dan kanan, memantau pengunjung warung ini. Ketika ia selesai membayar makanan, tiba-tiba kepalanya terasa pusing. “Kenapa tiba-tiba kepalaku sakit?” lirihnya sambil memejamkan mata sesaat menahan sakit. “Mungkin aku harus menghirup udara segar,” lanjutnya melihat banyaknya orang yang berada di tempat ini.Almeera memutuskan untuk berjalan kaki di sekitar kompleks ruko agar rasa pusingnya berkurang. Di sepanjang jalan, pikirannya terus berputar mengenai segala hal yang telah diucapkan dan diperbuat oleh Kaisar. Dengan langkah gontai, Almeera memasuki minimarket terdekat untuk membeli minuman dan obat sakit kepala. Tanpa disadarinya, seorang preman yang bernama Tejo telah membuntutinya sejak dari tenda ayam bakar.Setelah mengambil obat sakit kepala di etalase yang terpajang, Almeera segera menuju ke kasir. “Ada lagi yang mau dibeli, Mbak?” tanya sang kasir.“Tidak ada.” Almeera mengeluarkan u
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Balas Dendam Kasman

Almeera tersentak bangun, kepalanya pusing dan pandangannya kabur. Saat matanya mulai fokus, ia terkejut mendapati dirinya berada di sebuah ruangan kotor yang mirip gudang. Dindingnya berlumut, lantainya berdebu, dan bau apek memenuhi udara. Ia mencoba bergerak, namun merasakan tangan dan kakinya terikat erat. Kepanikan mulai merayap ke dalam dirinya.“Di mana aku? Apa yang terjadi?” gumam Almeera bermonolog. Tiba-tiba, kesadarannya pulih sepenuhnya. Ia ingat bagaimana Tejo mengajaknya mencari kos, lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap. “Apakah aku diculik?” pikirnya, ketakutan menguasai.Almeera menarik napas dalam-dalam dan berteriak sekuat tenaga, “Tolong! Tolong aku! Siapa pun, tolong!” Suaranya bergema di dalam ruangan yang sunyi, tetapi tak ada jawaban.“Tolong! Tolong!” teriaknya terus menerus sampai tenggorokannya terasa kering.Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dengan keras. Tiga sosok masuk, membuat jantung Almeera berdegup kencang. Tejo masuk lebih dulu, diikuti ole
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Pahlawanku

Kaisar tiba di depan gudang yang tampak usang dan kotor. Suara gemeretak dari gerbang besi tua itu menggema ketika mobil berhenti. Dari kejauhan, ia bisa melihat dua preman yang duduk di depan gudang, merokok dengan santai. Sementara seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan mereka. Kaisar menebak pria itu sebagai Kasman, ayah tiri Almeera.Pak Wahyu yang mengemudikan mobil langsung berbisik dengan cemas, “Tuan, apakah kita akan menunggu Pak Willy dan para bodyguard dulu?”“Tidak ada waktu selama itu, Almeera bisa saja dalam bahaya saat ini,” jawab Kaisar. “Tapi, akan sangat berbahaya jika Tuan masuk ke sana tanpa bantuan.” Pak Wahyu mulai cemas dengan keberanian Kaisar.Namun, Kaisar tidak bisa menahan dirinya lagi. Setiap detik yang berlalu terasa seperti duri yang menusuk hatinya, membayangkan Almeera yang mungkin sedang menderita di dalam gudang itu. “Aku harus menyelamatkan Almeera sekarang. Tidak bisa menunggu lebih lama,” jawabnya tegas.Kaisar keluar dari mobil. Ia sud
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Ingin Berdua Denganmu

Mobil melaju meninggalkan tempat Almeera diculik Kasman. Sepanjang jalan, tangan Almeera tidak dibiarkan lepas dari genggaman Kaisar. Bahkan duduk saja, Almeera disuruh mendekat. Sesekali, Kaisar melirik ke arah Almeera yang tampak masih shock akibat kejadian tadi. Namun, saat matanya tertuju pada wajah Almeera, ia menyadari sesuatu yang berbeda.“Almeera, tompel di pipimu ... Kenapa tidak ada?” Kaisar bertanya dengan nada lembut, tangannya mengelus pipi Almeera yang kini bersih tanpa tanda hitam itu. “Apakah selama ini tompel itu palsu?”Almeera terkejut mendengar pertanyaan Kaisar, air matanya mulai menggenang. Dengan ragu, ia mengangguk. “Iya, Tuan. Maafkan saya,” katanya pelan, suaranya bergetar. “Selama ini, saya terpaksa berbohong. Tompel itu palsu. Mata saya juga sebenarnya juga normal, saya tidak butuh kacamata. Saya terpaksa melakukannya demi keselamatanku.”Kaisar mulai memahami Almeera, setelah melihat apa yang terjadi pada wanita itu. Jika Almeera bicara sebelum kejadian i
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Menjadi Istri Sungguhan

Setelah mengambil obat, Kaisar menggandeng tangan Almeera menuju ke mobil. Almeera merasa sedikit canggung tetapi juga bahagia. Saat mereka tiba di apartemen Kaisar, yang terletak di lantai tujuh sebuah gedung mewah, Almeera tertegun melihat kemewahan yang ada di depan matanya. Apartemen itu begitu elegan dengan dekorasi modern, perabotan mahal, dan pemandangan kota yang menakjubkan dari jendela besar yang menghiasi ruang tamu.“Tuan, apakah benar ini isinya apartemen? Sangat mewah,” bisik Almeera kagum.“Kamu suka apartemen ini?”“Suka, sangat bagus,” puji Almeera.“Baguslah, kamu boleh merubah apa pun jika kamu mau.”Kepala Almeera spontan menoleh. “Bukankah kita hanya tiga hari? Lagian, ini terlalu sempurna untuk saya. Jadi, rasanya tidak ada yang perlu diubah lagi.”Kaisar menuntun Almeera melewati ruang tamu menuju kamar utama. Kamar itu luas, dengan dinding berwarna netral yang menenangkan dan seprai putih bersih yang terpasang rapi di ranjang king size. Perabotannya pun terliha
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Malam Pertama

Almeera masih belum bisa bernapas dengan leluasa setelah mendengar pernyataan Kaisar barusan. Rasanya ini tidak nyata dan angan saja bagi Almeera. Pada akhirnya, Almeera mengangguk dengan wajah merona, menatap Kaisar dengan mata yang penuh kejujuran. “Aku bersedia benar-benar menjadi istrimu mulai sekarang, Tuan. Karena sebenarnya, aku memang mencintaimu,” katanya dengan suara lembut namun penuh keyakinan.“Aku sudah menduganya,” ucap Kaisar ditambah dengan senyum manis yang mampu mengalihkan dunia Almeera saat ini juga.Kaisar merasa hatinya meluap dengan kebahagiaan mendengar pengakuan Almeera. Tanpa ragu, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Almeera dan mencium bibirnya dengan lembut. Ciuman itu awalnya penuh kelembutan, perlahan berubah menjadi lebih dalam dan penuh gairah. Almeera merespons dengan penuh perasaan, merasa hatinya berdebar kencang. Ciuman mereka seakan menghapus segala keraguan dan ketakutan yang pernah ada, menyatukan dua hati yang saling mencintai.Ketika Kaisar akhir
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Cinta Manis

Selesai memadu kasih, Kaisar dengan lembut menggendong Almeera yang duduk di tepi kasur sambil memainkan jari menuju kamar mandi. Awalnya Almeera memberontak.“Tuan, kita mau ke mana?” tanya Almeera.“Mandi, kamu pasti sudah gerah, kan?”Almeera merasa wajahnya memerah karena malu dan berbisik, “Aku bisa mandi sendiri, Tuan.”“Kamu takut?” tanya Kaisar yang paham apa yang dipikirkan Almeera.“Bukan begitu, hanya—“Kaisar menggelengkan kepalanya dengan senyuman lembut. “Aku janji tidak akan berbuat macam-macam lagi. Aku hanya ingin membantu membersihkan diri,” katanya sambil menempatkan Almeera di bathtub yang sudah dipenuhi air hangat.“Iya,” cicit Almeera yang tak bisa menolak.Saat mereka berendam bersama, Kaisar memanggil Almeera dengan kata yang membuatnya merasa sangat malu, “Sayang.”Almeera menundukkan kepala, pipinya merona merah. “Tuan …” bisiknya ragu.Kaisar mengusap lembut pipi Almeera dan berkata, “Mulai sekarang, jangan panggil aku ‘Tuan’ lagi. Kita sekarang benar-benar
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Patah Hati

Setelah Hana pergi, Karenina berteriak kencang. Ia merintih dalam kesepian, mengisahkan betapa sulitnya menerima kenyataan bahwa Kaisar, yang selama ini ia anggap miliknya, kini telah berpaling kepada wanita lain. “Aku tidak akan terima ini,” gumam Karenina dengan penuh kemarahan. “Kaisar tidak akan bisa begitu saja meninggalkanku.”Karenina bangkit dan mengambil teleponnya dengan tangan yang bergetar. Ia mencari nama Rico di daftar kontaknya dan menekan tombol panggil. Hatinya dipenuhi oleh dorongan balas dendam, dan pikiran mengenai bagaimana cara merebut kembali Kaisar memenuhi kepalanya.Argh! Kenapa Kaisar? Kenapa kamu milih gadis kampung itu?!” teriak Karenina sambil melempar semua barang yang dapat diraihnya.“Aku tidak bisa menerima ini, apa kurangnya aku? Kenapa kamu malah memilih dia!”Kemarahan Karenina menjadi-jadi karena membayangkan Almeera yang menatapnya sambil mengejek karena berhasil mendapatkan Kaisar. Aliran darah yang terasa begitu cepat dan emosi meluap, membuat
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more
PREV
1
...
89101112
...
22
DMCA.com Protection Status