All Chapters of Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Chapter 71 - Chapter 80

220 Chapters

Mata-mata Karenina

“Apa yang akan kamu lakukan, Nina? Bagaimana caranya kamu membuat Almeera dipecat?” tanya Hana sembari membantu Karenina berbaring di tempat tidur. Karenina memiringkan bibirnya sebelum menjawab pertanyaan Hana. “Apa Tante ingat supervisor divisi desain yang bernama Wendi? Dia adalah sepupu dari temanku, Tasya. Wendi pasti mau menjadi tangan kanan sekaligus mata-mataku, karena aku yang memberinya pekerjaan di PT. Tunjung Biru,” tandas Karenina.Paras Hana yang semula dipenuhi kekhawatiran, seketika berubah menjadi cerah. Ia tidak menyangka Karenina akan mendapatkan gagasan secemerlang itu.“Idemu sangat bagus, Nina. Hanya saja, Reval akan menjadi direktur divisi desain. Bisa jadi dia akan marah kalau tahu kamu bekerja sama dengan Wendi,” ujar Hana.“Reval tidak akan tahu, Tante. Aku jamin itu. Aku akan menyuruh Wendi bertindak serapi mungkin untuk mencari celah menjatuhkan Almeera,” tandas Karenina.Sementara itu, di kamar Almeera berusaha mengutak-atik ponsel pemberian Kaisar. Seben
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Mengubah Penampilan

Di kampung, Gayatri sedang gelisah memikirkan bagaimana nasib Almeera. Pasalnya, hingga saat ini dia belum mendapat kabar dari Mirza sama sekali. Perempuan tua itu berharap agar Mirza berhasil menemukan Almeera dan memastikan seperti apa sosok lelaki yang telah menjadi suami sang cucu. Daripada terus gelisah, Gayatri memutuskan untuk berbelanja bahan makanan di pasar. Namun ketika melangkahkan kaki di halaman, perempuan tua itu terkejut melihat kedatangan Mirza. Dengan wajah gembira, Gayatri menyambut lelaki muda itu. Hanya saja, harapannya langsung pupus ketika mendapati Mirza datang tanpa Almeera. Apalagi, wajah lelaki itu terlihat lesu seperti kehilangan semangat. “Mirza, kamu sudah kembali dari Jakarta? Apa kamu bertemu Meera?” tanya Gayatri tidak sabar. “Kita bicara di dalam saja, Nek. Saya akan menceritakan semuanya.”Gayatri pun mengurungkan niatnya untuk berbelanja dan mengajak Mirza masuk ke rumah. Sesudah lelaki muda itu duduk, ia menghujani Mirza dengan pertanyaan yang s
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Hari Pertama Bekerja

Meski masih bingung dengan apa yang terjadi, Almeera menuruti perkataan Bi Yuli. Sesudah berpamitan kepada Karenina, Almeera bergegas keluar dari mansion. Di halaman, ia benar-benar melihat Reval sudah menantinya di dalam mobil. Pagi ini, Reval terlihat lebih berkharisma karena memakai setelan jas slimfit berwarna abu-abu tua. “Almeera, cepat masuk supaya kita tidak terlambat ke kantor. Aku akan mengadakan meeting jam sembilan,” kata Reval sembari membuka pintu mobil.Almeera cukup terkejut mendengar perkataan Reval. Namun, ia tetap masuk ke mobil sesuai dengan perintah pria itu. Ketika duduk di kursi, ia tidak dapat menahan diri untuk bertanya mengapa Reval sampai menjemputnya. “Tuan, saya akan naik ojek saja. Tidak enak kalau dilihat oleh karyawan lain,” kata Almeera.“Ini perintah dari Kak Kaisar. Dia meneleponku semalam dan menyuruhku untuk menjemputmu. Mungkin dia takut kalau kamu akan tersesat,” kata Reval. Setelah berkata demikian, pria itu langsung mengemudikan mobilnya kelu
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Meeting Perkenalan

Tepat jam sembilan, seluruh staf divisi desain membereskan meja kerja mereka. Dengan membawa alat tulis masing-masing, mereka buru-buru pergi ke ruang meeting yang letaknya di ujung lantai tiga. Almeera berjalan paling belakang, mengekori langkah Rindu yang berada di depannya.Pak Jefry, yang pertama kali membuka ruang meeting. Pendingin ruangan telah dinyalakan sejak tadi, begitu pula dengan pengharum ruangan beraroma lavender. Pak Jefri dan Wendi pun mengambil tempat duduk lebih dulu, disusul oleh para staf. Almeera sengaja memilih duduk di dekat pintu, sedangkan di sebelahnya adalah Rindu. Satu-satunya kursi yang kosong adalah yang berada di tengah ruangan. Nampaknya kursi itu akan dipakai untuk sang direktur. Ketika para staf sudah duduk melingkari meja kayu, pintu ruangan itu mendadak terbuka dari luar. Entah mengapa jantung Almeera berdetak lebih kencang dari yang ia harapkan. Ini adalah pertama kalinya ia akan menghadiri meeting dengan seluruh tim, dan ketegangan mulai terasa
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Harus Gagal

“Apakah Almeera juga ikut, Pak?” tanya Pak Jeffry kemudian.“Semua akan ikut, tidak ada pengecualian sama sekali,” jawab Reval.Mendengar pengumuman penting itu, seluruh staf yang hadir menjadi was-was, terutama Almeera. Dia baru bekerja hari ini dan harus ikut dalam sebuah penilaian penting. Namun, ia tidak mungkin menolak perintah langsung dari Reval. Pada akhirnya, Reval berdiri dan menyuruh asistennya untuk menyalakan LCD Proyektor. Sambil berdiri di tengah ruangan, ia menunjukkan beberapa contoh desain yang baru diluncurkan oleh perusahaan pesaing. “The Gold Moon Series dari PT. Golden, diluncurkan bulan lalu. Dan The Purple dari Indah Jewelry diluncurkan dua minggu lalu,” kata Reval menunjuk layar LCD.“Kita harus bisa membuat produk perhiasan, yang memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan perusahaan pesaing. Besok, saya akan meminta lima buah desain terbaik untuk dipresentasikan di ruang meeting.”Reval lantas menyebutkan beberapa kriteria yang dia inginkan untuk desain
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Lenyap Tanpa Jejak

Karena Kaisar tidak memberikan pujian maupun kritikan, Almeera memilih tidak bertanya lagi. Mungkin saja, pria itu memang tidak tertarik dengan hasil karyanya sama sekali. Atau menganggapnya tidak terlalu penting untuk dilihat.Merasa diabaikan, Almeera melemparkan pandangannya ke arah jendela. Rasa kecewa itu berubah menjadi sebuah gumpalan kecil di dadanya, membuatnya enggan berbicara lebih lanjut dengan Kaisar. Sementara itu, Kaisar sibuk dengan ponselnya sendiri. Ia sedang mengirimkan foto desain yang dibuat Almeera kepada Reval. Diam-diam, pria itu merekomendasikan karya Almeera kepada sang adik untuk dipilih.Almeera dan Kaisar pun tidak saling bicara hingga tiba di mansion. Beruntung tidak ada gangguan dari Karenina maupun Hana, sehingga mereka bisa langsung ke lantai dua.Waktu berlalu. Hingga pada akhirnya, Almeera membaringkan tubuh di tempat tidur, membelakangi Kaisar, berusaha memejamkan mata. Namun, Kaisar tiba-tiba angkat bicara. “Kemarin, aku terpaksa menginap di hotel
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Makan Berdua

Usai menerima telepon dari Reval bahwa desain Almeera mendadak hilang, pikiran Kaisar dipenuhi dengan bayangan gadis itu. Ia membayangkan betapa kecewa dan hancurnya perasaan Almeera saat hasil kerjanya lenyap begitu saja. “Seharusnya desain itu yang menang. Dia pasti sedih,” gumam Kaisar bicara pada diri sendiri.Setelah berpikir selama beberapa menit, Kaisar memutuskan untuk pulang bersama Almeera nanti. Mungkin makan malam berdua, bisa mengurangi kesedihan Almeera dan memberinya semangat baru.Kaisar meraih ponselnya, bersiap untuk menghubungi Almeera. Namun, sebelum ia sempat menekan tombol panggil, pintu ruangannya terbuka. Akbar masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa beberapa dokumen.“Tuan, maaf mengganggu. Saya mendapat telepon dari asisten Pak Gani Wijaya, bahwa Beliau ingin mengundang Anda untuk makan malam sambil meeting jam lima sore nanti,” kata Akbar.Kaisar sejenak terdiam, merasakan konflik dalam hatinya. Ia tahu betapa pentingnya makan malam dengan Tuan Gani, salah
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Perjodohan yang Tak Diharapkan

Kaisar merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Setiap kali pandangannya bertemu dengan mata Almeera, ada perasaan hangat yang menjalar di dadanya. Wajahnya merona merah saat Almeera dengan lembut menyuapinya, mengelap sudut bibirnya dengan tissue setelah mereka selesai makan.Tidak ingin Almeera melihat wajahnya yang memerah, Kaisar segera berdiri dan berjalan ke pemilik tenda untuk membayar makanan mereka. Saat ia membayar, beberapa orang di sekitar mulai memperhatikan dengan kagum dan keheranan. Penampilan Kaisar dengan setelan jas mahal dan wajahnya yang tampan, membuat orang-orang berpikir bahwa ia mungkin seorang artis atau selebriti. “Mas ini artis, ya?” tanya pemilik tenda dengan penasaran.Kaisar tersenyum dan menggelengkan kepala. “Bukan, Pak. Saya hanya orang biasa,” jawabnya dengan sopan, sambil menyerahkan uang pembayaran.‘Pasti aku kelihatan seperti pembantu yang ikut dengan majikan,’ batin Almeera melihat perbedaan antara penampilannya dengan Kaisar.Tatapan kagum o
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Terpaksa Berbohong

Di dalam mobil, suasana terasa hening. Kaisar memandang lurus ke depan, matanya tampak jauh seperti sedang melamun. Almeera, yang duduk di sampingnya, merasa tidak nyaman dengan keheningan yang tiba-tiba menyelimuti mereka. Ia takut kalau Kaisar marah karena tadi ia nekat menyuapi Kaisar di tenda ayam bakar yang sederhana.“Tuan marah? Maaf, seharusnya saya tidak memaksa Tuan makan di sana,” kata Almeera pelan, mencoba memecah keheningan.Kaisar menoleh sejenak, tersenyum tipis. “Aku hanya kekenyangan. Tadi sudah makan sedikit bersama Tuan Gani.”Almeera mengangguk, merasa sedikit lega, tetapi rasa penasaran masih menggelitik pikirannya. “Kenapa Tuan tidak menolak saat saya suapi? Kalau memang sudah kenyang, Tuan bilang saja.”Kaisar terdiam sejenak, matanya kembali tertuju ke jalanan di depannya. Ia tidak menjawab ucapan Almeera barusan. Setibanya di mansion, Kaisar dan Almeera melangkah masuk dengan perasaan campur aduk. Di ruang tengah, Karenina sudah menunggu dengan kursi rodanya
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Masuk Jebakan

Esok paginya, Almeera terbangun karena mendengar suara langkah kaki Kaisar yang mondar-mandir di kamar. Matanya masih setengah terpejam, tetapi ia bisa melihat siluet sang suami. Kaisar yang sudah rapi dengan setelan jas, tampak sibuk mempersiapkan sesuatu. Almeera segera duduk di atas ranjang, menggosok matanya dan mencoba mengumpulkan kesadaran.“Tuan, kenapa tidak membangunkan saya?” tanyanya dengan suara serak.Kaisar berhenti sejenak, menatap Almeera dengan tatapan yang sulit diartikan. “Tidak perlu. Lagi pula, kita akan segera berpisah kamar,” jawabnya dengan nada datar.Almeera merasa dadanya sesak mendengar kata-kata itu. “Berpisah kamar?” tanyanya, meskipun sudah tahu jawabannya.Kaisar mengangguk. “Aku pikir ini yang terbaik untuk kita berdua. Sesuai dengan permintaanmu semalam.”Almeera menggigit bibirnya, berusaha menahan emosi yang tiba-tiba meluap. “Lalu, kenapa Tuan sudah rapi pagi-pagi begini?”Kaisar merapikan dasinya, seolah menghindari tatapan Almeera. “Aku ada meet
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
22
DMCA.com Protection Status