Share

Mata-mata Karenina

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-30 19:18:07

“Apa yang akan kamu lakukan, Nina? Bagaimana caranya kamu membuat Almeera dipecat?” tanya Hana sembari membantu Karenina berbaring di tempat tidur.

Karenina memiringkan bibirnya sebelum menjawab pertanyaan Hana. “Apa Tante ingat supervisor divisi desain yang bernama Wendi? Dia adalah sepupu dari temanku, Tasya. Wendi pasti mau menjadi tangan kanan sekaligus mata-mataku, karena aku yang memberinya pekerjaan di PT. Tunjung Biru,” tandas Karenina.

Paras Hana yang semula dipenuhi kekhawatiran, seketika berubah menjadi cerah. Ia tidak menyangka Karenina akan mendapatkan gagasan secemerlang itu.

“Idemu sangat bagus, Nina. Hanya saja, Reval akan menjadi direktur divisi desain. Bisa jadi dia akan marah kalau tahu kamu bekerja sama dengan Wendi,” ujar Hana.

“Reval tidak akan tahu, Tante. Aku jamin itu. Aku akan menyuruh Wendi bertindak serapi mungkin untuk mencari celah menjatuhkan Almeera,” tandas Karenina.

Sementara itu, di kamar Almeera berusaha mengutak-atik ponsel pemberian Kaisar. Seben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Mengubah Penampilan

    Di kampung, Gayatri sedang gelisah memikirkan bagaimana nasib Almeera. Pasalnya, hingga saat ini dia belum mendapat kabar dari Mirza sama sekali. Perempuan tua itu berharap agar Mirza berhasil menemukan Almeera dan memastikan seperti apa sosok lelaki yang telah menjadi suami sang cucu. Daripada terus gelisah, Gayatri memutuskan untuk berbelanja bahan makanan di pasar. Namun ketika melangkahkan kaki di halaman, perempuan tua itu terkejut melihat kedatangan Mirza. Dengan wajah gembira, Gayatri menyambut lelaki muda itu. Hanya saja, harapannya langsung pupus ketika mendapati Mirza datang tanpa Almeera. Apalagi, wajah lelaki itu terlihat lesu seperti kehilangan semangat. “Mirza, kamu sudah kembali dari Jakarta? Apa kamu bertemu Meera?” tanya Gayatri tidak sabar. “Kita bicara di dalam saja, Nek. Saya akan menceritakan semuanya.”Gayatri pun mengurungkan niatnya untuk berbelanja dan mengajak Mirza masuk ke rumah. Sesudah lelaki muda itu duduk, ia menghujani Mirza dengan pertanyaan yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Hari Pertama Bekerja

    Meski masih bingung dengan apa yang terjadi, Almeera menuruti perkataan Bi Yuli. Sesudah berpamitan kepada Karenina, Almeera bergegas keluar dari mansion. Di halaman, ia benar-benar melihat Reval sudah menantinya di dalam mobil. Pagi ini, Reval terlihat lebih berkharisma karena memakai setelan jas slimfit berwarna abu-abu tua. “Almeera, cepat masuk supaya kita tidak terlambat ke kantor. Aku akan mengadakan meeting jam sembilan,” kata Reval sembari membuka pintu mobil.Almeera cukup terkejut mendengar perkataan Reval. Namun, ia tetap masuk ke mobil sesuai dengan perintah pria itu. Ketika duduk di kursi, ia tidak dapat menahan diri untuk bertanya mengapa Reval sampai menjemputnya. “Tuan, saya akan naik ojek saja. Tidak enak kalau dilihat oleh karyawan lain,” kata Almeera.“Ini perintah dari Kak Kaisar. Dia meneleponku semalam dan menyuruhku untuk menjemputmu. Mungkin dia takut kalau kamu akan tersesat,” kata Reval. Setelah berkata demikian, pria itu langsung mengemudikan mobilnya kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meeting Perkenalan

    Tepat jam sembilan, seluruh staf divisi desain membereskan meja kerja mereka. Dengan membawa alat tulis masing-masing, mereka buru-buru pergi ke ruang meeting yang letaknya di ujung lantai tiga. Almeera berjalan paling belakang, mengekori langkah Rindu yang berada di depannya.Pak Jefry, yang pertama kali membuka ruang meeting. Pendingin ruangan telah dinyalakan sejak tadi, begitu pula dengan pengharum ruangan beraroma lavender. Pak Jefri dan Wendi pun mengambil tempat duduk lebih dulu, disusul oleh para staf. Almeera sengaja memilih duduk di dekat pintu, sedangkan di sebelahnya adalah Rindu. Satu-satunya kursi yang kosong adalah yang berada di tengah ruangan. Nampaknya kursi itu akan dipakai untuk sang direktur. Ketika para staf sudah duduk melingkari meja kayu, pintu ruangan itu mendadak terbuka dari luar. Entah mengapa jantung Almeera berdetak lebih kencang dari yang ia harapkan. Ini adalah pertama kalinya ia akan menghadiri meeting dengan seluruh tim, dan ketegangan mulai terasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Harus Gagal

    “Apakah Almeera juga ikut, Pak?” tanya Pak Jeffry kemudian.“Semua akan ikut, tidak ada pengecualian sama sekali,” jawab Reval.Mendengar pengumuman penting itu, seluruh staf yang hadir menjadi was-was, terutama Almeera. Dia baru bekerja hari ini dan harus ikut dalam sebuah penilaian penting. Namun, ia tidak mungkin menolak perintah langsung dari Reval. Pada akhirnya, Reval berdiri dan menyuruh asistennya untuk menyalakan LCD Proyektor. Sambil berdiri di tengah ruangan, ia menunjukkan beberapa contoh desain yang baru diluncurkan oleh perusahaan pesaing. “The Gold Moon Series dari PT. Golden, diluncurkan bulan lalu. Dan The Purple dari Indah Jewelry diluncurkan dua minggu lalu,” kata Reval menunjuk layar LCD.“Kita harus bisa membuat produk perhiasan, yang memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan perusahaan pesaing. Besok, saya akan meminta lima buah desain terbaik untuk dipresentasikan di ruang meeting.”Reval lantas menyebutkan beberapa kriteria yang dia inginkan untuk desain

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Lenyap Tanpa Jejak

    Karena Kaisar tidak memberikan pujian maupun kritikan, Almeera memilih tidak bertanya lagi. Mungkin saja, pria itu memang tidak tertarik dengan hasil karyanya sama sekali. Atau menganggapnya tidak terlalu penting untuk dilihat.Merasa diabaikan, Almeera melemparkan pandangannya ke arah jendela. Rasa kecewa itu berubah menjadi sebuah gumpalan kecil di dadanya, membuatnya enggan berbicara lebih lanjut dengan Kaisar. Sementara itu, Kaisar sibuk dengan ponselnya sendiri. Ia sedang mengirimkan foto desain yang dibuat Almeera kepada Reval. Diam-diam, pria itu merekomendasikan karya Almeera kepada sang adik untuk dipilih.Almeera dan Kaisar pun tidak saling bicara hingga tiba di mansion. Beruntung tidak ada gangguan dari Karenina maupun Hana, sehingga mereka bisa langsung ke lantai dua.Waktu berlalu. Hingga pada akhirnya, Almeera membaringkan tubuh di tempat tidur, membelakangi Kaisar, berusaha memejamkan mata. Namun, Kaisar tiba-tiba angkat bicara. “Kemarin, aku terpaksa menginap di hotel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Makan Berdua

    Usai menerima telepon dari Reval bahwa desain Almeera mendadak hilang, pikiran Kaisar dipenuhi dengan bayangan gadis itu. Ia membayangkan betapa kecewa dan hancurnya perasaan Almeera saat hasil kerjanya lenyap begitu saja. “Seharusnya desain itu yang menang. Dia pasti sedih,” gumam Kaisar bicara pada diri sendiri.Setelah berpikir selama beberapa menit, Kaisar memutuskan untuk pulang bersama Almeera nanti. Mungkin makan malam berdua, bisa mengurangi kesedihan Almeera dan memberinya semangat baru.Kaisar meraih ponselnya, bersiap untuk menghubungi Almeera. Namun, sebelum ia sempat menekan tombol panggil, pintu ruangannya terbuka. Akbar masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa beberapa dokumen.“Tuan, maaf mengganggu. Saya mendapat telepon dari asisten Pak Gani Wijaya, bahwa Beliau ingin mengundang Anda untuk makan malam sambil meeting jam lima sore nanti,” kata Akbar.Kaisar sejenak terdiam, merasakan konflik dalam hatinya. Ia tahu betapa pentingnya makan malam dengan Tuan Gani, salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Perjodohan yang Tak Diharapkan

    Kaisar merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Setiap kali pandangannya bertemu dengan mata Almeera, ada perasaan hangat yang menjalar di dadanya. Wajahnya merona merah saat Almeera dengan lembut menyuapinya, mengelap sudut bibirnya dengan tissue setelah mereka selesai makan.Tidak ingin Almeera melihat wajahnya yang memerah, Kaisar segera berdiri dan berjalan ke pemilik tenda untuk membayar makanan mereka. Saat ia membayar, beberapa orang di sekitar mulai memperhatikan dengan kagum dan keheranan. Penampilan Kaisar dengan setelan jas mahal dan wajahnya yang tampan, membuat orang-orang berpikir bahwa ia mungkin seorang artis atau selebriti. “Mas ini artis, ya?” tanya pemilik tenda dengan penasaran.Kaisar tersenyum dan menggelengkan kepala. “Bukan, Pak. Saya hanya orang biasa,” jawabnya dengan sopan, sambil menyerahkan uang pembayaran.‘Pasti aku kelihatan seperti pembantu yang ikut dengan majikan,’ batin Almeera melihat perbedaan antara penampilannya dengan Kaisar.Tatapan kagum o

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Terpaksa Berbohong

    Di dalam mobil, suasana terasa hening. Kaisar memandang lurus ke depan, matanya tampak jauh seperti sedang melamun. Almeera, yang duduk di sampingnya, merasa tidak nyaman dengan keheningan yang tiba-tiba menyelimuti mereka. Ia takut kalau Kaisar marah karena tadi ia nekat menyuapi Kaisar di tenda ayam bakar yang sederhana.“Tuan marah? Maaf, seharusnya saya tidak memaksa Tuan makan di sana,” kata Almeera pelan, mencoba memecah keheningan.Kaisar menoleh sejenak, tersenyum tipis. “Aku hanya kekenyangan. Tadi sudah makan sedikit bersama Tuan Gani.”Almeera mengangguk, merasa sedikit lega, tetapi rasa penasaran masih menggelitik pikirannya. “Kenapa Tuan tidak menolak saat saya suapi? Kalau memang sudah kenyang, Tuan bilang saja.”Kaisar terdiam sejenak, matanya kembali tertuju ke jalanan di depannya. Ia tidak menjawab ucapan Almeera barusan. Setibanya di mansion, Kaisar dan Almeera melangkah masuk dengan perasaan campur aduk. Di ruang tengah, Karenina sudah menunggu dengan kursi rodanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status