Nara tidak tahu kenapa dirinya harus terjebak diantara hubungan asmara yang rumit. Calon suami dan kekasihnya adalah orang yang berbeda tapi mereka tinggal dirumah yang sama.Perjodohan sudah menjadi hal biasa diantara kalangan elit tapi persoalannya adalah orang yang akan dijodohkan dengan Nara merupakan kakak dari kekasihnya. Bagaimana Nara tidak gila jika harus tinggal satu rumah bersama calon suami dan kekasihnya sendiri.Dean adalah pria yang akan dijodohkan dengan Nara, pria itu tidak hanya sukses diusia muda tapi juga sangat tampan dan baik hati. Dean punya sifat yang lembut dan sangat menyayangi keluarganya terutama adiknya. Tapi sekarang dia harus dihadapkan dengan kenyataan tidak menyenangkan karena perempuan yang akan menjadi istrinya adalah kekasih adiknya sendiri, sementara dia juga tidak bisa menolak perintah sang ayah.
Lihat lebih banyakSeorang gadis remaja tengah meringkuk dibawah guyuran hujan dekat halte bus. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka memar dan dibeberapa bagian tampak darah masih mengalir segar. Jelas sekali kalau dia baru saja dipukuli, atau lebih tepatnya sering dipukuli. Terlihat dari luka dan bekas luka yang menghiasi tubuh putih kurusnya.
Hari ini Nara pulang telat karena harus mengikuti beberapa les tambahan. Namun supirnya masih belum sampai karena hujan deras yang tiba-tiba mengguyur kota membuat beberapa jalur dialihkan. Nara yang mulai bosan menunggu akhirnya memilih untuk berpindah tempat menuju halte yang memang tidak jauh dari sana. Ia berfikir jika supirnya masih lama maka dia akan naik bus saja.
Nara mendudukan dirinya dibangku halte. Disana tampak sepi, tak ada seorangpun manusia yang berlalu-lalang atau sekedar meneduh seperti dirinya, mungkin karena hujan dan juga sudah malam. Samar-samar Nara mendengar isakan tangis seseorang. Tubuhnya tiba-tiba saja menegang, jujur saja dia benci dengan segala sesuatu berbau horor. Nara mencoba mengabaikannya, namun suara tersebut semakin lama terdengar semakin jelas namun tetap lirih. Akhirnya Nara mencoba memberanikan dirinya melirik kanan dan kiri untuk mencari sumber suara.
Pelan namun pasti, Nara melangkah perlahan mendekati sumber suara tersebut. Namun betapa terkejutnya dia ketika mendapati seorang gadis remaja yang sebaya dengannya tengah meringkuk dan menggigil kedinginan dibawah lampu halte.
"Astaga, kau kenapa?" Nara terkejut dan segera menghampiri gadis tersebut.
"Hey, kau dengar aku?" Nara menggenggam tangan perempuan itu. "Bertahanlah aku akan membawamu kerumah sakit." segera Nara melepaskan jaket miliknya dan memakaikannya kepada perempuan itu.
"T-tolong." ucap perempuan tersebut lemah disela isakan tangisnya.
"Bagaimana ini, aku harus bagaimana?" Nara panik, dia baru pertama kali dihadapkan dengan situasi seperti ini.
"Aku harus segera membawanya ke rumah sakit." Nara segera menghubungi supirnya agar sampai lebih cepat. Beruntung supirnya sudah berada tidak jauh dari tempat Nara menunggu.
Nara kembali meringis kala melihat sekujur tubuh perempuan di pangkuannya penuh dengan luka. Ini kali pertama bagi Nara melihat hal seperti ini secara langsung. Dia membayangkan betapa sakit dan perihnya luka yang masih segar dan diguyur oleh air hujan. Tentu saja Nara tidak pernah tahu bagaimana rasanya, karena selama ini dia tidak pernah terluka parah. Bahkan hanya digigit nyamuk saja ibunya akan panik dan segera mengobatinya.
Tidak lama dari itu supirnya datang dan mereka membawa perempuan itu kerumah sakit. Nara tidak lupa menghubungi orang tuanya dan menceritakan semua yang terjadi pada mereka. Oleh karena itu sekarang mereka semua sudah berkumpul dirumah sakit.
Perempuan yang Nara tolong pun sudah mendapat perawatan dan kini mereka tengah berbincang-bincang santai. Walaupun sebenarnya Nara lah yang lebih banyak berbicara sedangkan perempuan yang diketahui bernama Wina itu hanya tersenyum dan berkata iya atau tidak untuk menanggapi perkataan Nara.
Setelah dua minggu berlalu dan keluarga Nara sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Wina mereka memilih untuk membawa Wina tinggal bersama mereka, tentu saja atas dasar permintaan Nara yang tidak akan pernah bisa ditolak oleh kedua orang tuanya.
āæāæāæāæāæ
Enam tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut. Kini Nara, Wina, Nanda dan juga kedua orang tua mereka hidup dalam satu atap.
"Ra hari ini kau akan ke sekolah?" tanya sang ibu.
Nara yang sedang menikmati sarapan paginya hanya mengangguk. "Kak, aku akan mampir nanti siang," ucap Nara pada Wina.
Belum sempat Wina menanggapi, ibu nya sudah lebih dulu memukul lengan Nara pelan. "Berhenti mengganggu pekerjaan Wina. Kau ini selalu saja merepotkan dia." tegur sang ibu.
"Ibu aku tidak me-- "
"Benar ibu, dia sering mengganggu dan merepotkan." potong Wina yang kini terkekeh melihat wajah kesal Nara, adiknya.
"Bagaimana dengan kantor Nanda?" Tanya sang ayah datar. Suara sang kepala keluarga selalu sukses membuat semua orang yang sebelumnya ribut kini diam.
"Berjalan dengan baik." Nanda memasukan wortel kedalam mulutnya sambil menunggu reaksi dari ayahnya.
"Headline news pagi ini penuh dengan pemberitaan KC"
"Aku juga sudah melihatnya. Tapi dia memang hebat," tutur Nanda.
"Kau mengenalnya?" tanya ayahnya yang sepertinya mulai tertarik dengan pembicaraan mereka.
Nanda mengangguk. "Dia dulu seniorku di kampus. Dan memang semua orang mengakui kemampuannya," jelas Nanda.
"Pantas saja Daniel terburu-buru mengganti posisi dirinya, ternyata anaknya menjadi senjata untuknya." Siwon menyeringai.
"Kakak dan ayah selalu saja berbicara tentang pekerjaan. Kalian benar-benar sangat membosankan." Nara mencebikkan bibirnya. Sementara Wina hanya tersenyum, dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini selama enam tahun terakhir.
"Karena kami laki-laki Ra." ucap Siwon santai.
"Laki-laki semuanya menyebalkan, sekedar mengingatkan." Kali ini sang ibu yang berkata dengan penuh penekanan, dia kesal hanya karena anak dan suaminya selalu saja menjadikan gender sebagai pembenaran atas kelakuan mereka.
"Kenapa ayah dan kakak sangat menyukai kantor? Padahal uang kita sudah banyak, aku yakin semua itu sudah sangat cukup sekalipun kita semua menganggur." Nara bertanya serius tapi pertanyaan sekaligus pernyataannya terdengar seperti sindiran.
"Ini bukan hanya tentang uang sayang, tapi juga kekuasaan dan harga diri tentunya," jawab Siwon.
"Aku tidak mengerti, dan aku memang tidak ingin mengerti." Nara tersenyum miring. Hanya Nara memang yang bisa bersikap santai kepada ayahnya.
"Tugasmu memang untuk bermain. Jadi nikmati saja keseharianmu bersama anak-anak itu sayang." Ledek Nanda sambil menggerakan alisnya. Sementara Nara sudah bersiap untuk mengumpati kakaknya itu sebelum akhirnya tindakannya terhenti karena panggilan sang ayah.
"Nara."
Nara mengangkat alisnya. "Kenapa ayah?" tanya Nara penasaran dengan panggilan tiba-tiba dari ayahnya.
"Ayah menyiapkan Nanda sebagai pewaris, dan ayah juga menyiapkanmu sebagai sekretaris. Menurutmu apa tujuan ayah?" Siwon menatap putrinya dengan serius. Sementara Nara terlihat sedang berpikir. Yona, Nanda dan Wina hanya saling melempar pandangan.
"Untuk membantu kak Nanda mungkin," jawab Nara asal. Padahal sejak tadi dia terlihat berfikir namun tetap saja jawabannya seperti tidak dipikirkan sama sekali.
"Benar untuk membantu sang pewaris. Tapi bukan Nanda." Nara mengernyitkan alisnya, tanda menginginkan penjelasan lebih.
"Jika salah satu anak ayah adalah pewaris, maka yang lainnya harus menjadi pasangan dari pewaris yang lain." ucapan siwon membuat suasana semakin serius.
"Maksud ayah?" tanya Nanda yang kini mulai ikut berbincang.
"Adikmu akan aku nikahkan dengan seorang pewaris lainnya."
"Wahh ayah luar biasa. Ayah sepertinya benar-benar berniat menguasai ekonomi negara ini." Sindir Nara.
Siwon terkekeh. "Kenapa tidak? karena ayah mampu. Dan ayah serius dengan ucapan yang barusan."
"Terserah ayah saja. Asalkan dia lebih tampan dari kak Nanda, sepertinya aku tidak akan keberatan." jawab Nara asal. Sementara Nanda sudah menyeringai puas. Visual Nanda memang tidak bisa diragukan. Dia bahkan lebih cocok jadi seorang model daripada pebisnis.
"Selera mu bagus juga Nara. Sayangnya tidak akan ada yang lebih tampan dariku." Nanda terkekeh pelan.
"Kakak mu benar, tidak akan ada yang bisa menandingi visual anakku." kini giliran Yona yang menanggapi.
Sementara Wina, lagi-lagi dia hanya tersenyum. Tidak pernah berniat menanggapi ataupun pergi.
"Kurasa pewaris KC cukup menarik dalam hal visual." Siwon kembali menyuarakan pendapatnya.
"Terserah ayah saja pokoknya. Ayo kak kita berangkat sekarang." Nara menarik tangan Wina untuk meninggalkan meja makan.
"Ibu, ayah kita berangkat dulu." Wina berpamitan sambil memeluk Yona dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Siwon.
āæāæāæāæāæ
Sama seperti biasa, setiap jam istirahat Nara selalu pergi kekantor Wina yang memang tidak jauh dari tempat dia mengajar. Wina merupakan seorang aktris dari sebuah agensi yang cukup terkenal. Dia menolak untuk bekerja di kantor keluarga Nara karena ingin mandiri dan bekerja sesuai dengan keinginan dan usahanya sendiri.
"Kak, ayo temani aku makan siang," rengek Nara kepada seorang pria yang masih sibuk dengan beberapa proposal di mejanya.
"Sebentar Ra, aku harus menyelesaikan ini terlebih dulu." tolak nya halus.
"Kak, pekerjaanmu masih banyak, dan kalau aku harus menunggu sampai semuanya selesai, aku akan mati kelaparan." Nara merajuk dan melemparkan dirinya keatas sofa yang berada di pojok ruangan tersebut.
"Baiklah. Ayo kita makan." Dion beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Nara. "Ya ampun, kau semakin manis sayang jika merajuk." Dion mencubit pipi Nara gemas.
"Kakak itu menyebalkan." Nara memajukan bibirnya.
"Kakak juga sayang kamu." Dion terkekeh kemudian mencium pipi Nara sekilas.
Sementara itu, Wina yang kebetulan berada tak jauh dari ruangan mereka sedikit menyaksikan interaksi sepasang kekasih itu melalui pintu yang terbuka dengan sorot mata yang sulit diartikan.
•
••-TBC-
With Love : Nhana
Pasca kejadian yang menimpa istrinya, Dean diam-diam melihat CCTV tanpa sepengetahuan Nara untuk memastikan jika adik brengseknya benar-benar tidak melakukan hal dapat menyakiti isrtinya.Dean menemukan rekaman dimana Dion terlihat memaksa untuk mencium Nara yang menyebabkan istrinya itu menangis hingga jatuh terduduk. Dean tentu saja menggeram marah. Tangannya terkepal kuat dan garis rahangnya mengeras. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya dia memiliki kebencian dan keinginan untuk baku hantam selain dengan Dion, dan itu terjadi setelah Nara hadir di hidupnya. Dari sini saja kita bisa tahu seberapa besar arti Nara bagi Dean.Selain fakta tentang Nara, adalagi hal yang membuat Dean terhenyak. Dari CCTV yang Dean lihat, dia juga menemukan rekaman Dion yang sangat kasar kepada Wina. Dean tidak tahu apa yang dibicarakan mereka, tapi dari pergerakan meraka saja Dean sudah bisa menebak kalau Dion memperlakukan Wina dengan sangat buruk.
Keadaan sudah normal seperti biasa pasca pernikahan Dean dan Nara. Tidak ada lagi pemberitaan atau apapun yang menghebohkan kedua keluarga besar Smitch dan Siwon. Dean juga sudah kembali beraktifitas di kantor, namun Nara masih cuti dikarenakan pekerjaannya sudah di handle semua oleh Sena.Dion dan Wina juga sama, mereka kembali bekerja namun sekarang mereka akan selalu pulang ke rumah utama. Sejak Nara dan Dean menikah, tak sekalipun Dion tidur di luar. Ia akan pulang, tak peduli seberapa larut malam pun itu. Bahkan jika sudah dini hari, Dion tetap pulang meski hanya sekedar untuk ganti baju dan sarapan bersama keluarganya. Tentu saja tujuannya hanya satu, yaitu melihat Nara.Nara merapihkan tempat tidurnya, dia merasa bosan karena di rumah besar ini jika siang hari hanya ada dirinya dan Zara, mertuanya. Namun Zara tidak seperti yang Nara kenal sebelumnya. Setelah menikah, Zara lebih sering berkata hal yang tidak enak di dengar t
Nara dan Dean baru saja memasuki mansion utama keluarga Smitch. Di sana, mereka disambut oleh maid dan keluarga besar mereka. Daniel, Zara, Dion, Wina dan juga Smitch kakek dari Dean dan Dion.Suasana didalam mansion cukup tegang, pasalnya aura Smitch dan Daniel yang berada dalam satu ruangan mampu membuat yang lain seketika hening. Seolah ada aura hitam tak kasat mata yang melingkupi ruangan tersebut.Dean menggandeng tangan Nara. Dan begitu sampai di hadapan Smitch, mereka berdua membungkuk hormat. "Cucu dan cucu menantu kakek, memberi salam," ucap Dean dengan tenang. Sementara Nara sedikit menggigit bibirnya karena gugup. Nara memang tidak terbiasa dengan sesuatu yang sangat formal, lebih tepatnya dia tidak menyukai segala sesuatu yang sangat terikat pada aturan. Smitch hanya membalas dengan sedikit anggukan, setelahnya dia membi
Pagi yang cerah untuk dilewatkan begitu saja, namun sayangnya sepasang suami istri yang baru saja menikah itu masih bergelung dengan nyaman di tempat tidurnya.Sarah yang baru saja memasuki apartemen anaknya sangat maklum ketika dirinya tiba namun tidak ada tanda-tanda kehidupan karena sang pemilik apartemen beserta istrinya masih belum terjaga.Dengan senyum cerahnya Sarah memulai aktivitas pagi dengan membuatkan sarapan untuk anak dan menantunya. Setelah menyelesaikan kegiatannya, Sarah menunggu pemilik apartemen dengan ditemani berita pagi.Pagi ini, headline news masih dipenuhi oleh berita tentang pernikahan anaknya. Tanpa disadari ujung bibirnya terangkat dan membentuk lengkungan sempurna. "Kau benar-benar sudah dewasa sekarang," gumam Sarah saat berita tersebut menyorot putranya, Dean dan menantunya, Nara.Tiba-tiba senyumannya luntur begitu sosok Daniel yang berdiri di samping Dean ikut tersorot kamera. Sarah termenung dan mengingat kembal
Pesta pernikahan yang dinanti-nanti oleh seluruh penjuru kota pun akhirnya tiba, sepasang pengantin yang baru saja mengucap janji suci itu pun kini tengah sibuk menyalami tamu undangan yang terus berdatangan tanpa jeda. Raut kebahagian jelas terlihat dari kedua mempelai. Wajah tampan dan cantik mereka tidak henti-hentinya menyunggingkan senyuman hangat yang hanya sekali lihat pun orang akan tahu betapa bahagianya mereka. Dean sudah jelas pasti sangat bahagia, dan Nara yang perlahan mulai membuka hati untuk Dean pun tentu merasakan kebahagian yang sama walau mungkin tak sebesar Dean. Daniel dan Siwon juga tidak kalah sibuk. Sejak acara dimulai mereka terus mengobrol dengan beberapa kolega bisnisnya. Berbeda dengan mereka, Yona justru sibuk mencari seorang perempuan yang tadi datang bersamanya. Seorang perempuan yang justr
Hari ini tepat sebulan setelah insiden kehamilan Wina terungkap. Bersamaan dengan itu Wina dan Dion pun telah resmi menikah. Sedangkan Nara dan Dean yang rencananya akan menikah tiga minggu lalu terpaksa harus menunda pernikahan mereka dikarenakan Nara yang jatuh sakit. Sehingga pernikahan mereka baru akan dilaksanakan tiga hari mendatang. Seluruh persiapan sudah dilakukan dengan matang. Mengingat pernikahan ini akan menjadi pernikahan yang cukup besar dan mewah karena selain menyatukan kedua keluarga besar juga sekaligus menyatukan kedua perusahaan terbesar di negara mereka. Semua perhatian tertuju kepada mereka, baik keluarga maupun media. Surat kabar dan juga berita tidak henti-hentinya memuat tentang pernikahan Nara dan juga Dean. Akibat dari pemberitaan tersebut, baik Nara maupun Dean jadi kesulitan untuk pergi kema
Suasana hening menyelimuti kedua insan yang tengah duduk berhadapan menikmati sarapan. Setelah pengakuan semalam, tiba-tiba saja suasana menjadi canggung. Nara yang malu dengan kejadian semalam, dimana ia dan Dean berciuman serta pengakuan dari Dean membuatnya mau tak mau terus menghindari tatapan pemuda itu.Nara merasa malu, entahlah dia sendiri tidak tahu kenapa tiba-tiba bersikap seperti anak remaja yang baru saja jatuh cinta, padahal jelas sekali dia baru saja patah hati. Dean berkali-kali melirik kearah Nara dari ekor matanya. Senyumnya diam-diam terus terukir dengan hangat di wajah tampan itu. Ah, Nara yang tengah malu-malu seperti itu terlihat sangat menggemaskan dimata Dean. Untuk memecah keheningan yang sudah berlangsung sekitar satu jam lamanya, akhirnya Dean membuka percakapan. "Ra, hari ini
"Bibi sedang a-- pa?" perkataan Nara sejenak terjeda saat pandangannya menatap kehadiran sosok lain selain Sarah.Kedua orang yang tengah memasak itu pun sontak membalik tubuhnya menghadap sumber suara."Oh Ra, kau sudah bangun?" Sarah menghentikan aktivitasnya dan tersenyum kearah Nara."Nara/Kak," ucap Nara dan pemuda di samping Sarah bersamaan. Sedangkan Sarah hanya mengernyitkan keningnya."K-kak sedang apa disini?" tanya Nara sedikit terbata."Kalian sudah saling mengenal?" tanya Sarah bingung.
4 jam sebelumnya..... Nara dan Dion pergi ke kediaman keluarga Siwon dengan maksud untuk memberitahu hubungan mereka kepada kedua orang Nara dan membujuk mereka untuk membatalkan perjodohan nya dengan Dean.Setelah sampai di sana, Nara berjalan dengan antusias dan bahagia dia bahkan sesekali bersenandung sambil terus mencari keberadaan kedua orang tuanya. Ah tidak lupa dengan tangannya yang masih bertautan dengan tangan Dion. Keduanya sepertinya sudah benar-benar yakin dengan keputusan mereka.Dion yang melihat kelakuan Nara pun hanya tersenyum. Dia tahu kekasihnya itu sangat bahagia. Dion tidak menyangka kalau Nara benar-benar ingin bersamanya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen