Beranda / CEO / Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita / Perjodohan yang Tak Diharapkan

Share

Perjodohan yang Tak Diharapkan

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 17:14:25

Kaisar merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Setiap kali pandangannya bertemu dengan mata Almeera, ada perasaan hangat yang menjalar di dadanya. Wajahnya merona merah saat Almeera dengan lembut menyuapinya, mengelap sudut bibirnya dengan tissue setelah mereka selesai makan.

Tidak ingin Almeera melihat wajahnya yang memerah, Kaisar segera berdiri dan berjalan ke pemilik tenda untuk membayar makanan mereka. Saat ia membayar, beberapa orang di sekitar mulai memperhatikan dengan kagum dan keheranan. Penampilan Kaisar dengan setelan jas mahal dan wajahnya yang tampan, membuat orang-orang berpikir bahwa ia mungkin seorang artis atau selebriti.

“Mas ini artis, ya?” tanya pemilik tenda dengan penasaran.

Kaisar tersenyum dan menggelengkan kepala. “Bukan, Pak. Saya hanya orang biasa,” jawabnya dengan sopan, sambil menyerahkan uang pembayaran.

‘Pasti aku kelihatan seperti pembantu yang ikut dengan majikan,’ batin Almeera melihat perbedaan antara penampilannya dengan Kaisar.

Tatapan kagum o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Terpaksa Berbohong

    Di dalam mobil, suasana terasa hening. Kaisar memandang lurus ke depan, matanya tampak jauh seperti sedang melamun. Almeera, yang duduk di sampingnya, merasa tidak nyaman dengan keheningan yang tiba-tiba menyelimuti mereka. Ia takut kalau Kaisar marah karena tadi ia nekat menyuapi Kaisar di tenda ayam bakar yang sederhana.“Tuan marah? Maaf, seharusnya saya tidak memaksa Tuan makan di sana,” kata Almeera pelan, mencoba memecah keheningan.Kaisar menoleh sejenak, tersenyum tipis. “Aku hanya kekenyangan. Tadi sudah makan sedikit bersama Tuan Gani.”Almeera mengangguk, merasa sedikit lega, tetapi rasa penasaran masih menggelitik pikirannya. “Kenapa Tuan tidak menolak saat saya suapi? Kalau memang sudah kenyang, Tuan bilang saja.”Kaisar terdiam sejenak, matanya kembali tertuju ke jalanan di depannya. Ia tidak menjawab ucapan Almeera barusan. Setibanya di mansion, Kaisar dan Almeera melangkah masuk dengan perasaan campur aduk. Di ruang tengah, Karenina sudah menunggu dengan kursi rodanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Masuk Jebakan

    Esok paginya, Almeera terbangun karena mendengar suara langkah kaki Kaisar yang mondar-mandir di kamar. Matanya masih setengah terpejam, tetapi ia bisa melihat siluet sang suami. Kaisar yang sudah rapi dengan setelan jas, tampak sibuk mempersiapkan sesuatu. Almeera segera duduk di atas ranjang, menggosok matanya dan mencoba mengumpulkan kesadaran.“Tuan, kenapa tidak membangunkan saya?” tanyanya dengan suara serak.Kaisar berhenti sejenak, menatap Almeera dengan tatapan yang sulit diartikan. “Tidak perlu. Lagi pula, kita akan segera berpisah kamar,” jawabnya dengan nada datar.Almeera merasa dadanya sesak mendengar kata-kata itu. “Berpisah kamar?” tanyanya, meskipun sudah tahu jawabannya.Kaisar mengangguk. “Aku pikir ini yang terbaik untuk kita berdua. Sesuai dengan permintaanmu semalam.”Almeera menggigit bibirnya, berusaha menahan emosi yang tiba-tiba meluap. “Lalu, kenapa Tuan sudah rapi pagi-pagi begini?”Kaisar merapikan dasinya, seolah menghindari tatapan Almeera. “Aku ada meet

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Mengubah Penampilan

    Almeera sibuk di ruang produksi bersama tim desainer yang dipimpin oleh Wendi. Almeera berdiri di depan komputer, memeriksa detail terakhir dari prototype perhiasan “Sang Dewi” yang akan segera diproduksi. Di sekelilingnya, para desainer lain juga sibuk dengan pekerjaan masing-masing, menciptakan suasana penuh konsentrasi dan ketegangan.Wendi berjalan mendekati Almeera dengan pandangan kritis, matanya memindai layar komputer yang menampilkan desain 3D. “Almeera, ini belum sesuai,” katanya dengan nada dingin. “Kita tidak bisa menggunakan prototype ini. Kamu harus mengulang lagi.”Almeera mengerutkan kening, merasa frustasi. Dia telah bekerja keras sepanjang pagi dengan menerapkan teknik yang diajarkan oleh Rosdiana. Namun ternyata, usahanya tidak diterima oleh Wendi. Almeera menghela napas dalam-dalam. Ia tahu bahwa Wendi tidak akan memberikan sedikit pun toleransi pada kesalahan. Tanpa pilihan lain, Almeera memulai proses cetak ulang dari awal. Sementara itu, Wendi melanjutkan peng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pesta Pertunangan

    Almeera menghela napas panjang. Meski terpaksa, ia tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Reval. Bahkan, ia hanya diam saja tatkala Reval berbicara sebentar dengan resepsionis salon.“Aku akan ke apartemen dulu untuk mandi dan ganti baju. Kita bertemu lagi di sini satu jam lagi, oke?” kata Reval sebelum pergi meninggalkan Almeera di salon. Almeera mengangguk pelan, menatap kepergian Reval dengan perasaan campur aduk. Ia dibawa ke ruang make-up oleh petugas salon. Ketika duduk di kursi, seorang MUA dan hairstylist mendekatinya dengan senyuman ramah.“Selamat sore. Apakah ada permintaan khusus untuk gaya make-up dan gaya rambutnya?” tanya MUA itu. “Tidak ada, Mbak. Hanya saja, tolong jangan sampai menyentuh tompel saya,” jawab Almeera menunjuk ke pipinya. MUA itu sedikit terkejut tetapi segera mengangguk, menyadari bahwa pelanggan punya preferensi khusus yang harus dihormati. “Baik, saya akan berhati-hati,” jawabnya.Proses rias wajah dimulai. MUA tersebut dengan hati-hati men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Dansa di Pesta Pertunangan

    Reval menatap ke arah Almeera, gadis itu terlihat bimbang tetapi ia menganggukkan kepala. Pada akhirnya, Clara menarik tangan Almeera ke tempat teman-temannya berada. “Girls, ini Almeera, kekasih Reval,” katanya sambil tersenyum. Namun matanya mengisyaratkan hal yang berbeda. Teman-teman Clara menatap Almeera dengan pandangan yang sulit diartikan, campuran antara jijik dan rasa ingin tahu. Mereka melihat tompel di pipi Almeera dengan tatapan yang tidak bisa disembunyikan. Salah satu dari mereka, seorang wanita dengan gaun merah menyala, mengerutkan kening dan bertanya.“Apa itu di pipimu, Almeera?” “Seperti kotoran,” celetuk salah satunya.Almeera mencoba tersenyum sopan dan menjawab, “Oh, ini hanya tanda lahir, Mbak.”Mereka saling berpandangan, seakan tidak puas dengan jawabannya. Seorang wanita lain dengan rambut panjang bergelombang juga bertanya, “Kamu dari keluarga pengusaha mana?”Almeera merasa sedikit terintimidasi, tetapi ia memutuskan untuk menjawab dengan jujur.“Saya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Fitnah yang Licik

    Musik mengalun dengan lembut, menciptakan suasana yang romantis di ballroom hotel. Namun, beberapa saat setelah mereka mulai berdansa, Reval merasakan tubuh Almeera mulai goyah. Ia pun berusaha menopang tubuh Almeera dengan kedua tangannya.“Kamu baik-baik saja, Almeera?” tanyanya, matanya penuh kekhawatiran.Almeera menjawab Reval dengan ekspresi kebingungan. “Tuan Kaisar ...,” katanya dengan suara serak, melepas jas Reval yang ia kenakan dan menjatuhkannya ke lantai. Reval tercengang melihat Almeera yang tiba-tiba meracau, menyebut nama suaminya.“Almeera, ada apa? Kenapa kamu melepas jasku?” tanya Reval khawatir.Almeera tertawa sambil memeluk leher Reval dan memejamkan mata. Kakinya terus bergerak mengikuti alunan lagu. Sebagai orang yang bersama Almeera sejak tadi, Reval tak bisa berhenti bertanya-tanya. Sebelumnya Almeera baik-baik saja dan kelihatan pemalu. Namun, entah mengapa gadis itu berubah menjadi lebih berani. Bahkan, Almeera sekarang mendekat ke wajah Reval.“Kenapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Penyamaran yang Terbongkar

    Di kamar hotel, Kaisar baru saja selesai mandi. Ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk, ia lelah setelah seharian menghadiri pertemuan dengan asosiasi pengusaha. Meski fisiknya letih, pikirannya terus melayang pada Almeera. Sejak tadi, hatinya terasa tidak tenang. Berkali-kali ia mencoba menelepon Almeera, tetapi panggilan itu tidak pernah diangkat. Kali ini, nomornya bahkan tidak aktif.“Ke mana dia? Apakah ponselnya tidak berguna baginya? Atau dia sengaja menghindariku?” gumam Kaisar merasa resah sendiri. Wajahnya terlihat kesal karena tak satu pun teleponnya yang diangkat. Bahkan, saat ini ponsel Almeera tidak aktif.Kaisar duduk di tepi tempat tidur, memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia tahu bahwa pada jam seperti ini, Almeera seharusnya sudah pulang dari kantor dan berada di mansion. Di tengah kegelisahannya, ponsel Kaisar bergetar. Kaisar meraih ponselnya dengan cepat, berharap itu adalah pesan dari Almeera. Namun, alisnya mengernyit saat melihat pesan itu berasal dari nomor t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pernyataan Cinta Tak Terduga

    Reval sengaja meninggalkan Almeera di kamar seorang diri. Pria itu berjalan ke ruang tengah untuk mengangkat telepon dari sang kakak. “Halo, Kak Kaisar? Kenapa meneleponku malam-malam? Apakah ada masalah?” Tanpa basa-basi, Kaisar langsung menjawab dengan nada tinggi. Mengisyaratkan kemarahan dan kekecewaan yang sedang membuncah. “Di mana Almeera sekarang? Apakah dia masih bermesraan denganmu?” tanya Kaisar tajam, tanpa basa-basi. Reval terkejut mendengar tuduhan itu, alisnya berkerut dalam kebingungan.“Apa maksudmu, Kak? Almeera ada di sini, tapi—“ Reval mencoba menjelaskan, tetapi Kaisar memotongnya dengan cepat.“Aku baru saja menerima foto-foto kalian berdua. Almeera terlihat sangat dekat denganmu, seperti pasangan kekasih. Apa yang sebenarnya terjadi, Reval?” Suara Kaisar semakin lantang hingga Reval menjauhkan ponselnya dari telinga. Reval pun terdiam sejenak, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba menjadi kacau dan membingungkan. “Kak, tenang dulu. Aku bisa jelaskan—““Fot

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status