Semua Bab Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Bab 111 - Bab 120

220 Bab

Tak Mau Kehilangan Harta

Berusaha meredam emosinya yang bergejolak, Karenina menekan nomor ponsel Jerico. Telepon pun berdering beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara Jerico di ujung sana. Suara yang sangat dirindukan olehnya saat ini. "Nina? Ada apa?" Suara Jerico terdengar cemas, mungkin karena tidak biasanya Karenina meneleponnya pada jam seperti ini."Kaisar... Kaisar mau menceraikan aku, Sayang," Karenina berbicara cepat, suaranya masih bergetar karena menahan rasa marah yang menggelegak. "Dia bilang kalau aku tidak minta maaf pada Almeera, dia akan menceraikan aku. Aku tidak tahu harus bagaimana, Rico. Aku tidak bisa kehilangan semuanya."Terdengar jeda di ujung telepon, seolah-olah Jerico sedang memproses apa yang baru saja didengarnya. "Minta maaf? Memangnya, kamu melakukan kesalahan apa terhadap istri muda Kaisar itu?” tanya Jerico penasaran.Karenina bungkam untuk sesaat, mencoba mengelak dari pertanyaan yang dilemparkan Jerico. Namun, ia tahu bahwa lelaki itu tidak akan puas sebelum menda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Keputusan Ada di Tangan Kaisar

Tanpa ragu, Hana meraih ponselnya lagi dan mulai mencari nomor Tuan Barata. Meski lelaki tua itu sedang berobat ke luar negeri, pastilah dia mudah dihubungi. Buktinya, tempo hari Tuan Barata pernah menelepon Almeera dan berbicara panjang lebar.Hana tahu, meminta bantuan dari sang ayah mertua adalah satu-satunya cara untuk menghentikan niat Kaisar. Walaupun mungkin mereka akan beradu mulut, ia tidak peduli. Yang terpenting sang keponakan akan selamat dari kehancuran. Selama dia masih hidup, tidak boleh ada perceraian antara Kaisar dan Karenina. Sambil menunggu telepon tersambung, Hana mencoba menenangkan diri. Ini bukan perkara mudah untuk menghadapi Tuan Barata, tetapi dia harus melakukannya. Demi Karenina, dia harus berusaha sekuat tenaga untuk melunakkan hati pria tua itu. Setelah beberapa saat, terdengar suara berat di ujung telepon. "Halo, Hana. Kenapa kamu meneleponku? Apa kamu bertengkar dengan Almeera?" Suara Tuan Barata terdengar lemah, tetapi masih menunjukkan wibawa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Takdir yang Mempertemukan Kita

Di ruang kantornya, Jerico sedang duduk menghadap ke layar laptop. Ia berhenti sejenak untuk memandangi tumpukan dokumen di atas mejanya dengan tatapan kosong. Sebentar lagi, dia akan menandatangani kerja sama dengan investor, yang akan membawa keuntungan besar baginya. Namun, setelah ia menerima telepon dari Karenina, hatinya terus dilanda kebimbangan. Bukan hanya memikirkan permintaan Karenina, pria itu juga mencemaskan masa depannya sendiri. Jujur, ia tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam rencana balas dendam Karenina. Mendengar notifikasi pesan masuk, perasaan Jerico semakin berkecamuk. Dengan cepat, ia meraih ponsel itu dan melihat pesan dari Karenina. Membaca isi pesan tersebut, membuat rongga dadanya terasa sesak. Bagaimana tidak. Nampaknya Karenina tidak akan menyerah, sebelum ia bersedia melakukan tugas kotor itu.Dengan tangan sedikit gemetar, Jerico mengamati foto-foto Almeera. Mulai dari saat gadis itu masih memakai kacamata, sampai ia terlihat cantik memakai gaun pest
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Masalah Besar

Melihat Almeera yang masih tertegun mendengar ajakannya, Wati pun memberi penjelasan. “Bu Diana atau biasa saya panggil Nyonya Diana, adalah istri dari Tuan Biantara. Saya mengatakan bahwa Mbak Almeera mirip dengan Tuan Biantara, karena itu Beliau ingin bertemu.”Almeera tersentak sejenak. Entah mengapa, sejak mereka bertemu pertama kali, Wati selalu saja menyebut dirinya mirip dengan Tuan Biantara. Bahkan, sampai menceritakan hal itu kepada istri sang majikan. “Saya kemari diantar oleh Pak Barjo, sopir Tuan Biantara. Nanti Pak Barjo juga akan mengantar Mbak Almeera pulang ke apartemen,” imbuh Wati berusaha meyakinkan Almeera.Tawaran dari Wati memang cukup menggoda, apalagi Almeera menjadi penasaran apakah ia benar-benar mirip dengan Marco Biantara. Namun, mengingat pengalaman pahitnya dengan Tejo, sekarang ia tidak boleh mudah percaya dengan perkataan orang asing. Selain itu, ia juga ingin memasak makanan spesial untuk Kaisar. Pada akhirnya, Almeera menatap Wati sembari tersenyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

Kau, Anugerah Terindah

Kaisar melangkah cepat, keluar dari outlet perhiasan terakhir yang ia kunjungi bersama dengan Akbar. Senja mulai menjelang, dan lampu-lampu jalan sudah menyala satu per satu, memancarkan kilau yang menyelimuti jalanan ibu kota. Seharian berkeliling memeriksa beberapa outlet, Kaisar merasa ingin mengistirahatkan tubuhnya. Namun, lebih dari itu, hatinya dipenuhi kerinduan untuk segera kembali ke apartemen, tempat sang istri, Almeera, menantinya.Pria itu melirik arlojinya sejenak, lalu menoleh kepada Akbar. “Jangan lupa setelah ini temui Mr. Tanawat dan asistennya di hotel. Kita harus menyimpan bukti transfer uang yang diminta oleh Jerico,” ucap Kaisar.“Baik, Tuan, saya akan langsung naik taksi ke hotel,” jawab Akbar dengan patuh. Sesudah memberikan beberapa instruksi kepada Akbar, Kaisar melambaikan tangan ke arah sopir pribadinya yang setia menunggu di tepi jalan. "Pak Wahyu, kita ke apartemen sekarang," ujarnya tegas, tak ingin membuang waktu.Pak Wahyu mengangguk dan langsung memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-17
Baca selengkapnya

Tak Sanggup Lagi Menjadi Suaminya

Menangkap ketegasan pada nada suara Kaisar, Almeera tahu bahwa suaminya itu bersungguh-sungguh memberinya sebuah peringatan. Bukan karena bermaksud buruk, melainkan hanya ingin melindungi dirinya. Pastilah Kaisar belum bisa melupakan peristiwa penculikan beberapa waktu lalu. “Aku mengerti, Hubby. Jangan khawatir,” lirih Almeera dengan tatapan sayu. Ia menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa ia mematuhi perintah dari sang suami. Raut wajah Kaisar melunak seketika. Dengan lembut, ia merebahkan kepala Almeera di lengannya yang dijadikan sebagai bantalan. Biarpun ada rasa cemas yang tersisa, Kaisar tak ingin memperpanjang masalah tersebut. Ia harus belajar untuk lebih mempercayai naluri sang istri. Suasana kembali hening sejenak, hanya suara hujan yang terdengar turun di luar sana. Almeera sedang memejamkan mata, meresapi rasa nyaman yang diberikan oleh Kaisar. Sementara Kaisar masih terdiam. Ada dorongan dari dalam dirinya untuk berterus terang kepada Almeera, mengenai keputusan pent
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-18
Baca selengkapnya

Persetujuan Kotor

Jerico melangkah masuk ke apartemennya dengan senyum yang terpatri di wajah. Meski tubuhnya terasa lelah akibat seharian penuh mengikuti meeting, hatinya diliputi kegembiraan yang meluap-luap. Di sepanjang jalan, gemerlap lampu sudah menghiasi gedung-gedung dan tempat hiburan malam. Namun bagi Jerico, gemerlap itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kilauan ribuan dollar yang baru saja ia kantongi.Di dalam apartemennya yang mewah, Jerico menanggalkan jasnya, melemparnya sembarangan ke sofa, dan langsung menuju ke kamar mandi. Ia merasa perlu membersihkan diri dari sisa-sisa hari yang panjang. Membiarkan air hangat mengalir di kulitnya dan melunturkan kelelahan yang tersisa. Ketika air mengalir deras di sekujur tubuhnya, pikiran Jerico tetap dipenuhi satu hal—kesuksesan yang ia raih hari ini.Ia baru saja mendapatkan uang dalam jumlah besar, uang haram dari hasil korupsi proyek pembukaan kantor cabang baru dengan Mr. Tanawat. Ini adalah hiburan terbesar setelah dia mendapat banyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-19
Baca selengkapnya

Serba Salah

Cahaya matahari yang lembut merayap masuk melalui celah tirai, menyentuh wajah Kaisar yang masih setengah terlelap. Ia terbangun dengan perasaan nyaman, meresapi hadirnya pagi yang begitu menenangkan. Namun, pria itu merasakan ada sesuatu yang aneh— kasur di sebelahnya dalam keadaan kosong.Kaisar meraba tempat tidur dengan mata setengah terbuka, mencari keberadaan Almeera. Sekarang baru pukul enam pagi. Biasanya sang istri masih terlelap di sisinya, apalagi semalam mereka sempat memadu kasih. Tak disangka, Almeera malah terbangun lebih dahulu daripada dirinya. Dengan perlahan, Kaisar bangkit dari tempat tidur dan mengenakan piyama yang tergeletak di sofa dekat ranjang. Terdorong oleh rasa penasaran yang menghampirinya, Kaisar buru-buru keluar dari kamar. Ketika ia melangkah ke dapur, aroma wangi dari nasi goreng yang baru saja dimasak menyapa hidungnya. Kaisar tersenyum, melihat Almeera yang sedang sibuk di depan kompor. Wanita itu tampak cantik meski masih mengenakan gaun tidur,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Kamu Sangat Mirip Dengan Suamiku

Berusaha tak lagi memikirkan percakapannya dengan Reval, Almeera mencoba untuk menonton televisi sambil membaca buku tentang desain. Namun, ia hanya bisa bertahan satu jam dengan aktivitas tersebut. Merasa jenuh, Almeera memutuskan untuk kembali ke kamar.Gadis itu duduk di lantai kamar tidur, dikelilingi oleh pakaian yang telah ia pilih dengan cermat. Meski ia dan Kaisar baru akan bertolak ke kampung minggu depan, tak ada salahnya ia mulai berkemas dari sekarang. Ia ingin memastikan barang bawaannya siap, tak ada yang terlupa. Terlebih, ini adalah pertama kalinya Kaisar akan bertemu dengan neneknya. Ada semacam keinginan kuat di dalam diri Almeera untuk membuat semuanya berjalan sempurna.Jari Almeera dengan lembut merapikan lipatan gaun putih kesayangannya, sebelum memasukkannya ke dalam koper yang terbuka. Kemudian, ia melipat kemeja dan celana panjang Kaisar dengan teliti, memastikan semua tersusun rapi. Aroma bunga dari pewangi pakaian yang lembut tercium samar, memberikan rasa n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Undangan Makan Malam

Almeera pun menelan saliva, perasaan canggung mulai menguasainya. Pikirannya sedang berputar dengan berbagai kemungkinan. Meskipun merasa tak nyaman dengan situasi ini, ia mencoba untuk tetap tenang.“Aku harus mempertemukan kamu dengan dia … harus,” lirih Nyonya Diana dengan suara tersendat. "Saya tidak mengerti maksud Anda," Almeera memandang Nyonya Diana dengan tatapan penuh pertanyaan. Ia merasa bingung dengan arah percakapan ini. “Mempertemukan saya dengan siapa, Nyonya?”Perempuan paruh baya itu menghela napas, seolah mempertimbangkan bagaimana cara terbaik untuk melanjutkan. Secara refleks, ia mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Almeera.“Seseorang yang sangat berarti bagiku,” jawab Nyonya Diana dengan tatapan yang penuh haru. "Almeera, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Mungkin ini terdengar agak pribadi, tapi penting,” lanjut Nyonya Diana berusaha menguasai diri. "Tentu, Nyonya. Apa yang ingin Anda tanyakan?" balas Almeera mengerutkan dahi.Nyonya Diana mencondongkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status