Share

Pahlawanku

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-06 23:28:12

Kaisar tiba di depan gudang yang tampak usang dan kotor. Suara gemeretak dari gerbang besi tua itu menggema ketika mobil berhenti. Dari kejauhan, ia bisa melihat dua preman yang duduk di depan gudang, merokok dengan santai. Sementara seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan mereka. Kaisar menebak pria itu sebagai Kasman, ayah tiri Almeera.

Pak Wahyu yang mengemudikan mobil langsung berbisik dengan cemas, “Tuan, apakah kita akan menunggu Pak Willy dan para bodyguard dulu?”

“Tidak ada waktu selama itu, Almeera bisa saja dalam bahaya saat ini,” jawab Kaisar.

“Tapi, akan sangat berbahaya jika Tuan masuk ke sana tanpa bantuan.” Pak Wahyu mulai cemas dengan keberanian Kaisar.

Namun, Kaisar tidak bisa menahan dirinya lagi. Setiap detik yang berlalu terasa seperti duri yang menusuk hatinya, membayangkan Almeera yang mungkin sedang menderita di dalam gudang itu.

“Aku harus menyelamatkan Almeera sekarang. Tidak bisa menunggu lebih lama,” jawabnya tegas.

Kaisar keluar dari mobil. Ia sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Ingin Berdua Denganmu

    Mobil melaju meninggalkan tempat Almeera diculik Kasman. Sepanjang jalan, tangan Almeera tidak dibiarkan lepas dari genggaman Kaisar. Bahkan duduk saja, Almeera disuruh mendekat. Sesekali, Kaisar melirik ke arah Almeera yang tampak masih shock akibat kejadian tadi. Namun, saat matanya tertuju pada wajah Almeera, ia menyadari sesuatu yang berbeda.“Almeera, tompel di pipimu ... Kenapa tidak ada?” Kaisar bertanya dengan nada lembut, tangannya mengelus pipi Almeera yang kini bersih tanpa tanda hitam itu. “Apakah selama ini tompel itu palsu?”Almeera terkejut mendengar pertanyaan Kaisar, air matanya mulai menggenang. Dengan ragu, ia mengangguk. “Iya, Tuan. Maafkan saya,” katanya pelan, suaranya bergetar. “Selama ini, saya terpaksa berbohong. Tompel itu palsu. Mata saya juga sebenarnya juga normal, saya tidak butuh kacamata. Saya terpaksa melakukannya demi keselamatanku.”Kaisar mulai memahami Almeera, setelah melihat apa yang terjadi pada wanita itu. Jika Almeera bicara sebelum kejadian i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Menjadi Istri Sungguhan

    Setelah mengambil obat, Kaisar menggandeng tangan Almeera menuju ke mobil. Almeera merasa sedikit canggung tetapi juga bahagia. Saat mereka tiba di apartemen Kaisar, yang terletak di lantai tujuh sebuah gedung mewah, Almeera tertegun melihat kemewahan yang ada di depan matanya. Apartemen itu begitu elegan dengan dekorasi modern, perabotan mahal, dan pemandangan kota yang menakjubkan dari jendela besar yang menghiasi ruang tamu.“Tuan, apakah benar ini isinya apartemen? Sangat mewah,” bisik Almeera kagum.“Kamu suka apartemen ini?”“Suka, sangat bagus,” puji Almeera.“Baguslah, kamu boleh merubah apa pun jika kamu mau.”Kepala Almeera spontan menoleh. “Bukankah kita hanya tiga hari? Lagian, ini terlalu sempurna untuk saya. Jadi, rasanya tidak ada yang perlu diubah lagi.”Kaisar menuntun Almeera melewati ruang tamu menuju kamar utama. Kamar itu luas, dengan dinding berwarna netral yang menenangkan dan seprai putih bersih yang terpasang rapi di ranjang king size. Perabotannya pun terliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Malam Pertama

    Almeera masih belum bisa bernapas dengan leluasa setelah mendengar pernyataan Kaisar barusan. Rasanya ini tidak nyata dan angan saja bagi Almeera. Pada akhirnya, Almeera mengangguk dengan wajah merona, menatap Kaisar dengan mata yang penuh kejujuran. “Aku bersedia benar-benar menjadi istrimu mulai sekarang, Tuan. Karena sebenarnya, aku memang mencintaimu,” katanya dengan suara lembut namun penuh keyakinan.“Aku sudah menduganya,” ucap Kaisar ditambah dengan senyum manis yang mampu mengalihkan dunia Almeera saat ini juga.Kaisar merasa hatinya meluap dengan kebahagiaan mendengar pengakuan Almeera. Tanpa ragu, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Almeera dan mencium bibirnya dengan lembut. Ciuman itu awalnya penuh kelembutan, perlahan berubah menjadi lebih dalam dan penuh gairah. Almeera merespons dengan penuh perasaan, merasa hatinya berdebar kencang. Ciuman mereka seakan menghapus segala keraguan dan ketakutan yang pernah ada, menyatukan dua hati yang saling mencintai.Ketika Kaisar akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Manis

    Selesai memadu kasih, Kaisar dengan lembut menggendong Almeera yang duduk di tepi kasur sambil memainkan jari menuju kamar mandi. Awalnya Almeera memberontak.“Tuan, kita mau ke mana?” tanya Almeera.“Mandi, kamu pasti sudah gerah, kan?”Almeera merasa wajahnya memerah karena malu dan berbisik, “Aku bisa mandi sendiri, Tuan.”“Kamu takut?” tanya Kaisar yang paham apa yang dipikirkan Almeera.“Bukan begitu, hanya—“Kaisar menggelengkan kepalanya dengan senyuman lembut. “Aku janji tidak akan berbuat macam-macam lagi. Aku hanya ingin membantu membersihkan diri,” katanya sambil menempatkan Almeera di bathtub yang sudah dipenuhi air hangat.“Iya,” cicit Almeera yang tak bisa menolak.Saat mereka berendam bersama, Kaisar memanggil Almeera dengan kata yang membuatnya merasa sangat malu, “Sayang.”Almeera menundukkan kepala, pipinya merona merah. “Tuan …” bisiknya ragu.Kaisar mengusap lembut pipi Almeera dan berkata, “Mulai sekarang, jangan panggil aku ‘Tuan’ lagi. Kita sekarang benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Patah Hati

    Setelah Hana pergi, Karenina berteriak kencang. Ia merintih dalam kesepian, mengisahkan betapa sulitnya menerima kenyataan bahwa Kaisar, yang selama ini ia anggap miliknya, kini telah berpaling kepada wanita lain. “Aku tidak akan terima ini,” gumam Karenina dengan penuh kemarahan. “Kaisar tidak akan bisa begitu saja meninggalkanku.”Karenina bangkit dan mengambil teleponnya dengan tangan yang bergetar. Ia mencari nama Rico di daftar kontaknya dan menekan tombol panggil. Hatinya dipenuhi oleh dorongan balas dendam, dan pikiran mengenai bagaimana cara merebut kembali Kaisar memenuhi kepalanya.Argh! Kenapa Kaisar? Kenapa kamu milih gadis kampung itu?!” teriak Karenina sambil melempar semua barang yang dapat diraihnya.“Aku tidak bisa menerima ini, apa kurangnya aku? Kenapa kamu malah memilih dia!”Kemarahan Karenina menjadi-jadi karena membayangkan Almeera yang menatapnya sambil mengejek karena berhasil mendapatkan Kaisar. Aliran darah yang terasa begitu cepat dan emosi meluap, membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Simbol Hidup Baru

    Setelah membeli beberapa baju untuk dirinya sendiri, Almeera melanjutkan aktivitas belanjanya di supermarket. Ia mendorong troli perlahan, mengisi keranjang dengan bahan makanan yang dibutuhkannya untuk memasak di apartemen. Tak lupa, ia memasukkan beberapa bungkus biskuit ke dalam troli, mengingat niatnya untuk menjenguk adiknya, Rifki, di asrama pada akhir pekan nanti.Saat Almeera mendorong troli di lorong supermarket, telepon di ponselnya bergetar. Dia melihat nama Kaisar muncul di layar dan segera menjawabnya dengan senyuman. “Halo, Hubby,” sapanya.Namun, suara Kaisar di ujung telepon terdengar serius dan penuh kekhawatiran. “Almeera, apakah kamu sudah selesai berbelanja? Jika sudah, aku ingin katu langsung pulang dan istirahat. Kamu baru saja mengalami hal yang buruk, dan aku nggak mau kamu kelelahan.”“Aku tidak lelah, By. Baru saja berjalan keluar. Tenang saja, tidak akan terjadi sesuatu. Aku baru saja membeli pakaian. Sisa isi kulkas yang kosong itu.”“Pokoknya setelah sampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Masakan Penuh Cinta

    Almeera berdiri di dapur, dikelilingi oleh aroma lezat dari masakan yang baru saja ia selesaikan. Wajahnya berseri-seri dengan senyum puas. Setelah melalui beberapa percobaan dan kesalahan, ia akhirnya berhasil membuat steak ayam yang sempurna, salad segar yang berwarna-warni, dan spaghetti yang menggugah selera. “Semoga rasanya enak,” gumam Almeera melihat makanan yang sudah dimasaknya.“Untung aja nemu resep yang mudah ditiru.” Ia mengikuti resep-resep dari internet dengan cermat, memastikan setiap detailnya sesuai. Dengan hati-hati, Almeera menata hidangan di meja makan. Steak ayam ditempatkan di piring utama, dihiasi dengan daun parsley segar. Salad segar dengan potongan tomat ceri, mentimun, dan selada hijau diatur rapi di sebuah mangkuk kaca yang indah. Spaghetti disajikan dengan saus marinara yang merah menggoda, disertai dengan taburan keju parmesan yang meleleh sempurna di atasnya. Meja makan tampak seperti di restoran bintang lima, siap menyambut Kaisar dengan kelezatan ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kebohongan Karenina

    Karenina melangkah keluar dari mobil dengan dibantu oleh perawatnya, dan menuju pintu masuk hotel mewah yang telah ia pilih untuk pertemuan malam ini. Sang perawat memegang tas Karenina sambil mendorong kursi roda majikannya. Begitu mereka sampai di lobi, Karenina meminta perawatnya itu untuk menemaninya hingga ke kamar yang dituju.Setelah tiba di kamar yang telah dipesan, Karenina menyerahkan sejumlah uang. “Ini untukmu. Pastikan tidak ada yang tahu tentang pertemuan ini. Kamu bisa menginap di kamar sebelah untuk sementara waktu,” perintah Karenina dengan nada tegas.“Baik, Nyonya Karenina. Saya akan menjaga rahasia ini,” jawabnya sebelum beranjak pergi menuju kamar sebelah.Setelah sang perawat keluar, Karenina menutup pintu dan melepaskan napas panjang. Kamar hotel itu mewah dengan dekorasi elegan, tetapi Karenina tidak mempedulikannya. Ia mendorong kursi roda menuju cermin besar yang menghiasi dinding kamar, melihat pantulan dirinya dengan penuh ketidakpuasan. Dia berusaha keras

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status