Share

Pahlawanku

Kaisar tiba di depan gudang yang tampak usang dan kotor. Suara gemeretak dari gerbang besi tua itu menggema ketika mobil berhenti. Dari kejauhan, ia bisa melihat dua preman yang duduk di depan gudang, merokok dengan santai. Sementara seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan mereka. Kaisar menebak pria itu sebagai Kasman, ayah tiri Almeera.

Pak Wahyu yang mengemudikan mobil langsung berbisik dengan cemas, “Tuan, apakah kita akan menunggu Pak Willy dan para bodyguard dulu?”

“Tidak ada waktu selama itu, Almeera bisa saja dalam bahaya saat ini,” jawab Kaisar.

“Tapi, akan sangat berbahaya jika Tuan masuk ke sana tanpa bantuan.” Pak Wahyu mulai cemas dengan keberanian Kaisar.

Namun, Kaisar tidak bisa menahan dirinya lagi. Setiap detik yang berlalu terasa seperti duri yang menusuk hatinya, membayangkan Almeera yang mungkin sedang menderita di dalam gudang itu.

“Aku harus menyelamatkan Almeera sekarang. Tidak bisa menunggu lebih lama,” jawabnya tegas.

Kaisar keluar dari mobil. Ia sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status