All Chapters of Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua: Chapter 1 - Chapter 10

179 Chapters

Prolog

"Papa akan buang bayi itu jika kamu tidak memenuhi perjanjian di atas kertas!" Harsa memijit keningnya kala menunggu di depan ruang persalinan sang istri.Pria itu merasa sangat bersalah kala teringat telah menandatangani perjanjian pra nikah dengan sang ayah.Waktu itu, pernikahan Harsa dengan sang Nyiur tidak direstui.Pria itu memang telah dijodohkan dengan Ayu, teman masa kecilnya. Akan tetapi, Harsa tetap bersikeras karena merasa utang budi dengan sang istri yang sangat berjasa dalam menyelamatkan nyawanya ketika kebakaran.Orang tua Harsa pun kecewa. Namun, itu tak lama.Mereka datang dan mengatakan akan menerima pernikahan itu asal Nyiur mampu melahirkan keturunan laki-laki saat mempunyai anak pertama. Jikalau hal tersebut tidak bisa dilakukan, maka Harsa harus menaruhnya ke panti asuhan.Dengan percaya diri, pria itu menandatanganinya.Tapi, siapa sangka anak pertamanya perempuan? Haruskah dia membuangnya sesuai perjanjian?Drrt!Ponsel Harsa berbunyi menunjukkan ada pesan m
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 1. Bayi Tak Bersalah

“Ay, dapat surat dari Nyiur." Ayu yang sedang tertidur di brankar rumah sakit sontak terbangun. Dipaksanya diri untuk bangun meskipun kepalanya masih pusing. “Surat apa? Kok surat? Anak kalian sudah lahir dan keadaannya baik-baik saja bukan?” tanya gadis itu, bingung. Harsa menahan kepala Ayu. "Sambil tiduran gini aja bacanya, anak kami sudah lahir dengan selamat, tapi ...." Segera, pria itu menjelaskan situasinya. Ayu sontak membelalakan mata, tak percaya. "Bodoh! Kamu bodoh Mas! Sesuatu yang merugikan kenapa Mas sepakati!" teriak Ayu yang entah mau berkata apa setelah tahu apa yang menimpa Harsa. "Karena saya tidak mau meninggalkan Nyiur, kamu tahu itu 'kan? Tolong, kamu mau nikah sama saya demi anak saya tidak dibawa ke panti asuhan, tolong ya ...." Harsa menatap tulus ke arah Ayu yang tetap memaksa duduk, kebetulan juga habis kecelakaan saat anak dari Harsa lahir. Perdebatan dalam ruang rumah sakit pun berlangsung panas. Ayu yang sudah dengan susah payah berusaha move
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 2. Ancaman

"Satu menit lagi tidak ada keputusan, Papa anggap bayi itu tidak layak menginjak lantai rumah kita!" "Pa, tolong beri waktu lagi ya," pinta Harsa. "Om Zulfikar keterlaluan!" bentak Ayu. "Ayu!" Seburuk-buruknya Harsa dalam bertindak, ia paling tidak mau ada orang yang membentak orang tuanya, ia pun menatap tajam ke arah Ayu. Ayu memang sosok yang pemberani, selama ini dia adalah orang yang selalu berbakti terhadap orang yang lebih tua. Namun, dengan kejadian yang seperti ini, entah akan dipercaya atau pun malah ditertawakan ia mencoba untuk mengubah sikapnya menjadi berbanding balik. Ucapannya menjadi kasar dan memang ia sengaja menghina-hina Zulfikar supaya beliau marah sehingga menggagalkan perjodohan. "Ayu Sayang, kamu bukan orang asing di mata om. Kamu tetap anak yang manis, putri yang pantas menjadi bidadari Harsa. Gak perlu akting jahat begitu, hahaha ... om tetap nggak berubah pikiran, Sayang." Zulfikar terkekeh sembari memandangi Harsa dan Ayu secara bergantian. Ah
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 3. Istri Kedua

Ada sedikit drama sejenak. Ayu sempat merasakan tatapan tajam dari Nyiur saat akad berlangsung. "Aku berubah pikiran, a-aku perlu berpikir lagi." "Ayu! Ka-kamu tega membiarkan Nyiur terpisah dengan Chala Chali!" bentak Harsa. Ayu terdiam. Ditatapnya Nyiur tak enak. Terlebih, kala temannya itu tiba-tiba menangis menatap anaknya. Ya, mungkin dia harus melanjutkan pernikahan ini. *** "Ay, saya punya sesuatu untuk kamu," ucap Harsa di malam pertama mereka setelah semuanya pulang dari rumah sakit. "Apa, Mas? Mas nggak usah kasih yang berlebih-lebih, tahu kan aku orangnya kayak gimana?" Ayu masih menata bajunya di almari baru. Dia tak sadar Harsa mendekat dan memeluk pinggangnya! "Nggak berlebihan kok," ucap pria itu. DEG! "Mas ...." Sentuhan yang sangat membuatnya hancur. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya sentuhan tersebut bertahta. Ayu kira orang seperti Harsa yang sudah berhasil move on darinya dan sangat menyayangi Nyiur sudah tak akan lagi punya perhatian untuk
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 4. Tuduhan

"Ayu, ada apa?" Gegas Harsa memeluk Ayu yang terlihat ketakutan. "Nyiur sama anak-anak nggak ada, mereka ke mana, Mas? Jangan-jangan kabur karena keberadaan aku. Gimana ini? I-itu kenapa ada pisau besar juga?" Dengan wajah yang sangat resah dan khawatir Ayu menatap suaminya. "Tenang dulu ya, saya akan segera mencari mereka. Kalau pisau bukan apa-apa, Nyiur emang suka naruh pisau di kamar." Harsa mengecup lama kening sang istri. Tidak lama kemudian, orang tua Harsa juga datang. Meskipun Ayu menjadi istri kedua, orang tua Harsa sangat meratukan Ayu, bahkan ini lebih dari Nyiur. Hal ini sebenarnya menjadi ketakutan tersendiri bagi Harsa dan juga Ayu. "Ma, Pa. Mama sama Papa tahu Nyiur dan Chala Chali ke mana?" tanya Harsa. "Halah, paling juga ke rumah orang tuanya. Nggak usah terlalu khawatir, dia udah gede gak mungkin juga celakain anak-anaknya! Udah kalian kembali aja ke kamar, nikmati jadi pengantin baru," celetuk Zalfa. "Astaghfirullahal'adziim, Mama boleh sayang sama Ayu,
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 5. Salah Paham

"Mas tetap percaya aku yang ngusir Nyiur?" tanya Ayu setelah Harsa bicara empat mata dengan Nyiur. "Buktinya jelas, CCTV yang waktu kamu dorong Nyiur juga jelas. Jangan diulangi lagi!" perintah Harsa yang segera berlalu ke kamar putri kembarnya. Sebegitu singkatnya Harsa menetapkan Ayu yang salah. Ingin rasanya marah-marah di depan Nyiur dan disaksikan mertua. Bukan mencari pembelaan, biar tahu rasa saja dia terpojok dan mungkin dengan desakan mertua, Nyiur bisa mengakui yang sebenarnya. Namun, lagi-lagi dalam keadaan seperti ini, Ayu masih tidak tega dengan imbas yang nantinya berujung di Chala dan Chali. Sekitar sepuluh menit kemudian, Harsa datang dan memeluk Ayu yang matanya masih terlihat begitu sembab. "Sayang, saya nggak marah lama kok, mungkin kemarin itu memang kamu juga butuh prioritas. Oh iya, kamu tetap mau jadi sekretaris saya?" "Berisik! Iyalah, emang gak boleh? Udah dipecat ya, Tuan Gondrong!" celetuk ketus Ayu. "Dipecat dari Sekretaris, Disahkan Jadi Istri. Ju
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 6. Hamil?

"Hamil? Ya nggak apa-apa," jawab Zulfikar. "Pa! Maksud Papa apa? Cucu papa yang darah daging dari Harsa saja tega mau Papa buang, ini anak tidak jelas asal usulnya, Pa!" Harsa memejamkan mata sejenak dan tetap menurunkan nada jika itu untuk orang tuanya. "Pa, Ayu nggak hamil! Lebih baik cek ulang biar kalian tahu ini semua cuma fitnah!" kilah Ayu. "Nggak perlu! Percuma kalau kamu mau beli testpeck online. Saya tutup akses ada kurir tanpa seizin saya di rumah ini. Saya juga menutup akses dokter manapun atau siapa pun yang bertemu tanpa seizin saya! Sesuatu yang sudah jelas tidak perlu diperjelas! Itu prinsip saya dari dulu. Gak perlu juga kamu kabari keluarga kamu kalau tidak mau permasalahan semakin rumit." Lagi dan lagi Harsa dibuat kecewa oleh Zulfikar. Tidak ada habis-hanisnya orang tuanya itu selalu membela Ayu daripada Nyiur. Pengorbanan mengikuti perintah orang tuanya Harsa rasa sia-sia. Namun, ia kembali menepis seluruh amarah itu, menenangkan diri walaupun belum tenang, dan
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 7. Bertengkar

"APA?!" "Tadi bukannya baik-baik saja?" Harsa segera bangun dan turun dari ranjang. "Ya paham feeling anak kecil dong, Mas! Mereka tuh cemburu ayah kandungnya justru meluk-meluk anak orang lain!" jawab ketus Nyiur. "Ouh, anak apa ibunya nih, Sayang?" goda Harsa. Saat suasana yang seperti itu, Harsa tidak pernah lupa untuk menggoda istrinya. Dia memang sosok yang romantis, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Kecemburuan antar istri pun segera bangkit. "Mas! Aku nggak lagi canda ya, emang kapan sih aku cegah kalian berduaan. Bahkan aku saranin untuk honeymoon, tapi kalau soal anak beda ya Mas!" timpal Nyiur. "Kamu tahu diri juga dong Ay! Jangan mentang-mentang kamu diratukan semuanya terus bisa sewena-wena bikin anak aku kekurangan kasih sayang!" bentak Nyiur. "Kamu itu semakin ke sini semakin kurang ajar!" Ayu langsung mendekati Nyiur. "Ay, Nyiur. Kita sama-sama ke kamar Chala Chali. Stop ributnya, kalian ini ... sesuatu yang sangat berarti untuk saya. Kalian ju
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bab 8. Istri Kecilku

"Kayaknya perlu dibawa ke psikiater nih istri kedua kamu, Mas! Dia benar-benar stres!” kilah Nyiur. “Kamu yang stres!” bentak Ayu. “Jelas-jelas kamu yang stres!” sahut Nyiur. Meredakan emosi, Ayu mau ke rumah sakit satu mobil dengan mereka. Tidak menyangka, persahabatannya bisa retak sampai sini. Nyiur adalah orang yang banyak tahu juga tentang Ayu, ini pasti membuat Nyiur lebih mudah untuk menghancurkannya. “Bagaimana, Dok? Istri saya benar-benar hamil dan keadaannya bagaimana?” tanya Harsa dengan menahan jantungnya yang berdebar-debar. “Kabar bahagia, selamat ya istri Pak Harsa memang sedang hamil 5 minggu. Keadaannya baik, hindari berpikir berat!” ungkap sosok dokter tersebut. “Alhamdulillah, tuh Sayang. Jangan mikir yang aneh-aneh.” Harsa tersenyum manis sembari mengusap perut datar istrinya. Ayu terpaksa untuk senyum dan hanya bisa marah dalam batin. ‘Udah ketebak bakal begini hasilnya! Oke, Nyiur main duit, aku juga bisa main duit.’ *** Ayu sangat kesal dengan di
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bab 9. Berduaan

"Sebenarnya apa Mas? Mas tahu sesuatu?” tanya Ayu serius. “Hahhaa serius amat wajahnya. Entar aja, sekarang katanya mau ke cafe, yuk berangkat!” ajak Harsa. “Enggak mau! Ceritain dulu!” rengek Ayu penasaran. “Entar aja, enaknya waktu mau tidur ceritanya,” jawab Harsa. Harsa masih lahap makan mendol buatan istrinya. Jika mengingat masa lalu itu lengkap sudah perasaannya. Ada penyesalan, ada manis yang tak bisa dilupakan, ada kebencian, bahkan kalau dituruti mungkin ada juga yang namanya dendam. Pintarnya, Harsa tidak fokus pada hal yang berbau ketidaknyamanan, penyesalan hanya akan menjadi sebuah hal yang menghalangi, kebencian hanya akan memberinya keresahan, dan dendam hanya akan memberinya kerusakan. “Ya udah ayo! Makan terus kayak gitu kok ngajak berangkat!” omel Ayu. “Hehe, abis enak banget. Kamu tuh kecil-kecil pintar juga kalau bikin makanan,” puji Harsa. “Aku dari dulu pinter, masa baru inget sekarang, sih! Tega banget dilupain!” Ayu bermanja beralih menjatuhkan di
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status