Share

Bab 3. Istri Kedua

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ada sedikit drama sejenak.

Ayu sempat merasakan tatapan tajam dari Nyiur saat akad berlangsung.

"Aku berubah pikiran, a-aku perlu berpikir lagi."

"Ayu! Ka-kamu tega membiarkan Nyiur terpisah dengan Chala Chali!" bentak Harsa.

Ayu terdiam.

Ditatapnya Nyiur tak enak. Terlebih, kala temannya itu tiba-tiba menangis menatap anaknya.

Ya, mungkin dia harus melanjutkan pernikahan ini.

***

"Ay, saya punya sesuatu untuk kamu," ucap Harsa di malam pertama mereka setelah semuanya pulang dari rumah sakit.

"Apa, Mas? Mas nggak usah kasih yang berlebih-lebih, tahu kan aku orangnya kayak gimana?" Ayu masih menata bajunya di almari baru.

Dia tak sadar Harsa mendekat dan memeluk pinggangnya!

"Nggak berlebihan kok," ucap pria itu.

DEG!

"Mas ...."

Sentuhan yang sangat membuatnya hancur. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya sentuhan tersebut bertahta.

Ayu kira orang seperti Harsa yang sudah berhasil move on darinya dan sangat menyayangi Nyiur sudah tak akan lagi punya perhatian untuknya.

Namun, sekalipun diberi perhatian, pikiran Ayu tetap belum bisa berdamai memikirkan perasaan Nyiur.

"Kenapa, hmmm? Saya nggak mau ya dibilang nggak adil," ledek Harsa.

"Entahlah, aku---" Lagi-lagi Ayu kesulitan dalam merangkai kata. Ia pun menarik tubuhnya dan beranjak duduk di atas ranjang dengan melamun. Masih tersisa sebuah harapan besar yang dulu hanya bisa Ayu bayangkan, tetapi posisi rumit ini tidak pernah singgah sekalipun hanya sebuah angan.

Harsa mengambil benda yang tampak banyak gambar. Ayu mulai membelalakkan mata dan mengira-ngira apa yang tertulis dalam lembaran tersebut. Harsa paham bahwa istrinya ini masih terlalu trauma dengan sesuatu yang berbau kertas, makanya langsung dibuka bagian gambar.

"Untuk apa? Gak perlu hal beginian," tolak Ayu saat melihat lembaran tersebut dan ternyata tentang perkara lokasi honeymoon.

"Udah ... pilih aja Ayu Sayang. Ini Nyiur yang minta," timpal Harsa.

Andaikan posisinya tidak menjadi yang kedua, sudah pasti dengan senang hati Ayu memilih. Sekarang posisinya serba salah sekalipun tidak ada yang menyalahkan. Ternyata, berperang dengan pikiran sendiri itu lebih kejam.

"Ayu ngantuk Mas, pilih besok aja masih mikir," jawab Ayu sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, sini tidur!" Harsa menadahkan tangannya berharap Ayu mau tidur dengan ia dekap.

"Enggak mau dekat-dekat, nggak mau dipeluk, nggak mau disentuh!" Ayu memanyunkan bibir dengan mata sewot ke arah suaminya.

Sepertinya memang harus dipaksa. Lelaki yang pada dasarnya punya karakter harimau ini sudah berusaha se-Hello Kitty mungkin dalam bersikap dan meratukannya, tetapi masih saja diberi penolakan oleh sang istri. Layaknya harimau lapar, ia akan lebih tenang jika sudah berhasil menerkam.

BRUGH.

Tanpa aba-aba, Harsa menindih tubuh Ayu dan menatapnya dengan begitu lekat. Tubuh mungil Ayu tak mampu berbuat apa-apa lagi untuk mengalahkan tenaga dari Harsa yang jauh lebih besar. Apalagi dengan amarah yang mengguncang, Ayu hanya bisa menangis dan mengikuti permainan yang Harsa berikan.

"Hmmm ... kamu manis sekali, Ay! Berhenti menangis dan kita nikmati malam pertama kita!" bisik Harsa sebelum ia memulai untuk membuka paksa baju Ayu.

"Huuuhhh, Mas ... hentikan, sakit!" Ayu berbisik saat napasnya mulai tak berarturan.

"Saya belum apa-apain kamu kok sakit. Sakit apanya? Nikmati Sayang ... nikmati!" perintah Harsa.

"Hatiku yang sakit, Mas! A-aku belum sanggup, aku masih terus terbayang perasaan Nyiur, aku merasa menjadi perempuan yang paling jahat di dunia ini. Tolong mengertilah!" pintanya dengan iba.

Dengan ambisi yang masih sama, bahkan gairahnya sedang memuncak, tidak bisa Harsa menuruti permintaan Ayu. Dalam lubuk hatinya, ternyata ia masih sangat mencintai Ayu sekalipun ia juga terlihat sangat tulus mencintai Nyiur. Sejenak ia usap derai air mata yang masih bercucur dan mendekap dada Ayu yang sedang kembang-kempis mengurut tangis.

"Tenang ... tenangkan diri dulu, terus kita lanjut unboxing. Nurut sama saya, hilangkan Nyiur saat kita sudah berenang dalam ranjang! Kamu nggak salah, jangan hanya peduli dengan perasaan orang, tapi kamu lupa dengan perasaan kamu sendiri!" Harsa mengecup lama kening Ayu.

Ayu menghembuskan napas panjang. "Kamu maksa banget sih, Mas!"

"Hahaha, kamu itu orangnya emang harus dipaksa Ayu Sayang," kilah Harsa.

Ayu mencari cara untuk kabur dari kamar. Perlahan ia biarkan keadaan santai sampai Harsa tidak terlalu mendekapnya. Tahu, sebenarnya tidak pantas dia menolak nafkah batin dari suaminya. Namun, bagaimana lagi? Perasaan Ayu tidak bisa berbohong.

Perlahan, dia pun mulai mengikuti permainan Harsa ....

"Mas, Ayu mau minum dulu ya di dapur sambil mau bikin mie boleh 'kan? Laper juga gara-gara nangis," celetuknya tiba-tiba

Harsa sontak menahan tawa.

"Biar saya yang mengambilkan dan bikinin mie buat kamu," jawabnya, hendak bangkit.

"Eng-enggak mau! Aku pengen bikin sendiri," kilah Ayu.

"Oke, saya yang tonton. Syaratnya ... nanti harus mau diajak tempur." Harsa tersenyum manis dan terpaksa diangguki oleh Ayu.

Gadis itu tahu kalau Harsa tahu triknya.

Dia juga sadar bahwa Harsa bisa marah besar jika endingnya malam itu Ayu benar-benar tetap menolak Harsa.

Hanya saja, Ayu masih takut dan ingin menundanya .... mungkin 20-30 menit lagi.

Jadi, saat masih menunggu mienya matang, Ayu izin ke kamar Chala Chali.

"Mas, Ayu kangen deh sama kembar. Tengok dulu ya ... tolong Mas lanjut masakin."

"Hhhh, tadi nolak mau dimasakin," sindir Harsa.

"Hehe, tiba-tiba mau. Emang nggak boleh ya mau lihat Chali Chali dan pengen makan makanan buatan suami sendiri?" tanya Ayu.

Harsa akhirnya setuju.

Dia pun memilih menunggu mie di depannya matang.

Hanya saja, dia mendadak mendengar suara keributan.

Segera diceknya pintu yang terkunci.

Jendela? Aman.

Tunggu, jangan-jangan!

"Semoga saja pikiran burukku tidak terjadi!" Harsa segera berlari menyusul Ayu.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
mbokti chefndeso
semoga aman
goodnovel comment avatar
Hana
tapi tapi malam pertamanya cute ewkwk
goodnovel comment avatar
Hana
Ya gak bisa semudah itu sih, gak jahat tapi kayak terkesan merebut yang dirasakan Ayu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 4. Tuduhan

    "Ayu, ada apa?" Gegas Harsa memeluk Ayu yang terlihat ketakutan. "Nyiur sama anak-anak nggak ada, mereka ke mana, Mas? Jangan-jangan kabur karena keberadaan aku. Gimana ini? I-itu kenapa ada pisau besar juga?" Dengan wajah yang sangat resah dan khawatir Ayu menatap suaminya. "Tenang dulu ya, saya akan segera mencari mereka. Kalau pisau bukan apa-apa, Nyiur emang suka naruh pisau di kamar." Harsa mengecup lama kening sang istri. Tidak lama kemudian, orang tua Harsa juga datang. Meskipun Ayu menjadi istri kedua, orang tua Harsa sangat meratukan Ayu, bahkan ini lebih dari Nyiur. Hal ini sebenarnya menjadi ketakutan tersendiri bagi Harsa dan juga Ayu. "Ma, Pa. Mama sama Papa tahu Nyiur dan Chala Chali ke mana?" tanya Harsa. "Halah, paling juga ke rumah orang tuanya. Nggak usah terlalu khawatir, dia udah gede gak mungkin juga celakain anak-anaknya! Udah kalian kembali aja ke kamar, nikmati jadi pengantin baru," celetuk Zalfa. "Astaghfirullahal'adziim, Mama boleh sayang sama Ayu,

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 5. Salah Paham

    "Mas tetap percaya aku yang ngusir Nyiur?" tanya Ayu setelah Harsa bicara empat mata dengan Nyiur. "Buktinya jelas, CCTV yang waktu kamu dorong Nyiur juga jelas. Jangan diulangi lagi!" perintah Harsa yang segera berlalu ke kamar putri kembarnya. Sebegitu singkatnya Harsa menetapkan Ayu yang salah. Ingin rasanya marah-marah di depan Nyiur dan disaksikan mertua. Bukan mencari pembelaan, biar tahu rasa saja dia terpojok dan mungkin dengan desakan mertua, Nyiur bisa mengakui yang sebenarnya. Namun, lagi-lagi dalam keadaan seperti ini, Ayu masih tidak tega dengan imbas yang nantinya berujung di Chala dan Chali. Sekitar sepuluh menit kemudian, Harsa datang dan memeluk Ayu yang matanya masih terlihat begitu sembab. "Sayang, saya nggak marah lama kok, mungkin kemarin itu memang kamu juga butuh prioritas. Oh iya, kamu tetap mau jadi sekretaris saya?" "Berisik! Iyalah, emang gak boleh? Udah dipecat ya, Tuan Gondrong!" celetuk ketus Ayu. "Dipecat dari Sekretaris, Disahkan Jadi Istri. Ju

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 6. Hamil?

    "Hamil? Ya nggak apa-apa," jawab Zulfikar. "Pa! Maksud Papa apa? Cucu papa yang darah daging dari Harsa saja tega mau Papa buang, ini anak tidak jelas asal usulnya, Pa!" Harsa memejamkan mata sejenak dan tetap menurunkan nada jika itu untuk orang tuanya. "Pa, Ayu nggak hamil! Lebih baik cek ulang biar kalian tahu ini semua cuma fitnah!" kilah Ayu. "Nggak perlu! Percuma kalau kamu mau beli testpeck online. Saya tutup akses ada kurir tanpa seizin saya di rumah ini. Saya juga menutup akses dokter manapun atau siapa pun yang bertemu tanpa seizin saya! Sesuatu yang sudah jelas tidak perlu diperjelas! Itu prinsip saya dari dulu. Gak perlu juga kamu kabari keluarga kamu kalau tidak mau permasalahan semakin rumit." Lagi dan lagi Harsa dibuat kecewa oleh Zulfikar. Tidak ada habis-hanisnya orang tuanya itu selalu membela Ayu daripada Nyiur. Pengorbanan mengikuti perintah orang tuanya Harsa rasa sia-sia. Namun, ia kembali menepis seluruh amarah itu, menenangkan diri walaupun belum tenang, dan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 7. Bertengkar

    "APA?!" "Tadi bukannya baik-baik saja?" Harsa segera bangun dan turun dari ranjang. "Ya paham feeling anak kecil dong, Mas! Mereka tuh cemburu ayah kandungnya justru meluk-meluk anak orang lain!" jawab ketus Nyiur. "Ouh, anak apa ibunya nih, Sayang?" goda Harsa. Saat suasana yang seperti itu, Harsa tidak pernah lupa untuk menggoda istrinya. Dia memang sosok yang romantis, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Kecemburuan antar istri pun segera bangkit. "Mas! Aku nggak lagi canda ya, emang kapan sih aku cegah kalian berduaan. Bahkan aku saranin untuk honeymoon, tapi kalau soal anak beda ya Mas!" timpal Nyiur. "Kamu tahu diri juga dong Ay! Jangan mentang-mentang kamu diratukan semuanya terus bisa sewena-wena bikin anak aku kekurangan kasih sayang!" bentak Nyiur. "Kamu itu semakin ke sini semakin kurang ajar!" Ayu langsung mendekati Nyiur. "Ay, Nyiur. Kita sama-sama ke kamar Chala Chali. Stop ributnya, kalian ini ... sesuatu yang sangat berarti untuk saya. Kalian ju

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 8. Istri Kecilku

    "Kayaknya perlu dibawa ke psikiater nih istri kedua kamu, Mas! Dia benar-benar stres!” kilah Nyiur. “Kamu yang stres!” bentak Ayu. “Jelas-jelas kamu yang stres!” sahut Nyiur. Meredakan emosi, Ayu mau ke rumah sakit satu mobil dengan mereka. Tidak menyangka, persahabatannya bisa retak sampai sini. Nyiur adalah orang yang banyak tahu juga tentang Ayu, ini pasti membuat Nyiur lebih mudah untuk menghancurkannya. “Bagaimana, Dok? Istri saya benar-benar hamil dan keadaannya bagaimana?” tanya Harsa dengan menahan jantungnya yang berdebar-debar. “Kabar bahagia, selamat ya istri Pak Harsa memang sedang hamil 5 minggu. Keadaannya baik, hindari berpikir berat!” ungkap sosok dokter tersebut. “Alhamdulillah, tuh Sayang. Jangan mikir yang aneh-aneh.” Harsa tersenyum manis sembari mengusap perut datar istrinya. Ayu terpaksa untuk senyum dan hanya bisa marah dalam batin. ‘Udah ketebak bakal begini hasilnya! Oke, Nyiur main duit, aku juga bisa main duit.’ *** Ayu sangat kesal dengan di

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 9. Berduaan

    "Sebenarnya apa Mas? Mas tahu sesuatu?” tanya Ayu serius. “Hahhaa serius amat wajahnya. Entar aja, sekarang katanya mau ke cafe, yuk berangkat!” ajak Harsa. “Enggak mau! Ceritain dulu!” rengek Ayu penasaran. “Entar aja, enaknya waktu mau tidur ceritanya,” jawab Harsa. Harsa masih lahap makan mendol buatan istrinya. Jika mengingat masa lalu itu lengkap sudah perasaannya. Ada penyesalan, ada manis yang tak bisa dilupakan, ada kebencian, bahkan kalau dituruti mungkin ada juga yang namanya dendam. Pintarnya, Harsa tidak fokus pada hal yang berbau ketidaknyamanan, penyesalan hanya akan menjadi sebuah hal yang menghalangi, kebencian hanya akan memberinya keresahan, dan dendam hanya akan memberinya kerusakan. “Ya udah ayo! Makan terus kayak gitu kok ngajak berangkat!” omel Ayu. “Hehe, abis enak banget. Kamu tuh kecil-kecil pintar juga kalau bikin makanan,” puji Harsa. “Aku dari dulu pinter, masa baru inget sekarang, sih! Tega banget dilupain!” Ayu bermanja beralih menjatuhkan di

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 10. Game

    Zulkarnain: "Oh itu wkwk. Tahulah, satu hal nih PR kamu. Kalau jadi suaminya anak Daddy tuh harus banyak-banyak koleksi game. Semenjak kamu tinggal nikah, Ayu suka main game entah itu game apapun, katanya sih biar bisa move on sama kamu." Mas Harsa: "Aduh ada-ada aja, emang gamenya gimana Dad?" Zulkarnain: "Ini nih (Kirim video) Mas Harsa: "Allahu Akbar haha, makasih sekali Daddy. Ehmm, tapi sekarang kan udah nggak perlu move on, kenapa anak Daddy tetap suka game?" Ayu belum tahu kalau Harsa bertanya ke Zulkarnain. Mengetahui hal tersebut, Harsa menahan tawa di depan istrinya yang masih memanyunkan bibir. Jadi semakin sayang sama Ayu, Harsa jadi lebih mengerti jikalau Ayu adalah perempuan yang hebat dalam mengelola cinta. Ia berhasil melawan tanpa harus mengganggu. Zulkarnain: "Ibaratnya kayak kamu kalau semalem aja nggak berinteraksi dengan pasukan dalamnya tubuh anak Daddy🤣🤣. Dah sana rawat anak Daddy dengan baik." Sama saja, Harsa dan Zulkarnain adalah kelompok lelaki

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 11. Bukti

    “Hei! Di mana kamu Mas!” Ayu turun dari mobil dan mengikuti jejak suaminya tadi. Ayu: “Mas, jangan bikin panik dong!” Mas Harsa: “Haha, lagi kebelet Ay.” Ayu: “Nggak percaya! Jangan-jangan ketemuan sama istri pertama!” Mas Harsa: “Tidak, Sayang” Ayu: “Nggak percaya! Toilet samping masjid kosong tuh pintu terbuka.” Kembali membuat Ayu panik dan kesal. Ia sampai masuk ke toilet depan yang entah mengapa sangat bau. Hampir saja muntah, demi suaminya ia rela meneliti di sudut-sudut kamar mandi tersebut. Mas Harsa: “(Kirim foto) Nggak percaya, hmm?” Ayu lupa kalau di belakang masih ada toilet. Baru sadar setelah Harsa mengirim foto sedang buang air besar di toilet tersebut. Harsa yang mengetahui Ayu berada di toilet depan merasa sangat diperhatikan sekali, ada wanita yang sepanik itu dengan dirinya. Mas Harsa: “Kamu ngapain di toilet laki-laki? Di situ bau Ay, belum lagi kalau ada cowok yang kebelet. Saya gak mau istri saya ternodai matanya.” Ayu: “Iya udah kelu

Bab terbaru

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   HUKUM POLIGAMI

    Harsa: "Aman, Sayang. Kamu di belakang saja sama Nyiur." Ayu: "Huuh, iya-iya!" Harsa: "Hehe, bentar ya Sayang ya." Sejatinya, poligami itu pilihan. Pilihan yang bergantung pada kejadian apa yang menyebabkan diri tersebut harus, wajib, atau tidak dianjurkan poligami. Dalam Al-Qur'an memang poligami itu diperintahkan, Nabi Muhammad juga melakukan, tetapi tidak sekedar perintah mentah yang tak mempunyai syarat dan ketentuan. Dalam surat An-Nisa', poligami diperintahkan sampai maksimal empat, salah satu syaratnya yaitu dengan syarat adil terhadap para istri dan itu pun di ayat selanjutnya dipertegas bahwasannya laki-laki tidak akan bisa adil terhadap istri-istrinya. Itu artinya, poligami sifatnya kondisional. Penjelasan dari maksimal empat itu sendiri memliki maksud dalam sejarahnya sebagai batasan karena dulu di zaman Rosululloh itu laki-laki menikahnya dengan banyak sekali perempuan. Nabi Muhammad pun, melakukan poligami selepas istri pertamanya meninggal, poligami Nabi Mu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tekan

    Poligami menjadi perbincangan besar mungkin dalam suatu kalangan ada yang berpikir bahwasanya poligami ini dianggap haram. Ada juga yang menganggap bahwasanya poligami itu justru dianjurkan. Saat ini harusnya berada di tengah orang yang menganggap bahwasanya poligami itu haram. Bisa dikatakan yang mengatakannya itu adalah orang baru di lingkungan tersebut. Bukan hanya berhasil menjadi orang baru yang memikat banyak perhatian karena ia adalah seorang yang kaya raya dan menjadi cucu dari kepala desa tersebut tetapi orang tersebut juga menjadi seorang yang terkenal agamanya kuat karena kabarnya juga dia ke situ itu setelah pulang dari pesantren serta kuliah juga di luar negeri. Mengetahui hari saya memang poligami seseorang tersebut mendatangi rumah Harsa dan mencoba mengatakan untuk menceraikan salah satu dari istrinya. Ayo langsung emosi Mendengar hal tersebut ya langsung ke belakang dan membicarakan hal tersebut dengan nyiur dengan keadaan wajah yang sa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tarik

    Itu semua adalah bayangan harga dan akibatkanlah mereka saat ini sedang di kamar tidur. tiba-tiba teringat dengan putrinya, yaitu Aliza yang dijodohkan dengan Yudhistira. bentar lagi memang acara apa di pesantren tersebut itu terlaksana dan rencananya mereka akan membahas hal tersebut lagi. Mereka bercerita seperti itu seakan-akan sudah nyata. meskipun harus sah dan istri pertama usai honeymoon di Bobocabin Coban Rondo Malang mana tempat tersebut juga menjadi tempat yang Ayu inginkan saat mereka di sana Ayu merasa sangat iri sekali sangat ingin segera ke sana dengan Harsa setelah Harsa pulang ternyata keinginan tersebut sudah hilang juga Ayu tidak terlalu menginginkan untuk pergi ke sana bahkan sekarang yang ia bahas setelah hari Sabtu pulang itu bukannya menceritakan tentang bobo cabin Coban Rondo tersebut tetapi saat ini Ayu justru terbuka untuk saling ngobrol mengenai masa depan dari anak-anak mereka. tidak keberatan untuk Harsa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Dorong

    Saat acara haflah di pesantren Nyiur, Harsa, dan juga Ayu, mereka terlebih dahulu sowan ke ndalem dan di sana mereka juga bertemu Yudhistira Pamungkas yang menjadi pura kecil dari Bhima Purnama dan Tessa Soraya yang merupakan pengasuh cabang pesantren yang dulu ditempati oleh mereka bertiga. "Om Tila ayo main!" ajak Aliza. "Main apa Za?" Kini keakaraban Yudhistira dengan putri Harsa pun sudah sangat erat. Sebenarnya mereka itu dijodohkan dari kecil, Yudhistira menyadari itu karena saat ini dia sudah menginjak usia SMP. Jaraknya memang sangat jauh, tetapi orang tua mereka yakin untuk menjodohkan sejak dini. Yudhistira ini orangnya cool, tidak terlalu mengurusi juga apa yang orang tuanya rencanakan. Berbeda dengan Aurora Willona. Sosok cantik kembaran Yudhistira yang sangat cerewet dan nakal. Meskipun sudah ditegur beberapa kali, dihukum juga, ia tetap saja teguh pada apa yang menjadi keinginan. Cewek tomboi, andaikan dia tidak berada di lingkungan yang kenthal agama, mungkin

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Masuk

    "Mas Harsaaaaaa! Ayu kangen banget banget banget!" Ayu langsung memeluk sang suami saat masih di depan pintu. "Kamu nggak kangen aku, Ay?" tanya Nyiur. Ayu beralih memeluk Nyiur. "Kangen dong! Kapan sih aku nggak kangen sama kamu!" "Huum, Ayu! Lihat nih Mas Harsa KDRT!" kata Nyiur. "Mas Harsa!" Ayo melotot keras saat melihat lebam di tangan Nyiur. "Kalian ini udah mau bikin saya naik daerah ya masih di depan pintu!" CUPP CUPP Harsa mengecup keduanya dan memberi senyuman desta merangkul mereka untuk segera masuk ke dalam rumah. Putri dan putra mereka tanpa senyum bahagia dan bersorak meskipun sang buah hati yang masih kecil masih bisa tertawa tawanya bayi. Raut wajah mereka tidak bisa bohong bahwa mereka itu sangat merindukan Nyiur dan juga Harsa. Meskipun saat berada di dalam telepon juga Mereka terlihat seperti negara-negara saja itu sebenarnya nyiur dan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Keluar

    "Hahah, iya-iya. Kita keluarkan bareng-bateng ya Sayang!" Harsa masih sempat mengecup Sudah sejauh ini ia melangkah dalam rumah tangganya. Pernah berpikir, dulu waktu kecil punya kesenangan yang luar biasa itu ketika berkumpul dengan teman dan bermain bersama. Harsa terbengong di depan cermin saat menunggu istrinya masih buang air besar. Waktunya cepat sekali berubah. Seakan-akan kita hidup di dunia ini hanya tentang kenikmatan sementara dan digantikan dengan kenikmatan lain seiring berjalannya waktu. Itu bukan seakan-akan, tetapi kenyataan. Yang sebenarnya, dari situ Tuhan sudah memberi peringatan. Ya, peringatan bahwasannya hidup di dunia hanya mampir. Kebahagiaan di setiap detiknya berubah. Ini juga tentang, bagaikan merawat waktu yang sedikit ini untuk bisa menyelaraskan antara kepuasan dan kebijaksaan. Hidup itu ya begitu-begitu saja. Ada ekspetasi, kepuasaan, kekecewaan, dan kekhilafan. Kecil adalah simulasi dari besar. Waktu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Saatnya

    "Sayang, aku kebelet banget! Tapi males ini gimana?" tanya Nyiur. "Ya dilawan dong malasnya. Emangnya kamu mau jadi budaknya hawa nafsu? Mau jadi pembantunya? Baru aja semalam kita bahas di Qosidah Burdah pasal 2. Hati-hati sama nasihatnya hawa nafsu, hawa nafsu sesat Sayang!" Harsa menghentikan mobilnya. "Mas! Apa sih orang kebelet malah diceramahin! Bisa-bisa aku ngompol aja di mobil kamu ini!" sahut ketus Nyiur. "Hmmm, maaf Sayang nggak ada maksud Mas yang mau menghakimi kamu! Sini peluk dulu!" kata Harsa. Nyiur pun mengambil kesempatan yang diulurkan oleh tangan sang suami. "Ceramahin boleh banget, tapi Nyiur lagi sensitif hawanya Mas. Aku pengennya marah-marah, aaa nggak jelas deh. Aku jadi makin kangen Ayu kalau lagi nggak jelas kayak gini. Tahu gak Mas? Aku sama Ayu yuh kadang punya perasaan ngerasa gak jelas kayak gini barengan loh." Mungkin, efek akan datang bulan. Ini yang ada da

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 6

    mereka sudah beberapa hari menginap di Bobocabin Coban Rondo. saat sore hari sudah waktunya mereka untuk pulang, rasanya ya seperti masih ingin berteduh di tempat tersebut lebih lama. akan tetapi tidak bisa dibohongi mereka juga merindukan yang di rumah entah itu Aliza dan Alifa Ayu Alil dan Aliq maupun orang tua dan mertuanya. Salah satu beredar mereka supaya bisa ikhlas atau menerima bahwa mereka itu tempatnya tidak bisa selalu di situ ya karena menyadari bahwa mereka itu sudah berkeluarga dan memiliki keluarga yang tempatnya tidak di situ. tempat tersebut memang memberi sebuah ketenangan yang luar biasa untuk mereka dibalik seluruh keresahannya selama ini. bukan hanya menyediakan tempat untuk bersenang-senang bagi mereka dalam menjalankan sesuatu yang memang menjadi misi akan tetapi mereka di sana Ini juga banyak belajar tentang sebuah kerukunan yang ternyata Puncak dalam mencapainya itu harus disertai effort yang luar biasa. Di sana mere

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 5

    Endingnya selalu memuaskan. Mereka sama-sama puas dan merasakan apa yang memang menjadi tujuan. Namun, di sisi lain Harsa merasa dirinya terlalu keras terhadap sang istri dalam urusan dunia erotisnya. "Maaf ya kalau di sini Mas mainnya lumayan lebih keras," bisik Harsa. "Hemm, gapapa suamiku, Nyiur seneng kok. Cuman kalau jadi, Mas jangan marah," jawab Nyiur. "Jadi apanya?" tanya Harsa. "Ya jadi anaklah," jawab Nyiur terkekeh. Sebuah hal terjadi di dunia ini sudah banyak tipu dayanya. Harsa mencoba angkat bicara seperti apa yang dinasihatkan dalam Qosidah Burdah pasal dua. Salah satu baitnya mengatakan tentang tipu daya, di sana pakai kata lapar lebih sering dari kenyang. Ini artinya, godaan hawa nafsu itu lebih pintar menyusun godaan yang mana akibatnya tidak seberapa memberi keberuntungan. "Jadi kembalinya gini Sayang. Ya kalau nggak siap dengan akibat, ngapain berbuat?" "Kan bisa jadi karena ngga

DMCA.com Protection Status