Share

Bab 2. Ancaman

last update Last Updated: 2024-05-26 06:18:54

"Satu menit lagi tidak ada keputusan, Papa anggap bayi itu tidak layak menginjak lantai rumah kita!"

"Pa, tolong beri waktu lagi ya," pinta Harsa.

"Om Zulfikar keterlaluan!" bentak Ayu.

"Ayu!"

Seburuk-buruknya Harsa dalam bertindak, ia paling tidak mau ada orang yang membentak orang tuanya, ia pun menatap tajam ke arah Ayu.

Ayu memang sosok yang pemberani, selama ini dia adalah orang yang selalu berbakti terhadap orang yang lebih tua. Namun, dengan kejadian yang seperti ini, entah akan dipercaya atau pun malah ditertawakan ia mencoba untuk mengubah sikapnya menjadi berbanding balik. Ucapannya menjadi kasar dan memang ia sengaja menghina-hina Zulfikar supaya beliau marah sehingga menggagalkan perjodohan.

"Ayu Sayang, kamu bukan orang asing di mata om. Kamu tetap anak yang manis, putri yang pantas menjadi bidadari Harsa. Gak perlu akting jahat begitu, hahaha ... om tetap nggak berubah pikiran, Sayang." Zulfikar terkekeh sembari memandangi Harsa dan Ayu secara bergantian.

Ah, yang benar saja! Lagu lama, Ayu hanya ditertawakan. Namun, ini baru permulaan. Ayu mengepalkan kedua tangannya dan melanjutkan aksi berperan antagonis. Tidak sudi kalah dengan OM-OM munafik! Baginya.

"Kalau Om sayang sama aku ... Om gak akan lakukan ini!" sahut Ayu.

"Papa sayang sama kamu itu nggak munafik Ay! Kalau Papa nggak sayang sama kamu, nggak mungkin Papa buat surat perjanjian itu!"

Bukannya membantu untuk menggubrak misi, dengan wajah yang sangat gusar Harsa justru membentak Ayu dan seakan-akan berpihak pada Zulfikar.

"Kasih sayang yang salah tidak akan membuat tenang!!" cela Ayu.

Jujur, Harsa tidak menyukai cara Ayu tersebut sekalipun itu adalah sebuah kepura-puraan.

Ia sudah merasa sangat bersalah atas tindakan awalnya menolak perjodohan demi Nyiur.

Ya, memang semua berat, tetapi menuruti perintah papanya itu sebenarnya sebagai bentuk menanggulangi rasa bersalahnya kepada Zulfikar dan juga pihak keluarga Ayu.

"Cukup! Cukup ya kamu menjelek-jelekkan Papa! Pa, apa iya Papa benar-benar mau punya menantu yang sudah jelas menginjak harga diri PPapa Ayu memang baik, tapi orang baik tidak selamanya baik! Lihat kelakuannnya sekarang Pa. Lebih baik kita gugurkan perjanjian, Papa terima Chala Chali!" ucap tegas Harsa.

"Tidak didukung Mas Harsa untuk menggubrak perjanjian rasanya kesal, giliran didukung kok sakit ya? Ahhhh, enggak! Ini justru bagus kalau enggak jadi nikah!" batin Ayu tercabik-cabik.

Seharusnya ia bangga dengan ucapan Harsa yang demikian, tetapi ternyata direndahkan oleh orang yang sejatinya masih ia cintai itu sakitnya masih sangat terasa. Ayu sempat menunduk sejenak dan segera mengangkat kepala kembali, menyadarkan dirinya sendiri bahwasanya ini adalah suatu jalan yang diberikan Harsa. Tentunya tidak boleh ia sia-siakan.

"Setuju, lagian aku udah punya calon sendiri. Yang nikah tuh anaknya Om, bukan orang tuanya. Mikir dong seberapa frustrasi anak-anak yang menjadi budaknya orang tua yang menyesatkan!" seru Ayu.

"Kamu diam, Ay! Cukup saya yang bicara!" teriak Harsa sebelum akhirnya sadar akan kelakuannya.

Ayu menghela napas. "Maaf, aku merasa tidak adil dengan perjanjian yang tertera di atas kertas lusuh itu! Perjanjian macam apa ini yang tidak memberitahu pihak yang tetlibat dan memaksakan kehendak aku! Padahal, bisa tidaknya Mas Harsa menandatangani kertas itu karena kesepakatan dengan aku juga harusnya! Chala dan Chali itu baru saja melihat dunia, baru bisa dipeluk oleh orang yang selama ini mengandungnya! Kenapa kalian sekejam itu, kenapa! Seharusnya ... bisalah merasakan .... kan udah jadi orang tua. Gak etis banget!"

Dengan penuh keberanian, Ayu pun menatap tajam Zulfikar. "Kenapa? Apa sih yang Om tetap harapakan dari aku? Aku tuh nggak baik, nggak punya sopan santun kok tetep aja diharapkan jadi menantu! Mau ambil kekayaan? Mas Harsa sendiri udah kaya, Nyiur udah lebih dari segalanya! Mau ambil apanya, hah!"

Zulfikar menghela napas.

Mengetahui Nyiur masih tidur, pria tua itu pun undur diri--memberi waktu sampai Nyiur sadarkan diri dan kondisinya lebih baik untuk menentukan pilihan.

Ayu seketika merasa lega.

Jujur, dia tidak mau mengambil resiko besar, tetapi juga tidak mau jika bayi tersebut dibuang di panti asuhan.

Saat Nyiur sudah membaik, Ayu dengan terpaksa melanjutkan aksinya walaupun sebenarnya tidak tega mengatakan hal kasar di depan Nyiur dan bayi kembar.

***

"Ay, udah Ay. Kita bicara berdua dulu." Harsa sampai duduk memohon kepada Ayu karena ucapan-ucapan Ayu yang tidak peduli dengan seberapa pedas entah untuk Nyiur maupun seluruh keluarga Harsa, Ayu, dan Nyiur.

"Enggak! Gak ada gunanya! Kalian itu jahat semua!" Ayu membuang muka ke samping kanan.

"Sudahlah Mas, gak perlu bicara berdua. Kalau memang mau Chala dan Chali tetap bareng kita, harusnya Ayu mau aja nikah sama Mas," celetuk Nyiur.

"Hah? Nyiur! Kamu apa-apaan bilang begini! Heran, kenapa kamu justru mau dimadu!" bentak Ayu.

"Jawabannya sudah jelas, aku ingin memeluk anak aku! Daripada mengorbankan bayi yang tidak bersalah lebih baik kita menurunkan ego untuk mau mengorbankan perasaan," jawab Nyiur dengan tampilan yang dipermak dengan begitu santai.

Jawaban dari istri pertama Harsa sukses membuat Ayu kehabisan kata-kata. Tidak salah, tetapi itu tidak mudah! Karena tidak semua perkara yang benar itu juga mudah untuk dilakukan. Semua suara terhenti, hanya denyutan dari alat tetesan infus yang terdengar berdetak dengan sangat keras.

"Ay, setelah ini saya janji untuk turuti semua mau kamu, kamu boleh minta apapun," bujuk Harsa.

"Tidak semua bisa dibeli dengan uang!" sahut Ayu.

"Tapi hidup juga butuh uang, Ay! Kamu jangan sok bijak sama saya!" bisik Harsa dengan tegas.

Wajah Harsa sangat iba kala memandang dua putrinya berada dalam pelukan Nyiur. Menyaksikan hal tersebut dan mempertimbangkan semua aspek termasuk ucapan dari Nyiur, Ayu pun memberikan keputusan. Sudah tidak ada toleransi lagi dari perjanjian, kini Ayu yang harus segera bertindak.

"Mas ... baiklah, aku mau menjadi istri keduamu. Nyiur benar, lebih baik mengorbankan perasaan daripada mengorbankan sosok yang tidak bersalah," ujar Ayu setelah menghembuskan satu tarikan napas panjang.

Ada suatu kutipan tentang rumah sakit merupakan tempat yang biasanya disaksikan banyak tangis daripada pernikahan, tetapi kini ada yang berbeda untuk kisah Harsa dan Ayu.

Rumah sakit menjadi saksi pernikahan mereka.

Sayangnya, itu bukan pernikahan yang diiringi dengan berjuta-juta senyuman.

Pikiran Ayu terbayang akan perasaan Nyiur, di sini bukan hanya Ayu yang berjuang, dada yang tertutup kain dan sedang memeluk erat dua malaikat kecil itu, pasti di dalam dadanya patah dan remuk berkeping-keping.

"Saya terima nikah dan kawinnya---"

"Tunggu, berhenti Mas!"

Comments (5)
goodnovel comment avatar
mbokti chefndeso
Jadi nikah gak ya
goodnovel comment avatar
Bumi Reyog
Bagus banget ini keren
goodnovel comment avatar
Hana
yang pertama
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 3. Istri Kedua

    Ada sedikit drama sejenak. Ayu sempat merasakan tatapan tajam dari Nyiur saat akad berlangsung. "Aku berubah pikiran, a-aku perlu berpikir lagi." "Ayu! Ka-kamu tega membiarkan Nyiur terpisah dengan Chala Chali!" bentak Harsa. Ayu terdiam. Ditatapnya Nyiur tak enak. Terlebih, kala temannya itu tiba-tiba menangis menatap anaknya. Ya, mungkin dia harus melanjutkan pernikahan ini. *** "Ay, saya punya sesuatu untuk kamu," ucap Harsa di malam pertama mereka setelah semuanya pulang dari rumah sakit. "Apa, Mas? Mas nggak usah kasih yang berlebih-lebih, tahu kan aku orangnya kayak gimana?" Ayu masih menata bajunya di almari baru. Dia tak sadar Harsa mendekat dan memeluk pinggangnya! "Nggak berlebihan kok," ucap pria itu. DEG! "Mas ...." Sentuhan yang sangat membuatnya hancur. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya sentuhan tersebut bertahta. Ayu kira orang seperti Harsa yang sudah berhasil move on darinya dan sangat menyayangi Nyiur sudah tak akan lagi punya perhatian untuk

    Last Updated : 2024-05-26
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 4. Tuduhan

    "Ayu, ada apa?" Gegas Harsa memeluk Ayu yang terlihat ketakutan. "Nyiur sama anak-anak nggak ada, mereka ke mana, Mas? Jangan-jangan kabur karena keberadaan aku. Gimana ini? I-itu kenapa ada pisau besar juga?" Dengan wajah yang sangat resah dan khawatir Ayu menatap suaminya. "Tenang dulu ya, saya akan segera mencari mereka. Kalau pisau bukan apa-apa, Nyiur emang suka naruh pisau di kamar." Harsa mengecup lama kening sang istri. Tidak lama kemudian, orang tua Harsa juga datang. Meskipun Ayu menjadi istri kedua, orang tua Harsa sangat meratukan Ayu, bahkan ini lebih dari Nyiur. Hal ini sebenarnya menjadi ketakutan tersendiri bagi Harsa dan juga Ayu. "Ma, Pa. Mama sama Papa tahu Nyiur dan Chala Chali ke mana?" tanya Harsa. "Halah, paling juga ke rumah orang tuanya. Nggak usah terlalu khawatir, dia udah gede gak mungkin juga celakain anak-anaknya! Udah kalian kembali aja ke kamar, nikmati jadi pengantin baru," celetuk Zalfa. "Astaghfirullahal'adziim, Mama boleh sayang sama Ayu,

    Last Updated : 2024-05-26
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 5. Salah Paham

    "Mas tetap percaya aku yang ngusir Nyiur?" tanya Ayu setelah Harsa bicara empat mata dengan Nyiur. "Buktinya jelas, CCTV yang waktu kamu dorong Nyiur juga jelas. Jangan diulangi lagi!" perintah Harsa yang segera berlalu ke kamar putri kembarnya. Sebegitu singkatnya Harsa menetapkan Ayu yang salah. Ingin rasanya marah-marah di depan Nyiur dan disaksikan mertua. Bukan mencari pembelaan, biar tahu rasa saja dia terpojok dan mungkin dengan desakan mertua, Nyiur bisa mengakui yang sebenarnya. Namun, lagi-lagi dalam keadaan seperti ini, Ayu masih tidak tega dengan imbas yang nantinya berujung di Chala dan Chali. Sekitar sepuluh menit kemudian, Harsa datang dan memeluk Ayu yang matanya masih terlihat begitu sembab. "Sayang, saya nggak marah lama kok, mungkin kemarin itu memang kamu juga butuh prioritas. Oh iya, kamu tetap mau jadi sekretaris saya?" "Berisik! Iyalah, emang gak boleh? Udah dipecat ya, Tuan Gondrong!" celetuk ketus Ayu. "Dipecat dari Sekretaris, Disahkan Jadi Istri. Ju

    Last Updated : 2024-06-06
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 6. Hamil?

    "Hamil? Ya nggak apa-apa," jawab Zulfikar. "Pa! Maksud Papa apa? Cucu papa yang darah daging dari Harsa saja tega mau Papa buang, ini anak tidak jelas asal usulnya, Pa!" Harsa memejamkan mata sejenak dan tetap menurunkan nada jika itu untuk orang tuanya. "Pa, Ayu nggak hamil! Lebih baik cek ulang biar kalian tahu ini semua cuma fitnah!" kilah Ayu. "Nggak perlu! Percuma kalau kamu mau beli testpeck online. Saya tutup akses ada kurir tanpa seizin saya di rumah ini. Saya juga menutup akses dokter manapun atau siapa pun yang bertemu tanpa seizin saya! Sesuatu yang sudah jelas tidak perlu diperjelas! Itu prinsip saya dari dulu. Gak perlu juga kamu kabari keluarga kamu kalau tidak mau permasalahan semakin rumit." Lagi dan lagi Harsa dibuat kecewa oleh Zulfikar. Tidak ada habis-hanisnya orang tuanya itu selalu membela Ayu daripada Nyiur. Pengorbanan mengikuti perintah orang tuanya Harsa rasa sia-sia. Namun, ia kembali menepis seluruh amarah itu, menenangkan diri walaupun belum tenang, dan

    Last Updated : 2024-06-06
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 7. Bertengkar

    "APA?!" "Tadi bukannya baik-baik saja?" Harsa segera bangun dan turun dari ranjang. "Ya paham feeling anak kecil dong, Mas! Mereka tuh cemburu ayah kandungnya justru meluk-meluk anak orang lain!" jawab ketus Nyiur. "Ouh, anak apa ibunya nih, Sayang?" goda Harsa. Saat suasana yang seperti itu, Harsa tidak pernah lupa untuk menggoda istrinya. Dia memang sosok yang romantis, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Kecemburuan antar istri pun segera bangkit. "Mas! Aku nggak lagi canda ya, emang kapan sih aku cegah kalian berduaan. Bahkan aku saranin untuk honeymoon, tapi kalau soal anak beda ya Mas!" timpal Nyiur. "Kamu tahu diri juga dong Ay! Jangan mentang-mentang kamu diratukan semuanya terus bisa sewena-wena bikin anak aku kekurangan kasih sayang!" bentak Nyiur. "Kamu itu semakin ke sini semakin kurang ajar!" Ayu langsung mendekati Nyiur. "Ay, Nyiur. Kita sama-sama ke kamar Chala Chali. Stop ributnya, kalian ini ... sesuatu yang sangat berarti untuk saya. Kalian ju

    Last Updated : 2024-06-07
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 8. Istri Kecilku

    "Kayaknya perlu dibawa ke psikiater nih istri kedua kamu, Mas! Dia benar-benar stres!” kilah Nyiur. “Kamu yang stres!” bentak Ayu. “Jelas-jelas kamu yang stres!” sahut Nyiur. Meredakan emosi, Ayu mau ke rumah sakit satu mobil dengan mereka. Tidak menyangka, persahabatannya bisa retak sampai sini. Nyiur adalah orang yang banyak tahu juga tentang Ayu, ini pasti membuat Nyiur lebih mudah untuk menghancurkannya. “Bagaimana, Dok? Istri saya benar-benar hamil dan keadaannya bagaimana?” tanya Harsa dengan menahan jantungnya yang berdebar-debar. “Kabar bahagia, selamat ya istri Pak Harsa memang sedang hamil 5 minggu. Keadaannya baik, hindari berpikir berat!” ungkap sosok dokter tersebut. “Alhamdulillah, tuh Sayang. Jangan mikir yang aneh-aneh.” Harsa tersenyum manis sembari mengusap perut datar istrinya. Ayu terpaksa untuk senyum dan hanya bisa marah dalam batin. ‘Udah ketebak bakal begini hasilnya! Oke, Nyiur main duit, aku juga bisa main duit.’ *** Ayu sangat kesal dengan di

    Last Updated : 2024-06-07
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 9. Berduaan

    "Sebenarnya apa Mas? Mas tahu sesuatu?” tanya Ayu serius. “Hahhaa serius amat wajahnya. Entar aja, sekarang katanya mau ke cafe, yuk berangkat!” ajak Harsa. “Enggak mau! Ceritain dulu!” rengek Ayu penasaran. “Entar aja, enaknya waktu mau tidur ceritanya,” jawab Harsa. Harsa masih lahap makan mendol buatan istrinya. Jika mengingat masa lalu itu lengkap sudah perasaannya. Ada penyesalan, ada manis yang tak bisa dilupakan, ada kebencian, bahkan kalau dituruti mungkin ada juga yang namanya dendam. Pintarnya, Harsa tidak fokus pada hal yang berbau ketidaknyamanan, penyesalan hanya akan menjadi sebuah hal yang menghalangi, kebencian hanya akan memberinya keresahan, dan dendam hanya akan memberinya kerusakan. “Ya udah ayo! Makan terus kayak gitu kok ngajak berangkat!” omel Ayu. “Hehe, abis enak banget. Kamu tuh kecil-kecil pintar juga kalau bikin makanan,” puji Harsa. “Aku dari dulu pinter, masa baru inget sekarang, sih! Tega banget dilupain!” Ayu bermanja beralih menjatuhkan di

    Last Updated : 2024-06-07
  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 10. Game

    Zulkarnain: "Oh itu wkwk. Tahulah, satu hal nih PR kamu. Kalau jadi suaminya anak Daddy tuh harus banyak-banyak koleksi game. Semenjak kamu tinggal nikah, Ayu suka main game entah itu game apapun, katanya sih biar bisa move on sama kamu." Mas Harsa: "Aduh ada-ada aja, emang gamenya gimana Dad?" Zulkarnain: "Ini nih (Kirim video) Mas Harsa: "Allahu Akbar haha, makasih sekali Daddy. Ehmm, tapi sekarang kan udah nggak perlu move on, kenapa anak Daddy tetap suka game?" Ayu belum tahu kalau Harsa bertanya ke Zulkarnain. Mengetahui hal tersebut, Harsa menahan tawa di depan istrinya yang masih memanyunkan bibir. Jadi semakin sayang sama Ayu, Harsa jadi lebih mengerti jikalau Ayu adalah perempuan yang hebat dalam mengelola cinta. Ia berhasil melawan tanpa harus mengganggu. Zulkarnain: "Ibaratnya kayak kamu kalau semalem aja nggak berinteraksi dengan pasukan dalamnya tubuh anak Daddy🤣🤣. Dah sana rawat anak Daddy dengan baik." Sama saja, Harsa dan Zulkarnain adalah kelompok lelaki

    Last Updated : 2024-06-08

Latest chapter

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   HUKUM POLIGAMI

    Harsa: "Aman, Sayang. Kamu di belakang saja sama Nyiur." Ayu: "Huuh, iya-iya!" Harsa: "Hehe, bentar ya Sayang ya." Sejatinya, poligami itu pilihan. Pilihan yang bergantung pada kejadian apa yang menyebabkan diri tersebut harus, wajib, atau tidak dianjurkan poligami. Dalam Al-Qur'an memang poligami itu diperintahkan, Nabi Muhammad juga melakukan, tetapi tidak sekedar perintah mentah yang tak mempunyai syarat dan ketentuan. Dalam surat An-Nisa', poligami diperintahkan sampai maksimal empat, salah satu syaratnya yaitu dengan syarat adil terhadap para istri dan itu pun di ayat selanjutnya dipertegas bahwasannya laki-laki tidak akan bisa adil terhadap istri-istrinya. Itu artinya, poligami sifatnya kondisional. Penjelasan dari maksimal empat itu sendiri memliki maksud dalam sejarahnya sebagai batasan karena dulu di zaman Rosululloh itu laki-laki menikahnya dengan banyak sekali perempuan. Nabi Muhammad pun, melakukan poligami selepas istri pertamanya meninggal, poligami Nabi Mu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tekan

    Poligami menjadi perbincangan besar mungkin dalam suatu kalangan ada yang berpikir bahwasanya poligami ini dianggap haram. Ada juga yang menganggap bahwasanya poligami itu justru dianjurkan. Saat ini harusnya berada di tengah orang yang menganggap bahwasanya poligami itu haram. Bisa dikatakan yang mengatakannya itu adalah orang baru di lingkungan tersebut. Bukan hanya berhasil menjadi orang baru yang memikat banyak perhatian karena ia adalah seorang yang kaya raya dan menjadi cucu dari kepala desa tersebut tetapi orang tersebut juga menjadi seorang yang terkenal agamanya kuat karena kabarnya juga dia ke situ itu setelah pulang dari pesantren serta kuliah juga di luar negeri. Mengetahui hari saya memang poligami seseorang tersebut mendatangi rumah Harsa dan mencoba mengatakan untuk menceraikan salah satu dari istrinya. Ayo langsung emosi Mendengar hal tersebut ya langsung ke belakang dan membicarakan hal tersebut dengan nyiur dengan keadaan wajah yang sa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tarik

    Itu semua adalah bayangan harga dan akibatkanlah mereka saat ini sedang di kamar tidur. tiba-tiba teringat dengan putrinya, yaitu Aliza yang dijodohkan dengan Yudhistira. bentar lagi memang acara apa di pesantren tersebut itu terlaksana dan rencananya mereka akan membahas hal tersebut lagi. Mereka bercerita seperti itu seakan-akan sudah nyata. meskipun harus sah dan istri pertama usai honeymoon di Bobocabin Coban Rondo Malang mana tempat tersebut juga menjadi tempat yang Ayu inginkan saat mereka di sana Ayu merasa sangat iri sekali sangat ingin segera ke sana dengan Harsa setelah Harsa pulang ternyata keinginan tersebut sudah hilang juga Ayu tidak terlalu menginginkan untuk pergi ke sana bahkan sekarang yang ia bahas setelah hari Sabtu pulang itu bukannya menceritakan tentang bobo cabin Coban Rondo tersebut tetapi saat ini Ayu justru terbuka untuk saling ngobrol mengenai masa depan dari anak-anak mereka. tidak keberatan untuk Harsa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Dorong

    Saat acara haflah di pesantren Nyiur, Harsa, dan juga Ayu, mereka terlebih dahulu sowan ke ndalem dan di sana mereka juga bertemu Yudhistira Pamungkas yang menjadi pura kecil dari Bhima Purnama dan Tessa Soraya yang merupakan pengasuh cabang pesantren yang dulu ditempati oleh mereka bertiga. "Om Tila ayo main!" ajak Aliza. "Main apa Za?" Kini keakaraban Yudhistira dengan putri Harsa pun sudah sangat erat. Sebenarnya mereka itu dijodohkan dari kecil, Yudhistira menyadari itu karena saat ini dia sudah menginjak usia SMP. Jaraknya memang sangat jauh, tetapi orang tua mereka yakin untuk menjodohkan sejak dini. Yudhistira ini orangnya cool, tidak terlalu mengurusi juga apa yang orang tuanya rencanakan. Berbeda dengan Aurora Willona. Sosok cantik kembaran Yudhistira yang sangat cerewet dan nakal. Meskipun sudah ditegur beberapa kali, dihukum juga, ia tetap saja teguh pada apa yang menjadi keinginan. Cewek tomboi, andaikan dia tidak berada di lingkungan yang kenthal agama, mungkin

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Masuk

    "Mas Harsaaaaaa! Ayu kangen banget banget banget!" Ayu langsung memeluk sang suami saat masih di depan pintu. "Kamu nggak kangen aku, Ay?" tanya Nyiur. Ayu beralih memeluk Nyiur. "Kangen dong! Kapan sih aku nggak kangen sama kamu!" "Huum, Ayu! Lihat nih Mas Harsa KDRT!" kata Nyiur. "Mas Harsa!" Ayo melotot keras saat melihat lebam di tangan Nyiur. "Kalian ini udah mau bikin saya naik daerah ya masih di depan pintu!" CUPP CUPP Harsa mengecup keduanya dan memberi senyuman desta merangkul mereka untuk segera masuk ke dalam rumah. Putri dan putra mereka tanpa senyum bahagia dan bersorak meskipun sang buah hati yang masih kecil masih bisa tertawa tawanya bayi. Raut wajah mereka tidak bisa bohong bahwa mereka itu sangat merindukan Nyiur dan juga Harsa. Meskipun saat berada di dalam telepon juga Mereka terlihat seperti negara-negara saja itu sebenarnya nyiur dan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Keluar

    "Hahah, iya-iya. Kita keluarkan bareng-bateng ya Sayang!" Harsa masih sempat mengecup Sudah sejauh ini ia melangkah dalam rumah tangganya. Pernah berpikir, dulu waktu kecil punya kesenangan yang luar biasa itu ketika berkumpul dengan teman dan bermain bersama. Harsa terbengong di depan cermin saat menunggu istrinya masih buang air besar. Waktunya cepat sekali berubah. Seakan-akan kita hidup di dunia ini hanya tentang kenikmatan sementara dan digantikan dengan kenikmatan lain seiring berjalannya waktu. Itu bukan seakan-akan, tetapi kenyataan. Yang sebenarnya, dari situ Tuhan sudah memberi peringatan. Ya, peringatan bahwasannya hidup di dunia hanya mampir. Kebahagiaan di setiap detiknya berubah. Ini juga tentang, bagaikan merawat waktu yang sedikit ini untuk bisa menyelaraskan antara kepuasan dan kebijaksaan. Hidup itu ya begitu-begitu saja. Ada ekspetasi, kepuasaan, kekecewaan, dan kekhilafan. Kecil adalah simulasi dari besar. Waktu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Saatnya

    "Sayang, aku kebelet banget! Tapi males ini gimana?" tanya Nyiur. "Ya dilawan dong malasnya. Emangnya kamu mau jadi budaknya hawa nafsu? Mau jadi pembantunya? Baru aja semalam kita bahas di Qosidah Burdah pasal 2. Hati-hati sama nasihatnya hawa nafsu, hawa nafsu sesat Sayang!" Harsa menghentikan mobilnya. "Mas! Apa sih orang kebelet malah diceramahin! Bisa-bisa aku ngompol aja di mobil kamu ini!" sahut ketus Nyiur. "Hmmm, maaf Sayang nggak ada maksud Mas yang mau menghakimi kamu! Sini peluk dulu!" kata Harsa. Nyiur pun mengambil kesempatan yang diulurkan oleh tangan sang suami. "Ceramahin boleh banget, tapi Nyiur lagi sensitif hawanya Mas. Aku pengennya marah-marah, aaa nggak jelas deh. Aku jadi makin kangen Ayu kalau lagi nggak jelas kayak gini. Tahu gak Mas? Aku sama Ayu yuh kadang punya perasaan ngerasa gak jelas kayak gini barengan loh." Mungkin, efek akan datang bulan. Ini yang ada da

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 6

    mereka sudah beberapa hari menginap di Bobocabin Coban Rondo. saat sore hari sudah waktunya mereka untuk pulang, rasanya ya seperti masih ingin berteduh di tempat tersebut lebih lama. akan tetapi tidak bisa dibohongi mereka juga merindukan yang di rumah entah itu Aliza dan Alifa Ayu Alil dan Aliq maupun orang tua dan mertuanya. Salah satu beredar mereka supaya bisa ikhlas atau menerima bahwa mereka itu tempatnya tidak bisa selalu di situ ya karena menyadari bahwa mereka itu sudah berkeluarga dan memiliki keluarga yang tempatnya tidak di situ. tempat tersebut memang memberi sebuah ketenangan yang luar biasa untuk mereka dibalik seluruh keresahannya selama ini. bukan hanya menyediakan tempat untuk bersenang-senang bagi mereka dalam menjalankan sesuatu yang memang menjadi misi akan tetapi mereka di sana Ini juga banyak belajar tentang sebuah kerukunan yang ternyata Puncak dalam mencapainya itu harus disertai effort yang luar biasa. Di sana mere

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 5

    Endingnya selalu memuaskan. Mereka sama-sama puas dan merasakan apa yang memang menjadi tujuan. Namun, di sisi lain Harsa merasa dirinya terlalu keras terhadap sang istri dalam urusan dunia erotisnya. "Maaf ya kalau di sini Mas mainnya lumayan lebih keras," bisik Harsa. "Hemm, gapapa suamiku, Nyiur seneng kok. Cuman kalau jadi, Mas jangan marah," jawab Nyiur. "Jadi apanya?" tanya Harsa. "Ya jadi anaklah," jawab Nyiur terkekeh. Sebuah hal terjadi di dunia ini sudah banyak tipu dayanya. Harsa mencoba angkat bicara seperti apa yang dinasihatkan dalam Qosidah Burdah pasal dua. Salah satu baitnya mengatakan tentang tipu daya, di sana pakai kata lapar lebih sering dari kenyang. Ini artinya, godaan hawa nafsu itu lebih pintar menyusun godaan yang mana akibatnya tidak seberapa memberi keberuntungan. "Jadi kembalinya gini Sayang. Ya kalau nggak siap dengan akibat, ngapain berbuat?" "Kan bisa jadi karena ngga

DMCA.com Protection Status