All Chapters of Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua: Chapter 41 - Chapter 50

179 Chapters

Bab 40. Jujur

Nyiur tetap menolak untuk keluar awalnya. Namun, karena terus mendengar suara putrinya itu terus menangis, ia pun gegas keluar. Apapun itu akan kalah jika urusannya dengan sang anak. *** “Mas, aku mau jujur, tapi Mas jangan marah ya,” kata Nyiur. “Iya Sayang, kapan sih Mas marah? Palingan kalau marah cuma bentar aja.” Harsa menjatuhkan diri ke pangkuan istri. Sebelum sarapan, ia masuk ke dalam kamar Nyiur karena katanya Nyiur ingin mengatakan perkara kemarin. Mereka berusaha sesantai mungkin. Harsa mengambil posisi sebagaimana biasanya jika ia bercerita dengan Nyiur. Nyiur berusaha tegar, menautkan sepuluh jejari manis itu terlentang di atas jidat sang suami. “Mas, sebenarnya Ayu tidak hamil di luar nikah. Aku udah jadi orang jahat. Mas pasti marah kan?” Akhirnya pengakuan itu terjadi. Jujur Harsa tidak marah sedikit pun. Justru ia sangat bangga terhadap istrinya itu yang berani mengakui kesalahannya. Sampai-sampai Nyiur heran, Nyiur justru meminta untuk dimarahi. Harsa ju
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Bab 41. Ngambek

"Dari jawaban kamu yang mengatakan boleh," kata Harsa. Nyiur tersenyum, paham maksud suaminya. Harsa memang cerdik, bisa saja mencari jawaban dari hal yang tidak disadari oleh yang ditanya. *** “Ini kenapa jadi berantakan banget?” Ayu shock saat masuk kamar, barang-barangnya berantakan. Saat Harsa sudah berangkat ke kantor dan Ayu masih di rumah setelah ia masuk kamar, ternyata ia melihat bahwa kamarnya itu penuh dengan baju-baju yang berantakan. Hal itu memang sengaja Harsa lakukan karena waktu memilih baju ia tergesa-gesa dan tidak ketemu-ketemu dengan apa yang dicari. Sementara Ayu, Nyiur, dan mamanya sedang pergi ke pasar. Ayu: “Mas Harsaaaaaaa liat ini! (Kirim foto berantakan)." Harsa: “Dibereskan Sayang 🤣.” Ayu: “Hari ini aku kan mulai kerja di kantor Mas, gimana sih? Kok malah diberi beban hidup kayak gini😭” Harsa: “Beban hidup gak tuh wkwk. Biarin aja, entar Mas tanggung jawab membereskan. Kamu hati-hati di jalan.” Ayu: “Oke-oke.” Harsa: “Bawain n
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Bab 41. Pohon

Harsa segera pulang untuk menjemput sang istri. Ia sempat berhenti dulu sebelum sampai mobil karena melihat Nyiur yang tersandung di ruang depan. Ia gegas menghampiri wanita cantik itu dan membantu untuk berdiri. Pernikahan Harsa mempunyai dua istri ini tentu menjadi trending topik di kantornya, tetapi karena perkara-perkaranya mampu mereka kunci tidak menyebarkan aib satu sama lain maka sesuatu yang terjadi di kalangan perusahaan pun tidak menjadi fatal. Walaupun ada yang mengira-ngira ada sesuatu yang negatif. "Nyiur, hati-hati Sayang. Kamu mau ke mana?" tanya Harsa. "Mau ke depan sebentar, Mas. Mas sendiri mau ke mana?" tanya Nyiur. "Mau jemput Ayu, ngambek dia gara-gara saya suruh bawain novel kamu, jadi manjat di atas pohon." Harsa terkekeh sembari mengusap pelan pinggang istrinya. "Oh hahaa. Jangan keterlaluan gitulah Mas, kalau urusan novel bilangnya ke aku aja, harus lebih peka dong dengan kecemburuan. Pohonnya juga masih licin, Mas cepet jemput sana khawatir kalau Ayu
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Bab 43. Rubik 2 (Hamidun)

Ayu segera menggantikan posisi tersebut. Ia sudah nrnduga bahwa suaminya itu langsung kepikiran mamanya. Sedikit kurang tepat Ayu bicaranya di saat yang seperti itu. "Bisa, Mas. Maaf ya, Ayu bicaranya tidak di waktu yang tepat, Mas jadi kepikiran," ungkap Ayu. "Nggak apa-apa, Sayang!" Harsa pindah tempat duduk dan mengusap halus terlebih dahulu pada wajah cantik Ayu. *** Dalam berbicara dengan Ayu mengenai bagaimana cara melakukan pembuktian itu terhadap keluarga, Harsa terlebih dahulu mendatangi sang mama. Sekalian menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada mamanya kenapa kemarin Ayu bilang sempat melihat Zalfa menangis. Harsa dan Ayu sepakat untuk mengatakan bahwa mereka memang hanya berpura-pura. Mereka mengaku kalau cuma iseng saja melakukan hal tersebut untuk melihat reaksi-reaksi keluarga. Hal tersebut hanyalah sebuah candaan. Dengan mengatakan hal seperti itu tidak akan ada sesuatu yang menyinggung Nyiur dan membuat nyiur menjadi dibenci oleh orang tua Harsa. CUPP.
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 44. Ruang

“Ma, udah dong, Harsa nggak sanggup lihat Mama nangis.” Harsa kembali menatap wajahnya sang mama. “Kamu percaya sama mama?” tanya Zalfa dengan pilu. “Percaya,” jawab Harsa. Entah, tiba-tiba seluruh organ tubuh itu mendorong Harsa untuk mempercayai Zalfa. Harsa baru sadar, mungkin ia harus memaklumi dan kembali terus berpikir positif terhadap orang tuanya sekalipun apa yang dilakukan mereka ke Nyiur sangat terasa kejam. Mungkin itulah yang namanya orang tua, di balik marahnya, paksaannya, keputusan yang membuat diri jungkir balik, hinaan yang tiap saat menyayat, di balik semua itu terbungkuslah kasih sayang luar biasa yang telah dipikirkan matang-matang, bahkan tidak hanya untuk hari ini, melainkan juga untuk di masa yang akan datang. “Harsa tidak paham kenapa mama bicara seperti itu? Kenapa mama seakan-akan tahu bahwa ke depannya Nyiur butuh hati yang kuat? Harsa nggak nggak ngerti, Ma,” ungkap Harsa. “Suatu saat kamu akan tahu, hal ini nggak perlu kamu kasih tahu Nyiur, biar
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 45. Vulgar

“Apa, sih Mas nanyanya kok gitu?” tanya balik Ayu. “Ya kan saya nanya Sayang, jawab aja,” kata Harsa. “Ya nggaklah,” jawab Ayu. “Maafin Mama ya kalau bikin kamu marah,” pinta Harsa. Ayu yang awalnya sibuk melihat dinding itu kini beralih memandang sang suami. Ada yang terasa aneh, tetapi tidak bisa dipahami. Menangis tadi katanya? Apa yang membuat menangis? Sama dengan Nyiur, Ayu pun berpikiran hal yang dilakukan suaminya bersama sang mertua itu temanya bercanda kenapa justru berakhir pilu? “Aneh bin nyata, bukannya tadi pakai cara canda-canda ngakak ya? Kenapa jadi sedih gitu? Hayo Mas kepleset ya mulutnya, hah?” Ayu melotot yang justru membuat Harsa ingin ketawa. “Wajah kamu Ay, Masyaallah. Hahahaha.” Harsa tertawa lebar. “Apa! Jelek, nggak cantik kayak Nyiur! Gendut pipinya!” rajuk Ayu. “Daddy Zulkarnain pinter banget ngasih titisan spermanya, bisa jadi selucu ini wajah kamu. Wkwk selalu menghibur, cantik pula. Bikin Mas nggak bisa lepas nih kalau udah peluk!” Harsa
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 46. Papa

Harsa dan Ayu segera menyelesaikan pembicaraan yang bernuansa candaan itu lalu melanjutkan misi. Tidak lain sekarang waktunya menemui Zulfikar. Sebenarnya, masih ingin lanjut bercanda ria dengan sang istri. Hanya saja, Harsa juga harus profesional'. "Ia, Harsa punya sesuatu yang konyol," ucap Harsa. "Ada apa? Yang penting tidak meninggalkan tanggung jawab kamu." Zulfikar menatap tajam pada putra semata wayangnya. "Papa jangan marah ya,”’pinta Harsa. "Cepat nggak perlu basa-basi!" seru Zulfikar. Belum apa-apa wajah Zulfikar sekarang sudah galak. Akan tetapi, kalau tidak galak memang namanya bukan Zulfikar. Karakteristik yang melekat dalam jiwa dan raga dari Zulfikar itu memang ia sosok pria yang galak. Harsa segera mengutarakan apa yang ia maksud. "Sebenarnya, Ayu belum hamil, tidak hamil di luar nikah, hehe ... kami cuma mau lihat reaksi keluarga saja, Pa." Harsa mencoba tersenyum. "Hhhhh! Sudah papa duga, tapi papa nggak tahu apa alasannya. Bilang itu saja kan? Ya sudah
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 47. Sahabat

Jika Harsa lanjutkan untuk melangkah maju, Harsa rasa akan sangat memberi kerumitan suasana. Lebih baik nanti saja Harsa bicara dengan Nyiur dan sekarang segera pergi. Apa yang dikatakan Zulfikar juga benar, cuaca malam tersebut memang dingin. *** FLASHBACK ON Saat masih di pesantren dan waktu itu Nyiur dan Ayu masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah, ada sebuah ekstrakurikuler sekolahnya, yaitu desain grafis. Ayu baru tumbuh bakatnya, baru mengembangkan apa yang menjadi skillnya itu ya di situ saat ekstrakurikuler tersebut. Yang mana guru dari ekstrakurikuler tersebut adalah Harsa. Dari sanalah kisah mereka bertiga itu bergemuruh. Sesuatu yang sangat diingat oleh mereka itu ketika membaca Sholawat Burdah. Sholawat yang setiap kali selesai mereka belajar, mereka dianjurkan untuk membaca bersama. Suara halus Harsa begitu menyejukkan dan dengan bait-bait makna yang begitu menenteramkan membuat hati mereka itu saling bergetar, bergemuruh cinta mereka terhadap Harsa. Di balik i
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 48. Maksiat

Nyiur: “Jika kamu tidak bisa tinggal di tempat tersebut kamu bisa loh hijrah ke tempat lain.” Ayu: “Udahlah, kalau kamu malu berteman sama aku, ya udah kita nggak usah berteman lagi.” Nyiur: “Terserah kamu menanggapinya bagaimana, aku sudah beberapa kali mengingatkan, Ay.” Nyiur: “Assalmu'alaikum.” Harsa: “Wa'alaikumsalam.” Nyiur: “Mas, tolong jangan patahkan kehormatan wanita ya🙏, apalagi ke sahabat aku, Ayu.” Nyiur: “Sekali lagi, tolong jangan dipatahkan. Ayu udah lama dan penuh perjuangan membenahi kehormatannya sebagai seorang wanita🙂. Aku ikut merasa salah jika melihat kalian yang seperti ini karena aku juga termasuk orang yang menjadi perantara kalian dalam berkomunikasi.” Harsa: “Ay, kita salah ya pacaran. Kita sudahi aja gimana?” Ayu: “Pasti habis dichat Nyiur, kamu juga paham apa yang aku rasakan. Terserah Mas!” Harsa: “Bukan begitu maksudnya Sayang, bagaimana kamu kita menikah saja? Saya sadar, kita sudah sangat sangat salah.” Ayu: “Dengan usia ya
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 49. Kawin

"Tidak masalah, Daddy," jawab Harsa. "Mommy, Ayu kangen Mommy!” Ayu gegas memeluk Zahra. “Mommy juga, Sayang.” Zahra merangkul sang putri untuk segera masuk. Segera, Harsa menyampaikan maksud dan tujuan. Mereka menanggapinya dengan penuh canda tawa dan kelembutan. Zulkarnain dan Zahra mempunyai karakter yang berbeda. Zulkarnain cenderung mudah bergaul, random, sedangkan Zahra orangnya cenderung lemah lembut, tidak cerewet, dan penolong, tetapi Zahra sulit beradaptasi. “Hahhaaa, lucu banget langkah kalian ini, tapi kamu udah siap isi kan Nak?” tanya Zulkarnain. “Siap isi nasi, hahhaha. Ayu lapar.” Ayu terkekeh diikuti oleh semua keluarga. “Mommy udah siapkan makanan kesukaan kamu. Ayo Sayang bantu Mommy bawa ke meja makan!” ajak Zahra. Zahra juga sangat pintar untuk memasak. Terlihat sekali Zulkarnain masih ingin berbicara ke area sana. Sebelum itu karena Ayu juga memang lapar, ia pun segera mengalihkan untuk isi perut terlebih dahulu. Terlebih, aroma makanan khas favorit A
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status