Harsa: “Udah mau pulang belum? Mas hubungi sopirnya biar cepet, soalnya tadi Mas suruh pulang dulu.” Ayu: “Belum, masih makan-makan dan ghibah.” Harsa: “Astaghfirullah, anak cantikku diajak ghibah. Itu mah bukan acara imunisasi kayaknya, yang makan yang ghibah siapa? Ibunya kan? Bundanya kan? Awas jangan genit sama Bapak-Bapak! Ayu: “Siap, Sayangkuuuu.” *** Setelah kemarin Harsa membaca diary dari Ayu, kini ia tiba-tiba teringat dengan Nyiur. Nyiur seorang penulis, sedangkan Ayu adalah pendesain. Harsa mewujudkan keinginan istrinya untuk memiliki toko buku besar, dan itu sudah berjalan lancar dan sangat laris, utamanya buku-buku yang ada di situ adalah karangan dari Nyiur sebagai buku fiksi, dan banyak juga dari Harsa sendiri karena Harsa juga penulis, hanya saja bidang non fiksi. HARSA MASUK TOKO DAN MENGAMBIL SATU BUKU SENANDIKA BERJUDUL JERITAN BA'DA SAH. ITU SENANDIKA, TETAPI NYIUR SENGAJA MENYAMARKAN NAMANYA. Aku bukan lagi wanita yang utuh. Separuh dari hidupku
Last Updated : 2024-06-15 Read more