Share

Bab 47. Sahabat

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Jika Harsa lanjutkan untuk melangkah maju, Harsa rasa akan sangat memberi kerumitan suasana. Lebih baik nanti saja Harsa bicara dengan Nyiur dan sekarang segera pergi. Apa yang dikatakan Zulfikar juga benar, cuaca malam tersebut memang dingin.

***

FLASHBACK ON

Saat masih di pesantren dan waktu itu Nyiur dan Ayu masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah, ada sebuah ekstrakurikuler sekolahnya, yaitu desain grafis. Ayu baru tumbuh bakatnya, baru mengembangkan apa yang menjadi skillnya itu ya di situ saat ekstrakurikuler tersebut. Yang mana guru dari ekstrakurikuler tersebut adalah Harsa.

Dari sanalah kisah mereka bertiga itu bergemuruh. Sesuatu yang sangat diingat oleh mereka itu ketika membaca Sholawat Burdah. Sholawat yang setiap kali selesai mereka belajar, mereka dianjurkan untuk membaca bersama. Suara halus Harsa begitu menyejukkan dan dengan bait-bait makna yang begitu menenteramkan membuat hati mereka itu saling bergetar, bergemuruh cinta mereka terhadap Harsa. Di balik i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 48. Maksiat

    Nyiur: “Jika kamu tidak bisa tinggal di tempat tersebut kamu bisa loh hijrah ke tempat lain.” Ayu: “Udahlah, kalau kamu malu berteman sama aku, ya udah kita nggak usah berteman lagi.” Nyiur: “Terserah kamu menanggapinya bagaimana, aku sudah beberapa kali mengingatkan, Ay.” Nyiur: “Assalmu'alaikum.” Harsa: “Wa'alaikumsalam.” Nyiur: “Mas, tolong jangan patahkan kehormatan wanita ya🙏, apalagi ke sahabat aku, Ayu.” Nyiur: “Sekali lagi, tolong jangan dipatahkan. Ayu udah lama dan penuh perjuangan membenahi kehormatannya sebagai seorang wanita🙂. Aku ikut merasa salah jika melihat kalian yang seperti ini karena aku juga termasuk orang yang menjadi perantara kalian dalam berkomunikasi.” Harsa: “Ay, kita salah ya pacaran. Kita sudahi aja gimana?” Ayu: “Pasti habis dichat Nyiur, kamu juga paham apa yang aku rasakan. Terserah Mas!” Harsa: “Bukan begitu maksudnya Sayang, bagaimana kamu kita menikah saja? Saya sadar, kita sudah sangat sangat salah.” Ayu: “Dengan usia ya

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 49. Kawin

    "Tidak masalah, Daddy," jawab Harsa. "Mommy, Ayu kangen Mommy!” Ayu gegas memeluk Zahra. “Mommy juga, Sayang.” Zahra merangkul sang putri untuk segera masuk. Segera, Harsa menyampaikan maksud dan tujuan. Mereka menanggapinya dengan penuh canda tawa dan kelembutan. Zulkarnain dan Zahra mempunyai karakter yang berbeda. Zulkarnain cenderung mudah bergaul, random, sedangkan Zahra orangnya cenderung lemah lembut, tidak cerewet, dan penolong, tetapi Zahra sulit beradaptasi. “Hahhaaa, lucu banget langkah kalian ini, tapi kamu udah siap isi kan Nak?” tanya Zulkarnain. “Siap isi nasi, hahhaha. Ayu lapar.” Ayu terkekeh diikuti oleh semua keluarga. “Mommy udah siapkan makanan kesukaan kamu. Ayo Sayang bantu Mommy bawa ke meja makan!” ajak Zahra. Zahra juga sangat pintar untuk memasak. Terlihat sekali Zulkarnain masih ingin berbicara ke area sana. Sebelum itu karena Ayu juga memang lapar, ia pun segera mengalihkan untuk isi perut terlebih dahulu. Terlebih, aroma makanan khas favorit A

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 50. Buaya

    “Hahahah, tadi siapa yang bilang mau berapa pun mau?” tanya Harsa. “Iya, sih iya, tapi itu namanya kerja paksa kalau seratus kali!” rajuk Ayu. “Canda aja Sayang, maunya berapa kali, hmm?” “Terserah Mas aja.” “Kalau saya 100," jawab Harsa. Harsa terus saja bercanda. Karena istrinya itu memang terlihat sangat belum bisa tidur, ia terlebih dahulu mengajaknya berbincang-bincang. Padahal, aslinya Harsa sangat mengantuk. Apalagi dengan keadaan hawa dingin itu, mendukung sekali untuk tidur. “Mas, yang wajar aja dong!” celetuk Ayu. “Iya Sayang wkwk. Maksud kamu gak bisa tidur tuh minta itunya sekarang, hmm?” “Enggak! Kayak resah takut gitu tiba-tiba. Kayaknya habis mimpi buruk deh, Mas, tapi udah lupa mimpinya apa,” jawab Ayu. “Ya udah kita bawa santai dulu Sayang, tapi sebelumnya kita wudhu dulu sholat malam yuk! Kita hempaskan resahnya,” kata Harsa yang hampir saja terpejam lagi. “Mas ngantuk banget?” tanya Ayu. “Biasa kok Sayang,” jawab Harsa bohong. “Bohong, tapi bo

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 51. Ngamuk

    Faktor lelah yang sulit untuk ia kendalikan membuatnya kelepasan dalam berbicara dan berujung membentak sang istri. Dari siang memang ia menyelesaikan beberapa masalah, menguras tenaga. Belum Lagi mengurus perkara pekerjaan di kantor yang lumayan terbilang rumit, untuk saat ini membutuhkan pikiran yang lebih banyak lagi. Harsa juga tidak tahu kenapa ia bisa kelepasan seperti itu padahal sebelumnya ia juga merasakan bahwa dirinya itu seperti sudah lebih bisa mengontrol emosinya terlebih kepada para istri. Bukan hanya Ayu saja yang kecewa, Harsa juga kecewa dengan dirinya sendiri. Sesuatu yang sangat menjengkelkan itu ternyata hinggap kembali. Ayu benar-benar tidak mau disentuh, ia menolak setiap kali Harsa ingin menenangkan dirinya. Dibilang sedikit keras saja Ayu sudah terbawa perasaan apalagi sampai ini sudah ke berantakan yang mana keadaannya saat itu Ayu sedang marah, pasti semakin membara rasanya. Dunia terlalu indah terkadang. Namun, dari semua keindahan itu pasti ada titik ya

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 52. Fakta Ali

    “Siapa? Mama punya acara sendiri?” tanya Zulfikar. “Enggak kok, Papa yang lupa!” celetuk Zalfa. “Apa, sih? Nggak ada unsur sejarah H nya nama Harsa itu!” Zulfikar lanjut makan kerupuk, menutupi rasa cemburu. “Hai kamu, jawabannya wkwk. Papa lupa ya, dulu kan mama panggil Papa ... Hai Kamu, hhahaha.” Zalfa tertawa. Zulfikar hanya menanggapi dengan senyum samar. Masih jauh dari apa yang diharapkan mereka mengenai Zulfikar sangat salah tingkah karena cemburu, ternyata bisa ditutupi. Ayu jadi senang, tahu kenyataan tentang nama dari suaminya. *** Akhirnya mereka jadi berangkat ke Malaysia. Mengurus novel Nyiur dan persiapan kolaborasi season dua dengan pihak Malaysia. Suatu pencapaian yang luar biasa, dua istrinya terlibat dalam satu project besar. “Kok sedih ya,” kata Ayu saat sampai di bandara. "Sedih kenapa Sayang?” tanya Harsa. “Liat bayi itu jadi keinget sama si kembar. Aliza, Alifa. Kata Mas nggak boleh dipanggil Chala Chali lagi kan?” ungkap Ayu. Ayu itu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 53. Hotel

    “Ngomel lagi saya cium kamu!” ancam Harsa. “Aaa, gitu terus ngancemnya. Mau Mas cium atau apapun itu ... gak apa-apa ya asal jangan dengan posisi keadaan dilihat orang-orang begini!” rajuk Ayu malu “Hmm, iya-iya hahahha. Sebentar lagi sampai kamar,” kata Harsa. Mereka segera masuk kamar hotel. Kebetulan Sampai sananya malam jadi mereka masih bisa langsung istirahat tidak langsung ke kantor untuk bekerja sama. Yang ikut ke sana itu ada banyak karyawan dan juga beberapa sahabat dari Harsa maupun Ayu. Tentunya Harsa dan Ayu berada dalam satu kamar. “Sayang, entar kalau hasil kerja samanya misal pemerannya kita dan Nyiur gimana? Kamu nolak nggak?” tanya Harsa. “Ehmm, gimana ya? Emang bisa acting? Wkwk.” Ayu ketawa dulu sebelum menjawab. “Terimalah, Mas. Kan mainnya sama Mas, sama suami sendiri. Jadi misal ada adegan pegangan gak apa-apa.” Membicarakan tentang apa yang akan mereka kerja samakan, yakni tentang pembuatan film yang bermula dari novel Nyiur, yang nanti akan berkola

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 54. Tidur

    “Ada.” Ayu beralih bersandar pada Harsa. “Apa, Sayang?” tanya Harsa. “Masalah fitnah yang pertama. Serius itu bukan aku yang ngusir, itu Nyiur yang pinter ngedit! Tapi aku nggak punya bukti apa-apa!” rajuk Ayu. “Oh masalah itu. Mas sudah percaya kalau kamu nggak ngelakuin, Nyiur udah ngaku,” kata Harsa. Ayu masih ingat dengan permasalahan fitnah pertama yang dilakukan oleh Nyiur. Mencari Hikmah dalam setiap perkara memang ada dan ia pun juga menemukan dari kasus fitnah yang dilakukan Nyiur pada saat itu, ia semakin yakin untuk menjadi istri dari Harsa. Namun, bagi Ayu kalau kesalahan itu ya tetap kesalahan. Ia tetap ingin tahu dan ingin memberitahukan kebenaran yang sebenarnya itu kepada sang suami. Sayangnya dia tidak mempunyai bukti. Langsung kaget ketika sang suami bilang sendiri bahwa ternyata sang suaminya itu sudah mengetahui yang sebenarnya karena pengakuan dari Nyiur, puisi satir yang mereka buat itu benar-benar membius Nyiur. “Yang bener Mas?” tanya Ayu. “Iya, be

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 55. Semakin Dalam

    “Sayang, maksud kamu apa?” Harsa masih kaget. “Kamu ngelindur? Astaghfirullahaladzim!” Ayu tadi memang terbangun, tetapi ternyata cuma ngelindur. Entah mimpinya apa, sampai kuat sekali mendorong Harsa dan ponselnya sampai terlempar ke lantai. Ponsel Harsa tidak terlalu rusak, hanya saja layarnya pecah-pecah. CUPP Harsa mengecup kening sang istri. Itu suatu hal yang ingin membuat Harsa naik darah sebenarnya mengenai ponsel yang pecah. Namun, kali ini emosinya bisa ia tahan dan justru dia terheran-heran dengan sang istri. “Kok bisa? Hahhaa. Emang orang kalau takdirnya lucu, spek pelawak. Tidur ngelindur pun bisa membuat saya tersenyum. Makasih Ya Allah dah dikasih wanita setulus ini petakilannya, setulus ini lawaknya. Paket komplit,” gumam Harsa. Harsa segera mengambil ponsel tersebut. Sejenak ia perhatikan ponselnya dan ia coba untuk membuka apa yang ada di dalamnya dan ternyata masih bisa semuanya. Benar sesuai dugaannya, yaitu hanya layarnya saja yang rusak, isinya aman.

Bab terbaru

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   HUKUM POLIGAMI

    Harsa: "Aman, Sayang. Kamu di belakang saja sama Nyiur." Ayu: "Huuh, iya-iya!" Harsa: "Hehe, bentar ya Sayang ya." Sejatinya, poligami itu pilihan. Pilihan yang bergantung pada kejadian apa yang menyebabkan diri tersebut harus, wajib, atau tidak dianjurkan poligami. Dalam Al-Qur'an memang poligami itu diperintahkan, Nabi Muhammad juga melakukan, tetapi tidak sekedar perintah mentah yang tak mempunyai syarat dan ketentuan. Dalam surat An-Nisa', poligami diperintahkan sampai maksimal empat, salah satu syaratnya yaitu dengan syarat adil terhadap para istri dan itu pun di ayat selanjutnya dipertegas bahwasannya laki-laki tidak akan bisa adil terhadap istri-istrinya. Itu artinya, poligami sifatnya kondisional. Penjelasan dari maksimal empat itu sendiri memliki maksud dalam sejarahnya sebagai batasan karena dulu di zaman Rosululloh itu laki-laki menikahnya dengan banyak sekali perempuan. Nabi Muhammad pun, melakukan poligami selepas istri pertamanya meninggal, poligami Nabi Mu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tekan

    Poligami menjadi perbincangan besar mungkin dalam suatu kalangan ada yang berpikir bahwasanya poligami ini dianggap haram. Ada juga yang menganggap bahwasanya poligami itu justru dianjurkan. Saat ini harusnya berada di tengah orang yang menganggap bahwasanya poligami itu haram. Bisa dikatakan yang mengatakannya itu adalah orang baru di lingkungan tersebut. Bukan hanya berhasil menjadi orang baru yang memikat banyak perhatian karena ia adalah seorang yang kaya raya dan menjadi cucu dari kepala desa tersebut tetapi orang tersebut juga menjadi seorang yang terkenal agamanya kuat karena kabarnya juga dia ke situ itu setelah pulang dari pesantren serta kuliah juga di luar negeri. Mengetahui hari saya memang poligami seseorang tersebut mendatangi rumah Harsa dan mencoba mengatakan untuk menceraikan salah satu dari istrinya. Ayo langsung emosi Mendengar hal tersebut ya langsung ke belakang dan membicarakan hal tersebut dengan nyiur dengan keadaan wajah yang sa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tarik

    Itu semua adalah bayangan harga dan akibatkanlah mereka saat ini sedang di kamar tidur. tiba-tiba teringat dengan putrinya, yaitu Aliza yang dijodohkan dengan Yudhistira. bentar lagi memang acara apa di pesantren tersebut itu terlaksana dan rencananya mereka akan membahas hal tersebut lagi. Mereka bercerita seperti itu seakan-akan sudah nyata. meskipun harus sah dan istri pertama usai honeymoon di Bobocabin Coban Rondo Malang mana tempat tersebut juga menjadi tempat yang Ayu inginkan saat mereka di sana Ayu merasa sangat iri sekali sangat ingin segera ke sana dengan Harsa setelah Harsa pulang ternyata keinginan tersebut sudah hilang juga Ayu tidak terlalu menginginkan untuk pergi ke sana bahkan sekarang yang ia bahas setelah hari Sabtu pulang itu bukannya menceritakan tentang bobo cabin Coban Rondo tersebut tetapi saat ini Ayu justru terbuka untuk saling ngobrol mengenai masa depan dari anak-anak mereka. tidak keberatan untuk Harsa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Dorong

    Saat acara haflah di pesantren Nyiur, Harsa, dan juga Ayu, mereka terlebih dahulu sowan ke ndalem dan di sana mereka juga bertemu Yudhistira Pamungkas yang menjadi pura kecil dari Bhima Purnama dan Tessa Soraya yang merupakan pengasuh cabang pesantren yang dulu ditempati oleh mereka bertiga. "Om Tila ayo main!" ajak Aliza. "Main apa Za?" Kini keakaraban Yudhistira dengan putri Harsa pun sudah sangat erat. Sebenarnya mereka itu dijodohkan dari kecil, Yudhistira menyadari itu karena saat ini dia sudah menginjak usia SMP. Jaraknya memang sangat jauh, tetapi orang tua mereka yakin untuk menjodohkan sejak dini. Yudhistira ini orangnya cool, tidak terlalu mengurusi juga apa yang orang tuanya rencanakan. Berbeda dengan Aurora Willona. Sosok cantik kembaran Yudhistira yang sangat cerewet dan nakal. Meskipun sudah ditegur beberapa kali, dihukum juga, ia tetap saja teguh pada apa yang menjadi keinginan. Cewek tomboi, andaikan dia tidak berada di lingkungan yang kenthal agama, mungkin

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Masuk

    "Mas Harsaaaaaa! Ayu kangen banget banget banget!" Ayu langsung memeluk sang suami saat masih di depan pintu. "Kamu nggak kangen aku, Ay?" tanya Nyiur. Ayu beralih memeluk Nyiur. "Kangen dong! Kapan sih aku nggak kangen sama kamu!" "Huum, Ayu! Lihat nih Mas Harsa KDRT!" kata Nyiur. "Mas Harsa!" Ayo melotot keras saat melihat lebam di tangan Nyiur. "Kalian ini udah mau bikin saya naik daerah ya masih di depan pintu!" CUPP CUPP Harsa mengecup keduanya dan memberi senyuman desta merangkul mereka untuk segera masuk ke dalam rumah. Putri dan putra mereka tanpa senyum bahagia dan bersorak meskipun sang buah hati yang masih kecil masih bisa tertawa tawanya bayi. Raut wajah mereka tidak bisa bohong bahwa mereka itu sangat merindukan Nyiur dan juga Harsa. Meskipun saat berada di dalam telepon juga Mereka terlihat seperti negara-negara saja itu sebenarnya nyiur dan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Keluar

    "Hahah, iya-iya. Kita keluarkan bareng-bateng ya Sayang!" Harsa masih sempat mengecup Sudah sejauh ini ia melangkah dalam rumah tangganya. Pernah berpikir, dulu waktu kecil punya kesenangan yang luar biasa itu ketika berkumpul dengan teman dan bermain bersama. Harsa terbengong di depan cermin saat menunggu istrinya masih buang air besar. Waktunya cepat sekali berubah. Seakan-akan kita hidup di dunia ini hanya tentang kenikmatan sementara dan digantikan dengan kenikmatan lain seiring berjalannya waktu. Itu bukan seakan-akan, tetapi kenyataan. Yang sebenarnya, dari situ Tuhan sudah memberi peringatan. Ya, peringatan bahwasannya hidup di dunia hanya mampir. Kebahagiaan di setiap detiknya berubah. Ini juga tentang, bagaikan merawat waktu yang sedikit ini untuk bisa menyelaraskan antara kepuasan dan kebijaksaan. Hidup itu ya begitu-begitu saja. Ada ekspetasi, kepuasaan, kekecewaan, dan kekhilafan. Kecil adalah simulasi dari besar. Waktu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Saatnya

    "Sayang, aku kebelet banget! Tapi males ini gimana?" tanya Nyiur. "Ya dilawan dong malasnya. Emangnya kamu mau jadi budaknya hawa nafsu? Mau jadi pembantunya? Baru aja semalam kita bahas di Qosidah Burdah pasal 2. Hati-hati sama nasihatnya hawa nafsu, hawa nafsu sesat Sayang!" Harsa menghentikan mobilnya. "Mas! Apa sih orang kebelet malah diceramahin! Bisa-bisa aku ngompol aja di mobil kamu ini!" sahut ketus Nyiur. "Hmmm, maaf Sayang nggak ada maksud Mas yang mau menghakimi kamu! Sini peluk dulu!" kata Harsa. Nyiur pun mengambil kesempatan yang diulurkan oleh tangan sang suami. "Ceramahin boleh banget, tapi Nyiur lagi sensitif hawanya Mas. Aku pengennya marah-marah, aaa nggak jelas deh. Aku jadi makin kangen Ayu kalau lagi nggak jelas kayak gini. Tahu gak Mas? Aku sama Ayu yuh kadang punya perasaan ngerasa gak jelas kayak gini barengan loh." Mungkin, efek akan datang bulan. Ini yang ada da

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 6

    mereka sudah beberapa hari menginap di Bobocabin Coban Rondo. saat sore hari sudah waktunya mereka untuk pulang, rasanya ya seperti masih ingin berteduh di tempat tersebut lebih lama. akan tetapi tidak bisa dibohongi mereka juga merindukan yang di rumah entah itu Aliza dan Alifa Ayu Alil dan Aliq maupun orang tua dan mertuanya. Salah satu beredar mereka supaya bisa ikhlas atau menerima bahwa mereka itu tempatnya tidak bisa selalu di situ ya karena menyadari bahwa mereka itu sudah berkeluarga dan memiliki keluarga yang tempatnya tidak di situ. tempat tersebut memang memberi sebuah ketenangan yang luar biasa untuk mereka dibalik seluruh keresahannya selama ini. bukan hanya menyediakan tempat untuk bersenang-senang bagi mereka dalam menjalankan sesuatu yang memang menjadi misi akan tetapi mereka di sana Ini juga banyak belajar tentang sebuah kerukunan yang ternyata Puncak dalam mencapainya itu harus disertai effort yang luar biasa. Di sana mere

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 5

    Endingnya selalu memuaskan. Mereka sama-sama puas dan merasakan apa yang memang menjadi tujuan. Namun, di sisi lain Harsa merasa dirinya terlalu keras terhadap sang istri dalam urusan dunia erotisnya. "Maaf ya kalau di sini Mas mainnya lumayan lebih keras," bisik Harsa. "Hemm, gapapa suamiku, Nyiur seneng kok. Cuman kalau jadi, Mas jangan marah," jawab Nyiur. "Jadi apanya?" tanya Harsa. "Ya jadi anaklah," jawab Nyiur terkekeh. Sebuah hal terjadi di dunia ini sudah banyak tipu dayanya. Harsa mencoba angkat bicara seperti apa yang dinasihatkan dalam Qosidah Burdah pasal dua. Salah satu baitnya mengatakan tentang tipu daya, di sana pakai kata lapar lebih sering dari kenyang. Ini artinya, godaan hawa nafsu itu lebih pintar menyusun godaan yang mana akibatnya tidak seberapa memberi keberuntungan. "Jadi kembalinya gini Sayang. Ya kalau nggak siap dengan akibat, ngapain berbuat?" "Kan bisa jadi karena ngga

DMCA.com Protection Status