"Parah deh, kenapa rajin-rajin amat, sih orang-orang itu? Oh, sambil mau nengok Chala Chali, tapi Mama tetap saja bicara yang begitu-begitu. Sayang, kita temani Nyiur yuk! Kita harus bisa melawan apa yang Mama ucapkan, apalagi saat di depan Nyiur,” kata Harsa. “Hah? Melawan?” Ayu bangkit dari bersandar. “Maksudnya tuh mencari tameng untuk melindungi Nyiur, kamu tahu kan? Gimana kondisi seorang ibu yang baru saja melahirkan. Saya nggak ingin Nyiur sampai kena mentalnya,” ungkap Harsa. “Siap! Ayo-ayo berangkat!” Ayu segera ganti kostum. Jika mengingat fitnah yang masih berantakan itu, Ayu memang kesal, siapa yang tidak marah dan emosi dengan keadaan yang dibegitukan. Hanya saja, Ayu mengingat betapa baiknya seorang Nyiur, betapa sabarnya seorang Nyiur menghadapi ini semua yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun. Seburuk apapun manusia itu tetap pernah berbuat baik, seburuk-buruknya perilaku manusia, ada hati yang sebenarnya tidak tega untuk melakukannya, tetapi rasa sakit hati
Terakhir Diperbarui : 2024-06-09 Baca selengkapnya