Amira beranjak dari tempat tidur. Dia mencium Keano yang sedang tidur. Wanita itu membawa tas dan ponsel. Keluar dari kamar dan menuruni tangga.“Anda mau kemana, Nona?” tanya bibi yang baru saja pergi ke dapur membawakan buah-buahan, salad dan jus untuk Amira.“Aku akan pergi sebentar,” jawab Amira yanga akan mengambil kunci mobil dari lemari kaca.“Di mana kunci lemari ini?” tanya Amira pada bibi.“Maaf, Non. Non Amira tidak bisa pergi tanpa Pak Wijaya,” jawab bibi.“Apa?” Amira terkejut. Dia ingat dengan ucapan Wijaya ketika pergi sendirian dan bersama dengan Kristian.“Aku akan pergi dengan taksi,” ucap Amira kesal. Dia berjalan menuju pintu utama dan melihat halaman yang luas.“Kenapa rumah ini memiliki jarak yang jauh antara pintu pagar dan pintu utama?” Amira akan kelelahan ketika harus berjalan keluar dari rumah.“Maaf, Non Amira. Non benar-benar tidak boleh keluar rumah. Pintu tidak akan dibuka,” jelas bibi mengikuti Amira hingga ke pintu depan. “Hah! Wijaya benar-benar mengu
Read more