Share

Bab 105 Isi Ulang Wijaya

Author: Fit Tree Fitri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ponsel Amira tidak bisa melakukan panggilan. Wanita itu benar-benar bingung. Dia memeriksa pulsa dan jaringan. Tidak ada gangguan sama sekali.

“Apa yang terjadi?” Amira bingung.

“Aku tidak bisa menghubungi siapa pun.” Amira mencoba menghubungi Wijaya.

“Halo, Sayang.” Panggilan Amira diterima oleh Wijaya.

“Hah! Kenapa bisa tersambung?” tanya Amira heran.

“Ada apa? Apa kamu sudah rindu padaku?” Wijaya duduk di sofa. Pria itu bisa menebak apa yang terjadi karena itu adalah ulahnya.

“Tidak apa. Tadinya, aku tidak bisa menelpon,” ucap Amira.

“Siapa yang kamu hubungi?” tanya Wijaya.

“Emm.” Amira ragu untuk menjawab. Dia khawatir Wijaya akan cemburu buta dan kembali menggila. Pria itu sangat mengerikan saat marah.

“Tidak ada. Apa aku boleh menyusul ke kantor?” tanya Amira.

“Apak amu sudah baikan?” Wijaya balik bertanya.

“Ya. Aku akan membantu kamu. Pasti sangat sibuk,” ucap Amira.

“Minta sopir untuk mengantar kamu,” tegas Wijaya.

“Baiklah. Aku akan segera pergi.” Amira bersemangat. Dia ti
Fit Tree Fitri

Terima kasih atas hadiah dan dukungannya. Semoga suka.

| 72
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Retno Anggiri Milagros Excellent
semoga langgeng ya Amira dan Wijaya.. ......
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...️
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Aamiin ... Terima kasih ...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 106 Hati yang Rapuh

    Andika berusaha menghubungi Amira, tetapi gagal. Pria itu berada di dalam mobil. Dia menunggu mantan istri keluar dari perusahaan Wijaya Kusuma.“Apa kamu memblokirku, Amira? Kenapa tidak bisa dihubungi lagi?” Andika menatap layar ponsel. Dia juga melihat ke pintu keluar kantor Wijaya.“Ini sudah sore. Apa dia belum pulang?” Andika keluar dari mobil dan melihat Amira berjalan bersama dengan Wijaya.“Itu Amira dan Wijaya.” Andika ingin mendekati Amira, tetapi ragu. Pria itu tidak berani berhadapan langsung dengan Wijaya. Masa depan perusahaanya menjadi jaminan ketika membuat pengusaha kaya itu marah.“Hah! Perlakuan Wijaya pada Amira sangat istimewa. Mereka tidak seperti atasan dan bawahan.” Andika memperhatikan Amira dari dalam mobilnya. “Aku akan mengikuti mereka.” Andika menyalakan mesin mobil dan mengikuti Wijaya dari belakang.“Perumahan elit. Apa Amira pindah ke sini? Atau mereka tinggal bersama?” Mobil Andika tidak bisa memasuki kawasan pribadi milik Wijaya Kusuma. Dia hanya bis

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 107 Minuman Berhasrat

    Wijaya mengendarai mobil dengan tenang. Amira pun hanya diam saja. Wanita itu tidak tahu bahwa mereka akan bertemu dengan orang yang sangat dia kenal. “Café,” ucap Amira memperhatikan sekeliling ketika mobil Wijaya sudah berhenti di tempat parkir. “Ya. Ini tempat yang paling nyaman untuk bertemu.” Wijaya keluar dari mobil.“Kenapa wajahnya masam?” Amira membuka sabuk pengaman dan membuka pintu. Dia heran dengan perubahan sikap Wijaya yang tiba-tiba.“Ap akita akan bertemu dengan rekan bisnis?” tanya Amira. “Apa ada dijadwalku?” Wijaya balik bertanya.“Tidak ada,” jawab Amira berdiri di samping Wijaya.“Masuklah dan cari meja nomor sepuluh.” Wijaya meminta Amira untuk masuk duluan. Pria itu akan mengamati dari belakang.“Baiklah.” Amira mengangguk. Dia tidak membantah dan menuruti Wijaya. Dia melangkah di depan suaminya berjalan masuk menuju meja nomor sepuluh.“Ada yang bisa saya bantu, Kak?” tanya pelayan.“Aku menjadi meja nomor sepuluh,” jawab Amira tersenyum cantik.“Mari saya

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 108 Malunya Amira

    Amira masih pada posisi yang sama. Wanita itu hanya diam dengan terus memeluk Wijaya dan menyembunyikan wajahnya. Perasaannya campur aduk. Ada marah, kesal dan juga malu ketika dia mengingat keganasannya bercinta. Sang suami bahkan memberikan kebebasan dan membiarkan istrinya memimpin permainan yang panas di dalam mobil.“Sampai kapan kamu mau begini? Apa akan ada ronde kedua?” tanya Wijaya tersenyum. “Diamlah!” Amira menggigit pundak Wijaya yang terbuka.“Aah!” Wijaya tidak marah sama sekali. Pria itu bahkan senang dengan rasa sakit yang diberikan oleh Amira.“Tidak apa. Kita melakukan dengan suka rela. Aku suka,” bisik Wijaya.“Apa kita akan tidur di sini hingga pagi?” tanya Wijaya.“Kita belum makan malam,” ucap pria itu lagi.“Mm.” Amira meraba-raba kursi untuk mencari gaunnya yang sudah dilempar. Wanita itu tidak mengenakan apa pun. Dia melepas semua kain yang melekat di tubuhnya begitu juga dengan Wijaya.“Ini.” Wijaya memberikan gaun pada Amira. Wanita itu segera mengenakannnya

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 109 Budak Cinta

    Andika berjalan mendekati Cantika yang tersenyum padanya. Wanita itu langsung menggendong tangan sang kekasih dengan mesra. Menempelkan diri dengan manja.“Apa yang kamu lakukan di luar?” tanya Andika tersenyum pada Cantika.“Aku menunggu kamu.” Cantika mencium pipi Andika.“Kenapa lama?” Cantika benar-benar sangat berani. Dia menggeserkan bagian dadanya pada lengan kekar Andika.“Oh! Aku membeli kue kesukaan kamu.” Andika melepaskan tangan Cantika dan kembali pada mobilnya.“Oh terima kasih, Sayang. Kita benar-benar sehati. Aku memberikan kue kesukaan kamu juga.” Cantika tersenyum lebar. Dia benar-benar bahagia karena Andika sangat perhatian padanya.“Aku mencintai kamu.” Cantika mengecup bibir Andika.“Aku juga cinta kamu,” balas Andika melingkarkan tangan di pinggang Cantika. Tidak aka nada pria yang akan menolak wanita yang menyerahkan diri dengan mudahnya kepada pelukan mereka. Apalagi pasangan kekasih.“Ayo masuk, Sayang.” Andika menggandeng tangan Cantika masuk ke dalam rumah.“

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 110 Penyelidikan

    Amira hanya diam saja. Dia keluar kamar mandi dan berganti pakaian dengan cepat. Wanita itu langsung pergi ke ruang makan tanpa peduli pada Wijaya.“Ada apa lagi?” tanya Wijaya melihat Amira yang bergerak cepat tanpa melihat apalagi menyapanya. Pria yang dari tadi menunggu sang istri benar-benar dianggap tidak ada di ruangan itu. “Wanita benar-benar sulit ditebak. Sikap dan sifat mereka bisa berubah dengan mudahnya.” Wijaya beranjak dari sofa. Dia keluar dari kamar dan melihat Amira yang sudah pergi ke ruang makan tanpa mengajaknya. “Amira. Amira. Aku benar-benar tidak bisa mengerti kamu.” Wijaya menyusul Amira ke ruang makan. Dia duduk di kursi dan memperhatikan sang istri yang hanya mengisi piringnya saja. “Apalagi salahku?” tanya Wijaya menatap pada Amira.“Tidak ada.” Amira terus menunduk. Dia mengambil piring Wijaya dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauk. Wanita itu meletakkan dengan pelan di depan suaminya tanpa suara.“Apa….” Kalimat Wijaya terhenti karena langsung dipoto

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 111 Titik Terang

    Cantika duduk di sofa kamar Andika. Wanita itu hanya mengenakan baju handuk karena tidak ada pakaian ganti. Dia memperhatikan tubuh atletis kekasihnya.“Tampan dan seksi.” Cantika tersenyum.“Apa kamu tidak keluar untuk makan malam?” tanya Andika yang sudah rapi dan harum. Pria itu tersenyum karena kembali merasakan nikmatnya bercinta dengan seorang wanita.“Bagaimana aku keluar? Hanya ada gaun, tetapi pakaian dalamku sudah basah,” jawab Cantika tersenyum.“Apa mau kenakan punya Amira?” tanya Andika mengejutkan Cantika.“Apa?” Cantika yang duduk di sofa segera berdiri.“Pakaian dalam yang masih baru dan belum pernah dikenakan,” jelas Andika agar Cantika tidak marah dan berpikir dia masih menyimpan barang-barang pribadi mantan istrinya.“Lihatlah!” Andika membuka lemari dan memperlihatkan isi yang penuh.“Kenapa belum dikenakan?” tanya Cantika melihat isi lemari.“Ini dibeli untuk selesai melahirkan,” jawab Andika.“Jadi, belum sempat dipakai,” lanjut Andika.“Apa pas untukku?” Cantika

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 112 Mencari Kebenaran

    Andika sibuk menghubungi orang-orang yang ada di rumah sakit yang menangani Amira dan putranya. Pria itu pun harus mengeluarkan uang untuk mendapatakn informasi yang diinginkan. Dia juga mencari dokter Wulan.“Hari itu aku terus menemani Amira sehingga belum melihat putra kami.” Andika duduk di sofa ruang kerja. Dia ingat benar ketika mamanya mengatakan jika terjadi sesuatu pada anak mereka, maka keduanya harus bercerai. Jika tidak, maka pria itu harus melepaskan perusahaan keluarga yang diwariskan padanya.“Tiba-tiba dapat kabar Devano meninggal. Aku terlalu terkejut sehingga tidak menyadari kejanggalan yang ada.” Andika menggenggam kuat ponsel di tangannya. Pria itu benar-benar telah terlambat untuk menyesali kesalahan yang telah dilakukannya.“Aku tidak pernah mau menceraikan kamu, Amira. Tetapi kita tidak akan mampu memulai semuanya dari nol tanpa ada pegangan uang yang cukup.” Andika melihat foto Amira di layar ponselnya.“Kenapa dokter Wulan tidak bekerja lagi di rumah sakit ini?

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 113 Penolakan

    Amira terus diam. Dia bekerja tanpa peduli pada Wijaya. Wanita itu menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan. “Ah.” Amira baru sadar bahwa dirinya telah melupakan sesuatu yaitu Kristian yang tidak terlihat dan terdengar lagi. Dia mengangkat wajah mau melihat pada Wijaya.“Ahhhh!” Amira berteriak karena terkejut dengan keberadaan Wijaya yang sudah di sampingnya. Pria itu memutar kursi istrinya menghadap dirinya.“Ya Tuhan. Sejak kapan Anda di sini?” tanya Amira memegang dadanya.“Dari tadi. Kamu terlalu fokus bekerja atau melamun?” Wijaya menatap Amira.“Tidak ada suara sama sekali.” Amira mau memutar kursi, tetapi tidak bisa karena ditahan oleh kaki Wijaya.“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Wijaya.“Tidak ada,” jawab Amira berbohong.“Tidak usah berbohong,” tegas Wijaya.“Tidak ada. Aku benar-benar sedang bekerja,” balas Amira.“Ya. Pekerja keras hingga tidak sadar hari sudah gelap. Apa kamu tidak mau pulang.” Wijaya mendekatkan wajahnya pada Amira hingga hidung mereka berdua menempel.“

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 229 Terluka

    Dokter Ibra dan tim sudah tiba di rumah. Mereka mengejutkan Amira yang masih terkurung di ruang tengah. Wanita itu segera beranjak dari sofa.“Siapa?” tanya Amira.“Dokter Ibra.” Mahira bingung dengan kedatangan dokter Ibra di malam hari.“Ada apa ini?” Mahira melihat pelayan wanita yang membukakan pintu.“Di mana Wijaya?” tanya dokter Ibra.“Apa? Apa maksud kamu menanyakan Wijaya?” Amira memegang tangan dokter Ibra. Wanita itu heran karena teman Wijaya memawa tim dokter dengan perlengkapan medis. “Wijaya….” Dokter Ibra menatap mata Amira yang sudah bengkak dan wajahnya sembab. Itu menjelaskan bahwa istri dari Wijaya Kusuma sudah nangis sepanjang malam.“Ayo masuk dan duduk.” Dokter Ibra menarik tangan Amira duduk di sofa. Dia harus menenankan wanita yang bergitu trauma dengan kehilangan.“Siapa yang sakit? Apa Devano terluka?” tanya Amira yang terus menangis dan terisak.“Aku tidak tahu, Amira. Wijaya tidak bisa dihubungi. Kami hanya mendapatkan kiriman symbol bahaya,” jelas dokter I

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 228 Penyerangan

    Andika tidak membangunkan Cantika. Dia segera mematikan tv dan beganti pakaian. Pria itu keluar dari rumah dengan mengendarai mobilnya. Cuaca yang buruk membuat semua penerbangan ditunda. Mereka hanya bisa bepergian menggunakan jalur darat dengan waktu tempuh yang lebih lama.Wijaya yang terus mengawasi penerbangan Devano dengan cepat mengetahu kabar kecelakaan. Ada dua orang anak buahnya yang ikut dalam pesawat. Pria itu dengan cepat pergi ke lokasi dengan mobil terbaiknya bersama Jack dan orang-orang kepercayaan. Dia jauh lebih khawatir akan keselamatan putra Amira karena telah berjanji akan membawa pulang bayi tampan itu kepada sang ibu.“Kamu harus selamat, Devano. Aku tidak mau melihat Amira menangis dan terpuruk lagi.” Wijaya tidak tenang berada di dalam mobil. “Pak, sebaiknya Anda menghubungi Nyonya,” ucap Jack. “Benar.” Wijaya mencari ponsel yang berada di dalam tas. Pria itu melihat ada banyak panggilan tidak terjawab dari Amira.“Ah sial. Ponselku diam. Amira pasti sudah m

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 227 Kecelakaan Pesawat

    Anto dan rombongan tiba di bandara. Mereka terbang dengan pesawat malam agar pergerakan tidak terlalu terlihat.“Hm.” Sulas memperhatikan Devano yang terus terlelap. Bayi itu benar-benar tenang ketika melakukan perjalanan. Dia sudah terbiasa dan merasa nyaman dalam pelukan pengasuhnya.“Kenapa?” tanya Anto yang selalu berada di sisi Sulas.“Aku sudah sayang dan jatuh cinta pada Devano,” jawab Sulas dengan wajah sedihnya. Wanita itu benar-benar tidak rela memberikan Devano kepada Cantika. Dia takut bayi tampan dan sehat akan mendapatkan siksaan dari perempuan yang tega memisahkan seorang anak dari ibunya.“Aku akan meminta Ibu Cantika menjadikan kamu pengasuh Devano. Bagaimana? Apa kamu mau?” Anto mencium dahi Sulas.“Mau,” ucap Sulas cepat dengan senyuman lebar.“Aku akan mengusahakannya.” Anto merangkul Sulas.Pesawat terus berada di udara. Para penumpang terlelap. Cuaca cukup burung di langit. Hujan lebat dan petir kilat menjambar dengan kuat.“Ada apa ini?” Para penumpang yang sedan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 226 Perjalanan Devano

    Anto dan anak buahnya bergerak di malam hari. Mereka meninggalkan pulau dengan kapal. Bayi tampan dengan kulit putih bersih berada dalam gendongan Sulas. Putra dari Andika dan Amira tertidur lelap. Lelaki kecil itu mampu bersaing dengan Keano. Lahir dari bobot dan bibit terbaik kedua orang tuanya.Wijaya dan Amira tidur dalam senyuman. Mereka tidak tahu bahwa putra yang dijaga dan dilindingi dari kejauhan akan datang sendiri ke kota dan tidak sulit untuk digapai. Berbeda ketika berada di pulau terpencil. Ada bgitu banyak penjaga dan lokasi yang sulit dijangkau.Jack yang selalu memantau pulau menggantikan pekerjaan Leon mendapatkan laporan dari anak buah mereka. Pria itu tidak bisa memberikan perintah menyerang dan merebut Devano karena Wijaya yang tidak bisa dihubungi. Dia hanya bisa terus mengikuti dan mengawasi pergerakan Anto beserta rombongannya. “Ada apa?” tanya Leon.“Devano dibawa keluar pulau. Apa kita rebut sekarang?” Jack melihat pada Leon.“Bukankah ini memang rencana Pak

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 225 Meminta Devano

    Cantika terlihat melamun. Wanita itu benar-benar telah banyak berkorban untuk Andika dan sang suami menjadikan dirinya pemuas nafsu sebagai pengganti Amira. “Apa aku harus membunuh Devano?” tanya Cantika pada dirinya yang duduk di depan cermin meja rias.“Tetapi, jika aku tidak bisa hamil artinya kami tidak akan pernah punya anak sedangkan Devano adalah putra kandung Andikan. Darah daging suamiku.” Cantika benar-benar gelisah.“Aku akan membawa Devano pulang. Mengatakan kepada Andika bahwa itu anak saudara jauh yang ditinggal orang tuanya. Aku akan meminat izin untuk mengadopsinya dengan alasan sebagai pemancing agar bisa hamil dan kasian.” Cantika tersenyum dengan rencananya. Dia mengambil ponsel dan menghubungi penjaga Devano.“Halo, bawa Devano pulang. Aku menginginkan dia. Pulau itu ambil saja untuk kalian,” ucap Cantika.“Baik, Bos.” Pria di seberang panggilan sangat senang. Mereka memiliki pulau pribadi dengan laut yang kaya. “Aku akan membesarkan anak Andika dan Amira. Itu tid

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 224 Tiba di Amerika

    Luna melakukan penerbangan ke Amerika bersama Robert dan Bella. Wanita itu akan memulai karier sebagai aktris dan melanjutkan status modelling. Mereka sudah berada di apartemen milik Perusahaan.“Hah! Akhirnya aku bisa tinggal di tempat yang mewah lagi.” Luna menghempas tubuhnya di kasur.“Apartemen ini benar-benar mewah,” ucap Bella memperhatikan sekeliling. Kamar itu sangat luas dan lengkap. Ada dapur, ruang tamu dan bahkan balkon untuk bersantai. Kolam renang di atas Gedung.“Iya. Amerika memang gila dalam dunia entertaimen. Apalagi perfilm.” Luna beranjak dari kasur dan berjalan ke balkon.“Pemandangan yang indah. Aku suka tempat ini. Mahal.” Luna membentangkan tangan menghidup udara pagi.“Belum kontrak kerja, tetapi kita sudah dapat kemewahan.” Bella mendekati Luna yang berada di balkon.“Wijaya pasti punya saingan di Amerika ini. Aku ingin membuat pria itu menderita dengan kehilangan Amira. Aku akan balas dendam.” Luna mengepalkan tangannya.“Dia mencintai Amira dan membuang dir

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 223 Menikmati Hujan

    Amira berada di halaman belakang. Wanita itu bermain bersama bayi tampan dan cerdasnya. Wanita itu benar-benar telah mengiklaskan Devano dengan adanya Keano.“Non, hari sudah mulai gelap. Sebaiknya Anda dan Keano masuk ke dalam rumah,” ucap bibi.“Bibi bawa Keano ke kamar.” Amira memberikan Keano kepada bibi.“Anda mau kemana?” tanya bibi.“Aku mau menunggu hujan turun.” Amira tersenyum.“Non, nanti Bapak marah,” ucap bibi khawatir.“Tidak akan. Aku suka hujan. Sudah lama tidak bermain air hujan. Bibi masuklah. Aku akan selesai sebelum Pak Wijaya pulang. Hari ini dia lembur.” Amira mendorong tubuh bibi masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan duduk di tengah halaman.“Semoga hanya hujan dan tidak ada kilat, Guntur serta petir.” Amira mendongak dan tetesan pertama jatuh tepat di wajahnya.“Aah!” Amira tersenyum. Dia benar-benar menyukai hujan. Aroma dan suara air yang jatuh ke bumi memberikan ketenangan untuknya.“Ahhhhh!” Amira berdiri dan berputar di atas rumput yang basah. Dia men

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 222 Cinta yang Candu

    Wijaya benar-benar serius untuk menjemput Devano. Dia tidak ingin Cantika lebih dulu mengambil bayi dari Amira. Pria it uterus memantau laporan dari anak buahnya yang menjaga di pesisir pantai dekat dari pulau tempat tinggal Devano.“Kita akan berperang jika tidak bisa mengambil Devano baik-baik,” ucap Wijaya. Pria itu berada di rumah sakit.“Apa tidak ada kesempatan?” tanya Leon.“Aku tidak ingin menambahkan korban lagi. Kita akan mengganti para penjaga mereka pelan-pelan. Ambil Devano di mana Cantika akan bergerak,” tegas Wijaya yang duduk di sofa bersama dengan Jack.“Maafkan aku, Bos,” ucap Leon.“Kamu minta maaf untuk apa?” tanya Wijaya menoleh pada Leon yang masih berbaring di tempat tidur.“Saya tidak bisa menyelesaikan tugas,” jawab Leon.“Tugas kamu sudah selesai,” tegas Wijaya.“Ini pertama kalinya orang kepercayaanku terluka. Padahal hanya pergi mencari anak Amira. Berperang melawan musuh dunia bisnis tidak membuatku mengorbankan banyak orang.” Wijaya menatap layar computer

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 221 Ancaman Andika

    Cantika menunggu Andika di dalam kamar. Suaminya benar-benar sering lembur.“Sayang.” Cantika menyambut kedatangan Andika. Wanita itu mengambil jas dan tas dari tangan suaminya. “Kamu mandi dulu,” ucap Cantika tersenyum pada Andika.“Ya.” Andika masuk kamar mandi. Membersihkan diri yang lelah dan gerah. Pria itu keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang.“Sayang.” Cantika memeluk Andika. Dia menggantungkan kedua tangan di leher suaminya.“Ada apa?” tanya Andika mencium bibir Cantika.“Kemarilah! Ada yang mau aku bicarakan.” Cantika menarik Andika ke tempat tidur.“Kamu mau berbicara atau bercinta?” Andika berada di atas kasur dan Cantika duduk di perut ratanya. Jari-jari wanita itu merada dada bidang suaminya.“Sayang, aku belum juga hamil. Apa kita perlu program dengan dokter?” tanya Cantika.“Apa?” Andika terkejut. “Siapa yang tidak sehat?” tanya Andika menatap Cantika.“Aku sudah periksa dan sehat,” jawab Cantika.“Apa itu artinya aku yang tidak sehat?

DMCA.com Protection Status