Amira ingin melepaskan diri dari Giorgio, tetapi ditahan oleh pria itu. Dia tidak mengizinkan sekretaris Wijaya pergi menjauh darinya.“Kamu mau kemana? Apa mau makan atau minum?” tanya Giorgio menahan tangan Amira. “Aku….” Amira benar-benar kebingungan. Dia selalu mendapatkan lirikan tajam dari Wijaya. Wanita itu sangat gelisah dan ragu untuk bergerak. “Amira.” Andika menatap Amira dari kejauhan. Dia tidak menyangka istrinya menjadi pusat perhatian dan rebutan semua orang seperti di masa muda. Wanita itu bahkan semakin mempesona dan menawan melebihi ketika masih lajang.“Aku sangat menyesal melepaskan kamu, Amira.” Andika berbicara di dalam hatinya.“Sayang, apa yang kamu lihat?” tanya Cantika.“Tidak ada.” Andika mengalihkan pandangan dari Amira.Semua orang dengan pasangan masing-masing. Mereka mulai memasuki lantai dansa. Kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan acara pesta. “Wijaya Sayang, ayo kita berdansa,” ajak Luna. Dia benar-benar tidak memberikan kesempatan kepada Wijaya
Read more