Share

Bab 85 Lantai Dansa

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Amira ingin melepaskan diri dari Giorgio, tetapi ditahan oleh pria itu. Dia tidak mengizinkan sekretaris Wijaya pergi menjauh darinya.

“Kamu mau kemana? Apa mau makan atau minum?” tanya Giorgio menahan tangan Amira.

“Aku….” Amira benar-benar kebingungan. Dia selalu mendapatkan lirikan tajam dari Wijaya. Wanita itu sangat gelisah dan ragu untuk bergerak.

“Amira.” Andika menatap Amira dari kejauhan. Dia tidak menyangka istrinya menjadi pusat perhatian dan rebutan semua orang seperti di masa muda. Wanita itu bahkan semakin mempesona dan menawan melebihi ketika masih lajang.

“Aku sangat menyesal melepaskan kamu, Amira.” Andika berbicara di dalam hatinya.

“Sayang, apa yang kamu lihat?” tanya Cantika.

“Tidak ada.” Andika mengalihkan pandangan dari Amira.

Semua orang dengan pasangan masing-masing. Mereka mulai memasuki lantai dansa. Kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan acara pesta.

“Wijaya Sayang, ayo kita berdansa,” ajak Luna. Dia benar-benar tidak memberikan kesempatan kepada Wijaya
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semoga suka. Update lagi siang atau sore. Hehehe.

| 61
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Saulina Simbolon
pastinya Amira nanti dpt hukuman ya thor? penasaran nih..
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Siap. Bentar lagi up
goodnovel comment avatar
Kamu Saudaraku
ayo thor update dah tg tunggu dr siang hehehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 86 Kecemburuan Luna

    Amira dan Kristian terlihat bercanda dan tertawa bersama. Keduanya bernostalgia dengan tarian yang mereka tampilkan dengan penuh semangat.“Siapa kamu?” tanya Giorgio menarik kursi duduk di samping Kristian.“Halo, saya Kristian. Pembisnis kecil yang sedang belajar di perusahaan Wijaya.” Kristian mengulurkan tangan kepada Giorgio.“Giorgio. Apa kalian saling kenal?” tanya Giorgio melihat pada Amira dan Kristian.“Ya. Kami adik dan kakak tingkatan di kampus,” jawab Kristian.“Oh pantas saja. Kalian terlihat sangat kompak. Benar-benar membuat iri,” ucap Giorgio.“Kenapa kalian memilih kursi di sini?” tanya Wijaya yang juga menghampiri meja Amira dan Kristian.“Aku ke kamar mandi dulu.” Amira berdiri. Dia tidak nyaman sendirian seorang wanita diantara tiga pria.“Aku temani,” ucap Wijaya.“Apa?” Amira kebingungan dengan sikap Wijaya. Dia melihat kepada Giorgio dan Kristian. Wanita itu berharap dua pria di depannya tidak salah paham.“Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Kamar mandi di sebelah s

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 87 Kesedihan Amira

    Luna mencuci tangan dan menatap bayangannya di depan cermin. Dia cukup lama menenangkan diri untuk menahan amarah dan cemburu berlebihan pada Amira. Wanita itu keluar dari kamar mandi dan bertemu dengan Kristian.“Kristian.” Luna tersenyum pada Kristian.“Kenapa Anda memukul Amira?” tanya Kristian.“Apa?” Luna terkejut dengan pertanyaan Kristian.“Apa wanita rendahan itu mengadu kepada kamu?” Luna menatap tidak suka pada Kristian karena terlihat akan membela Amira.“Dia tidak mengadu, tetapi bekas tamparan yang Anda berikan terlihat jelas di pipinya yang putih,” jelas Kristian.“Itu bagus. Agar dia tidak menjadi penggoda suami orang.” Luna tersenyum. Wanita itu berlalu begitu saja. Dia benar-benar puas bisa menampar Amira. Rasa cemburunya tersalurkan. “Amira benar-benar sudah dalam bahaya.” Kristian melihat kepergian Luna.Giorgio mencari keberadaan Amira hingga menyusul kamar mandi. Pria itu sudah tidak sabar menunggu terlalu lama dan Wijaya pun sudah pergi.“Luna.” Giorgio bertemu d

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 88 Pria Tidak Peka

    Pagi hadir dengan mudah mengusir malam. Amira benar-benar malas untuk bangun. Tubuhnya terasa lelah. Mata bengkak dan wajah sembab. Dia yakin Keano sudah mendapatkan perawatan dari bibi.“Apa masih sakit?” Wijaya mencium pipi Amira.“Tidak.” Amira menghindari Wijaya. Dia memutar tubuh membelakangi pria itu.“Santailah. Tidak perlu bangun lebih awal. Keano tidak akan menggangu,” bisik Wijaya dengan tetap mencium pipi Amira berkali-kali.“Aku mau tidur lagi,” ucap Amira.“Ya.” Wijaya turun dari kasur. Pria itu melihat Amira yang menutupi diri dengan selimut. Dia masuk ke kamar mandi.“Hari ini rasanya aku tidak mau melakukan apa pun,” ucap Amira di dalam hati. “Perjalananku baru mulai.” Amira memejamkan matanya. Dia menghela napas dengan berat dan kasar. “Hah! Aku harus bagaimana menghadapi ibu Luna?” tanya Amira pada dirinya sendiri. Dia duduk di tepi kasur dengan wajah dan rambut yang berantakan, tetapi tidak mengurangi kecantikan wanita itu. “Kenapa melamun?” tanya Wijaya merapika

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 89 Kesal dan Marah

    Luna dan Bella serta Dira sudah berkemas. Mereka akan kembali ke kota. Tidak ada yang perlu ditunggu lagi di puncak. Semua orang sudah melanjutkan aktivitas di hari libur. “Apa sudah siap, Luna?” tanya Bella melihat Luna yang sudah menutupi wajah dengan masker. “Apa mobil Wijaya sudah meninggalkan villanya?” Luna balik bertanya. Wanita itu masih terlihat sedih karena terluka akibat pukulan Wijaya. Ada sakit di pipi dan hati. “Belum. Sepertinya, Wijaya belum akan pulang,” ucap Bella. “Padahal semua orang sudah meninggalkan tempat ini.” Luna tampak berpikir. “Apa dia meninggalkan Keano?” tanya Luna di dalam hati. “Aku akan membawa Keano pergi.” Luna yang duduk di sofa segera beranjak dan bersemangat. “Apa sudah mau pulang?” tanya Bella. “Ya. Aku mau kembali ke rumah. Mengambil harta karun yang paling berharga dalam hidup Wijaya.” Luna tersenyum bahagia. “Dia harus memecat Luna jika menginginkan Keano.” Luna tidak tahu bahwa Wijaya tidak pernah meninggalkan Keano berlama-lama kec

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 90 Menghindari Wijaya

    Mobil mewah Wijaya berhenti di depan pintu utama. Pria yang masih memangku laptop itu melihat Amira dan Keano yang terlelap dari tidur. Anak dan ibu itu benar-benar bisa tidur nyenyak selama perjalanan sehingga tidak sadar sudah tiba di rumah.“Hm.” Wijaya membuka pintu. Pria itu menggendong Amira. Keano bersama bibi. Dia membawa istri tercinta yang sedang marah langsung ke kamar tanpa mengganggu tidurnya. Merebahkan di atas kasur dengan hati-hati dan menyalakan pendingin ruangan. Mencium dahi dan pipi dengan lembut.Wijaya membuka jas dan kemeja. Masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena hari yang memang sudah sore. Pria itu hanya mengenakan baju handuk dan duduk di tepi kasur. Dia memperhatikan pipi Amira yang sudah tidak merah lagi.“Aku sudah membalas tamparan yang sama kepada Luna,” ucap Wijaya pelan. Dia benar-benar tidak ingin membangunkan Amira. Membiarkan sang sekretaris terus terlelap agar bangun dengan tenang dan tidak marah lagi.Amira membuka mata dan langsung me

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 91 Kencan Berdua

    Wijaya menyadari bahwa Luna mengikutinya dari belakang sehingga pria tidak ingin menyusul Amira. Dia tidak mau tempat tinggal mereka ketahuan sehingga kehidupan yang indah akan menjadi kacau.“Sial! Apa yang diinginkan Luna?” Wijaya menghentikan mobil. Dia membiarkan Amira menjauh.“Aku harap Amira pulang ke rumah.” Wijaya benar-benar bingung dan khawatir. Dia tidak ingin Amira pergi, tetapi tidak mau juga berurusan dengan Luna.“Harusnya aku memberikan Amira ponsel lain khusus untuk diriku dan dirinya saja,” ucap Wijaya memperhatikan mobil Luna yang juga berhenti di belakangnya.“Kenapa Wijaya tiba-tiba pergi dan berhenti?” Luna tampak berpikir. Dia mengingat mobil mewah yang melewati mereka.“Apa mobil tadi dikendarai oleh Amira?” Jantung Luna berdebar tidak karuan. Dia semakin luka dan kecewa. Mobil dengan edisi terbatas dan harga yang fantastis itu diberikan Wijaya kepada seorang sekretaris.“Tidak. Tidak mungkin. Itu bukan Amira.” Luna berusaha menenangkan diri. Hatinya benar-bena

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 92 Cemburu yang Menyakitkan

    Wijaya kesal melihat Luna yang masih bertahan di belakangnya. Pria itu segera menghubungi bibi untuk menanyakan tentang Amira.“Halo, Bi. Apa Amira sudah kembali?” tanya Wijaya.“Belum, Pak,” jawab bibi.“Beritahu aku jika Amira sudah tiba di rumah,” ucap Wijaya.“Baik, Pak.” Panggilan ditutup.Wijaya keluar dari mobil dan mendekati kendaraan Luna. Pria itu benar-benar marah karena diikuti sang istri pertama. Dia sangat tidak suka pada ibu kandung Keano yang telah mensia-siakan putranya.“Keluar!” Wijaya mengetuk kaca mobil Luna.“Jaya.” Luna membuka pintu mobil Luna dan menarik istrinya keluar dengan kasar.“Aah!” Luna terkejut dengan sikap kasar Wijaya. Wanita itu khawatir tertangkap kamera para wartawan.“Apa yang kamu inginkan, Luna? Apa tidak ada perkerjaan yang bisa dilakukan selain mengikutiku?” Wijaya menatap tajam pada Luna yang ketakutan.“Aku….” Luna sangat gugup. Dia teringat kembali pada tamparan keras yang diberikan Wijaya padanya.“Apa kamu tidak tertarik untuk menyelesa

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 93 Hukuman dalam Cinta

    Wijaya menatap Amira yang sudah basah kuyup. Kaos putih yang dikenakan memperlihatkan pakaian dalam Amira. Wanita itu memeluk lututnya. Tubuhnya menggigil karena kedinginan. Dimandikan sang suami di tengah malam.“Kenapa kamu menangis?” Wijaya mengangkat dagu Amira. Dia mengecup bibir yang pucat.“Apa aku menyakiti kamu?” bisik Wijaya di telinga Amira dan memberikan gigitan pelan.“Apa kamu tidak sadar telah melukaiku tanpa menyentu, Amira?” Wijaya memeluk erat tubuh Amira. Mereka duduk di lantai kamar mandi dengan air terus mengalir membasahi keduanya.“Kenapa diam, Amira? Apa hukuman ini masih kurang?” tanya Wijaya membuka kaos yang dikenakan Amira.“Hah!” Amira terkejut.“Aku tidak mau kamu masuk angin.” Wijaya mematikan keran air.“Buka celana kamu!” perintah Wijaya yang telah bertelanjang dada. Pria itu memegang handuk. “Tinggalkan aku sendiri,” tegas Amira dengan suara bergetar. Dia benar-benar kedinginan dengan tubuh yang basah. Ditambah lagi dengan pendingin ruangan yang aktif

Bab terbaru

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 226 Perjalanan Devano

    Anto dan anak buahnya bergerak di malam hari. Mereka meninggalkan pulau dengan kapal. Bayi tampan dengan kulit putih bersih berada dalam gendongan Sulas. Putra dari Andika dan Amira tertidur lelap. Lelaki kecil itu mampu bersaing dengan Keano. Lahir dari bobot dan bibit terbaik kedua orang tuanya.Wijaya dan Amira tidur dalam senyuman. Mereka tidak tahu bahwa putra yang dijaga dan dilindingi dari kejauhan akan datang sendiri ke kota dan tidak sulit untuk digapai. Berbeda ketika berada di pulau terpencil. Ada bgitu banyak penjaga dan lokasi yang sulit dijangkau.Jack yang selalu memantau pulau menggantikan pekerjaan Leon mendapatkan laporan dari anak buah mereka. Pria itu tidak bisa memberikan perintah menyerang dan merebut Devano karena Wijaya yang tidak bisa dihubungi. Dia hanya bisa terus mengikuti dan mengawasi pergerakan Anto beserta rombongannya. “Ada apa?” tanya Leon.“Devano dibawa keluar pulau. Apa kita rebut sekarang?” Jack melihat pada Leon.“Bukankah ini memang rencana Pak

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 225 Meminta Devano

    Cantika terlihat melamun. Wanita itu benar-benar telah banyak berkorban untuk Andika dan sang suami menjadikan dirinya pemuas nafsu sebagai pengganti Amira. “Apa aku harus membunuh Devano?” tanya Cantika pada dirinya yang duduk di depan cermin meja rias.“Tetapi, jika aku tidak bisa hamil artinya kami tidak akan pernah punya anak sedangkan Devano adalah putra kandung Andikan. Darah daging suamiku.” Cantika benar-benar gelisah.“Aku akan membawa Devano pulang. Mengatakan kepada Andika bahwa itu anak saudara jauh yang ditinggal orang tuanya. Aku akan meminat izin untuk mengadopsinya dengan alasan sebagai pemancing agar bisa hamil dan kasian.” Cantika tersenyum dengan rencananya. Dia mengambil ponsel dan menghubungi penjaga Devano.“Halo, bawa Devano pulang. Aku menginginkan dia. Pulau itu ambil saja untuk kalian,” ucap Cantika.“Baik, Bos.” Pria di seberang panggilan sangat senang. Mereka memiliki pulau pribadi dengan laut yang kaya. “Aku akan membesarkan anak Andika dan Amira. Itu tid

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 224 Tiba di Amerika

    Luna melakukan penerbangan ke Amerika bersama Robert dan Bella. Wanita itu akan memulai karier sebagai aktris dan melanjutkan status modelling. Mereka sudah berada di apartemen milik Perusahaan.“Hah! Akhirnya aku bisa tinggal di tempat yang mewah lagi.” Luna menghempas tubuhnya di kasur.“Apartemen ini benar-benar mewah,” ucap Bella memperhatikan sekeliling. Kamar itu sangat luas dan lengkap. Ada dapur, ruang tamu dan bahkan balkon untuk bersantai. Kolam renang di atas Gedung.“Iya. Amerika memang gila dalam dunia entertaimen. Apalagi perfilm.” Luna beranjak dari kasur dan berjalan ke balkon.“Pemandangan yang indah. Aku suka tempat ini. Mahal.” Luna membentangkan tangan menghidup udara pagi.“Belum kontrak kerja, tetapi kita sudah dapat kemewahan.” Bella mendekati Luna yang berada di balkon.“Wijaya pasti punya saingan di Amerika ini. Aku ingin membuat pria itu menderita dengan kehilangan Amira. Aku akan balas dendam.” Luna mengepalkan tangannya.“Dia mencintai Amira dan membuang dir

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 223 Menikmati Hujan

    Amira berada di halaman belakang. Wanita itu bermain bersama bayi tampan dan cerdasnya. Wanita itu benar-benar telah mengiklaskan Devano dengan adanya Keano.“Non, hari sudah mulai gelap. Sebaiknya Anda dan Keano masuk ke dalam rumah,” ucap bibi.“Bibi bawa Keano ke kamar.” Amira memberikan Keano kepada bibi.“Anda mau kemana?” tanya bibi.“Aku mau menunggu hujan turun.” Amira tersenyum.“Non, nanti Bapak marah,” ucap bibi khawatir.“Tidak akan. Aku suka hujan. Sudah lama tidak bermain air hujan. Bibi masuklah. Aku akan selesai sebelum Pak Wijaya pulang. Hari ini dia lembur.” Amira mendorong tubuh bibi masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan duduk di tengah halaman.“Semoga hanya hujan dan tidak ada kilat, Guntur serta petir.” Amira mendongak dan tetesan pertama jatuh tepat di wajahnya.“Aah!” Amira tersenyum. Dia benar-benar menyukai hujan. Aroma dan suara air yang jatuh ke bumi memberikan ketenangan untuknya.“Ahhhhh!” Amira berdiri dan berputar di atas rumput yang basah. Dia men

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 222 Cinta yang Candu

    Wijaya benar-benar serius untuk menjemput Devano. Dia tidak ingin Cantika lebih dulu mengambil bayi dari Amira. Pria it uterus memantau laporan dari anak buahnya yang menjaga di pesisir pantai dekat dari pulau tempat tinggal Devano.“Kita akan berperang jika tidak bisa mengambil Devano baik-baik,” ucap Wijaya. Pria itu berada di rumah sakit.“Apa tidak ada kesempatan?” tanya Leon.“Aku tidak ingin menambahkan korban lagi. Kita akan mengganti para penjaga mereka pelan-pelan. Ambil Devano di mana Cantika akan bergerak,” tegas Wijaya yang duduk di sofa bersama dengan Jack.“Maafkan aku, Bos,” ucap Leon.“Kamu minta maaf untuk apa?” tanya Wijaya menoleh pada Leon yang masih berbaring di tempat tidur.“Saya tidak bisa menyelesaikan tugas,” jawab Leon.“Tugas kamu sudah selesai,” tegas Wijaya.“Ini pertama kalinya orang kepercayaanku terluka. Padahal hanya pergi mencari anak Amira. Berperang melawan musuh dunia bisnis tidak membuatku mengorbankan banyak orang.” Wijaya menatap layar computer

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 221 Ancaman Andika

    Cantika menunggu Andika di dalam kamar. Suaminya benar-benar sering lembur.“Sayang.” Cantika menyambut kedatangan Andika. Wanita itu mengambil jas dan tas dari tangan suaminya. “Kamu mandi dulu,” ucap Cantika tersenyum pada Andika.“Ya.” Andika masuk kamar mandi. Membersihkan diri yang lelah dan gerah. Pria itu keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang.“Sayang.” Cantika memeluk Andika. Dia menggantungkan kedua tangan di leher suaminya.“Ada apa?” tanya Andika mencium bibir Cantika.“Kemarilah! Ada yang mau aku bicarakan.” Cantika menarik Andika ke tempat tidur.“Kamu mau berbicara atau bercinta?” Andika berada di atas kasur dan Cantika duduk di perut ratanya. Jari-jari wanita itu merada dada bidang suaminya.“Sayang, aku belum juga hamil. Apa kita perlu program dengan dokter?” tanya Cantika.“Apa?” Andika terkejut. “Siapa yang tidak sehat?” tanya Andika menatap Cantika.“Aku sudah periksa dan sehat,” jawab Cantika.“Apa itu artinya aku yang tidak sehat?

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 220 Rencana untuk Luna

    Bella pergi ke penginapan Luna dengan mengendarai mobil pribadinya. Dia harus menjemput sahabatnya pindah ke apartemen.“Lelah sekali. Wijaya benar-benar membuang Luna.” Bella harus mengendarai mobil cukup lama. Dua jam perjalanan baru bisa sampai di penginapan yang berada di ujung kota.Bella memarkirkan mobil di tempat parkir. Dia tiba hampir tengah malam. Wanita itu disambut oleh karyawati bagian resepsionis.“Selamat datang. Apa Anda mau menginap?” tanya karyawati.“Aku ada janji dengan tamu bernama Luna,” jawab Bella.“Mungkin Anda bisa menghubunginya agar bisa keluar dari kamar,” ucap karyawanti.“Baiklah.” Bella menghungi Luna dan tidak ada jawaban.“Apa aku bisa menunggu di sini?” tanya Bella yang gagal menghubungi Luna.“Tentu saja,” jawab karyawati.“Terima kasih.” Bella duduk di sofa. Dia terus berusaha menghubungi Luna yang tidak juga menjawab panggilannya.“Kemana Luna? Apa dia tidur? Padahal aku sudah memintanya untuk menunggu.” Bella sangat lelah dan mengantuk. Dia butuh

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 219 Panasnya Bercinta

    Amira membuka mata. Dia benar-benar tidak bisa lagi tidur tanpa Wijaya. Jari-jarinya meraba kasur yang kosong. Kehangatan dari pelukan suaminya sudah menjadi kebiasaan.“Sayang,” sapa Amira lembut. Dia melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat.“Kemana dia?” Amira duduk di tepi kasur. Dia kesulitan melihat karena pencahayaan yang sedikit di dalam kamar.“Sayang.” Amira beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju sakelar lampu dan menyalakannya. Wanita itu mengetuk kamar mandi dan tidak ada jawaban.“Apa dia pergi?” Amira melihat jam yang telah menujukkan pukul sepuluh malam.“Sepertinya aku tertidur di mobil. Aku lihat Keano dulu.” Amira tersenyum. Dia melihat pakaian yang telah diganti dengan piyama tidur. Wanita itu segera pergi ke kamar putranya.“Sudah tidur. Apa dia asi dari botol?” Amira mencium Keano yang terlelap. Wanita itu menuruni tangga dan memastikan bahwa Wijaya ada di ruang kerja. Dia baru saja akan mengetuk dan pintu sudah terbuka. “Sayang, ada apa?” tanya Wijaya yan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 218 Anak Kita

    Amira dan Wijaya masih berada di puncak bukit. Mereka berdua menikmati matahari terbenam. Sang istri duduk di pangkuan suami. Pelukan kuat dari belakang oleh Wijaya Kusuma. Kedua tangan pria itu mengunci pinggang Amira. “Sayang, apa kita menginap di sini saja?” tanya Wijaya mencium punggung leher Amira.“Tidak bisa. Aku kangen Keano. Dia belum asi,” jawab Amira.“Hmm. Keano nomor satu di hati kamu,” ucap Wijaya menggigit pundak Amira.“Aaah. Sakit.” Amira mencubit paha Wijaya.“Kamu membuat aku cemburu. Padahal hari ini aku mau memiliki kamu untuk diriku sendiri. Tidak memikirkan Keano yang berada di rumah.” Wijaya memutar tubuh Amira menghadap dirinya.“Apa sih. Kiano itu anak kita,” ucap Amira.“Ya. Keano adalah anak kita, Sayang.” Wijaya tersenyum. Dia menyentuh bibir Amira dengan jarinya.“Kamu tidak boleh begitu. Bersaing dengan Keano yang anak sendiri.” Amira merapikan diri agar tubuhnya benar-benar berhadapan dengan Wijaya.“Aku tahu, Sayang. Aku terlalu mencintai dan takut keh

DMCA.com Protection Status