Home / Romansa / Aku Juga Keturunan Jenderal / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Aku Juga Keturunan Jenderal: Chapter 491 - Chapter 500

690 Chapters

Bab 491

Intan terdiam sejenak. Lalu, dia memberi perintah, "Mutiara, antar tamu ke luar!"Nyonya Tina naik pitam. "Intan, aku belum selesai bicara. Kamu sudah buru-buru mau usir aku? Aku bibimu!"Saking marah, Nyonya Tina melempar cangkir teh ke lantai. Dadanya naik turun.Intan menatap cangkir teh yang hancur berkeping-keping di lantai. Cairan teh menggenang di dekat kakinya dan membasahi sandalnya."Andaikan!" Intan menoleh pada Nyonya Tina sembari berkata dengan suara tegas dan dingin, "Andaikan kamu bisa menunjukkan kemarahanmu di Kediaman Rinar, berani melempar cangkir di depan mereka, dan memaki Feri tidak berhati nurani, aku akan bergembira untuk Arnesa dan tetap menghormatimu sebagai bibi. Tapi bagaimana Arnesa dirundung, kamu tidak lihat malam itu? Kamu malah terus merelai. Arnesa bilang mau talak dan tanya apakah kamu akan mengizinkannya pulang ke rumah. Kalau kamu mengangguk, bukan terus menyuruh Arnesa untuk bertahan, itu akan memberi penghiburan yang besar pada Arnesa. Arnesa mung
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 492

Perihal Intan marah karena Nyonya Tina pun didengar oleh Nyonya Kartika.Nyonya Kartika memanggil Mutiara untuk menanyakan seluk-beluk masalah. Dia menjadi jengkel. "Siapa yang tidak marah kalau dengar kata-kata begitu? Sayangnya, Intan adalah junior. Kalau aku di sana, aku pasti akan menampar wanita itu!"Nyonya Kartika langsung memberi perintah, "Cepat, suruh dapur buatkan kue manis untuk Intan. Kue osmanthus, kue kurma, tidak, tidak. Beli kue paket delapan saja. Biar Intan senang, jangan marah lagi. Tidak sepadan kalau Intan sakit karena marah pada wanita sialan itu."Ketika Sulan hendak pergi membeli kue, Marsila berujar, "Aku saja, aku lebih cepat.""Ya, biar Marsila saja." Nyonya Kartika sangat cemas. Nyonya Kartika bukannya belum pernah melihat Intan marah, tetapi kali ini, Intan marah pada Nyonya Tina dan tidak dapat melampiaskan emosi. Seperti dirinya yang terkadang marah pada kakak, tetapi tidak berani mengamuk di depan kakak.Tidak, itu tidak sama. Kakak logis dan berpikir d
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 493

Intan menyodorkan sepotong kue kepada Nyonya Kartika dan tersenyum saat berkata, "Ibu, aku sudah tidak marah. Ibu makan juga."Nyonya Kartika mengernyit ketika melihat Intan mengambil kue itu dengan tangan. Menantunya terlalu kasar, bukan?Setelah ragu sejenak, Nyonya Kartika mengambil kue itu. Sudahlah, tidak perlu terlalu perhitungan.Badan pengawas sekali lagi menjadi sibuk. Mereka berbondong-bondong melaporkan Feri.Menurut badan pengawas, perbuatan Feri tidak berakhlak, memarahi seluruh pejabat di tempat umum, bahkan bermaksud untuk meremehkan kekuasaan kekaisaran. Jadi, Feri tidak berhak untuk menjadi juara akademi. Mereka memohon kepada Kaisar agar mencoret nama Feri dari Daftar Kejuaraan Akademi dan mencabut statusnya sebagai Putra Bangsawan Keluarga Rinar. Dengan kata lain, Keluarga Rinar harus mengganti putra bangsawan yang baru.Dalam rapat pagi, Kaisar mencabut status Feri sebagai Putra Bangsawan Keluarga Rinar, tetapi tidak mencabut statusnya sebagai juara akademi ke-3. Ka
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 494

Alfred bertanya, "Kakak Kaisar, siapa Tujuvan sebenarnya?"Saat mengambil alih informasi Tujuvan dari tangan Timothi Akbar, Alfred telah menyelidiki semua tentara yang pernah berperang di Manuel, termasuk tentara yang tertangkap. Tidak ada yang bernama Tujuvan.Kaisar Roni menggelengkan kepala. "Tidak tahu, mungkin tidak ada yang tahu. Awalnya, informasi dari Tujuvan diterima oleh ayah mertuamu. Mungkin ayah mertuamu tahu identitas Tujuvan, mungkin juga tidak.""Tujuvan bisa kabur dari kamp tawanan, berarti dia terampil dalam seni bela diri. Tujuvan bukan tentara biasa."Alfred mengernyit seraya merenung. Alfred tidak menyelidiki identitas Tujuvan ketika menerima informasi darinya kala itu. Tentu saja, Tujuvan tidak mungkin memberitahunya bahkan jika dia bertanya. Informasi mungkin dapat dicegat. Oleh karena itu, sangat berbahaya untuk mengungkapkan identitas melalui informasi intel.Alfred berkata, "Kakak Kaisar, Tujuvan sudah menyediakan banyak informasi dan memberi kontribusi besar.
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 495

Di Kediaman Aldiso.Intan membantu Alfred mengemas pakaian. Samar-samar ada kekhawatiran di matanya. "Bagaimana kalau aku temani saja? Aku bisa khawatir kalau kamu pergi sendirian.""Aku tidak pergi sendirian. Darius dan Tuan Axel juga ikut. Kamu tidak usah ikut, kamu masih harus persiapkan pernikahan Nina. Selain itu, Erik juga sudah mau masuk ke sekolah.""Bagaimana keterampilan seni bela diri Tuan Axel?" Intan tidak terlalu mengenal Axel. Meski sudah berinteraksi sekian lama dan tahu Axel adalah orang yang sangat penting di Kediaman Aldiso, Axel tidak terlalu mencolok."Biasa saja, tapi otaknya sangat cerdik."Intan tetap khawatir. Mereka akan menyelinap ke kota perbatasan Negara Lonis. "Bagaimana kalau aku suruh Marsila ikut?"Alfred memeluk Intan dan mengecup kening Intan. Tampang Intan yang khawatir sungguh membuatnya girang. "Tidak perlu. Aku minta Guru ikut denganku.""Paman Guru ikut? Baiklah." Paman Guru sangat terampil dalam seni bela diri dan sangat misterius. Terkadang, ke
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 496

Malam itu, Alfred bergegas keluar kota bersama Darius dan Axel. Pada saat yang bersamaan, Alfred mengirim merpati pembawa surat ke Taliani untuk meminta bantuan pada gurunya.Setelah Alfred berangkat, Marsila mengajak Intan untuk tidur di kamar sebelah. Alasannya adalah takut Intan tiba-tiba merasa kesepian karena sudah terbiasa tidur berdua.Intan mengetuk kepala Marsila. "Aku sama sekali tidak kesepian. Kamu yang merasa bosan, 'kan? Bagaimana kalau kamu cari Ranto saja?""Aku tidak mau cari Ranto. Ranto sudah hebat sekarang, jadi pelatih tentara kediaman. Gaya jalannya pun seperti ayam jantan." Marsila merebah di atas ranjang sambil menyangga dagu dengan kedua tangan. "Aku tidak merasa bosan atau kesepian, hanya mau mengobrol denganmu. Dalam dua hari lagi, kita bisa pergi menonton keramaian. Shayna diangkat menjadi selir Keluarga Bangsawan Winata."Intan menyilangkan kedua tangan di belakang kepala. "Ya, aku tahu tentang ini. Aku sedang pikirkan hal yang lain sekarang.""Apa yang kam
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 497

Marsila dan Intan mengobrol sepanjang malam. Setelah berpartisipasi dalam peperangan Manuel, pikiran Marsila menjadi lebih dewasa. Terutama ketika Marsila tinggal di ibu kota akhir-akhir ini, Marsila sudah mengetahui banyak masalah dari keluarga aristokrat. Marsila merasa masalah di dunia ini tidak sesederhana seperti yang dia lihat ketika dia tinggal di Gunung Pir.Kehidupan di Gunung Pir terlalu sederhana. Setiap hari hanya mencari masalah, bersenang-senang dengan anjing dan kucing, menggali tanah untuk mencari ular, serta mengejar sapi. Hal yang paling serius adalah dipukul oleh murid sekte lain.Di tengah obrolan, rasa kantuk menyerang. Marsila memiringkan badan dan menyilangkan satu kaki ke tubuh Intan, lalu menguap. "Aku lumayan iri kamu punya ibu mertua yang baik. Nyonya Kartika sebenarnya sangat membelamu.""Aku tahu.""Kalau tidak, aku juga menikah dengan Panglima saja. Biar Nyonya Kartika jadi ibu ...."Marsila yang belum selesai berbicara sudah ditendang dari ranjang. Marsil
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 498

Nyonya Besar Diana menatap Intan dari atas ke bawah. Sekarang Intan sudah beraura mulia dan berwibawa, benar-benar berbeda dengan dulu.Tatapan mata Nyonya Besar Diana menyiratkan kemarahan, penyesalan, kebencian, dan keengganan, sangat kompleks.Begitu pula Shayna. Akan tetapi, Shayna lebih merasa benci dan iri.Dia hampir saja bisa menjadi nyonya selir Raja Aldiso."Sial!" tukas Marsila dengan jengkel.Intan melirik mereka sekilas. Saat melihat Tuan Muda Toko Aurum yang tersenyum ceria di depannya, Intan berpikir dalam hati, mata pebisnis sungguh tajam. Tuan Muda Toko Aurum bahkan dapat mengenali dirinya yang begitu kacau di hari itu.Tidak mengherankan juga. Dulu, Intan pernah pergi ke Toko Aurum bersama ibunya, pernah melihat tuan muda ini.Intan tersenyum. "Tuan Muda tidak perlu sungkan. Kami ingin naik ke lantai tiga dan pilih aksesori. Apakah bisa?""Bisa, bisa." Tuan Muda Toko Aurum berseru dengan penuh semangat, "Nyonya Intan, Nona-Nona, mari ikut aku. Aku akan melayani kalian
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 499

Aksesori mutiara? Membelikan aksesori di lantai tiga?Dulu, Intan juga memberikan aksesori dan pakaian untuknya. Intan sangat murah hati. Intan juga berjanji akan menyiapkan harta bawaan yang banyak untuknya ketika dia menikah.Kini, Intan menyiapkan harta bawaan untuk orang lain.Hari ini, Shayna datang bersama Amanda untuk memilih harta bawaan. Akan tetapi, Amanda hanya memilih produk di lantai satu, bahkan tidak bisa naik ke lantai dua, apalagi produk mewah di lantai tiga.Mengapa kesenjangan antar manusia begitu besar?Tatapan para pelanggan yang menyiratkan rasa mengejek dan menghina membuat Shayna malu. Shayna langsung menggandeng lengan Amanda dan berkata, "Kakak Ipar, aku juga mau naik ke lantai tiga."Amanda menjadi jengkel. Awalnya, Amanda sudah agak enggan karena disuruh menyiapkan harta bawaan adik ipar menggunakan uangnya. Sebagai kakak ipar, dia bisa memberikan sebagian. Akan tetapi, sekarang Amanda diminta untuk membayar semuanya.Amanda juga tidak ingin pergi ke Toko Au
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 500

Karyawan tersenyum sembari menyahut, "Baik, mohon tunggu sebentar. Nona bisa duduk dulu, minum teh dan makan kue. Aku bungkus sekarang."Karyawan tidak menyebutkan harga karena pelanggan yang naik ke lantai tiga tidak akan menanyakan harga. Karyawan hanya perlu menyebutkan nominalnya setelah membungkus produk.Nyonya Besar Diana mengangkat alis ketika melihat aksesori kepala permata merah itu. Dia yang berwawasan luas tahu bahwa aksesori tersebut pasti sangat mahal. Batu permata merah memiliki kualitas yang berbeda. Ini tidak sebanding dengan permata merah kecil yang dibeli di masa lalu.Nyonya Besar Diana menatap Amanda dan berujar, "Karena Shayna mau, kamu belikan saja, bagaimana?"Amanda sangat marah. Bagaimana? Apakah dia punya pilihan? Karyawan sudah mengeluarkan kotak perhiasan yang indah untuk memuat aksesori.Kotak itu juga kelihatannya mahal. Terbuat dari kayu cendana dengan ukiran penyu dan bertatahkan sederet kepingan permata kecil. Sisi vertikal diukir dengan pola rumit. Ko
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
PREV
1
...
4849505152
...
69
DMCA.com Protection Status