Setelah pulang dari istana, Nyonya Kartika langsung melewati aula paviliun dengan angkuh, tidak menghiraukan beberapa gadis yang sedang mengobrol di dalam.Salah seorang gadis berseru, "Ibu sudah pulang?"Nyonya Kartika tidak menghiraukannya, terus berjalan ke depan dengan angkuh.Gadis yang satunya berlari keluar dan menggandeng lengan Nyonya Kartika. "Ibu, coba lihat apa yang aku dan Kakak Ipar belikan untukmu. Ayo!""Cih!" Nyonya Kartika melirik Nina dengan cuek. "Aku tidak sudi!"Ekspresi Nina menjadi murung. "Hah? Ibu tidak sudi? Lama sekali Kakak Ipar memilihnya.""Cih! Lama sekali memilihnya?" Nyonya Kartika melemparkan tatapan dingin pada Intan yang berdiri di depan pintu. Melihat Intan menatapnya sambil tersenyum, Nyonya Kartika mendongakkan dagu. "Lihat saja, tapi aku ini pemilih."Intan tersenyum seraya berujar, "Ibu, mari."Marsila bergegas menyuruh pelayan menyiapkan teh buah. Saat Nyonya Kartika memilih aksesori, Marsila menceritakan keonaran hari ini padanya.Nyonya Kart
Terakhir Diperbarui : 2024-10-01 Baca selengkapnya