Share

Bab 509

Penulis: Nanda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 18:00:00
Linda mengejeknya, "Kamu benar-benar konyol!"

"Kamu ...." Amanda memegang dada. "Lancang kamu! Kamu ini istri kedua .... Beraninya selir sepertimu mentertawakanku?"

"Cih, selir sepertiku mendapat maskawin yang besar dari Keluarga Wijaya." Linda tertawa. "Sejak menikah sampai sekarang, aku hidup dengan leluasa. Tidak ada orang yang berani merundungku. Aku juga tidak pernah menalangi uang sepeser pun."

Setelah itu, Linda pergi di tengah suara napas Amanda yang cepat karena marah.

Di Kediaman Jenderal, Linda adalah satu-satunya orang yang dapat bersikap cuek dan menonton keonaran mereka. Membelikan harta bawaan untuk Shayna? Jika Shayna berani meminta, dia berani menamparnya.

Hanya Amanda ... yang terlalu bodoh!

Usai mentertawakan Amanda, Linda kembali ke kamar dan mengecek mekanisme yang telah dia buat. Lalu, Linda melarang pelayan wanita untuk masuk ke kamar. Baru setelah itu, Linda berganti pakaian dan tidur.

Linda telah mendengar tentang Putra Mahkota Biromo yang baru. Linda akhirnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 510

    Di Kediaman Putri Agung!Putri Agung dengan tegas menanyai pria paruh baya yang sedang menundukkan kepala di depannya, "Sialan! Kenapa identitas Fiolina bisa diketahui oleh Intan? Apakah anak jalang itu sendiri yang memberi tahu anak buah Intan?"Pria itu bertubuh jangkung dan tampan, tetapi wajahnya sudah menua. Mendengar pertanyaan Putri Agung, dia buru-buru menggelengkan kepala. "Tidak mungkin. Fiolina tidak mungkin akan memberi tahu anak buah Intan. Selain itu, Fiolina mematuhi perintahmu selama ini dan tidak pernah membangkang.""Dia pasti tidak berani." Tatapan mata Putri Agung sangat agresif. "Ibunya masih dikurung di penjara bawah tanah Kediaman Putri Agung. Dia harus patuh kalau mau wanita itu dibebaskan.""Baik. Fiolina pasti akan patuh."Putri Agung menatap pria itu dengan ekspresi mata yang dingin. Sikap pria itu membuatnya marah. "Coba kamu tanyakan. Selain itu, pantau yang lain dan suruh mereka berhati-hati. Jangan sampai identitas mereka terungkap. Menurut dugaanku, Inta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 511

    Ekspresi Fiolina sangat dingin dengan tatapan mengejek. dia bahkan juga memiliki ekspresi seperti ini terhadap ayahnya.Dia berkata, "Aku masuk ke Keluarga Rinar untuk jadi selir dan bagaimana mungkin bisa menghubungi istri Raja Aldiso secara pribadi? Tuan Putri bisa kasih arak beracun padaku kalau tidak percaya denganku."Pangeran Rafael mengerutkan keningnya, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Untuk apa menghabiskan banyak uang untuk membesarkanmu kalau mau kasih arak beracun padamu? Jangan lupa misimu, ibu kandungmu masih ditahan olehnya."Tatapan mengejek di mata Fiolina semakin kuat dan dingin, "Kenapa Ayah tidak berani melawannya kalau benar-benar menyukai ibuku? Tapi membiarkan aku dianiaya oleh orang lain agar Ibu bisa berada di sisimu?"Terdapat ekspresi tidak senang di wajah Pangeran Rafael, "Kamu buat seluruh Kediaman Rinar tidak tenang dan Tuan Putri senang dengan hal ini, tapi dia sedikit tidak senang karena identitasnya terungkap. Adikmu sudah berangkat dan akan berte

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 512

    Feri dipanggil ke Kediaman Rinar, tapi sikap Feri masih sangat arogan dan mengatakan bahwa dia tidak bersalah. Kaisar menegur Feri dan mengatakan bahwa menarik kembali posisi pewaris adalah tindakan yang tidak bijaksana.Anak muda sangat mudah sombong karena merasa dirinya memiliki bakat yang hebat, tidak memiliki pandangan yang sama dengan orang lain dan bahkan meremehkan banyak orang, termasuk orang tua dan keluarganya sendiri.Adipati Harlo sangat marah sampai menampar wajah Feri saat melihat sikap keras kepalanya dan berkata dengan marah, "Cepat minta maaf pada Putri Arnesa. Kamu keluar saja dari sini kalau berani menyatakan ketidakpuasanmu hari ini, jangan pernah berpikir untuk kembali ke Kediaman Rinar di masa depan dan aku juga akan mengambil alih Gang Teratai."Feri pada awalnya merasa sedikit khawatir saat kembali, karena Feri sudah bukan seorang pewaris dan setelah berkata dengan keras kepala, Feri akan melunakkan hatinya dan membawa Randa kembali jika keluarganya memperlakuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 513

    Arnesa berkata, "Tolong bantu aku berdiri dan biarkan dia masuk, aku mau lihat apa yang mau dia lakukan.""Putri, dia dibiarkan masuk lagi?" Jeni merasa sangat kesal dan khawatir saat teringat dengan kejadian saat Feri mendorong Arnesa ke meja.Arnesa berkata, "Tidak perlu takut, panggil Kak Cadas dan Kak Aba untuk mengawasi dari samping, dia tidak akan berani menyentuhku."Arnesa sudah tidak memiliki perasaan apa pun terhadap orang ini, tapi terdapat beberapa masalah yang perlu dikatakan secara langsung dengan jelas.Jeni tidak memiliki pilihan lain selain membantu Arnesa untuk duduk dan memasukkan bantal lembut ke punggung Arnesa, "Tidak peduli bagaimanapun juga kamu tidak boleh turun dari tempat tidur, tabib bilang kamu tidak boleh turun dari tempat tidur dan sembarangan bergerak.""Aku tahu!" Wajah Arnesa terlihat sangat pucat dan tidak memiliki emosi apa pun.Arnesa terus berbaring di atas tempat tidur dengan lemah setiap harinya sejak ibunya tidak memperbolehkan Arnesa untuk tala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 514

    Feri menjadi marah karena merasa malu, "Kenapa kamu mau menikah denganku kalau aku begitu buruk? Kamulah yang paling bersemangat dalam pernikahan kita, sedangkan aku dipaksa oleh istana ....""Tutup mulutmu," ujar Arnesa dengan rongga mata yang sangat merah dan bibirnya bergetar lagi. Dia merasa sangat malu dan sedih saat membicarakan masalah pernikahan, "Awalnya aku memang menyukaimu, tapi kamu juga bilang kalau kamu menyukaiku dan itulah penyebab kita membentuk hubungan buruk seperti ini. Bagaimana mungkin kamu berani menindasku kalau Kediaman Raja Linuta punya kekuatan?"Air mata Arnesa terus mengalir, Arnesa pada dasarnya lemah meskipun telah berusaha dengan keras untuk menahan dirinya. Arnesa tidak bisa menahan emosinya lagi setelah mengatakan dan tentu saja air matanya juga tidak dapat ditahan lagi.Arnesa sangat kurus pada saat ini dan tampang Arnesa yang sedang menahan tangisnya tapi air matanya tetap mengalir turun membuat Feri merasa sedikit bersalah.Hanya saja, rasa bersala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 515

    Feri kembali ke Gang Teratai dan memuntahkan darah di mulutnya sampai bersih.Dia tidak boleh membuat Randa khawatir.Hanya terdapat dua orang yang melayani mereka di Gang Teratai, satu orang berada di dapur dan yang satu lagi mungkin sedang melayani Randa pada saat ini.Feri berkumur dengan teh dingin, merasakan kepalanya yang sakit dan sisi kiri mulutnya yang seperti sudah pecah. Rasa sakit ini terasa begitu menyakitkan sampai membuat Feri menahan dirinya beberapa kali dan berhasil mencegah air matanya keluar.Arnesa benar-benar sangat kejam dan beberapa kali menyuruh orang untuk memukul suaminya. Feri benar-benar merasa dirinya buta pada saat itu, tertipu oleh temperamennya yang lembut dan tidak mengetahui bahwa ternyata Arnesa begitu pencemburu.Dia sama persis seperti kakak sepupunya yang merupakan istri Raja Aldiso.Nenek dan ayahnya pasti mengetahui bahwa dia dipukul, serta tidak masalah jika pergi dengan marah. Dia tidak boleh kembali dengan mudah jika diminta untuk kembali lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 516

    Feri duduk di halaman sambil termenung setelah ditolong oleh pelayan, hatinya menjadi sangat hampa dan mengabaikan ucapan semua orang padanya.Seseorang yang diutus oleh Pangeran Rafael sedang mengawasi di luar Gang Teratai, orang itu melapor pada Pangeran Rafael dan dia segera mengerutkan keningnya, "Bukankah Fiolina bilang sudah putus hubungan dengannya? Lupakan saja, dia adalah orang yang tidak berguna dan reputasi Keluarga Rinar juga sudah rusak saat ini, tidak perlu pedulikan dia lagi."Feri tidak makan dan tidak minum di Gang Teratai selama dua hari, kepergian Fiolina bukanlah pukulan terbesar yang dialami oleh Feri, melainkan ucapan terakhir yang diucapkan oleh Fiolina sebelum pergi.Feri sangat sombong karena telah menjadi juara akademi ke-3 dalam usia yang muda, dia disukai oleh banyak wanita di ibu kota.Feri percaya bahwa dia adalah seorang genius dan memang berbeda saat datang ke dunia ini, jadi dia memberikan wawasan yang unik. Menonjol di antara orang-orang biasa, bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 517

    Hari ini Metta melaporkan bahwa terdapat beberapa orang yang terlihat mencurigakan telah memasuki ibu kota dan menginap di Penginapan Toveru.Mereka bisa dibilang terlihat mencurigakan karena mereka memiliki aura membunuh yang sangat kuat di tubuh mereka, sedangkan aura membunuh ini sangat berbeda dengan seniman bela diri biasa.Mata-mata Desni sangat sensitif dengan aura yang hampir mirip seperti seseorang yang sedang haus darah, jadi pihak lain terus diikuti secara bergantian oleh para mata-mata setelah memasuki ibu kota. Para mata-mata melihat mereka memasuki Penginapan Toveru dan tidak keluar lagi, jadi mereka segera kembali untuk melaporkan hal ini.Marsila menemui Intan setelah mendapat kabar ini.Intan mengerutkan keningnya setelah mendengar ini.Ibu kota adalah tempat yang sangat sibuk dan paling makmur di Negara Runa, terdapat banyak pedagang yang datang dan pergi, serta juga terdapat banyak seniman bela diri yang keluar masuk ibu kota."Orang yang sering membunuh memiliki aro

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 690

    Dayang Erika segera mengejar Tuan Putri setelah mendengar Jihan akan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, "Tuan Putri, apakah Anda berubah pikiran?"Putri Agung merasa isi pikirannya sangat kacau, "Kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan nanti baru bicarakan hal ini lagi.""Baik, Anda jangan marah dan melukai tubuh Anda sendiri," bujuk Dayang Erika."Tidak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Marko, Jihan tetap bukan Marko meski punya tampang yang sama. Jihan sama sekali tidak bisa membuatku menyukainya dan aku malah marah saat melihat wajahnya."Putri Agung kembali ke kamarnya dengan amarah di matanya dan tetap merasa kesal meski sudah duduk, "Pelayan, bawakan air dan sabun. Aku mau cuci tangan."Semua pelayan sedang sibuk bekerja pada saat ini, Putri Agung mencuci tangan bekas menyentuh Jihan berulang kali, seperti setiap kali dia sehabis berhubungan badan. Putri Agung akan merendam dirinya di dalam ember yang berisi dengan air panas untuk menghilangkan aroma yang men

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 689

    Jihan berusaha untuk berdiri, tapi Jihan sama sekali tidak memiliki kekuatan di dalam tubuhnya seolah-olah dia sedang sakit parah.Jihan segera menoleh setelah mendengar suara pintu terbuka dan terdapat seseorang yang berjalan masuk setelah melewati pembatas ruangan.Rambutnya disanggul dan dihiasi oleh pita, wanita ini mengenakan pakaian berbahan satin yang berwarna putih dan hijau. Wanita ini terlihat berusia sekitar 40 tahun yang tidak terdapat kerutan apa pun di wajahnya. Tapi ekspresi wanita ini sangat serius dan memiliki aura intimidasi dari seseorang yang berkuasa.Terdapat seseorang yang mengikuti di belakang wanita dan memindahkan kursi ke samping tempat tidur. Wanita itu duduk dengan perlahan dan menatap mata Jihan yang terlihat cemas serta curiga."Si ... siapa kamu?" Jihan tidak pernah melihat Putri Agung, tapi mengetahui identitasnya pasti tidak sederhana.Putri Agung melihat kepanikan di mata Jihan dan hatinya berada di tingkat ekstrim, seolah-olah terdapat air yang menyi

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 688

    Sebuah kereta kuda meninggalkan kota dan Jihan sedang bergegas untuk pergi ke Jinbaran karena terdapat masalah pada pabrik di Jinbaran. Ayahnya menyuruh Jihan untuk pergi ke sana secara pribadi meski masalahnya tidak terlalu serius.Sebenarnya Jihan telah tinggal di Jinbaran untuk waktu yang lama, tapi Jihan mengantar istrinya ke ibu kota untuk melakukan persalinan karena istrinya sedang hamil. Jihan bisa menyerahkan masalah di sana pada pengurus toko setelah masalah di Jinbaran diselesaikan, selain itu Jihan juga berencana untuk melakukan bisnis yang lain dalam perjalanannya kembali ke ibu kota.Jihan sudah lama menjadi seorang ayah, karena dia menikah saat masih berusia 20 tahun dan sudah memiliki dua putra pada saat ini. Jadi dia berharap istrinya bisa melahirkan seorang anak perempuan untuknya.Tidak terlalu banyak orang yang memiliki selir di keluarga mereka dan Jihan juga tidak memiliki satu pun selir. Jihan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan istrinya dan selalu membaw

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 687

    Pangeran Rafael bersedia bekerja sama demi hal ini, karena anak ini akan memiliki nama belakang Gunawan dan pasti akan berada di pihak Keluarga Bangsawan Gunawan."Aku akan memberi tahu mereka saat kembali," ujar Pangeran Rafael.Putri Agung bertanya, "Sebentar lagi upacara pemberkatan orang meninggal sudah tiba, apakah kamu sudah mengundang Guru Boni?""Sudah aku undang, ada 8 biksu yang datang bersama Guru boni. Aku akan jemput mereka secara pribadi pada hari pertama."Putri Agung mengangguk kecil dan berkata, "Panggil ibumu datang, tapi kamu harus bilang kalau ibumu harus bergadang dan tidak perlu datang kalau tidak bisa melakukannya.""Tentu saja ibuku bisa melakukannya, ibuku telah menjadi penganut Buddha selama bertahun-tahun dan selalu ingin mengikuti upacara ini," ujar Pangeran Rafael dengan cepat. Terdapat Nyonya Clara, Nyonya Thalia, Nyonya Besar Arni, Nyonya Besar Mila dan lain-lain yang mendatangi upacara pemberkatan orang meninggal. Mereka semua adalah nyonya atau nyonya b

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 686

    Keluarga Salim masih tidak memberi jawaban apa pun, tapi desakan berulang kali dari Putri Agung membuat Nyonya Mirna mau tidak mau harus mendatangi Kediaman Keluarga Salim secara pribadi.Nyonya Mirna baru mengetahui jika Vincent sedang pergi ke Cunang dan berada di Perkemahan Pengintai Tujuvan karena terjadi sesuatu pada Waldy, jadi Vincent pergi ke sana untuk mengunjunginya bersama dengan Charles, yang merupakan anak angkat Keluarga Akbar.Viona berkata dengan nada meminta maaf, "Seharusnya masalah ini sudah diputuskan sejak awal, tapi Vincent bersikeras mau pergi menemui teman seperjuangannya dan baru memutuskan hal ini. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku sangat menyukai Nona Reni. Kamu sendiri juga tahu kalau aku sangat menyukainya pada pertemuan pertama kami dan sangat ingin segera menjadikannya sebagai menantuku."Viona berkata dengan tulus dan Nyonya Mirna percaya karena Viona memang menunjukkan kesukaannya pada Reni pada hari itu, kemudian berkata

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 685

    Merpati milik Paviliun Prumania terus beterbangan untuk bertukar pesan dan tiba di ibu kota pada dua malam sebelum upacara pemberkatan orang meninggal setelah beterbangan selama beberapa hari. Surat-surat itu baru dibawa ke Kediaman Aldiso setelah Metta dan yang lain menyusunnya menjadi sebuah surat yang lengkap di malam hari.Metta memberi surat ini pada Marsila, tapi Marsila tidak membukanya, melainkan memanggil semua orang ke ruang kerja dan menyerahkan surat itu pada Tuan Axel, karena hal ini berhubungan dengan Jenny dan sebaiknya membiarkan Tuan Axel membukanya terlebih dahulu.Terdapat urat yang menonjol di dahi Tuan Axel setelah membaca ini, "Sungguh tidak masuk akal. Ini benar-benar merupakan sebuah konspirasi, apa itu utang budi karena telah menyelamatkannya, ini semua adalah rencana yang dibuat dengan teliti."Alfred mengambil surat itu dan berkata secara garis besar setelah membacanya, "Pembuat onar itu adalah preman lokal yang buat masalah setelah terima uang dari orang lai

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 684

    Tentu saja Edi tidak mengetahui jika Nona Nesa datang ke sini deminya. Edi tidak hanya akan menjadi menteri Departemen Konstruksi jika dia adalah orang yang pintar.Semua orang masih belum makan dan sedang menunggu Edi, Edi menyerahkan pangsit pada pelayan dan meminta mereka untuk merebusnya sesegera mungkin, agar mereka semua bisa makan selagi masih panas.Yanti berkata dengan nada bercanda, "Ternyata kamu pulang terlambat karena beli pangsit? Edi, sekarang perhatianmu hanya terpusat pada istrimu dan tidak ada ibumu lagi, kamu bahkan tega membiarkan ibumu kelaparan menunggumu kembali."Edi segera meminta maaf dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh, "Sebenarnya aku bisa pulang lebih awal, tapi Joko menyiapkan pangsitnya dengan lambat dan Nona Nesa juga menyela antrean. Nona Nesa Warda bilang dia sangat lapar dan menyuruhku untuk mengalah pada mereka berdua, jadi aku pulang terlambat hari ini.""Nona Nesa Warda?" tanya Yanti. Yanti sangat mengenal adik iparnya yang jarang berhubunga

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 683

    Pangsit kuah yang panas disajikan, wangi sekali. Nona Nesa mengucap terima kasih pada Edi, "Terima kasih atas kebaikan Tuan Edi. Kalau Tuan Edi beli daun teh di tokoku lagi, aku akan beri sedikit diskon."Edi menatap Nona Nesa. "Diskon berapa?"Nona Nesa mengedipkan mata, tampak sangat lincah. "Tuan Edi mau diskon berapa?"Nona Nesa memiliki tampang yang manis dan lugu. Terutama saat mengedipkan mata, senyuman yang tersungging di bibir seperti bunga anggrek yang mekar di malam hari. Pria pasti akan terpukau padanya.Akan tetapi, Edi seakan-akan tidak melihat kecantikan dan kecentilan Nona Nesa. Dia hanya peduli berapa banyak diskon dari daun teh. "Samakan saja dengan diskon yang Nona Nesa berikan pada Tuan Warso."Nona Nesa tertawa. Matanya sangat indah. "Bagaimana bisa? Aku harus membalas kebaikan Tuan atas pemberian pangsit ini. Kalau Tuan Edi datang sendiri, aku beri seperempat kilo untuk pembelian setengah kilo. Bagaimana?"Edi berseru dengan girang, "Sepakat.""Sepakat!" Nona Nesa

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 682

    Pada petang hari, Edi keluar dari kantor Departemen Konstruksi. Sudah ada kereta kuda yang menunggu di luar. Sebelum naik, Edi berpesan, "Pergi ke ujung Jalan Sejahtera. Dua hari lalu, Nyonya bilang mau makan Pangsit Joko. Beli yang mentah untuk masak di rumah nanti.""Sekarang sepertinya belum buka," jawab pak kusir.Pangsit Joko mulai berjualan pada malam hari. Ibu Kota Negara Runa makmur. Jalan Sejahtera dan Jalan Taraman sangat ramai di malam hari."Itu sebentar lagi, tunggu saja di sana," kata Edi.Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Tuan Edi benar-benar sayang Nyonya Sanira."Edi mengetuk kepala pak kusir dengan kipas yang dia pegang. Dia tersenyum dan berujar, "Sanira menikah denganku dan sudah melahirkan anak untukku. Tentu saja aku sayang dia. Kamu juga, harus perlakukan Elmi dengan baik."Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Aku tahu."Pak kusir adalah keturunan pelayan Keluarga Widyasono, sedangkan Elmi sudah dibeli oleh Keluarga Widyasono ketika masih kecil. Dua tahun lalu

DMCA.com Protection Status