Di Kediaman Putri Agung!Putri Agung dengan tegas menanyai pria paruh baya yang sedang menundukkan kepala di depannya, "Sialan! Kenapa identitas Fiolina bisa diketahui oleh Intan? Apakah anak jalang itu sendiri yang memberi tahu anak buah Intan?"Pria itu bertubuh jangkung dan tampan, tetapi wajahnya sudah menua. Mendengar pertanyaan Putri Agung, dia buru-buru menggelengkan kepala. "Tidak mungkin. Fiolina tidak mungkin akan memberi tahu anak buah Intan. Selain itu, Fiolina mematuhi perintahmu selama ini dan tidak pernah membangkang.""Dia pasti tidak berani." Tatapan mata Putri Agung sangat agresif. "Ibunya masih dikurung di penjara bawah tanah Kediaman Putri Agung. Dia harus patuh kalau mau wanita itu dibebaskan.""Baik. Fiolina pasti akan patuh."Putri Agung menatap pria itu dengan ekspresi mata yang dingin. Sikap pria itu membuatnya marah. "Coba kamu tanyakan. Selain itu, pantau yang lain dan suruh mereka berhati-hati. Jangan sampai identitas mereka terungkap. Menurut dugaanku, Inta
Ekspresi Fiolina sangat dingin dengan tatapan mengejek. dia bahkan juga memiliki ekspresi seperti ini terhadap ayahnya.Dia berkata, "Aku masuk ke Keluarga Rinar untuk jadi selir dan bagaimana mungkin bisa menghubungi istri Raja Aldiso secara pribadi? Tuan Putri bisa kasih arak beracun padaku kalau tidak percaya denganku."Pangeran Rafael mengerutkan keningnya, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Untuk apa menghabiskan banyak uang untuk membesarkanmu kalau mau kasih arak beracun padamu? Jangan lupa misimu, ibu kandungmu masih ditahan olehnya."Tatapan mengejek di mata Fiolina semakin kuat dan dingin, "Kenapa Ayah tidak berani melawannya kalau benar-benar menyukai ibuku? Tapi membiarkan aku dianiaya oleh orang lain agar Ibu bisa berada di sisimu?"Terdapat ekspresi tidak senang di wajah Pangeran Rafael, "Kamu buat seluruh Kediaman Rinar tidak tenang dan Tuan Putri senang dengan hal ini, tapi dia sedikit tidak senang karena identitasnya terungkap. Adikmu sudah berangkat dan akan berte
Feri dipanggil ke Kediaman Rinar, tapi sikap Feri masih sangat arogan dan mengatakan bahwa dia tidak bersalah. Kaisar menegur Feri dan mengatakan bahwa menarik kembali posisi pewaris adalah tindakan yang tidak bijaksana.Anak muda sangat mudah sombong karena merasa dirinya memiliki bakat yang hebat, tidak memiliki pandangan yang sama dengan orang lain dan bahkan meremehkan banyak orang, termasuk orang tua dan keluarganya sendiri.Adipati Harlo sangat marah sampai menampar wajah Feri saat melihat sikap keras kepalanya dan berkata dengan marah, "Cepat minta maaf pada Putri Arnesa. Kamu keluar saja dari sini kalau berani menyatakan ketidakpuasanmu hari ini, jangan pernah berpikir untuk kembali ke Kediaman Rinar di masa depan dan aku juga akan mengambil alih Gang Teratai."Feri pada awalnya merasa sedikit khawatir saat kembali, karena Feri sudah bukan seorang pewaris dan setelah berkata dengan keras kepala, Feri akan melunakkan hatinya dan membawa Randa kembali jika keluarganya memperlakuk
Arnesa berkata, "Tolong bantu aku berdiri dan biarkan dia masuk, aku mau lihat apa yang mau dia lakukan.""Putri, dia dibiarkan masuk lagi?" Jeni merasa sangat kesal dan khawatir saat teringat dengan kejadian saat Feri mendorong Arnesa ke meja.Arnesa berkata, "Tidak perlu takut, panggil Kak Cadas dan Kak Aba untuk mengawasi dari samping, dia tidak akan berani menyentuhku."Arnesa sudah tidak memiliki perasaan apa pun terhadap orang ini, tapi terdapat beberapa masalah yang perlu dikatakan secara langsung dengan jelas.Jeni tidak memiliki pilihan lain selain membantu Arnesa untuk duduk dan memasukkan bantal lembut ke punggung Arnesa, "Tidak peduli bagaimanapun juga kamu tidak boleh turun dari tempat tidur, tabib bilang kamu tidak boleh turun dari tempat tidur dan sembarangan bergerak.""Aku tahu!" Wajah Arnesa terlihat sangat pucat dan tidak memiliki emosi apa pun.Arnesa terus berbaring di atas tempat tidur dengan lemah setiap harinya sejak ibunya tidak memperbolehkan Arnesa untuk tala
Feri menjadi marah karena merasa malu, "Kenapa kamu mau menikah denganku kalau aku begitu buruk? Kamulah yang paling bersemangat dalam pernikahan kita, sedangkan aku dipaksa oleh istana ....""Tutup mulutmu," ujar Arnesa dengan rongga mata yang sangat merah dan bibirnya bergetar lagi. Dia merasa sangat malu dan sedih saat membicarakan masalah pernikahan, "Awalnya aku memang menyukaimu, tapi kamu juga bilang kalau kamu menyukaiku dan itulah penyebab kita membentuk hubungan buruk seperti ini. Bagaimana mungkin kamu berani menindasku kalau Kediaman Raja Linuta punya kekuatan?"Air mata Arnesa terus mengalir, Arnesa pada dasarnya lemah meskipun telah berusaha dengan keras untuk menahan dirinya. Arnesa tidak bisa menahan emosinya lagi setelah mengatakan dan tentu saja air matanya juga tidak dapat ditahan lagi.Arnesa sangat kurus pada saat ini dan tampang Arnesa yang sedang menahan tangisnya tapi air matanya tetap mengalir turun membuat Feri merasa sedikit bersalah.Hanya saja, rasa bersala
Feri kembali ke Gang Teratai dan memuntahkan darah di mulutnya sampai bersih.Dia tidak boleh membuat Randa khawatir.Hanya terdapat dua orang yang melayani mereka di Gang Teratai, satu orang berada di dapur dan yang satu lagi mungkin sedang melayani Randa pada saat ini.Feri berkumur dengan teh dingin, merasakan kepalanya yang sakit dan sisi kiri mulutnya yang seperti sudah pecah. Rasa sakit ini terasa begitu menyakitkan sampai membuat Feri menahan dirinya beberapa kali dan berhasil mencegah air matanya keluar.Arnesa benar-benar sangat kejam dan beberapa kali menyuruh orang untuk memukul suaminya. Feri benar-benar merasa dirinya buta pada saat itu, tertipu oleh temperamennya yang lembut dan tidak mengetahui bahwa ternyata Arnesa begitu pencemburu.Dia sama persis seperti kakak sepupunya yang merupakan istri Raja Aldiso.Nenek dan ayahnya pasti mengetahui bahwa dia dipukul, serta tidak masalah jika pergi dengan marah. Dia tidak boleh kembali dengan mudah jika diminta untuk kembali lag
Feri duduk di halaman sambil termenung setelah ditolong oleh pelayan, hatinya menjadi sangat hampa dan mengabaikan ucapan semua orang padanya.Seseorang yang diutus oleh Pangeran Rafael sedang mengawasi di luar Gang Teratai, orang itu melapor pada Pangeran Rafael dan dia segera mengerutkan keningnya, "Bukankah Fiolina bilang sudah putus hubungan dengannya? Lupakan saja, dia adalah orang yang tidak berguna dan reputasi Keluarga Rinar juga sudah rusak saat ini, tidak perlu pedulikan dia lagi."Feri tidak makan dan tidak minum di Gang Teratai selama dua hari, kepergian Fiolina bukanlah pukulan terbesar yang dialami oleh Feri, melainkan ucapan terakhir yang diucapkan oleh Fiolina sebelum pergi.Feri sangat sombong karena telah menjadi juara akademi ke-3 dalam usia yang muda, dia disukai oleh banyak wanita di ibu kota.Feri percaya bahwa dia adalah seorang genius dan memang berbeda saat datang ke dunia ini, jadi dia memberikan wawasan yang unik. Menonjol di antara orang-orang biasa, bahkan
Hari ini Metta melaporkan bahwa terdapat beberapa orang yang terlihat mencurigakan telah memasuki ibu kota dan menginap di Penginapan Toveru.Mereka bisa dibilang terlihat mencurigakan karena mereka memiliki aura membunuh yang sangat kuat di tubuh mereka, sedangkan aura membunuh ini sangat berbeda dengan seniman bela diri biasa.Mata-mata Desni sangat sensitif dengan aura yang hampir mirip seperti seseorang yang sedang haus darah, jadi pihak lain terus diikuti secara bergantian oleh para mata-mata setelah memasuki ibu kota. Para mata-mata melihat mereka memasuki Penginapan Toveru dan tidak keluar lagi, jadi mereka segera kembali untuk melaporkan hal ini.Marsila menemui Intan setelah mendapat kabar ini.Intan mengerutkan keningnya setelah mendengar ini.Ibu kota adalah tempat yang sangat sibuk dan paling makmur di Negara Runa, terdapat banyak pedagang yang datang dan pergi, serta juga terdapat banyak seniman bela diri yang keluar masuk ibu kota."Orang yang sering membunuh memiliki aro