Feri dipanggil ke Kediaman Rinar, tapi sikap Feri masih sangat arogan dan mengatakan bahwa dia tidak bersalah. Kaisar menegur Feri dan mengatakan bahwa menarik kembali posisi pewaris adalah tindakan yang tidak bijaksana.Anak muda sangat mudah sombong karena merasa dirinya memiliki bakat yang hebat, tidak memiliki pandangan yang sama dengan orang lain dan bahkan meremehkan banyak orang, termasuk orang tua dan keluarganya sendiri.Adipati Harlo sangat marah sampai menampar wajah Feri saat melihat sikap keras kepalanya dan berkata dengan marah, "Cepat minta maaf pada Putri Arnesa. Kamu keluar saja dari sini kalau berani menyatakan ketidakpuasanmu hari ini, jangan pernah berpikir untuk kembali ke Kediaman Rinar di masa depan dan aku juga akan mengambil alih Gang Teratai."Feri pada awalnya merasa sedikit khawatir saat kembali, karena Feri sudah bukan seorang pewaris dan setelah berkata dengan keras kepala, Feri akan melunakkan hatinya dan membawa Randa kembali jika keluarganya memperlakuk
Arnesa berkata, "Tolong bantu aku berdiri dan biarkan dia masuk, aku mau lihat apa yang mau dia lakukan.""Putri, dia dibiarkan masuk lagi?" Jeni merasa sangat kesal dan khawatir saat teringat dengan kejadian saat Feri mendorong Arnesa ke meja.Arnesa berkata, "Tidak perlu takut, panggil Kak Cadas dan Kak Aba untuk mengawasi dari samping, dia tidak akan berani menyentuhku."Arnesa sudah tidak memiliki perasaan apa pun terhadap orang ini, tapi terdapat beberapa masalah yang perlu dikatakan secara langsung dengan jelas.Jeni tidak memiliki pilihan lain selain membantu Arnesa untuk duduk dan memasukkan bantal lembut ke punggung Arnesa, "Tidak peduli bagaimanapun juga kamu tidak boleh turun dari tempat tidur, tabib bilang kamu tidak boleh turun dari tempat tidur dan sembarangan bergerak.""Aku tahu!" Wajah Arnesa terlihat sangat pucat dan tidak memiliki emosi apa pun.Arnesa terus berbaring di atas tempat tidur dengan lemah setiap harinya sejak ibunya tidak memperbolehkan Arnesa untuk tala
Feri menjadi marah karena merasa malu, "Kenapa kamu mau menikah denganku kalau aku begitu buruk? Kamulah yang paling bersemangat dalam pernikahan kita, sedangkan aku dipaksa oleh istana ....""Tutup mulutmu," ujar Arnesa dengan rongga mata yang sangat merah dan bibirnya bergetar lagi. Dia merasa sangat malu dan sedih saat membicarakan masalah pernikahan, "Awalnya aku memang menyukaimu, tapi kamu juga bilang kalau kamu menyukaiku dan itulah penyebab kita membentuk hubungan buruk seperti ini. Bagaimana mungkin kamu berani menindasku kalau Kediaman Raja Linuta punya kekuatan?"Air mata Arnesa terus mengalir, Arnesa pada dasarnya lemah meskipun telah berusaha dengan keras untuk menahan dirinya. Arnesa tidak bisa menahan emosinya lagi setelah mengatakan dan tentu saja air matanya juga tidak dapat ditahan lagi.Arnesa sangat kurus pada saat ini dan tampang Arnesa yang sedang menahan tangisnya tapi air matanya tetap mengalir turun membuat Feri merasa sedikit bersalah.Hanya saja, rasa bersala
Feri kembali ke Gang Teratai dan memuntahkan darah di mulutnya sampai bersih.Dia tidak boleh membuat Randa khawatir.Hanya terdapat dua orang yang melayani mereka di Gang Teratai, satu orang berada di dapur dan yang satu lagi mungkin sedang melayani Randa pada saat ini.Feri berkumur dengan teh dingin, merasakan kepalanya yang sakit dan sisi kiri mulutnya yang seperti sudah pecah. Rasa sakit ini terasa begitu menyakitkan sampai membuat Feri menahan dirinya beberapa kali dan berhasil mencegah air matanya keluar.Arnesa benar-benar sangat kejam dan beberapa kali menyuruh orang untuk memukul suaminya. Feri benar-benar merasa dirinya buta pada saat itu, tertipu oleh temperamennya yang lembut dan tidak mengetahui bahwa ternyata Arnesa begitu pencemburu.Dia sama persis seperti kakak sepupunya yang merupakan istri Raja Aldiso.Nenek dan ayahnya pasti mengetahui bahwa dia dipukul, serta tidak masalah jika pergi dengan marah. Dia tidak boleh kembali dengan mudah jika diminta untuk kembali lag
Feri duduk di halaman sambil termenung setelah ditolong oleh pelayan, hatinya menjadi sangat hampa dan mengabaikan ucapan semua orang padanya.Seseorang yang diutus oleh Pangeran Rafael sedang mengawasi di luar Gang Teratai, orang itu melapor pada Pangeran Rafael dan dia segera mengerutkan keningnya, "Bukankah Fiolina bilang sudah putus hubungan dengannya? Lupakan saja, dia adalah orang yang tidak berguna dan reputasi Keluarga Rinar juga sudah rusak saat ini, tidak perlu pedulikan dia lagi."Feri tidak makan dan tidak minum di Gang Teratai selama dua hari, kepergian Fiolina bukanlah pukulan terbesar yang dialami oleh Feri, melainkan ucapan terakhir yang diucapkan oleh Fiolina sebelum pergi.Feri sangat sombong karena telah menjadi juara akademi ke-3 dalam usia yang muda, dia disukai oleh banyak wanita di ibu kota.Feri percaya bahwa dia adalah seorang genius dan memang berbeda saat datang ke dunia ini, jadi dia memberikan wawasan yang unik. Menonjol di antara orang-orang biasa, bahkan
Hari ini Metta melaporkan bahwa terdapat beberapa orang yang terlihat mencurigakan telah memasuki ibu kota dan menginap di Penginapan Toveru.Mereka bisa dibilang terlihat mencurigakan karena mereka memiliki aura membunuh yang sangat kuat di tubuh mereka, sedangkan aura membunuh ini sangat berbeda dengan seniman bela diri biasa.Mata-mata Desni sangat sensitif dengan aura yang hampir mirip seperti seseorang yang sedang haus darah, jadi pihak lain terus diikuti secara bergantian oleh para mata-mata setelah memasuki ibu kota. Para mata-mata melihat mereka memasuki Penginapan Toveru dan tidak keluar lagi, jadi mereka segera kembali untuk melaporkan hal ini.Marsila menemui Intan setelah mendapat kabar ini.Intan mengerutkan keningnya setelah mendengar ini.Ibu kota adalah tempat yang sangat sibuk dan paling makmur di Negara Runa, terdapat banyak pedagang yang datang dan pergi, serta juga terdapat banyak seniman bela diri yang keluar masuk ibu kota."Orang yang sering membunuh memiliki aro
Marsila menatap Intan, "Me ... mereka tidak menargetkan Linda? Apakah mereka menargetkan Kediaman Aldiso?""Aku tidak tahu," jawab Intan yang tidak bisa menganalisisnya untuk sementara waktu, lagi pula Intan hanya mengetahui bahwa mereka memasuki ibu kota dengan niat membunuh yang kuat dan tidak memiliki kabar apa pun lagi. "Aku harus minta Ranto untuk memperkuat pertahanan Kediaman Aldiso. Besok aku akan antar Erik ke akademi dan minta Ranto untuk memimpin orang-orang berjaga di luar selama beberapa hari sampai orang-orang itu pergi."Tidak ada salahnya berhati-hati, selain itu Alfred dan Tuan Axel tidak berada di dalam kediaman, jadi mereka harus lebih berhati-hati dalam bertindak.Ranto langsung bertindak pada hari itu juga dan menempatkan 500 pasukan di ibu kota, efek dari tindakan ini sangat bagus meskipun Kaisar merasa sedikit waspada.Sangat mudah untuk mengatur pertahanan seperti sekarang, terdapat tiga sif setiap tiga jam dan tenaga kerjanya benar-benar sangat mencukupi.Ranto
Wajah nyonya itu terlihat pucat, air hujan telah membasahi seluruh rambut dan pakaiannya. Terlihat jelas bahwa nyonya itu tidak ingin orang lain melihat kondisi mengenaskannya, jadi nyonya itu menutupi wajah dengan lengan pakaiannya dan berkata pada Intan, "Terima kasih, terima kasih banyak.""Sama-sama, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Intan."Aku ba ... aduh!" Nyonya itu menggerakkan kakinya, kemudian merasakan rasa sakit yang sangat menusuk di kaki kirinya dan tidak bisa menahan diri untuk berteriak."Sepertinya kakimu terkilir," ujar Intan sambil membantu nyonya itu untuk berdiri dengan tegak, pelayan itu segera mendekat untuk membantu juga. Tapi telapak tangan pelayan itu berdarah, kedua tangannya pasti tergores oleh pasir kasar di tanah saat terjatuh sebelum ini.Intan mengerutkan keningnya dan berkata, "Kereta kudaku ada di depan dan ada obat-obatan serta salep di dalamnya. Bagaimana kalau kalian ikut aku ke sana dan aku akan bantu mengobati luka kalian?"Nyonya itu berkata, "