Share

Bab 497

Marsila dan Intan mengobrol sepanjang malam. Setelah berpartisipasi dalam peperangan Manuel, pikiran Marsila menjadi lebih dewasa. Terutama ketika Marsila tinggal di ibu kota akhir-akhir ini, Marsila sudah mengetahui banyak masalah dari keluarga aristokrat. Marsila merasa masalah di dunia ini tidak sesederhana seperti yang dia lihat ketika dia tinggal di Gunung Pir.

Kehidupan di Gunung Pir terlalu sederhana. Setiap hari hanya mencari masalah, bersenang-senang dengan anjing dan kucing, menggali tanah untuk mencari ular, serta mengejar sapi. Hal yang paling serius adalah dipukul oleh murid sekte lain.

Di tengah obrolan, rasa kantuk menyerang. Marsila memiringkan badan dan menyilangkan satu kaki ke tubuh Intan, lalu menguap. "Aku lumayan iri kamu punya ibu mertua yang baik. Nyonya Kartika sebenarnya sangat membelamu."

"Aku tahu."

"Kalau tidak, aku juga menikah dengan Panglima saja. Biar Nyonya Kartika jadi ibu ...."

Marsila yang belum selesai berbicara sudah ditendang dari ranjang. Marsil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status