Semua Bab Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku: Bab 31 - Bab 40

83 Bab

Bab 31. Salahku Apa?

"Kenapa dia datang kemari?" tanya Nada dengan suara yang pelan berbisik dan ia berucap dengan gigi yang menggertak. "Aku tidak tahu, Sayang," jawab Dirga pelan seraya melingkarkan tangannya memeluk pinggang Nada. Sengaja ia lakukan agar dilihat oleh wanita yang datang. Siapa lagi kalau bukan Delisha. Delisha yang melihat sontak geram, kesal bukan main melihat Dirga yang memeluk Nada. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Dirga pada Delisha. Ia meraih telapak tangan Nada dan mengecupnya beberapa kali. Mata Nada tertuju pada Delisha, melihat raut wajah orang ketiga di rumah tangganya yang terlihat kesal saat sang suami bersikap manja padanya. Melihatnya membuat Nada begitu puas. Jika dulu ia tidak berani menatap Delisha dengan kepala tegak. Kali ini ia menatap wanita itu dengan berani. Bersikap lemah lembut malah akan membuat wanita itu seenaknya. "Menjenguk kamu," jawab Delisha menghampiri ranjang dimana Dirga terduduk. "Tadi begitu sampai ke rumah kamu, tetangga bilang kalau kamu di baw
Baca selengkapnya

Bab 32. Tidak dengan Anaknya, Haruskah dengan Ayahnya?

"Kenapa kamu begitu membenci aku sampai melakukan fitnah seperti ini? Salahku apa?!" "Salahmu adalah menyukai semua yang aku suka! Dulu Farhan dan sekarang Dirga! Kamu merebut semua yang aku suka!" "Dulu aku mengalah ya, Delisha! Aku lepaskan dia untuk kamu! Dan aku tidak pernah merebut Mas Dirga dari kamu! Sebelum dengan kamu, aku yang lebih dulu bertemu dengan Mas Dirga. Justru kamu yang selalu merebut! Dulu mungkin aku mengalah karena dia belum menjadi milikku. Tapi tidak dengan yang sekarang. Mas Dirga milikku dan aku tidak akan memberikannya padamu! Selamanya dia akan menjadi milikku!" tegas Nada. Kedua tangan Delisha mengepal kuat. Menatap Nada dengan tatapan benci. Sementara Dirga, dia malah tersenyum puas mendengar sang istri berbicara. Ia senang sekali mendengarnya."Apalagi sekarang aku sedang mengandung anak Mas Dirga. Aku semakin tidak akan melepaskan dia untukmu." Mata Delisha dengan seketika terbelalak. "Ka–kamu hamil?" tanya Delisha.Nada tersenyum dan mengangguk. "
Baca selengkapnya

Bab 33. Kembali Bekerja

Beberapa hari kemudian. "Kita panggil Mama saja ya, Mas?" "Nggak!" sahut Dirga cepat, "Kamu gak inget terakhir kali Mama bicara gak ada berhenti-hentinya! Aku males denger ocehan dia! Kalau dia ke sini, aku bisa habis lagi." "Anggap saja siraman rohani," jawab Nada. "Ceramah Mama tuh gak akan ada habisnya! Sebelum pulang dia pasti akan terus banyak mengomel. Udah! Kamu yang obatin, aku begini juga karena nolongin kamu ya waktu itu." "Ya tapi aku ngeri liat lukanya. Gak bisa aku! Aahhh ... atau kita panggil Umi saja?" "Pfftttt ... masa dari Semarang ke Jakarta Umi cuma mau bantuin gantiin perban doang. Yang bener aja! Sayang ongkosnya. Mending dipake jajan seblak." "Dari sekian banyak makanan kenapa harus seblak? Kan bisa spaghetti, ayam goreng, atau apa gitu yang elit." "Seblak lebih menggoda, sama seperti ...." "Menggoda seperti apa? Seperti Delisha?" sahut Nada dengan mata yang memicing. "Suudzon! Seperti bibir kamu! Sangat menggoda." Dirga menatap sang istri yang duduk di
Baca selengkapnya

Bab 34. Berhati-hatilah

Dirga dan Delisha saling beradu pandang saat berhadapan di ambang pintu ruang guru. Delisha yang akan keluar itu menatap Dirga dengan tatapan marah, ia memutar kedua bola matanya malas kemudian berjalan melewati Dirga begitu saja. Sementara Dirga, alisnya nampak terangkat, kemudian meneruskan langkah juga tak peduli. Ia justru senang dengan sikap Delisha yang acuh padanya, tidak banyak bicara meminta untuk dinikahi. Ia jadi tak harus banyak beraksi juga menghadapi wanita itu. Ryan yang sejak tadi duduk di kursinya itu alisnya bertaut. Ia lantas bertanya setelah Dirga duduk di kursi yang berada tepat di sampingnya. "Berantem?" tanya Ryan. Dengan tatapan sinis, Dirga menoleh. Ia memang masih marah dan kesal pada temannya itu sejak saat Ryan meminta ia melepaskan Nada dan dia berniat akan menikahi istrinya menggantikannya. "Udahan! Aku sudah memutuskan hubungan dengan dia," jawab Dirga ketus, "Aku juga tidak akan pernah bercerai dengan Nada dan kami sepakat bersama! Jadi jan
Baca selengkapnya

Bab 35. Bertemu Masa Lalu

"Nada?" "Kak Farhan?" Nada beranjak dari duduknya, menatap pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan kaget. "Lho, kamu sedang apa di sini? Ehhh ... tunggu dulu, jangan bilang kalau kamu yang menggantikan Bu Nina mengajarkan anakku mengaji," ucapnya mendekati Nada. "Hah? I–itu ... iya," jawab Nada gelagapan. Jujur saja ia masih sangat kaget bisa berhadapan kembali dengan pria yang dulu sempat mengisi hatinya. Cinta pertamanya. Seumur hidup, ia jatuh cinta hanya dua kali. Pertama dengan Farhan dan yang kedua dengan suaminya. Dan siapa yang menyangka jika kini ia kembali berhadapan dengan cinta pertamanya setelah sekian tahun tidak bertemu. "Aaahh ... jadi kamu temen yang kata Bu Nina gantiin dia sampai dia selesai cuti?" Nada tersenyum canggung dan mengangguk. "Pffttt ... jujur saja aku tidak menyangka kalau orangnya ternyata kamu. Kamu apa kabar?" tanya Farhan begitu ramah. Sama seperti dulu. Salah satu alasan kenapa dulu Nada sampai menjatuhkan hati pad
Baca selengkapnya

Bab 36. Cinta Lama Bersemi Kembali?

"Maksudnya Farhan cinta pertamamu itu?" tanya Dirga terperanjat. “Yang kata Delisha kamu masih mencintai dia?” Dengan ragu Nada memberikan anggukan kepala pelan mengiyakan. Dirga semakin terperanjat, petir di siang bolong seolah menggelegar berada tepat di telinganya. Apa lagi ini? Kemarin Fathir, Delisha, dan sekarang Farhan begitu? Rahang Dirga juga dengan seketika mengeras. "Kalau begitu aku tidak izinkan kamu kerja lagi!" ucap Dirga cepat, kita baru saja menyelesaikan masalah. Terus sekarang harus menambah masalah lagi begitu? Nggak ya, Yaang! Aku mulai capek dengan masalah orang ketiga di rumah tangga kita!" "Gak bisa kayak begitu, Mas. Kemarin kita sudah sepakat dan aku juga sudah mengiyakan. Aku akan dianggap tidak profesional kalau membatalkan begitu saja apalagi ini untuk hal masalah pribadi!" jawab Nada, "Lagipula kenapa kamu harus was-was? Kamu tidak percaya sama aku? Perselingkuhan itu terjadi atas dua pihak dan kuncinya ada di perempuan. Sekalipun nanti Kak Farhan m
Baca selengkapnya

Bab 37. Ada Apa Dengan Mereka?

Nada memperhatikan suaminya yang tiba-tiba memegang dada. Kerutan di dahi dan raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang menahan sakit. "Ehh... kenapa, Mas?" tanya Nada dengan nada khawatir. "Jangan buat aku parno ya!" keluhnya, mencoba menyembunyikan rasa cemas yang mulai menyelimuti hatinya."Sa-sakit... ahh... gak kuat aku. Lemes..." erang Dirga sambil memegang dadanya. Ekspresi wajahnya menunjukkan rasa sakit yang amat sangat. "Ihh... serangan jantung?" Nada bertanya dengan wajah yang pucat pasi. Ia lantas bergegas membantu suaminya berdiri, menggandeng tangannya dengan erat. "Kita ke rumah sakit sekarang," ucap Nada dengan suara yang bergetar karena rasa panik yang melanda. Dirga beranjak dari duduknya. Ia berdiri tegak, tangan kanan yang memegang dada bagian kiri dan tangan kiri yang merangkul pundak Nada. "Gak usah, kita ke kamar aja, Sayang,” ucap Dirga. "Kok ke kamar sih? Kalau kamu kenapa-kenapa bagaimana? Aku gak mau ya, Mas, menjadi janda! Aku gak mau anakku jadi yati
Baca selengkapnya

Bab 38. Memanfaatkan Keadaan

"Aku sangat yakin kalau yang tadi itu beneran Nada dan Kak Farhan! Tapi ... kalau itu betulan mereka, sedang apa mereka? Dan … mereka bersama?" gumam Delisha. Delisha duduk di kursi kerjanya di ruang guru, matanya menatap lurus ke papan tulis yang kosong. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja secara tidak sadar, sementara napasnya perlahan tapi dalam. Keningnya berkerut, menandakan betapa keras otaknya bekerja, memikirkan kembali apa yang baru saja dilihatnya. Di dalam benaknya, gambaran tersebut terus berulang, membuatnya bingung antara yakin dan tidak yakin apakah yang dilihatnya itu benar atau tidak."Aku harus memastikannya," gumam Delisha, suaranya nyaris tenggelam dalam keheningan ruangan.*** Beberapa hari kemudian. Setelah melihat Nada dan Farhan bersama, Delisha tak bisa menyingkirkan rasa penasaran yang menggelitiknya. Matanya terus memutar kembali momen itu, mencoba memastikan apakah ia benar-benar melihat Nada. Semakin dipikirkan, semakin yakin ia bahwa penglihatannya tidak sa
Baca selengkapnya

Bab 39. Melancarkan Aksi

Dirga tersenyum smirk mendengar Delisha berbicara, bibirnya melengkung dengan kepercayaan diri yang penuh sinisme. Ia kemudian menatap wanita itu dengan mata tajam, alisnya sedikit terangkat. "Ini ... aku tidak salah dengar?" katanya, suaranya mengandung nada ejekan."Mas?" Delisha memandang Dirga dengan mata berkaca-kaca, suaranya bergetar. "Demi apa pun, aku benar-benar minta maaf. Aku menyesali semua yang sudah aku lakukan." Suaranya semakin pelan dan penuh penyesalan. "Beberapa hari ini aku memikirkan semua yang terjadi, dan setelah dipikir-pikir, ternyata aku memang melakukan kesalahan besar. Aku menyesal, Mas.”Dirga duduk bersandar di kursinya, kedua tangannya terlipat di bawah dada. Matanya menyipit, mengamati Delisha dengan skeptis. "Kamu pasti sedang merencanakan sesuatu, kan?" tanyanya, nada suaranya penuh kecurigaan.Ia sulit mempercayai kata-kata maaf dari Delisha. Wanita sekeras kepala dan sepicik itu meminta maaf dalam waktu singkat? Rasanya terlalu aneh dan tidak masuk
Baca selengkapnya

Bab 40. Penuh Kepura-puraan

"Sedang melancarkan rencana baru lagi? Rencana apa yang sekarang sedang kamu lakukan?" Delisha terperanjat saat melihat Ryan yang berdiri di depannya. Langkahnya terhenti seketika, mata mereka bertemu dalam keheningan yang tegang.Sejak tadi, Ryan memang mendengar pembicaraan Dirga dan Delisha. Ekspresinya datar, tapi matanya menyiratkan ketidakpercayaan. Sama seperti Dirga, ia tidak bisa mempercayai kata-kata Delisha tentang penyesalan dan permintaan maaf. "A–aku ... aku—""Pfftttt ... sepertinya dugaanku dan Dirga benar. Kamu tidak tulus meminta maaf dan sedang merencanakan sesuatu. Katakan. Apa yang sedang kamu rencanakan? Aaahhh ... aku tebak. Kamu akan berpura-pura menyesal, kemudian mendekati Dirga perlahan agar dia kembali percaya padamu lagi. Lalu setelah itu, kamu akan menjebak dia tidur denganmu. Saat Dirga bangun, kamu akan berpura-pura menangis seolah menjadi korban. Lalu akhirnya meminta tanggung jawab. Begitu?"Delisha menatap Ryan dengan tatapan tak percaya. Berpikir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status