All Chapters of Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

Bab 51. Menjalankan Rencana

"Menyatukanmu dengan Dirga? Jangan harap! Aku malah akan membuat hubunganmu dengan Dirga semakin memburuk," ucap Delisha. Saat ini, ia sudah berdiri di depan rumah Nada dan Dirga. Dia memang sengaja datang ke rumah Nada untuk bicara di jam-jam yang mendekati Dirga pulang. Agar drama yang ia mainkan terlihat oleh Dirga dan kemarahan Dirga pada Nada semakin memuncak nanti. Setelah berdiri di depan teras rumah, Delisha mengetuk pintu rumah. Ceklek.Pintu akhirnya terbuka."Hai," ucap Delisha seraya melambaikan tangan. Ia memasang senyuman semanis mungkin dan tangannya mulai terlipat di bawah dada. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Nada dengan nada yang ketus.Jujur saja, setelah pertengkarannya dengan sang suami, entah mengapa ia mencurigai wanita di hadapannya itu. Berpikir jika yang terjadi dengan rumah tangganya sekarang ada sangkut pautnya dengan Delisha."Ya mau bertemu dengan kamu lah," jawab Delisha dengan kedua tangan yang terlipat di bawah dada. "Mau apa?" Tidak mau kalah, Nad
Read more

Bab 52. Memainkan Drama

"Astaghfirullah," ucap Dirga. Dia yang baru saja menghentikan laju mobilnya di depan teras rumah itu melihat Nada yang baru saja mendaratkan sebuah tamparan di pipi Delisha. "Kenapa Nada menampar, Delisha?" Dirga lantas keluar dari mobil dan memasuki pagar rumahnya. "Kasihan Mas Dirga, Nad. Dia sangat mencintai kamu." Sedikit jelas Dirga mendengar apa yang Delisha katakan karena wanita itu berbicara dengan nada yang terdengar emosional."Aaaaaarhhh!" "Delisha?" Dirga melihat Delisha yang terjatuh dari 3 anak tangga teras rumahnya. Melihatnya membuat Dirga berjalan cepat menghampiri wanita itu. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Dirga pada Delisha. Kemudian membantu wanita itu untuk berdiri. "Gak pa-pa, Mas, tapi agak nyeri sedikit di pergelangan kakiku, kayaknya kakiku terkilir." Delisha lantas beranjak dari posisinya, namun ternyata kakinya benar-benar terasa sakit saat ditekan. "Ssshh ... aahhh ...." "Dia bohong, Mas! Dia lagi akting! Kamu jangan percaya sama racun yang dia keluarin d
Read more

Bab 53. Berjalan Dengan Sempurna

"Lepas!" sarkas Dirga menepis tangan sang istri dengan tenaga yang lumayan kuat hingga Nada terjatuh. "Auuwhh!" Nada memegang pinggang bagian belakangnya saat terjatuh. Membuat Dirga yang melihatnya cukup kaget. Dia lantas membantu Nada untuk beranjak. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Dirga. Nada yang sudah berdiri itu menatap sang suami dengan tatapan kesal, ia menepis tangan Dirga yang memegangnya. Tanpa menjawab apa pun, ia langsung berbalik dan masuk ke rumah begitu saja. "Astaghfirullah," ucap Dirga mengusap wajah begitu frustasi. "Kamu bicara dengan istrimu, Mas. Bicara dengan kepala dingin dan jangan dengan emosi," ucap Delisha bersuara, "Aku pulang dulu." Delisha kembali meneruskan langkahnya, masih dengan langkah terpincang-pincang dengan sesekali dia mendesah nyeri. "Sshhh ...." Dirga yang melihatnya kini merasa dilema, ia harus masuk untuk bicara dengan Nada. Atau harus mengantarkan Delisha yang kakinya terkilir karena ulah sang istri. Karena merasa bersalah, Dirga akhirn
Read more

Bab 54. Mencurigakan

"Kandungan saya baik-baik saja kan, Bu Bidan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan? Bayinya tidak apa-apa?" tanya Nada dengan raut wajah yang masih panik dan khawatir. "Alhamdulillah baik-baik saja, tapi untuk sementara waktu jangan terlalu lelah dan jangan terlalu stress. Dan yang paling penting, hati-hati juga. Jangan sampai terjatuh lagi." Nada membuang napas lega setelah Bu Bidan mengatakan jika janinnya baik-baik saja. Tadi, setelah melihat ada noda darah di atas sprei ranjang, ia langsung bergegas ke bidan terdekat untuk memeriksakan kandungannya. Ia pendarahan karena terjatuh saat tak sengaja Dirga dorong tadi. Setelah keluar dari ruang bidan, Nada keluar untuk menunggu obat. Jarum jam di dinding ruangan tersebut sudah menunjukkan pukul 6 sore. Nada menatap layar ponsel, tak ada panggilan masuk dari sang suami. Membuatnya menjadi kesal. 'Dia sama sekali tidak mengkhawatirkan aku setelah membuat aku jatuh? Cih! Sepertinya sekarang aku benar-benar kalah. Delisha jauh lebih pint
Read more

Bab 55. Mulai Luluh

"Habis dari mana kamu, huh? Menemui selingkuhanmu?" tanya Dirga dengan nada yang sarkas. Setelah mengantarkan Delisha pulang ke rumahnya, ia pun langsung pulang. Ia yang sudah kesal pada Nada itu kini semakin kesal karena tak melihat keberadaan Nada di rumah. Dirga sempat menurunkan emosinya saat adzan magrib berkumandang dan memilih untuk pergi ke masjid. Tetapi setelah pulang dari masjid dan melihat rumah yang masih sepi, ia kembali marah lagi. Hampir 2 jam ia menunggu Nada sejak setelah pulang mengantarkan Delisha, akhirnya di pukul setengah tujuh malam, Nada pulang juga. "Terserah kamu lah, Mas, mau ngomong apa, aku bodo amat!" jawab Nada dengan suara yang datar. "Mulai berani kurang ajar ya kamu sama suami?!" Nada yang tadi berniat hendak menaiki anak tangga itu menghentikan langkah, kemudian menatap Dirga dengan raut wajah yang kesal. "Aku ngomong biasa aja loh, Mas. Gak pake suara tinggi. Kurang ajar sebelah mananya sih? Justru yang kurang ajar itu kamu! Setelah bikin is
Read more

Bab 56. Kembali Marah

"Aku sudah berhenti bekerja dengan Kak Farhan. Kemarin saat dia menelfon aku, itu karena aku baru saja kirim pesan kalau aku berhenti. Bukan dia yang sengaja menghubungi aku. Demi apa pun aku tidak punya hubungan apa pun dengan dia, Mas." "Kamu berhenti kerja?" tanya Dirga memastikan. Manatap Nada dengan tatapan serius dan kaget. Nada memberikan anggukan, ia lantas mengambil ponsel yang tadi ia taruh di atas nakas. Mencari pesan dengan nama Farhan dan langsung memperlihatkan pesan yang ia kirim pada Farhan tempo hari. "Ada tanggal dan jamnya, aku gak bohong sama kamu," ucap Nada.Dirga melihat pesan di layar, ternyata benar kata sang istri. Istrinya itu mengirimkan pesan jika dia berhenti bekerja."Tadi siang aku kerja di hari terakhir, sekalian bicara dengan Kak Farhan juga tentang keputusan aku yang mau berhenti. Dan alhamdulillahnya dia mengizinkan aku berhenti setelah aku mengatakan alasannya. Demi kamu, walau tidak enak hati aku tetap mengatakannya pada dia. Untung saja dia m
Read more

Bab 57. Mencari Tahu Yang Sebenarnya

"Ini kali ya kantornya Mbak Nina?" gumam Ryan, dia datang untuk mencari tahu sesuatu. Kemarin ia berjanji untuk membantu Nada mencari tahu tentang foto yang Mbak Nina kirim pada Dirga. Ia ingin tahu, dari teman yang mana Mbak Nina mendapatkan foto itu. Beruntung hari ini ia libur dan tidak ada mata pelajarannya. Jadi ia bisa mencari tahu hari ini juga. "Aku tunggu di sini saja, kantor biasa masuk jam delapan, kan? Ini masih jam setengah delapan. Mudah-mudahan Mbak Nina belum datang," ucap Ryan. Ia menunggu di dalam mobil yang ia parkirkan di seberang sebuah perusahaan. Hampir 15 menit menunggu, akhirnya yang ia tunggu datang juga. Dengan jelas ia melihat Nina di dalam mobil yang masuk ke perusahaan tersebut. Ia lantas keluar dari mobilnya juga dan menyebrang jalan. "Pak?" panggil Dirga pada satpam yang berjaga. "Mobil yang tadi itu mobilnya Mbak Nina?" "Aahh, yang silver itu? Iya, Mas. Itu Mbak Nina." "Bisa minta tolong, Pak. Katakan pada Mbak Nina kalau ada yang mencarinya. Ka
Read more

Bab 58. Lelah dan Ingin Menyerah

"Terima kasih, Pak," ucap Ryan pada seorang pria yang duduk di depan layar monitor memperlihatkan CCTV. Setelah kesulitan mendapatkan izin, akhirnya ia bisa juga melihat hasil CCTV dari restoran. Dia lantas keluar, bersama dengan Nina. Wanita itu tadi ikut dengannya untuk mencari informasi. "Bagaimana sekarang? Masih berpikir Nada wanita murahan setelah melihat CCTV?" tanya Ryan pada Nina. Nina yang ditanya itu diam tak menjawab. Ia jadi merasa bersalah karena sudah menuduh Nada tanpa bukti yang kuat. "Aku dengar Mbak Nina tidak suka pada Nada? Kenapa?" tanya Ryan. "Padahal Nada baik loh, aku mengenal dia sejak lama. Dia adik kelasku waktu SMA. Sedikit jelas aku tahu bagaimana sifat dia. Orang yang tidak suka dengan dia biasanya karena dia iri." "Aku tidak iri pada dia!" sahut Nina. "Terus kenapa Mbak Nina gak suka sama Nada? Salah dia apa?" "Bukan urusan kamu! Sudah, sekarang antarkan aku ke kantor lagi!" ucap Nina berjalan pergi. Ryan membuang napas kasar, ia mengikuti lang
Read more

Bab 59. Terbongkar

"Bagaimana keadaan Nada? Sudah membaik?" tanya Ryan begitu masuk ke ruang guru dan dilihatnya Dirga yang sedang duduk di kursinya sibuk dengan buku-bukunya. Dirga yang mendengar pun sontak menatap Ryan dengan alis yang bertaut. "Kamu tahu kalau Nada baru saja pendarahan?" tanya Dirga. "Ya tahu. Orang kemarin aku gak sengaja liat dia yang baru aja keluar dari bidan, aku anterin aja dia sampe depan komplek rumah kalian. Kamu jangan marah dan berpikir aku tega membiarkan dia jalan sendiri saat masuk komplek padahal dia baru saja pendarahan. Aku sudah menawarkan dia untuk diantar sampai rumah, tapi dia menolak. Katanya gak enak karena aku jadi makin jauh pulangnya. Aku juga udah paksa gak masalah, tapi dia juga maksa gak mau. Jadi ya sudah." Dirga menelan salivanya saat mendengar penjelasan Ryan. Jadi kemarin yang mengantarkan istrinya sampai di depan komplek seperti yang menjadi bahan gosip para tetangganya itu bukanlah Farhan, tetapi Ryan?"Astaghfirullah," ucap Dirga, ia memegang ke
Read more

Bab 60. Mengadu

"Mas ... Zayyan?" Mata Nada terbelalak saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya. “Kamu … betulan Mas Zayyan?” "Apa wajah Mas-mu ini berubah sampai kamu bertanya seperti itu?" tanya Pria yang berdiri selangkah di depan Nada itu. Nada yang sejak tadi kesal, memasang raut wajah yang tidak mood karena pertengkaran dengan suaminya itu kini mulai menampakkan senyuman saat melihat pria yang berdiri di hadapannya itu. Ia langsung memeluk dengan melingkarkan tangannya di leher pria itu. "Aaaa ... kangen," ucap Nada. Pria itu tersenyum, kemudian balas melingkarkan tangannya memeluk Nada juga. Dia yang Nada peluk itu bernama lengkap Zayyan Al-Fath. Dia adalah anak pertama dari mendiang sang ayah. Ia dan Zayyan seayah tetapi beda ibu.Sebelum menikahi Dian, ibunya Nada, ayah Nada pernah menikah dan mempunyai seorang putra yaitu Zayyan. Namun, istri pertamanya meninggal saat melahirkan Zayyan. Selang setahun kemudian, dia menikah kembali dengan ibunya Nada. Lalu 3 tahun kemudia
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status